1. Kalimat Efektif
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai
dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaan yang relatif lengkap. Kesatuan kalimat dalam bahasa tulis dimulai dari
penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
Tanya, atau tanda seru.
Dalam pengertian itu, ciri bersistem dan lengkap sangatlah penting, karena
kehilangan kedua ciri itu akan menyebabkan rangkaian kata yang tersusun tidak
memenuhi syarat sebuah kalimat. Rangkaian kata yang demikian tidak bisa
mendukung gagasan, pikiran, atau perasaan yang hendak disampaikan oleh penulis
kepada orang lain. Dengan de*mikian kalimat yang tersusun menjadi tidak efektif.
Perhatikan contoh rangkaian kata berikut ini!
(1) Guru bahasa Indonesia yang rajin melakukan berbagai kegiatan itu.
(1a) Yang rajin melakukan berbagai kegiatan itu mendapatkan banyak keuntungan .
Rangkaian kata (1) tidak bisa disebut kalimat. Mengapa demikian? Pertanyaan
tersebut masih perlu dijelaskan dengan menjwab pertanyaan mengapa atau bagaimana
Guru bahasa Indonesia yang rajin melakukan berbagai kegiatan itu? Jawaban
terhadap pertanyaan itulah yang melengkapkan pertanyaan itu menjadi kalimat.
Dalam hal ini adalah mendapatkan banyak keuntungan, yang merupakan predikat.
Sedangkan kata yang sebelumnya berfungsi sebagai bagian yang dijelaskan, yang
lazim disebut subjek. Dengan demikian, rangkaian kata (1a) dapat dikatakan sebagai
kalimat. Kalimat tersebut sesuai dengan sistem yang berlaku dan dapat mendukung
pengungkapan gagasan, pikiran, atau perasaan secara lengkap.
Dengan menulis karya ilmiah, penulis perlu memperhatikan syarat-syarat
penulisan kalimat yang efektif. Kalimat dikatakan efektif jika dapat mendukung
fungsinya sebagai alat komunikasi yang efektif. Maksudnya, bahwa kalimat
tersebut mampu mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan secara jelas,
sehingga tertangkap oleh pembaca sebagaimana yang diinginkan. Beberapa syarat
yang harus diperhatikan dalam menulis kalimat efektif adalah: (1) Kelengkapan,
(2) Kesejajaran, (3) Kebernalaran, (4) Kecermatan, dan (5) Kegramatikalan.
1.1 Kelengkapan
Kalimat yang efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap sesuai dengan
pola yang dipilih. Agar kelengkapan dapat terpenuhi, subjek kalimat harus ada,
predikat harus jelas, objek kalimatnya harus jelas jika predikatnya berupa kata kerja
transitif, pelengkap juga harus disertakan jika predikatnya berupa kata kerja yang
menghendaki pelengkap, dan pemenggalan tidak dilakukan pada kalimat majemuk
dengan tanpa mengubah strukturnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
(1) Dalam seminar itu membicarakan kemerosotan ahlaq.(tidak bersubjek)
(2) Ketidakefektifan rapat tersebut karena tidak direncanakan dengan baik.
(3) Pimpinan telah merencanakan secara matang, tetapi para anggota banyak yang
tidak hadir.
(4) Untuk mengatasi krisis moneter, IMF akan meminjami Indonesia.
(5) Pimpinan rapat harus mampu mentoleransi pendapat bahkan interupsi dari
anggota. Meskipun tidak sesuai dengan pendapat pribadinya.
Kalimat (1) dikatakan tidak lengkap kerena tidak ada objeknya. Jika Seminar
itu merupakan bagian yang hendak dijelaskan dengan subjek, maka penempatan kata
depan dalam justru meniadakan fungsinya sebgai subjek. Karena itu, kata depan
dalam harus dihilangkan, sehingga kalimat berubah menjadi:
Beberapa kata depan yang biasannya dipakai seperti itu antara lain dengan, bagi,
tentang/mengenai untuk, di, pada, dan kepada.
Kalimat (2) dikatakan tidak lengkap, karena tidak ada predikatnya. Kalimat
tersebt hanya terdiri dari unsur subjek (ketidakefektifan rapat tersebut) dan unsur
keterangan (karena tidak direncanakan dengan). Untuk melengkapinya diperlukan
penambahan unsur predikat, misalnya dengan menambahkan kata terjadi sesudah
unsure subjek, sehingga kalimat tersebut berubah menjadi:
(2a) Ketidakefektifan rapat tersebut terjadi karena tidak direncanakan dengan baik.
Kalimat (3) dikatakan tidak lengkap karena tidak ada objeknya, padahal
kalimat tersebut predikatnya kata kerja transitif (telah merencanakan). Untuk
melengkapinya, perlu menambah objek, misalnya dengan menempatkan kata rapat
atau kata ganti nya setelah kata merencanakan (dengan syarat apa yang dilaporkan
telah disebutkan sebelumnya), sehingga kalimat berubah menjadi
(3a) Pimpinan telah merencanakan rapat secara matang, tetapi para anggota banyak
yang tidak hadir.
(3b) Pimpinan telah merencanakan secara matang, tetapi para anggota banyak yang
tidak hadir
Kalimat (4) dikatakan tidak lengkap karena tidak ada pelengkapnya. Padahal
kata meminjami yang menjadi unsur predikat memerlukan pelengkap untuk
menjelaskan apa yang dipinjamkan. Untuk melengkapinya, dapat ditambahkan kata
US$ 5 milyar, misalnya sehingga kalimat berubah menjadi:
(4a) Untuk mengatasi krisis moneter, IMF akan meminjami Indonesia US$ 5 milyar.
Kata US$ 5 mliyar dapat bertukar fungsi dengan kata Indonesia, masing-masing
menjadi objek dan pelengkap, sementara predikat meminjami diubah menjadi
meninjamkan. Dengan demikian kalimat tersebut dapat diubah menjadi:
(4b) Untuk mengatasi krisis moneter, IMF akan meminjamkan US$ 5 milyar kepada
Indonesia.
1.2 Kesejajaran
Kaliamat yang efektif juga harus menampilkan kesejajaran antara gagasan
yang diungkapkan dengan bentuk bahasa yang dipergunakan. Syarat ini penting
untuk memperoleh pengungkapan gagasab yang sistematis, sehingga mudah dipahami
pembaca. Perhatiakan contoh kalimat berikut!
(7) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum menyetujuinya.
(8) Peningkatan disiplin pegawai dapat dilakukan dengan:
a. penyediaan sarana kerja yang memadai,
b. atasan memberi contoh atau teladan,
c. dan penciptaan suasana kerja yang menyenangkan.
Kedua kalimat tidak memperhatikan kesejajaran. Karena itu, perlu diubah menjadi
kalimat yang efektif.
(7a) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi belum disetujui pimpinan.
(7b) kami sudah lama mengusulkan program kerja ini, tetapi pimpinan belum
menetujuinya.
1.3 Kebernalaran
Kedua kalimat tersebut tidak bernalar. Kalimat (9) mestinya yang belum jelas adalah
pendapat Anda, sedangkan yang benar adalah saya belum mengerti atau belum
memahami. Pada kalimat (10) ketidaklogisan tanpak pada pernyataan pemerintah
menangguhkan dana yang tidak dikucurkan. Agar menjadi kalimat bernalar, kalimat
tersebut diubah menjadi
(9a) Saya belum memahami penjelasan Anda mengenai pembayaran dana proyek.
1.4 Kecermatan
(11) Sebelum rencana kerja ini diajukan, rencana kerja ini sebaiknya dicek terlebih
dahulu
(12) Bank Central Asia (BCA) adalah merupakan bank swasta terbesar di Indonesia.
(14) Penarikan tunai secara besar-besaran oleh nasabah bank BCA terjadi sehubungan
adanya isu pemilik bank tersebut terlibat kolusi.
(11a) Sebelum diajukan, rencana kerja ini sebaiknya dicek terlebih dahulu.
(12a) Bank Central Asia (BCA) adalah bang swasta terbesar di Indonesia.
(13a) Bank Centrak Asia (BCA) merupakan bang swasta terbesar di Indonesia.
(16a) Penarikan tunai besar-besaran oleh bank BCA terjadi sehubungan dengan
adanya isu pemilik bank tersebur terlibat kolusi.
Contoh
(17a) Para penyewa tidak mampu membayar sewa gedung perkantoran, meskipun
sewanya tidak menggukan tariff dalam rupiah.
(20) Hasil rasio ekspor dan bembayaran bunga hutan gluar negeri telah melewati
angka 32%. Namun, untuk mencapai target pada pelita VI dan VII sekitar 25%
masih perlu upaya besaar.
(21) Setelah dinyatakan ke luar dari APBN Bank Ekxim terus meningkatkan
kinerjanya, bahkan cadangan dolarnya kini lebih besar dibandingkan kewajiban
valasnya.
(22) Indeks 45 saham unggulan naik 1,697% pada titik 97,583, namun saham-saham
BUMN turun 4,2% pada titik 112,961.
Jika kata penghubung antarkalimat digunakan dengan benar, kalimat tersebut ditulis
sebagai berikur.
(21a) setelah dinyatakan ke luar dari APBN Bank Ekxim terus meningkatkan
kinerjanya. Bahkan cadangan dolarnya kini lebih besar dibandiangkan kewajiban
valasnya.
(22a) Indeks 45 saham unggulan naik 1,697% pada titik 97,583. Namun saham-saham
BUMN turun 4,2% pada titik 112,961.
1.5 Kegramatikalan
Kalimat yang gramatikal adalah kalimat yang mengikuti kaidah tata bahasa
yang telah ditetapkan. Kegramatikalan suatu kalimat ditunjukkan oleh kejelasan
struktur ketatabahasaan , penggunaan imbuhan, ketepatan penggunaan struktur pasif,
dan kelengkapan keterangan kalimat. Berikut ini disajikan contoh-contoh kalimat
yang tidak gramatikal.
Kalimat yang strukturnya jelas adalah kalimat yang memiliki kejelasan tipe
struktur yang digunakan. Ketidakjelasan struktur kalimat dapat dilihat berikut ini.
Kalimat tersebut akan menjadi jelas maknanya jika strukturnya diubah sebagai
berikut.
(24a) Para investor atau individu ada yang bersikap tidak menyukai resiko (risk
averse) sehubungan dengan investasi mereka pada sekuritas.
Dalam bahasa Indonesia,awalan me-N dan ber- dugunakan secara taat asas
pada verba aktif. Imbuhan tersebut sering digunakan secara tidak taat asas.
Contoh
Atau kedua kalimat tersebut merupakan struktur pelaku+verba tanpa awalan di-.
Jika demikian, di antara pelaka dan verba tidak disisipi unsur lain. Jadi unsur akan
dan harus dikedepankan, seperti terlihat dalam kalimat berikut.
Imbuhan yang sering digunakan secara salah adalah akhiran –nya. Akhiran
-nya merupakan akhiran posesif orang ketiga tunggal. Dalam penulisan surat resmi
sereng terjadi kesalahan sebagai berikut.
(28) Terima kasih atas kesediaannya untuk menjadi penyalur khusus produk kami.
(28a) Terima kasuih atas kesediaan Saudara untuk menjadi penyalur khusus produk
kami.
predikat kalimat padif yang pelakunya orang pertama atau orang kedua tidak
dapat dibentuk dengan menggunakan awalan di- berikut ini contoh kalimat pasif yang
tidak tepat.
(29) Sudah disadari oleh kita bahwa ekspansi ekspor non migas semakin melemah
sejak tahun 1993.
(30) Secara keseluruhan tahap pembangunan fisik telah diperkirakan oleh kami akan
selesai akhir bulan ini.
(31) Penyusunan laporan akhir bulan ini harus diselesaikan oleh kamu secepat
mungkin.
(29a) Sudah kita sadari bahwa ekspansi ekspor non migas semakin melemah sejak
tahun 1993.
(30a) Secara keseluruhan tahap pembangunan fisik telah kami perkirakan akan selesai
akhir bulan ini.
(31a) Penyusunan laporan akhir bulan ini harus kamu kerjakan secepat mungkin.
(33) Secara keseluruhan tahap pembangunan fisik telah mereka perkirakan selesai
akhir bulan ini.
(34) Penyusunan laporan akhir bulan ini harus dia kerjakan secepat mungkin.
(32a) Sudah disadari oleh mareka bahwa ekspansi non migas semakin melemah sejak
tahun 1993.
(33a) Secara keseluruhan tahap pembangunan fisik telah diperkirakan oleh mereka
selasai bulan ini.
(33a) Penyusunan laporan akhir bulan ini harus dikerjakan olehnya secepat mungkin.
d. Kelengkapan Kalimat
(35) Memenuhi permintaan saudara, bersama ini kami kirimkan daftar harga terbitan
kami.
Kalimat tersebut, terasa janggal jika urutan bagian-bagiannya diubah menjadi sebagai
berikut.
(35a) Bersama ini kami kirimkan daftar harga terbitan kami memenuhi permintaan
Saudara.
Kalimat (35a) itu akan terasa lebih janggal jika bagian memenuhi permintaan
Saudara didahului dengan kata untuk, sehingga kalimat itu menjadi.
(35b) Bersama ini kami kirimkan daftar harga terbitan kami untuk memenuhi
permintaan Saudara.