Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN PARAGRAF

A. Hakikat Paragraf
Dilihat dari wujudnya, paragraf umumnya terdiri atas sejumlah kalimat, atau
merupakan kumpulan dari sejumlah kalimat, meskipun ada juga yang terdiri atas satu
kalimat atau satu kata, misalnya kalimat penutup surat yang sering berupa kata terima
kasih. Sejumlah kalimat dalam paragraf saling kait-mengait sehingga membentuk
satu kesatuan. Dilihat dari isinya paragraf satu merupakan satuan informasi yang
memiliki ide pokok sebagai pengendalinya. Dari uraian ini dapat dijelaskan bahwa
paragraf adalah bagian dari satu karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya
Perhatikan contoh sebuah pragraf berikut ini!
(1) Nabi Adam a.s. dalam Alqur’an bukanlah kisah nyata dalam sejarah umat
manusia, (2) Ia adalah legenda (dongeng). (3) Adam a.s. dalam Alqur’an bukanlah
dimaksudkan menunjuk nama seorang manusia yang konkret, tapi merupakan sebuah
konsep tentang manusia itu sendiri. (4) Oleh karena itu, kisah Adam a.s. dalam
Alqur’an tergolong karya biografi yang memiliki tiga unsur, yaitu unsur murni
sejarah, unsur murni fiksi, dan gabungan antara unsur murni sejarah dan unsur murni
fiksi. (Iqbal dalam Jurnal Universitas Paramadina, 2002: 226).

Contoh tersebut merupakan paragraf yang terdiri atas empat kalimat yang
saling berkaitan. Kalimat tersebut terdiri atas dua unsur, yaitu kalimat topik, kalimat
penjelas dan kalimat penegas. Kalimat topik (ide pokok) adalah kalimat yang di
dalamnya mengandung gagasan pokok pembicaraan. Kalimat penjelas adalah kalimat
yang memperjelas pemaparan gagasan pokok yang terdapat dalam paragraf itu.
Sedangkan laimat penegas adalah kalimat yang fungsinya untuk mempertegas
gagasan yang telah disampaikan. Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf
tidak bersifat mutlak. Kalimat (1) di atas merupakan kalimat topik yang mengendung
ide pokok sebagai pengendali paragraf. Dikatakan sebagai pengendali karena ide
pokok itu mengendalikan uraian atau penjelasan selanjutnya, sehingga ide pokok
beserta penjelasan beikutnya membentuk suatu makna.
(1) Nabi Adam a.s. dalam Alqur’an bukanlah kisah nyata dalam sejarah umat
manusia

11
Kalimat (1) ini masih menimbulkan pertanyaan, mengapa nabi Adam a.s. dalam
Alqur’an bukanlah kisah nyata dalam sejarah umat manusia? Jawaban pertanyaan
ini dijelaskan pada kalimat berikutnya, yaitu pada kalimat (2—3)
(2) Ia adalah legenda (dongeng).
(2) Adam a.s. dalam Alqur’an bukanlah dimaksudkan menunjuk nama seorang
manusia yang konkret, tapi merupakan sebuah konsep tentang manusia itu
sendiri
(4) Oleh karena itu, kisah Adam a.s. dalam Alqur’an tergolong karya biografi
yang memiliki tiga unsur, yaitu unsur murni sejarah, unsur murni fiksi, dan
gabungan antara unsur murni sejarah dan unsur murni fiksi. Kesulitan sektor
pertanian karena mahalnya pupuk akan menurunkan produksi dan penyediaan
pangan.
Kaliamat (4) adalah kalimat penegas. Kalimat yang berfungsi menegaskan
kembali informasi yang termuat dalam kalimat (1) atau memberikan simpulan
terhadap keseluruhan paragraf.

B. Syarat-syarat Paragraf yang Baik


Dalam pengembangan paragraf, penulis harus harus menyajikan dan
mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan.
Persyaratan itu adalah: (a) kesatuan (b) kepaduan (c) kelengkapan. Syarat-syarat
tersebut diuraikan berikut ini.

a. Kesatuan
Syarat kesatuan paragraf terpenuhi apabila semua kalimat yang membangun
paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. Kesatuan di
sini tidak diartikan bahwa paragraf itu hanya meuat satu hal saja. Sebuah paragraf
yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa rincian,
dengan catatan bahwa semua harus bersama-sama menunjang sebuah maksud atau
tema tunggal. Jadi sebuah paragraf dikatakan meiliki kesatuan apabila kalimat-
kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan
topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan terhindar dari masuknya hal-hal
yang tidak relevan.

12
Perhatikan contoh berikut ini!
Permasalahan birokrasi Indonesia memang sangat berat dan lamban, sehingga
menjadi tidak efektif dan efisien dalam melayani dan mengakomodasi kepentingan
rakyat. Birokrasi Indonesia tidak bisa memobilisasi gerakan transformasi
pembangunan masyarakat secara cepat, untuk kemandirian negara. Hal ini merupakan
akibat dari sistem birokrasi yang panjang dan besar, sehingga dalam pelaksanaannya
memakan biaya tinggi. Dengan begitu kecenderungan birokrasi Indonesia hanya
melayani diri sendiri dan mengabaikan tugas utama, yaitu pelayanan masyarakat.
Nampaknya birokrasi Indonesia hanya menumpukan tenaga improduktif dan menjadi
beban bagi negara, tanpa memiliki produktivitas yang menguntungkan negara.

Dalam paragraf tersebut dikemukakan tentang satu gagasan pokok yaitu


Permasalahan birokrasi Indonesia memang sangat berat dan lamban, sehningga
menjadi tidak efektif dan efisien dalam melayani dan mengakomodasi kepentingan
rakyat. Gagasan pokok ini dijelaskan dengan beberapa gagasan penunjang berikut ini:
(1) Birokrasi Indonesia tidak bisa memobilisasi gerakan transformasi
pembangunan masyarakat secara cepat, untuk kemandirian negara.
(2) Hal ini merupakan akibat dari sistem birokrasi yang panjang dan besar,
sehingga dalam pelaksanaannya memakan biaya tinggi.
(3) Dengan begitu kecenderungan birokrasi Indonesia hanya melayani diri sendiri
dan mengabaikan tugas utama, yaitu pelayanan masyarakat.
(4) Nampaknya birokrasi Indonesia hanya menumpukan tenaga improduktif dan
menjadi beban bagi negara, tanpa memiliki produktivitas yang
menguntungkan negara

b. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah kepaduan atau
koherensi. Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kekompakan hubungan
antara sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk suatu paragraf.
Kepaduan terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang
membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Pembaca dengan mudah
dapat mengikuti jalam pemikiran penulis, tanpa mengalami hambatan, karena urutan
baik tidak loncatan-loncatan pemikiran yang membingungkan.
Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa
hal, di antaranya ialah: (1) pengulangan kata kunci, (2) pengulangan kata ganti, (3)
penggunaan transisi, (4) paraleism.

13
Contoh
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi rawan pangan di
Indonesia. Di antaranya upaya yang telah dilakukan adalah mendistribusikan beras
seharga Rp1000,00 per kg. untuk kualitas medium. Setiap kepala keluarga mendapat
jatah 10 kg. per bulan. Upaya lain adalah membentuk tim pemantau ketahanan pangan
untu operasi pasar khusus, mendorong ABRI manuggal pertama, dan sebagainya.
Upaya itu perlu didukung oleh semua pihak agar masalah yang memprinhatinkan
tersebut dapat teratasi.

Kepaduan paragraf tersebut diperoleh dengan penggunaan pengulangan kata kunci,


yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf.
Selain menggunakan kata kunci, kepaduan kata itu dapat diperoleh dengan
menggunakan transisi baik berupa kata maupaun berupa kelompok kata. Perhatikan
contoh berikut ini.
Meister Eickhar adalah mistikus dan cendekiawan terkemuka dari Ordo
Dominican. Dia lahir di Hochheim di Thuringia, Jerman, pada tahun 1260 M dan
wafat pada tahun 1327 M. Ajaran mistiknya mirip dengan Dante, sastrawan dan
mistikus Italia abad ke-13 M. Seperti halnya Dante, Eickhar menggabungkan
pengalaman mistik dengan kekuatan intelektual. Dia juga dipandang sebagai peletak
dasar filsafat dan mistisisme Jerman.. Sebagai rohaniawan terkemuka pada umumnya,
dia memiliki banyak pengikut dan murid.

c. Kelengkapan
Yang dimaksud dengan kelengkapan paragraf ialah paragraf yang berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat topik saja dikatakan paragraf yang belum lengkap.
Bandingkan contoh paragraf (1) dan (2) berikut ini.
1) Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) hari ini belum
mengalami kemajuan. Kondisi ini tidak berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
Beberapa saham unggulan tidak mengalami kenaikan yang berarti.

2) Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat
atau penggemar jenis binatang laut, seperti halnya penghuni darat atau burung-
burung yang indah. Tidak ada penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari,
kima atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis
mahluk laut tertentu, tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya.
Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah.
Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini, padahal rumah tiram yang
sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan
kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai barat Afrika sampai pantai barat
Laut Teduh, kini hanya dapat dijumpai di laut kecil yang terpencil. Dari mana
dana diperoleh untuk melindungi semuanya ini?
Paragraf (1) di atas termasuk paragraf yang tidak lengkap. Paragraf tersebut
walaupun terdiri atas lebih dari satu kalimat, tetapi bukan termasuk paragraf yang

14
lengkap karena kalimat-kalimatnya hanya merupakan pengulangan kalimat yang
pertama. Dapat kita lihat ungkapan belum mengalami kemjuan pada kalimat yang
pertama, hanya diulangi dengan sinonimnya, yaitu kata-kata tidak berbeda dan tidak
mengalami kenaikan pada kalimat kedua dan ketiga. Bandingkan dengan paragraf (2)
yang dikembangkan secara lengkap.

C. Strategi Pengembangan Paragraf


Dalam mengembangkan paragraf, ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
yaitu: (1) Secara alamiah, (2) Klimaks dan antiklimaks, (3) Perbandingan dan
pertentangan, (4) Analogi, (5) Contoh-contoh, (6) Sebab-akibat, (7) Definisi, dan (8)
Klasifiksi. Berikut diuraikan berbagai strategi pengembangan paragraph tersebut.
a. Secara Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan
waktu. Urutan ruang merupakan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik
berikutnya dalam satu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang
menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Contoh
Konglomerasi di Indonesia lahir sebagai produk kebijakan ekonomi Orba.
Pertumbuhannya dirancang oleh para teknokrat sejak awal pelita I, dengan cara
memacu kinerja bisnis swasta. Beberapa pengusaha pribumi yang jeli segera
memanfaatkannya. Mereka diberi kesempatan menggarap “lahan basah” bisnis.
Mula-mula bisnis mereka bergerak di bidang penyediaan bahan-bahan kebutuhan
pokok. Dalam perkembangannya bisnis konglomerat merambah pada sektor
manufaktur, pengelolaan pasca panen pertanian, otomotif, tambang, karet, farmasi,
dan lain-lain. Derivasi usaha diikuti dengan kepiawaian konsolidasi manajemen dan
kepiawaian mencari hutang bermuara pada mengelembungnya asset-aset produktif
konglomerat. Oleh karena aset-aset tersebut dijadikan jaminan untuk mencari hutang
guna mengembangkan ekspansi usaha. Demikian seterusnya, hingga tampilah daftar
konglomerat di Indonesia dalam table-tabel orang terkaya di dunia versi majalah
Forbes tahun 1996.

b. Klimaks dan Anti-Klimaks


Pengembangan paragraf dengan urutan ini didasarkan pada posisi tertentu dari
satu rangkaian merupakan posisi yang tertinggi yang paling menonjol. Bila posisi
yang tertinggi itu ditempatkan pada bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, bila
penulis menulis rangkaian dengan posisi yang paling menonjol dan makin lama makin
tidak menonjol disebut antiklimaks. Perhatikan contoh paragraf yang dikembangkan
dengan penonjolan pernyataan di akhir paragraf (Klimaks).

15
Penyelamatan kredit merupakan upaya bank melancarkan kembali kredit

bermasalah agar menjadi kredit lancar. Langkah yang dapat ditempuh adalah
melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit. Syarat-syrat tersebut meliputi
penjadwalan pembayaran kredit termsuk grace period. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian
kredit, yang tak terbatas pada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit.
Namun, perubahan itu tanpa diikuti tambahan kredit atas seluruh atau sebagian kredit
menjadi modal perusahaan. Alternatif lain adalah melakukan syarat-syarat perjanjian
kredit berupa pemberian tambahan kredit, atau melakukan konversi atas seluruh atau
sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan. Pelaksanaan beberapa alternatif cara
tersebut dapat ditunjang dengan kerjasama dengan mitra usaha yang mampu
memberikan tambahan modal dan keharusan nasabah menjual asetnya yang tidak
produktif.

c. Perbandingan dan Pertentangan


Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang dalam
pemaparannya dilakukan dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-
hal yang dikemukakan. Dalam perbandingan tersebut dkemukakan persamaan dan
perbedaan antara dual hal. Adapun yang dapat diperbandingkan dan dipertentangkan
adalah dua hal yang tingkatannya sama dan keduannya itu memiliki perbedaan dan
persamaan.
Contoh
Bebepara prinsip dalam kerangka kerja kebijakan Utang Luar Negeri Nasional
Swasta (ULNS) Indonesia mempunyai penyelesaian ULNS Meksiko dalam tahun
1995 beberapa prinsip tersebut adalah (1) resiko komersial ditanggung oleh dibitur,
(2) adanya kemungkinan pertanggungan biaya maksimum oleh pemeritah, dan (3)
penentuan grace period berdasarkan negosiasi dibitur-kreditor. Namun kondisi
Indonesia berbeda dengan Meksiko. Perbedaannya adalah pihak dibitur Meksiko tidak
meninggalkan kewajibannya. Problem mereka hanyalah utang jangka pendek,
sedangkan jangka panjang mereka tetap bisa membayar. Tahun 1995 Meksiko
membentuk badan pengumpulan devisa untuk dipasokan kepada dibitor swasta guna
membayar utang. Badan ini mendapat dukungan sepenuhnya baik dari IMF maupn
dari Amerika Serikat. Di samping itu, Meksiko mempunyai konsistensi ekonomi dan
politik serta aktif memberantas korupsi. Sedangkan penyelesaian ULNS di Indonesia
tidak didukung oleh dibitor. Pihak dibitor cenderung pasif dan tidak mengambil
inisiatif apapun untuk menyelesaikan kewajibannya. Di samping itu, pada saat ini
pemerintah Indonesia sedang dilanda krisis kepercayaan. Semula akar keraguan
kreditur hanya terpusat pada kemampuan membayar. Namun, kini keraguan kreditor
berakat pada konsistensi pemerintah.
.

16
d. Analogi
Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan oleh penulis untuk
membandingkan suatu yang sudah dikenal umum dengan yang kurang dikenal.
Gunanya untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal itu.
Contoh
Nasib bangsa Indonesia saat ini menyerupai nasib dua gelandangan dalam
drama Waiting for Godot karya Samuel Beckett. Sejak krisis moneter, krisis ekonomi
Indonesia makin porak-poranda. Harga barang naik drastis, laju inflasi yang tinggi,
kebangkrutan dan kemiskinan terjadi di mana-mana. Pada saat itu orang memberi
harapan “jangan kuatir, badai pasti berlalu. Ekonomi akan memabaik, kurs rupiah
akan stabil. Kita menuggu dana IMF yang akan menjadi penyelamat”. Namun krisis
moneter tak juga reda, bahkan kian hebat. Dalam drama Waiting for Godot, dua
gelandangan yang bernama Vladimir dan Estragon di jalan sepi menunggu kedatangan
Gadot. Anehnya, keduannya tak tahu siapa Gadot yang akan datang dan bakal
membawa kebaikan bagi mereka. Seseorang datang dan memberi tahu bahwa Gadot
hari ini tidak bisa datang, tetapi besok pasti datang. Mereka menunggu lagi, Gadot tak
datang lagi, dan Gadot memang tak pernah datang. Bangsa Indonesia adalah jutaan
Vladimir dan Estragonsedang menunggu Gadot. Sambil menunggu Gadot, kedua
tokoh itu mengisi waktu dengan berbicara ke sana ke mari, melakukan hal-hal yang
konyol seperti menarik tali sepatu dan memasang topi berulang-ulang, dan berdebat
apakah mereka menunggu Gadot pada tempat yang benar atau tidak. Bangsa
Indonesia juga melakukan hal-hal yang kurang lebih sama. Sambil menunggu
kedatangan penyelamat bangsa, orang sibuk mendirikan parpol baru, memperdebatkan
apakah presiden sekarang konstitusional ataukah tidak, berpolemik tentang SU MPR,
dan lain-lain. Akan tetapi, krisis moneter tidak segera teratasi karena pemerintah
kesulitan menentukan prioritas.

e. Contoh-contoh
Contoh-contoh ini digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan
terhadap generalisasi yang bersifat umum, agar pembaca dapat dengan mudah
menerimanya. Dalam hal ini, sumber pengalaman sangatlah efektif.
Contoh
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Presiden Habibie dinilai kalangan
investor asing maupun lokal tidak kredibel. Habibie sebagaimana ditulis dalam media
asing, dikenal sebagai Mr. Big Spender alias pemboros. Contoh yang paling nyata
adalah pembangunan landasan pesawat terbang di Makasar yang di prakarsainya.
Bandara Hang Nadim mempunyai landasan pesawat terpanjang di Asia, tetapi tidak
banyak pesawat yang mendarat di landasan tersebut. Contoh lain adalah pembangunan
jalan-jalan lain di Batam yang dibangun berdasarkan standar Amerika, padahal mobil
yang lewat tidak banyak.

f. Sebab-Akibat atau Akibat-Sebab

17
Pengembangan paragraf dengan sebab-akibat, sebab dapat berfungsi sebagai
pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Atau sebaliknya, dalam paragraf
dengan pengembangan akibat sebab, akibat sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai
pikiran penjelasnya.

Contoh
Pemerintah Indonesia belum berhasil memulihkan kepercayaan masyarakat
baik di dalam maupun di luar negeri. Para WNI keturunan memilih menyimpan
dananya di luar negeri. Menurut perkiraan dana WNI Cina yang disimpan di luar
negeri sekitar US$100 miliar. Selain itu, pengaruh Yen terhadap rupiah juga sangat
signifikan. Berbagai faktor tersebut mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah
atas AS pada bulan –bulan terakhir ini.

Bandingkan contoh sebab-akibat tersebut dengan paragraph akibat-sebab berikut ini.


Nilai tukar rupian terhadap dolar AS kembali melemah. Pengamat ekonomi
Prawirodirjo (1998) menilai hal tersebut disebabkan faktor melemahnya nilai tukar
Yen. Ketika nikai tukar Yen menguat maka nilai tukar rupiah pun menguat, begitu
juga sebaliknya. Di samping itu, faktor lain yang menjadi penyebab adalah masalahh
ekonomi dan politik di Indonesia yang tidak stabil. Pemerintah belum berhasil
menciptakan kepercayaan masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Hal ini
mengakibatkan banyak WNI keturunan yang menyimpan dananya di luar negeri.
Demikian juga investor asing, mereka ragu-ragu untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.

g. Definisi Luas
Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, kadang-kadang perlu uraian
yang panjang, berupa kalimat bahkan paragraf-paragraf. Paragraf yang demikian ini
disebut sebagai paragraf yang berfungsi sebagai definisi.
(1) Jalaludin al-Rumi adalah seorang ahli tasawuf dan penyair sufi Persia
terbesar sepanjang sejarah. Nama lengkapnya adalah Jalaludin Muhammad Bin
Husyain al-Khatibi al-Bahri. Nama al-rumi dikenakan sebagai takhallius (julukan)
karena dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konia, Turki, yang ketika masih
merupakan wilayah kekaisaran Byzantium disebut Rumawi Timur. Rumi dilahirkan
pada tanggal 6 Rabiul Awal 604 H. bertepatan dengan 30 September 1207 M. di
Baikh, Afghanistan (sekarang). Rumi wafat pada tanggal 6 Jumadil Akhir tahun 672
H. bertepatan dengan 16 Desember 1273 di Konia.

(2) Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat
diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti
oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam
wujud tulisan, kalimat berhuruf latin, dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!), dan sementara itu disertakan
pula di dalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong, tanda

18
koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang mengapit bentuk
tertentu. Tanda titik (.), tanda tanya(?), dan tanda seru (!) sepadan dengan intonasi
selesai. Sedangkan tanda baca hanya sepadan dengan jeda. Adapun kesenyapan
diwujudakan sebagai ruang kosong setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru atau
ruang kosong sebelum huruf kapital permulaan. Alunan titinada pada kebanyakan hal
tidak ada padanannya dalam bentuk tertulis

h. Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang dikelompokkan hal-hal yang
mempunyai persamaan pengelompokan ini biasanya dirinci lagi ke dalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil.
Dalam kegiatan menulis, seseorang dituntut memiliki beberapa kemampuan,
antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan
mengembangkan tulisan. Kemampuan kebahasaan antara lain kemampuan
menerapkan ejaan, tanda baca, kosa kata, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud
dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan
mengembangkan pokok bahasan, sub pokok bahasan, dan kemampuan membagi
pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

D. Penanda Hubungan Kepaduan


Penanda hubungan kepaduan atau penanda transisi berfungsi memadukan
hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam satu paragraf.
Penanda hubungan ini ada lima macam, yaitu: (1) Penunjukan, (2) Penggantian, (3)
Pelepasan, (4) Perangkaian, dan (5) Hubungan leksikal.

a. Penanda Hubungan Penunjukan


Yang dimaksud penunjukan ialah penggunaan kata atau frasa untuk
menunjuk atau mengacu kata, frase, atau mungkin juga satuan gramatikal yang lain.
Dalam penunjukan terdapat dua unsur, yaitu unsur penunjuk (upen) dan unsur
tertunjuk (uter). Kedua unsur itu haruslah mengacu pada referen yang sama.
Yang termasuk dalam penanda hubungan penunjukan tersebut ialah: (1)
Penunjukan itu, (2) Penunjukan ini, (3) Penunjukan tersebut, (4) Penunjukan berikut,
dan (5) Penunjukan tadi.
Contoh
(1) Perang saudara di Bosnia terus berkecamuk. PBB sukar mendamaikan
kedua belah pihak yang berselisih itu. Seluruh dunia kuatir dengan keadaan seperti
ini. Kekuatiran dunia ini, diperlihatkan dengan permintaan bantuan ke negara yang
sedang bergejolak itu
(2) setelah keluar dari BPPN, Bank Jatim melakukan berbagai upaya untuk

19
memulihkan citranya. Upaya itu, diwujudkan dengan mengganti moto lamanya, mitra
terpercaya usaha anda menjadi aman terpercaya. Selain itu, bank Jatim juga
memberikan kredit tanpa anggunan untuk membantu para pengusaha kecil.

b. Penanda Hubungan Pengganti


Penanda hubungan pengganti adalah penanda hubungan kalimat yang berupa
kata atau frase yang menggantikan kata, frase, atau satuan gramatikal lain yang
terletak di depannya atau di belakangnya.
Penanda hubungan pengganti ditandai oleh kata pronomina persona, seperti
kata ia, dia, beliau, mereka, dan klitika -nya, kata definit itu dan ini, kata penunjuk
tempat sana, situ, dan pronomina persona pertama dan kedua digunakan juga, tetapi
dalam hubunga eksoforik. Di samping itu, kata-kata yang menyatakan hubungan
kekeluargaan, seperti bapak, ibu, adik, kakak, saudara, juga dapat digunakan sebagai
penanda hubungan pengganti apabila kata-kata itu sebagai kata pronomina persona.
Contoh
(1) Sebanyak tujuh puluh sembilan kepala keluarga penduduk Desa Kemusu,
Kedungombo, Kabupaten Boyolali, yang saat ini menempati lokasi pemukiman di
dusun Ngrambah, mengharap adanya jaminan status tanah yang kini mereka tempati.
(2) Tanpa jaminan status tanah pemukiman, mereka kuatir sewaktu-watu digusur lagi
dari tanah yang sebelumnya bekas tanah kas desa itu. (3) Harapan itu disampaikan
lima wakil penduduk Desa Kemusu kepada DPRD Jateng, Selasa di Semarang. (4)
Kedatangan lima wakil penduduk desa Kemusu itu diterima Harminto, Robani Thoha,
dan Djuhad Masya dari PPP di gedung DPRD Jateng.

Contoh tersebut terdiri atas empat kalimat, yaitu kalimat (1), (2), (3) dan (4).
Kata mereka pada kalimat (1) dan (2) berfungsi sebagai penanda hubungan
penggantian, menggantikan penduduk Desa Kemusu yang tercantum pada kalimat
(1).

c. Penanda Hubungan Perangkaian


Yang dimaksud dengan hubungan perangkaian adalah adanya kata atau kata-
kata yang merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Penanda
hubungan perangkaian ada yang berupa kata dan kelompok kata.
Contoh
KATA KELOMPOK KATA
sebaliknya oleh karena itu
namun jika begitu
akhirnya walaupun demikian

20
padahal oleh karena itu
kemudian jika begitu
tetapi dll.

Sesunguhnya kata itu, begitu, dan demikian pada contoh tersebut merupakan
unsure pengganti (telah dibahas pada butir c).
Penanda hubungan perangkaian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
JENIS PENANDA HUBUNGAN CONTOH
PERANGKAIAN
(1) Penanda hubungan kelanjutan dan,
lagi,
lagi pula,
serta, dll.
(2) Penanda hubungan urutan waktu dahulu,
kini,
sekarang,
sebelum,
kemudian,
setelah,
sementara itu,
dll.
(3) Penanda klimaks paling, se … nya.
(4) Penanda perbandingan sama,
seperti,
ibarat,
bagaikan,
laksana,
dll.
(5) Penanda kontras tetapi,
biarpun,
meskipun,
walaupun,
dll.
(6) Penanda urutan jarak sebelah,
jauh,
dekat,
di sini,
dll
(7) Penanda ilustrasi umpama,
contoh,
misalnya,
dll.
(8) Penanda sebaba akibat karena,
sebab,
akibatnya,
dll.
(9) Penanda pengandaian jika,
kalau,

21
andaikan,
seandainya,
dll.
(10) Penanda simpulan kesimpulannya,
ringkasnya,
secara garis besar,
umumnya,
dll.

e. Penanda Hubungan Leksikal


Penanda hubungan leksikal ialah penanda hubungan yang disebabkan oleh adanya
kata-kata yang secara leksikal memiliki pertalian. Penanda hubungan ini ada tiga
macam yakni: (1) Pengulangan, (2) Sinonim, dan (3) Hiponim.

1. Pengulangan
Yang dimaksud dengan pengulanga adalah mengulang unsur yang terdapat
dalam kalimat di depannya. Terdapat empat macam pengulangan, yaitu: (1)
pengulangan sama tepat, (2) pengulangan dengan perubahan bentuk, (3) pengulangan
sebagian, dan (4) pengulangan dengan parafrase.
(1) Pengulangan Sama Tepat
Yang dimaksud dengan pengulangan sama tepat adalah pengulangan yang
unsur pengulangannya sama dengan unsur yang diulang. Unsur pengulangan
biasannya diikuti unsur itu, ini, dan tersebut.
Contoh
(1) Soetjipto Soentoro sebagai salah seorang pengurus korps pelatih dengan
nada tinggi mengatakan akan menemui Cholid untuk meminta pertanggungjawaban.
Soetjipto Soentoro tidak menerima jika dikatakan bahwa para platih Indonesia tidak
mampu melatih dengan baik. Walaupun persepakbolaan kita sedang lesu, kita tidak
dapat menyalahkan para pelatih. Soetjipto Soentoro mengatakan bahwa pelatih
Indonesia mampu mencetak pemain yang bermutu asal dibantu kesungguh-sungguhan
para pemain.

(2) Pengulangan dengan Perubahan Bentuk


Kadang-kadang unsur pengulangan mengalami perubahan bentuk. Perubahan
bentuk itu disebabkan karena keterikatan tatabahasa, misalnya karena unsure yang
diulang beupa kata kerja dan unsure pengulangannya berupa kata benda.
Contoh
(1) Presiden mengajak para pejuang Angkatan 45 untuk memadukan seluruh
perhatiannya dan pemikirannya dalam mengisi berbagai kekurangan dan menebus

22
berbagai kekeliruan di masa lampau, serta meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia
dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Ajakan Kepala Negara itu, dikemukan
pada pembukaan Musyawarah Besar Nasional (Mubenas IX Angkatan 45 di
Samarinda, Kalimantan Timur hari Selasa, 19 Januari 2003). Mubenas ini diikuti
sekitar 625 peserta dari seluruh Indonesia dan akan berlangsung sampai 22 Januari
2003.

Kalimat (1) terdapat kata mengajak yang berkelas kata verba berafiks me-. Kata ini
diulang pada kalimat (2) dengan mengubah bentuk menjadi Ajakan yang berkelas
kata nomina berafiks -an. Dengan demikian terjadi perubahan bentuk dari mengajak
menjadi Ajakan.
Perubahan-perubahan bentuk juga dapat terjadi pada pengulanga kata kerja
menjadi kata benda bentuk tertentu. Perhatikan contoh dalam tabel berikut ini.
PENGULANGAN MENJADI BENTUK NOMINA:
BENTUK VERBA :
di -an
di peN-an
meN- -nya
meN- -an
ber- peN-an
asal- ke-an
ter- ke-an
-asal ke-an
peN-an peN-

(3) Pengulangan Sebagian


Yang dimaksud dengan pengulangan sebagian ialan penguangan dari
sebagian unsurnya.
Contoh
(1) Pada suatu hari, Nago menyampaikan pidato di sekolah rakyat setempat. Di
sanalah untuk pertama kali Nago melihat seorang gadis kampung yang manis tetapi
sederhana. Gadis itu mendengarkan pidato Nago dengan penuh perhatian. Gadis itu
bukan karena ingin mendalami apa yang terjadi di sekitar daerahnya, tetapi lebih
tertarik pada tampang Nago yang gagah itu. Kehangatan sikap gadis itu tidak terletak
pada gaya yang berlebihan, tetapi pada pembawaannya yang sederhana dan agak
kemalu-maluan.
Pada kalimat (1) terdapat frase seorang gadis kampung yang manis tetapi
sederhana. Frase ini diulang pada kaimat (2), (3), dan (4), tetapi yang diulang hanya
kata gadis, diikuti kata itu, sebagai unsur petunjuk.

(4) Pengulangan Parafrase

23
Parafrase ialah pengungkapan kembali suatu konsepsi dengan bentuk bahasa
yang berbeda. Jadi pengulangan yang unsur pengulangannya berparafrase dengan
unsur terulang.
Contoh
(1) Pihak pemasaran kondominium Taman Baverly menawarkan program
penjualan khusus. (2) Pemasarannya dilakukan dengan pemberian bunga khusus untuk
kredit pemilikan apartemen (KPA). (3) Jangka waktu KPA dibatasi 5 tahun. (4) Selain
itu, ditawarkan pula pembelian tunai dengan harga khusus pula. (5) Harga yang
ditawarkan dalam bentuk dolar, tetapi nilai tukarnya sebesar Rp. 3.000,00 per dolar
AS.
Pada paragraf tersebut, sebagian kalimat (2) berparafrase dengan kalimat (1), dan
sebagian kalimat (5) berfarafrase dengan kalimat (4).

(5) Sinonim
Penggunaan sinonik sebenarnya juga merupakan pengulangan, hanya
pengulangan sinonim semata-mata pengulangan makna. Yang dimaksud di sini ialah
pengulangan suatu bahasa, khususnya kata atau frase, yang bentuknya berbeda
tetapi maknanya sama atau mirip.
Contoh
(1) Utang Valuta asing PT Gudang Garam senilai US$87 juta. (2) Sejumlah
pinjaman itu sedang dinegosiasikan dengan kreditor, Deutche Bank AG. (3) mereka
optimis akan mendapat perpanjangan selama 3-8 tahun, karena utang itu merupakan
modal kerja.
Pada kalimat (1) terdapat kata utang. Kata itu diulang dengan kata yang bersinonim,
dengan kata pinjaman pada kalimat (2), dan diulang lagi dengan kata utang pada
kalimat (3).

(6) Hiponim
Hiponim sama dengan sinomim, sebenarnya juga merupakan pengulangan,
hanya dengan hiponim unsur pengulangan mempunyai makna yang mencapai makna
unsur terulang, atau sebaliknya unsur terulang mencakupi unsur pengulangan.
Unsure hiponim yang mencakupi makna unsur yang lain disebut superodinat dan
unsur yang lain disebut subordinat.
Contoh
(1) Beberapa saham BUMN mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam
perdagangan saham di BEJ. (2) Saham PT Anika Tambang terangkat Rp. 300,00
ditutup pada harga Rp. 2.475,00. (3) Saham PT Semen Gresik naik Rp. 250,00 ditutup
dengan harga Rp. 3.800,00. (4) Sedangkan, saham PT Telkom naik Rp. 250,00 ditutup

24
pada harga Rp. 2.500,00.

DAFTAR BACAAN
Akhadiah, S., M.G., Ridwan, S.H. 1989. Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Keraf, G. 1984. Komposisi, Sebuah PengantarKemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa


Indah.

Oshima, A. dan Hogue, A. 1981. Writing Academic English, A Writing and Sentence
Structure Workbook for International Students. Addison-Wesley Publishing
Company.

Syafi’e, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi, proyek LPTK

Tibbetts, A.M. dan Tibbetts C. 1991. Strategies of Rhetoric with Handbook. New
York: Keper Collins.
Widyamartaya, A. 1993. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.

25
DAFTAR RUJUKAN
Tibbetts, A.M. dan Tibbetts C. 1991. Strategies of Rhetoric with Handbook. New
York: Keper Collins.

Keraf, G. 1984. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa


Indah.

Widyamartaya, A. 1993. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta:Tinta Press.

Syafi’e, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi, Proyek LPTK

Oshima, A. dan Hogue, A. 1981. Writing Academic English, A Writing and Sentence
Structure Workbook for International Students. Addison-Wesley Publishing
Company.

Akhadiah, S. dan M.G., Ridwan. 1989. Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa


Indonesia. Jakarta: Erlangga.

26

Anda mungkin juga menyukai