Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN ILMU KALAM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar study islam
Dosen Pengampu: Ahmad Hasan, M.Pd.

Disusun oleh
Adnin isrofiatul hasanah :E20191071
Niamur rohmania :E20191064
Safira ayu amelia :E20191092

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai ilmu kalam dan Integrasi
Bangsa sebaik-baiknya dan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang
diberikan kepada kami untuk bahan diskusi dan referensi bagi kami agar mengetahui lebih
luas tentang Ilmu kalam.

Demikian makalaha ini kami buat semoga bermanfaat bagi penulis serta pembaca.
Penulis masih merasa belum sempurna dalam penulisan makalah, maka kami berharap saran
dan kritik dari pembaca agar penulis dapat menulis lebih baik lagi.

Penulis

November, 2019

DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................................

Daftar isi ............................................................................................................................

Pendahuluan ............................................................................................................................

1. Latar belakang ................................................................................................................


2. Rumusan
makalah...........................................................................................................................
3. tujuan...............................................................................................................................

Pembahasan

1. Pengertian ilmu kalam


2. Kemunculan ilmu kalam
3. Aliran aliran dalam ilmu kalam

Kesimpulan

Daftar pustaka
Pendahuluan

A. Latar belakang

Islam sebagai agama (din) mempunyai dua dimensi, yaitu keyakinan (‘aqidah) dan
sesuatu yang diamalkan. Amal perbuatan merupakan perpan- jangan dan implementasi dari
‘aqidah tersebut. Islam adalah agama samawi yang bersumber dari Allah swt., yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad saw. yang berintikan keimanan dan perbuatan. Untuk alasan ini,
Muhammad Syaltout menulis al-Islam ‘Aqidah wa Syari’ah yang membahas pentingnya dua
dimensi ‘aqidah dan Syari’ah dalam ajaran Islam.1
Dalam sejarah peradaban Islam, paling tidak ada empat ilmu yang perkembangannya
sangat berpengaruh satu dengan yang lain, yakni Ilmu Fiqh yang membahas masalah hukum
dalam peribadatan dan kemasyarakatan; Ilmu Kalam, yang membicarakan tentang Tuhan
beserta derivasinya; Tasawuf membahas penghayatan kepada keberadaan Tuhan dan cara
untuk memperolehnya secara maksimal; dan Falsafah yang merupakan telaah spekulatif yang
mendasar tentang segala masalah, terutama tentang hidup dan lingkungannya.2
Keimanan dalam Islam merupakan dasar atau pondasi, yang di atasnya berdiri syariat
Islam. Antara keimanan dan perbuatan atau ‘aqidah dan Syari’ahkeduanya sambung
menyambung, tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain sebagaimana pohon
dan buahnya. Keimanan atau ‘aqidah dalam dunia keilmuan (Islam) dijabarkan dalam suatu
disiplin ilmu yang sering diistilahkan dengan Ilmu Tauhid, Ilmu ‘Aqa>’id, Ilmu Kalam, Ilmu
Ushuluddin, Ilmu Hakikat, Ilmu Makrifat, dan sebagainya. Sementara dimensi lain
menyangkut syariah dimuat dalam ilmu hukum Islam yang terdiri atas syariah dan fikih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ilmu Kalam ?
2. Bagaimana kemunculan ilmu kalam ?
3. Apa saja Aliran-aliran dalam ilmu kalam ?
C. TUJUAN
1. Agar mengetahui apa ilmu kalam.
2. Agar lebih memahami tentang kemunculan ilmu kalam.
3. Agar lebih tahu apa saja Aliran-aliran dalam ilmu kalam.
Pembahasan
A. PENGERTIAN ILMU KALAM

Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini
ingin menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu
kalam merupakan suatu cabang ilmu yang merupakan bagian dari displin
ilmu-ilmu berlatar Islam sebelum terlampau jauh membicarakan tentang ilmu
ini.
Kata Ilmu merupakan kata yang salah satu nama-Nya. Al-Ilmu juga
berarti maha mengetahui. Kata ilmu berakar dari 3 huruf. Sedangkan kata
kalam merupakan kata yang penuh makna. Kalam berarti pengucapan atau
ucapan.
Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam.
Ajran- ajaran dasar itu menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan
Al-Quran, serta orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim
dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal
surga dan neraka, dll.1
B. KEMUNCULAN ILMU KALAM
Ilmu kalam sebagai ilmu yang berdiri sendiri belum dikenal pada masa Nabi
Muhammad SAW. maupun pada masa sahabat. Akan tetapi baru muncul atau
dikenal pada masa berikutnya, setelah banyak orang yang membicarakan
persoalan metafisikAhmad Hanafi menerangkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya ilmu kalam terbagi menjadi dua, yakni faktor-faktor
yang datang dari dalam Islam dan kaum muslimin dan faktor-faktor yang datang
dari luar mereka, karena adanya kebudayaan-kebudayaan lain dan agama-agama
yang bukan Islam.
Faktor-faktor dari dalam, pertama, al-Qur‟an sendiri mengajak
kepada tauhid dan kenabian, dan juga golongan-golongan tentang
kepercayaan tauhid. Kedua, ketika kaum muslim selesai membuka negeri-
negeri baru untuk masuk Islam, dan mulai muncul persoalan agama dan
berusaha menjawabnya. Dan ketiga, persoalan-persoalan politik.
Sedangkan faktor-faktor dari luar Islam dan kaum muslimin, yaitu

1
. Eri Susanti; Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman Hal.25
pertama, banyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula beragama
Yahudi, Masehi, dan lain lain, apalagi sudah menjadi ulama‟, kemudian
masuk Islam. kedua, golongan Islam yang dulu, terutama golongan u‟tazilah,
memusatkan perhatiannya untuk penyiaran Islam dan membantah alasan-
alasan mereka yang memusuhi Islam. dan ketiga, para mutakallimin hendak
mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan filsafat, maka mereka
terpaksa mempelajari logika dan filsafat, terutama segi Ketuhanan.2
C. ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM

1. Aliran Khawarij

Khawarij adalah suatu nama yang mungkin diberikan oleh kalangan lapangan
di sana karena tidak mau menerima arbitrase dalam pertempuran siffin yang terjadi
wantara Ali dan Mu‟awiyah dalam upaya penyelesaian persengketaan antara
keduanya tentang masalah khalifah.
Khawarij berasal dari kata kharaja, artinya ialah keluar, dan yang dimaksudkan
disini ialah mereka yang keluar dari barisan Ali sebagai diterimanya arbitse oleh
Ali. Tetapi sebagaian orang berpendapat bahwa nama itu diberikan kepada mereka,
karena mereka keluar dari rumah-rumah mereka.
dengan maksud berjihad di jalan Allah. Hal ini di dasarkan pada QS An-Nisa:

100. Berdasarkan ayat tersebut, maka kaum khawarij memandang kaum khawarij
memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah atau kampung
halamannya untuk berjihad. 3
Bila di masa Rasulullah kafir hanya untuk mereka yang tidak memeluk Islam
tapi kaum Khawarij memperluas pengertiannya dengan memasukkan orang-orang
yang telah masuk Islam. Yakni orang Islam yang bila ia menghukum, maka yang
digunakan bukanlah hukum Allah.4
Ajaran Khawarij bermula dari masalah pandangan mereka tentang kufur.
Kufur (orang-orang kafir), berarti tidak percaya. Lawannya adalah iman (orang
yang dikatakan mukmin) berarti percaya. Di masa Rasulullah kedua kata itu
termanifestasi secara tajam sekali, yakni orang yang telah percaya kepada Allah

2
Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam); Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012)
Hal. 10
3
Chaerudji, Ilmu Kalam (Jakarta: Diadit Media, 2007), hlm. 33
4
Yunan Yusuf, Alam pikiran islam pemikiran: dari khawarij ke Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi (Jakarta: Kencana, 2004), hlm.44
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang tidak
percaya kepada Allah tersebut. Dengan kata lain, mukmin adalah orang yang telah
memeluk agama Islam sedangkan kafir adalah orang yang belum memeluk agama
Islam.5
1. Aliran Syiah

Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok atau
pengikut sahabat atau penolong. Pengertian itu kemudian bergeser mempunyai
pengertian tertentu. Setiap kali orang menyebut syiah, maka asosiasi pikiran orang
tertuju kepada syiah-ali, yaitu kelompok masyarakat yang amat memihak Ali dan
dan memuliakannya beserta keturunannya. Kelompok tersebut lambat laun
membangun dirinya sebagai aliran dalam Islam. Adapun ahl al-bait adalah “family
rumah nabi”. Menurut syiah yang dinamakan ahl bait itu adalah Fatimah,
suaminya Ali, Hasan dan Husein anak kandungnya, menantu dan cucu-cucu Nabi,
sedang isteri-isteri nabi tidak termasuk Ahl alBait.6

2. Aliran Jabariyah

Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan
mengharuskannya melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz al- jabr yang
berarti paksaan. Kalau dikatakan Allah mempunyai sifat Al- jabbar (dalam bentuk
mubalaghah), itu artinya Allah Maha Memaksa. Selanjutnya kata jabara setelah
ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu aliran. Lebih lanjut Asy- Syahratsan
menegaskan bahwa paham Al jabr berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam
arti yang sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, Dengan kata lain
manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.15
Secara istilah, jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia kepada Allah
SWT. Jabariyyah menurut mutakallimin adalah sebutan untuk mahzab al-kalam yang
menafikkan perbuatan manusia secara hakiki dan menisbatkan kepada Allah SWT
semata.7
3. Aliran Qodariyah

Qadariyah berasal dari kata “qodara” yang artinya memutuskan dan


5
M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 46
6
Chaerudji, Ilmu Kalam (Jakarta: Diadit Media, 2007), hlm.52

7
Muhammad Maghfur, Koreksi Atas Kesalahan Pemikiran Kalam dan Filsafat Islam,(Bangil: Al-Izzah, 2002), hlm.41.
kemampuan dan memiliki kekuatan, sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam.
Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk salah satu aliran yang memberikan
penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan
perbuatan-perbuatannya. Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai
Qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari
pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada Qadar atau pada Tuhan.
Adapun menurut pengertian terminologi Qodariyyah adalah suatu aliran yang
mempercayai bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Aliran
ini juga berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya,
ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendak sendiri. Berdasarkan
pengertian tersebut, qodariyyah merupakan nama suatu aliran yang memberikan suatu
penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatannya.
Harun Nasution menegaskan bahwa kaum qodariyyah berasal dari pengertian bahwa
manusia mempunyai qodrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, akan
tetapi bukan berarti manusia terpaksa tunduk paada qodrat Tuhan. Kata qadar
dipergunakan untuk menamakan orang yang mengakui qadar digunakan untuk
kebaikan dan keburukan pada hakekatnya kepada Allah.8

4. Aliran Maturidiyah

Nama Maturidiyyah diambil dari nama tokoh pertama yang tampil mengajukan
pemikiran sendiri. Nama lengkapnya adalah Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud
al-Maturidi. Beliau lahir di Samarkand pada pertengahan kedua abad kesembilan
Masehi kedua abad ke-9 M dan meninggal tahun 944 M.
Aliran Maturidiyyah yang dikatakan tampil sebagai reaksi terhadap pemikiran-
pemikiran mu‟tazzilah yang rasional itu, tidaklah seluruhnya sejalan dengan
pemikiran yang yang diberikan oleh al-asy‟ari. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya
bahwa pemikiran teologi asy‟ari sangat banyak menggunakan makna teks nash
agama (Quran dan Sunnah), maka Maturidiyyah dengan latar belakang mazhab
Habafi yang dianutnya banyak menggunakan takwil.9

5. Aliran Murji’ah

8
Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah: Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan Pemikiran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 25
9
Yunan Yusuf, Alam pikiran islam pemikiran: dari khawarij ke Buya Hamka Hingga Hasan Hanaf i(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 99
Murjiah berasal dari bahasa Arab irja artinya penundaan atau penangguhan.
Karena sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan sebagai
“orang-orang yang diam”. Mereka meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan
atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman atau dosa tidak berlaku
selamanya. Oleh karena itu, ia menunda atau menahan pemutusan dan penghukuman
pelaku dosa di dunia ini. Hal ini mendorong mereka untuk tidak ikut campur masalah
politik. Satu diantara doktrin mereka adalah shalat berjamaah dengan seorang imam
yang diragukan keadilannya adalah sah. Doktrin ini diakui oleh kalangan islam sunni
namun tidak untuk kalangan syiah.10

10
Muhammad Arifin Ilham, ensiklopedia tasawuf imam al-ghazali (Jakarta: Hikmah, 2009), hlm. 320
PENUTUP

Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin
menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam membahas
ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajaran-ajaran dasar itu menyangkut wujud
Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang yang
percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak
percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka, dll.
Ilmu kalam memiliki banyak aliran yang diantaranya: Khawarij, Syiah, Qadariyah,
Jabariyah, Murji‟ah, Maturidiyyah,. Setiap aliran-aliran yang ada di dalam ilmu kalam
memiliki doktrin-doktrinnya masing- masing yang mereka yakini dan mereka
pertahankan
DAFTAR PUSTAKA

Chaerudji, Ilmu Kalam (Jakarta: Diadit Media, 2007), hlm. 33


Eri Susanti; Jurnal Ad-Dirasah: Jurnal Hasil Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman Hal.25
M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 46
Muhammad Arifin Ilham, ensiklopedia tasawuf imam al-ghazali (Jakarta: Hikmah, 2009),
hlm. 320

Muhammad Maghfur, Koreksi Atas Kesalahan Pemikiran Kalam dan Filsafat Islam,(Bangil:
Al-Izzah, 2002), hlm.41.
Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam); Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) Hal. 10
Yunan Yusuf, Alam pikiran islam pemikiran: dari khawarij ke Buya Hamka Hingga Hasan
Hanaf i(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 99

Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah: Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan
Pemikiran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 25

Anda mungkin juga menyukai