Anda di halaman 1dari 5

Mama : Abdul Haris Bastion .

NPM : 170404030009

Kelas : Pendidikan Ekonomi

1. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki misi yang sangat mulia. Seperti yang


diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Menengah dan Dasar, untuk kelompok mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian memiliki cakupan sebagai
berikut: Kelompok mata pelajaran kewarga negaraan dan kepribadian dimaksudkan
untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan ber negara, serta
peningkatan kualitas diri nya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan ke bang saan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kese taraan
gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ke taatan membayar
pajak, dan sikap ser ta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme (Sapriya,
2007:22).
Fungsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ialah membuka peluang seluas-
luasnya bagi para warga negara, menyatakan komitmennya dan menjalankan
perannya yang aktif, untuk belajar mendewasakan diri, khususnya mengenai
hubungan hukum, moral dan fungsional antara para warga negara dengan satuan-
satuan organisasi negara dan lembaga-lembaga publik lainnya. Sosok warga negara
yangbaik yang ingin dihasilkan oleh Pendidikan Kewarganegaraan adalah warga
negara yang merdeka yang tidak jadi beban bagi siapapun, yang melibatkan diri
dalam kegiatan belajar, memahami garis besar sejarah, cita-cita dan tujuan bernegara,
dan produktif dengan turut memajukan ketertiban, keamanan, perekonomian, dan
kesejahteraan umum. Jika disederhanakan maka fungsi dan tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk membentuk atau mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang baik (Maftuh, 2008:134)
2. Negara dan kewarganegaraan
a. Pengertian negara
Menurut Roger H. Soltau, negara adalah alat agency atau wewenang/authority
yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama. Menurut Harold
J. Laski, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada
individu atau kelompok yang merupa-kan bagian dari masyarakat itu. Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara
kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-
asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.
Sehingga negara adalah suatu kelompok yang terorganisasi, yaitu suatu kelompok
yang memunyai tujuan-tujuan yang sedikit banyak dipertimbangkan, pembagian
tugas dan perpaduan kekuatan-kekuatan. Anggota-anggota kelompok ini para
warga negara, bermukim di suatu daerah tertentu, negara memiliki di daerah ini
kekuasaan tertinggi yang diakui kedaulatannya. Ia menentukan bila perlu dengan
jalan paksa dan kekerasan, batas-batas kekuasaan dan orang-orang dan kelompok
dalam masyarakat di daerah ini. Hal ini tidak menghilangkan kenyataan bahwa
kekuasaan negara pun memunyai batas-batas, umpamanya disebabkan kekuasaan
dan badan internasional dan supra nasional. Kekuasaan negara diakui oleh warga
negara dan warga negara lain, dengan kata lain kekuasaan tertinggi disahkan
wewenang tertinggi. Maka ada suatu pimpinan yang diakui oleh negara, yaitu
pemerintahan.
Sangat perlu adanya suatu negara karena harus ada yang mengatur sekelompok
manusia yang saling berinterkasi dan bekerj-sama untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka. Sehingga diperlukan suatu negara untuk mengatur dan
mengendalikan persoalan-persoalan bersama.
b. warga negara menurut Aristoteles adalah seluruh manusia yang menjadi
komponen tubuh politik yang terdiri dari bagian-bagian untuk membentuk
negara.Warga negara dalam konteks pemikiran Aristoteles disini tidak termasuk
mereka kaum petani dan mekanik (Pasaribu, 2016). Karena bagi Aristoteles yang
berhak menyadang status warga negara hanyalah mereka yang memiliki
kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik dengan memiliki nalar
berpolitik dan kedudukan dalam Polis. Warga negara merupakan orang-orang
bangsa Indonesia dan orang-orang negara lain yang disahkan oleh undang-undang
menjadi warga negara Indonesia. Sedangkan penduduk adalah orang-orang
Indonesia maupun orang-orang negara lain yang bertempat tinggal di Indonesia.
Kedudukan warga negara di dalam suatu negara sangat penting statusnya terkait
dengan hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara.Perbedaan status /
kedudukan sebagai warga negara sangat berpengaruh terhadap hak dan kewajiban
yang dimiliki baik yang mencangkup bidang politik, ekonomi, sosial budaya
maupun Hankam. Berikut dijabarkan mengenai kedudukan warga negara dalam
negara :
 Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang akan memiliki
hubungan dengan negara. Hubungan itu berwujud status sebagai warga
negara, peran sebagai warga negara, serta hak dan kewajiban sebagai
warga negara.
 Sebagai warga negara, maka ia memiliki hubungan timbal balik yang
sederajat dengan negaranya.
 Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan
positif.
 peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif,
dan positif (Cholisin, 2000).
Di samping kedudukan warga negarajuga mempunyai peran dalam negara dimana
dalam konteks kedudukan sesuai dengan paparan diatas warga negara di jamin
dalam undang-undang agar mempunyai kedudukan antara hak dan kewajiban
sebagi warga negara dan memiliki hubungan timbal balik dengan negara, untuk itu
sebagai warga negara sudah sepatutnya mempunyai peran dalam negara untuk
menciptakan suatu korelasi yang baik dalam menjalankan sebuah negara yang
demokratis.
c. Kewarganegaraan ialah keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan politik
tertentu (secara khusus ialah negara) yang dengannya akan membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan memiliki keanggotaan
yang sedemikian ialah disebut warga negara.
Manfaat status kewarganegaraan adalah ada kepastian hukum yang berlaku pada
seseorang warganegara berkaitan dengan hukum perdata dan hukum publik,
sehingga hukum manakah yang mengikat orang tersebut tentunya hukum Negara
yang mengakui ia sebgai angotanya.
3. Membangun kerukunan dalam kehidupan masyarakat yang multikultural, memerlukan
kesepahaman di antara subkultur masyarakat yang terdapat di dalamnya. Pada situasi
ini, penting menyadari perlunya membangun kesadaran sikap tradisional dengan
upaya saling membangun keterikatan antara satu subkultur masyarakat dengan
lainnya (Irwan, 2015). Menghargai berbagi keberagaman yang ada. Menjadikan
keberagaman itu sebagai alat pemersatu kedekatan kita dalam hidup bersama.
Menjaga keberagaman yang ada, membuat keberagaman sebagai daya tarik agar tidak
punah. Contoh menjaga keragaman dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
beragama yaitu ikut serta dalam membantu menjaga ketertiban dan keamanan saat
hari raya saudara kita yang beragama lain.
4. Dengan meningkatkan kerukunun supaya perbedaan yang ada tidak meyebabkan
perpecahan melainkan dapat memperkuat tali persaudaraan yang ada sehingga apabila
ada kelompok anti kebergaman tidak akan mempengaruh dan dapat menghadang aksi
kelompok anti keberagaman tersebut.
DAFTAR RUJUKAN

Cholisin. 2000. Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan-Pendidikan Kewarganegaraan.


UNY.Yogyakarta.

Irwan Abdullah, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


2015), 165.

Maftuh, B. (2008). “Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui Pendidikan


Kewarganegaraan”. Jurnal Educationist. Vol. II. No.2, pp 134-144.[online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._II_No._2Juli_2008/7_
Bunyamin_Maftuh_rev.pdf [25 Mei 2012]

Pasaribu, S. (2016). Politik Aristoteles. Yogyakarta: Narasi-Pustaka Promothea.

Sapriya. (2007). “Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Warga


Negara”. Jurnal Sekolah Dasar, Tahun 16, No. 1, pp 22-34 [online]. Tersedia:
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/161072234.pdf [18 Mei 2012]

Anda mungkin juga menyukai