Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampu: Drs. Sukarjo, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Ulinuha Fatonah (1401420152)

2. Fara Zaitun Chusnullita (1401420252)

3. Melia Diana (1401420282)

4. Sevi Ristanti (1401420312)

5. Yessica Febriyanty (1401420382)

6. Uli Arif Fajar (1401420412)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Desain Pengembangan
Kurikulum”, pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum ini tepat pada waktunya.

Kami juga menyadari bahwa di dalam penyelesaian makalah ini tidak telepas dari bantuan
berbagai pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen yang telah membimbing dan
memberikan arahan tentang bagaimana pengerjaan makalah dengan baik danbenar.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah bekerja sama dalam
pelaksanaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi parapembaca.

Makalah ini masih belum sempurna untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalahini.

Semarang, 25 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................1

KATAPENGANTAR.......................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BABI PENDAHULUAN...................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................4

C. Tujuan Penulisan..................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................

A. Pengertian Desain Kurikulum Pendidikan...........................................6

B. Prinsip Desain Pengembangan Kurikulum...........................................6

C. Komponen Dalam Desain Kurikulum Pendidikan...............................7

D. Model- model (Pola) Desain Kurikulum Pendidikan...........................7

E. Langkah – Langkah Rancangan Desain Kurikulum Pendidikan..........13

BAB III PENUTUP..............................................................................................

Kesimpulan.................................................................................................14

Saran...........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas Pendidikan nasional sangat penting diperhatikan. sebab berfungsi untuk


mengembangkan kemampuan membentuk serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan tujuan negara “mencerdaskan kehidupan
bangsa & negara” dapatterwujud.
Sekalipun keberadaan guru dan peserta didik sebagai subsistem pendidikan dianggap
yang paling menentukan dalam proses dan keberhasilan pendidikan, namun keberadaan
kurikulum yang diposisikan sebagai isi dan sekaligus sebagai proses pendidikan juga sangat
menentu-kan. Dalam kata lain, bahwa eksestensi kurikulum dalam proses dan keberhasilan
pendidikan juga tidak kalah pentingnya dibandingkan guru dan siswa. Bahkan sebuah upaya
pendidikan tanpa adanya kurikulum dapat dikatakan upaya pendidikan tersebut tidak
memiliki isidan arah yang jelas.
Pemahaman kepada seluruh praktisi pendidikan, para guru, siswa, orangtua,
pimpinan lembaga pendidikan dan lainnya terhadap kurikulum menjadi sangat penting
untuk diperhatikan. Dalam perjalanan sejarahnya, kurikulum senantiasa berubah dan
berganti. Hal ini wajar dan dinamis, karena kurikulum sebagai isi dan proses pendidikan
harus senantiasa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana dan kapan kurikulum
tersebutdigunakan.
Sebelum mengimplementasikan suatu kurikulum, maka langkah awal adalah
menentukan konsep dan komponen dalam kurikulum. Konsep & Komponen merupakan
bagian dari desain kurikulum, maka dengan demikian dalam pengembangan kurikulum
hendaknya diawali dengan merencanakan, yang dilanjutkan dengan validasi, implementasi
dan evaluasi. Proses pengembangan tersebut
Maka menambah penting pemahaman terhadap desain setiap kurikulum yang ada,
agar dalam peng-implementasiannya sesuai dengan apa yang diharapkanoleh kurikulum itu
sendiri. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut terkait desain kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desain kurikulum Pendidikan?

4
2. Bagaimana prinsip desain kurikulum Pendidikan?
3. Apa saja komponen-komponen dalam desain kurikulum Pendidikan?
4. Bagaimana model-model (pola) desain kurikulum Pendidikan?
5. Bagaimana langkah-langkah rancangan desain kurikulum Pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui desain kurikulum Pendidikan
2. Untuk mengetahui prinsip desain pengembangan kurikulum
3. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam desain kurikulum Pendidikan
4. Untuk mengetahui model-model (pola) desain kurikulum Pendidikan
5. Untuk mengetahui Langkah-langkah rancangan desain kurikulum pendidikan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Kurikulum


Desain Kurikulum mengandung arti sebagai pengaturan (arrangement) komponen atau
elemen-elemen atau anatomi kurkulum yang meliputi tujuan, isi/materi,aktivitas
pembelajaran dan evaluasi. Sedangkan fokus permasalahan dari desain kurikulum adalah
berkenaan dengan persoalan scope, squence, continuity, dan integration kurikulum.
Desain kurikulum berkaitan dengan kemasan atau penyusunan empat komponen
kurikulum sehingga merupakan suatu kesatuan yang integral untuk membuahkan
pengalaman belajar yang relevan dengan tujuan pendidikan tertentu. Keempat komponen
itu diantaranya terkait tujuan pendidikan yang akan dicapai (goals & objectives),
pengalaman belajar dengan materi pelajaran yang perlu diberikan, susunan materi &
pengalaman belajar & Evaluasi terkait informasi seberapa jauh tujuan pendidikan yang
telah tercapai.
Menurut Zais, desain kurikulum dibagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi vertical &
horizontal. Dimensi vertical yakni terkait permasalahan sequence dan continuity, atau
berkenaan dengan penyusunan sistematika bahan/isi kurikulum berdasarkan tingkat
kesulitannya, misalnya dari yang mudah ke yang sulit atau sebaliknya. Dapat pula
berdasarkan tingkat kesiapan siswa (kematangan usia atauupun intelektual) dalam
menerima materinya memiliki tingkat kesulitan yang bertingkat dan berkelanjutan atau
memiliki sequence dan continuity. Adapun dimensi horizontal yakni terkait pada
permasalahan scope dan integration. atau berkenaan dengan penyusunan isi kurikulum
yang sering diintegrasikan dalam suatu proses pembelajarannya, misalnya pengintegrasian
beberapa materi yang sama dalam kegiatan pembelajaranbersama3.
Pengembangan kurikulum mencakup proses identifikasi, analisis, sintesis,evaluasi,
pengambilan keputusan & kreasi elemen kurikulum. Pengembangan kurikulum merupakan
suatu proses dalam menentukan terkait perancangan kurikulum sehingga dapat berjalan
dengan efektif.

6
B. Prinsip Dalam Pengembangan Desain Kurikulum

Menurut Fred Percival dan Henry Ellington desain kurikulum adalah pengembangan
proses perencanaan, validasi, implementasi, dan evaluasi kurikulum. Selanjutnya, Saylor
mengemukakan terkait delapan prinsip dalam mendesain kurikulum, diantaranya sebagai
berikut:
1) Memudahkan dan mendorong seleksi serta mengembangkan semua jenis pengalaman
belajar yang esensial demi pencapaian prestasi belajar sesuai dengan hasil yang di
harapkan.
2) Berbagai pengalama belajar yang bermakna dalam rangka merealisasikan tujuan-tujuan
Pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang belajar dengan bimbingan guru.
3) Memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan prinsip-
prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan
belajar di sekolah.
4) Memunginkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas dan
tingkat kematangan siswa.
5) Mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak yang di peroleh
di luar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.
6) Menyediakan pengalaman belajar yang berkelanjutan, agar kegiatan belajar siswa
berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut pada pengalama
berikutnya.
7) Dapat membantu siswa mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-
nilai demokrasi yang menjiwai kultur.
8) Harus realistis, layak dan dapat di terima
C. Komponen Dalam Desain Kurikulum Pendidikan
Tujuan Pendidikan yang akan dicapai, hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa dan
masyarakat. Pengalaman belajar dengan penetapan materi pelajaran sehingga menimbulkan
keterampilan belajar siswa yang perlu diberikan agar tercapainya tujuan. Evaluasi terkait
hasil pencapaian tujuan Pendidikan, untuk mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam
membenahi kurikulum yang telah di terapkan.
D. Model-model (pola) desain kurikulum Pendidikan

7
Para pengembang kurikulum telah mengkonstruksi kurikulum menurut pola dasar
pengkategorian berikut:

 Subject-centered design, yaitu desain yang berpusat pada mata pelajaran.


 Learner-centered design, yaitu desain yang berpusat pada pembelajar.
 Problem-centered design, yaitu desain yang berpusat pada permasalahan.
Berdasarkan pola apa yang menjadi fokus pengajaran sekurang-kurangnya dikenal
tiga pola desain kurikulum yaitu:

1. Subject Centered Curriculum

Pada subject centered curriculum bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk
mata pelajaran yang terpisah-pisah,misalnya: mata pelajaran sejarah, ilmu bumi, kimia,
fisika, berhitung dan lain sebagai-nya7.Mata pelajaran-pelajaran itu tidak berhubungan
satu sama lain pada pengembangan kurikulum didalam kelas ataupada kebiasaan
belajar-mengajar, setiap guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran yang
diberikannya. Kalaupun mata pelajaran itu diberikan oleh guru yang sama, maka hal ini
juga dilaksanakan secara terpisah-pisah. Oleh karena organisasi bahan atau isi
kurikulum berpusat pada isi/materi pelajaran, maka kurikulum ini juga dinamakan
Separated Subject Curriculum.Subject Centered Curriculum berkembang dari konsep
pendidikan klasik yang menekankan pengetahuan, nilai-nilai, dan berupaya untuk
mewariskannya kepada generasi berikutnya. Karena mengutamakan isi atau bahan-
bahan ajar atau subject matter, maka desain kurikulum ini disebut juga subject academic
curriculum8.

Tylor dan Alexander menyebutkan bahwa kurikulum ini digunakan dengan School
Subject. (objek sekolah) & sejak beberapa abad hingga saat ini pun masih banyak adalah
anak didik harus menguasai bahan dari tiap-tiap mata pelajaran yang telah ditentukan
secara logis, sistematis, dan mendalam9.Walaupun bertitik tolak yang sama, dalam satu
pola desain terdapat beberapa variasi desainkurikulum. Dan subject centered dikenal ada
3 bentuk yaitu : The Subject Design, The Disciplines Design, dan The Broad Fields.

a) The subject design

8
The subject design curriculum merupakan bentuk desain yang paling murni
dari subject centered designmata pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam
bentuk mata-mata pelajaran. model desain ini telah ada sejak lama. Orang-orang
Yunani dan kemudian Romawi mengembangkan Tivium dan Quadrivium. Tivium
meliputi Gramatika, Logika, dan Retorika, sedangkan Quadrivium,Matematika,
Geometri, Astronomi, dan Musik. Pada saat itu pendidikan tidak diarahkan pada
mencari nafkah, tetapi pada pembentukan pribadi dan status sosial (liberalart).
Pendidikan hanya diperuntukan bagi anak- anak golongan bangsawan yang tidak
usah bekerja mencari nafkah.

Pada abad ke-19 pendidikan tidak lagi diarahkan pada pendidikan umum
tetapi pada pendidikan yang lebih yang bersifat praktis, berkenaan dengan mata
pencaharian (pendidikan vokasional). Pada saat itu mulai berkembang mata-mata
pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa yang masih bersifat Teoritis, juga
berkembang mata-mata pelajaran praktis seperti Pertanian, Ekonomi, Tata Buku,
Kesejahteraan Keluarga, Keterampilan, dan lain-lain. Isi diambil dari pengetahuan,
dan nilai-nilai yang telah ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Para siswa dituntut
untuk menguasai semua pengetahuan yang diberikan, apakah mereka menyenangi
atau tidak, membutuhkannya atau tidak. Karena pelajran- pelajaran terebut
diberikannya secara terpisah-pisah, maka siswa menguasainyapun terpisah-pisah
pula. Tidak jarang siswa menguasai bahan hanya pada tahap hafalan, bahan
dikuasai secara verbalistis didapatkan diberbagai lembaga pendidikan. Kurikulum
ini terdiri dari mata pelajaran- pelajaran yang tujuan pelajarannya.
b) The disciplines design

Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject design, keduanya masih


menekankan pada isi atau materi kurikulum. Walaupun bertolak dari hal yang sama
tetapi antara keduanya terdapat perbedaan, pada subject design belum ada kriteria
yang tegas tentang apa yang disebut subjected (ilmu). Belum ada perbedaan antara
Matemetika, Psikologi, dengan Teknik atau Cara Mengemudi, semua disebut
subjected. Pada disciplines design kriteria tersebut talah tegas yang membedakan
apakah suatu pengetahuan itu ilmu atau subject dan bukan adalah batang tubuh
keilmuannya11. Perbedaan lain adalah dalam tingkat penguasaan disciplines tidak
9
seperti subject design yang menekankan penguasaan fakta-fakta dan informasi
tetapi pada pemahaman. Proses belajarnya tidak lagi menggunakan pendekatan
Ekspository yang menyebabkan peserta didik lebih banyak pasif, tetapi
menggunakan pendekatan Inkuiri danDiskaveri.
c) The broad field design

Kurikulum ini merupakan salah satu usaha untuk menghilangkan pemisahan


tersebut. Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata pelajaran yang
berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi seperti Sejarah, Geografi
dan Ekonomi digabung menjadi Ilmu Pengetuan Sosial. Aljabar, Ilmu Ukur, dan
berhitung menjadi Matematika dan sebagainya. Tujuan pengembangan kurikulum
broad field adalah menyiapkan para siswa yang dewasa ini hidup dalam dunia
informasi yang sifatnya spesialiatis, dengan pemahaman yang bersifat menyeluruh.
Bentuk kurikulum inibanyak digunakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama, di Sekolah Menengah Atas penggunaanya agak terbatas apalagi di
Perguruan Tinggi sedikit sekali. Kurikulum broadfields kadang-kadang disebut
kurikulum fusi. Taylor dan Alex- ander menyebutkan dengan sebutan The Broad
Field Of Subject Metter. Broadfields menghapuskan batas-batas dan menyatukan
mata pelajaran (subject matter)yang berhubunganerat
2. Learner CenteredDesign

Desain kurikulum ini sebagai penyempurna dari beberapa kelemahan Subject


Center Design yang kemudian berkembang menjadi Learner Centered Curriculum.
Ada dua ciri utama yang membedakan desain model Learner Centered dan Subject
Centered. Pertama, Learner Centered Design mengembangkan kurikulum dengan
bertolak dari peserta didik dan bukan dari isi. Learner Centered bersifat Not
Preplanned (kurikulum tidak diorganisasikan sebelum-nya) tetapi dikembangkan
bersama antara guru dengan siswa dalam penyelesaian tugas-tugas pendidikan.
Beberapa variasi model desain kurikulum ini antara lain:

a) The Activity atau Experience Design adalah dalam perencanaan kurikulum,


kebutuhan anak-anak merupaka perhatian utama. Kurikulum pengalaman akan

10
terjadi jika hanya mempertimbangkan keberadaan anak didik drgan mrnggunakan
pendekatan socialfungtion.
b) Humanistik design. Desain kurikulum ini adalah desain yang beroeientasi pada
siswa, yang muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya
mengutamakan segi intelektual. Kurikulum humanistik sangat menekankan pada
adannya hubungan emosional yang baik antara guru dengan siswa. Guru harus
mampu mmbangun suasana yang hangat dan akrab yang memungkinkan siswa
dapat mencurahkan segala perasaanya dengan penuhkepercayaan,
3. Problem Centered Design

Problem centered design berpangkal pada filsafaat yang mengutamakan peranan


manusia (Man Centered). Berbeda dengan Learner Centered yang mengutamakan
manusia atau pesrta didik secara individual, Problem Centered Design menekankan
manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat. Kurikulum mata
pelajaran dapat menetapkan syarat-ayarat mini- mum yang harus dikuasai anak
sehingga anak didik bisa naik kelas. Biasanya bahan pelajaran dan Text Book
merupakan alat dan sumber utama pelajaran. Dalam desain kurikulum Subject
merupakan himpunan pengalaman da pengetahuan yang diorganisasikan secara logis
dan sistematis oleh pakar ahli kurikulum (exspert).
Ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu:
a) The Area Of Living Design. Areas of living design seperti Learner Centered Design
menekankan prosedur belajar melalui pemecahan masalah. Dalam prosedur belajar
ini tujuan yang bersifat proses (Process Objectives) dan yang bersifat isi (content
objctive) disintegrasikan. Desain teresbut menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang
fungsional, sebab diarahkan pada pemecahan masalah peserta didik secara langsung
dipraktikan dalam kehidupan13.

b) The Core Design. Dalam mengintegrasikan bahan ajar,mereka memilih mata- mata
pelajaran atau bahan ajar tertentu sebagai inti (core) .The core currrculum
diberikan guru-guru yang memiliki penguasaan yang berwawasan luas, bukan
spesialis. Di samping memberikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan sosial,

11
guru-guru tersebut juga memberikan bimbingan terhadap perkembangan sosial
pribadi peserta didik. Ada bebarapa variasi Desain Core Curriculum yaitu:

 The Separated Subject Core,salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan


antar mata pelajaran, beberapa mata pelajaran yang dipandang mendasari atau
menjadi inti mata pelajaran lainnya dijadikancore14.
 The Correlated Core, model desain ini mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran yang erat hubunganya. Atau kurikulum yang yang terdiri dari
sejumlah pelajaran yang dihubungkan satu dengan yang lainya15
 The Fused Core, pengintegrasiannya bukan hanya antara dua atau tiga pelajaran
tetapi lebihbanyak.
 The Activity Or Experience Core, dipusatkan pada minat-minat dan kebutuhan
pesertadidik.
 The Areas Of Living Core, desain model ini juga berpangkal pada pendidikan
progresif, tetapi organisasinya berstruktur dan dirancang sebelumnya. The
social problems core. Model desain ini pun merupakan pendidikan yang
progresif. Dalam beberapa hal model ini sama dengan The Areas Of Living
Core. Perbedaanya terletak pada The Areas Of Licing Core didasarkan atas
kegiatan-kegiatan manusia yang universal tetapi tidak berisi hal yang problema
yang mendasar dan bersifatkontroversial.
 The Unicapsulation Design,model desain ini merupakan reaksi terhadap
Encapsulation.Menurut konsep Encapsulation manusia memiliki kemampuan
utuk mengamati dan memahaami seluruh yang ada diduniaini.

 Backer’s Humanistic Design, desain ini juga sama dengan Unicapsulation


Design menekankan pada pendidikan yang dapat menghilangkan
“keterasingan” (Alination yang mempunyai makna yang sama dengan
Unicapsulation) ia bercita-cita ingin mendidik anak menjadi manusia yang ideal
yaitu manusia yang sejati, tidak palsu atau pura-pura, percaya pada diri-sendiri
dan menyatu dengan masyarakatnya. Desain kurikulum dari Becker lebih
menekankan pada isi dari padaproses. Model desain ini tidak bersifat kaku,

12
terbuka untuk penyempurnaaan disetiap saat, agar tetap mutakhir dan relevan
dengan perkembangan masyarakat

E. Langkah – Langkah Rancangan Desain Kurikulum Pendidikan

1. Langkah awal dalam merancang desain kurikulum yaitu dengan


mengidentifikasi misi institusi (sekolah) terkait kebutuhan pengguna
pendidikan dengan berpedoman pada visi & misi pendidikan nasional.
Mengidentifikasi disini terkait ilmu yang hendak dimiliki siswa.

2. Dalam mendesain kurikulum juga diperlukan dalam memperhatiakn akan penilaian


kebutuhan peserta didik.

3. Menetapkan Tujuan kurikulum sebagai tolak ukur dalam mendesain kurikulum


pendidikan.

4. Memilih strategi pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan sesuai
dengan kompetensi pengajar serta singkron dengan materipelajaran.

5. Mengimplementasikan desain kurikulum terkait ide, gagasan, konsep dan lain


sebagainya dalam perangkat pembelajaran & prosespembelajaran.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Desain Kurikulum mengandung arti sebagai pengaturan (arrangement) komponen


atau elemen-elemen atau anatomi kurkulum yang meliputi tujuan, isi/materi,aktivitas
pembelajaran dan evaluasi. Sedangkan fokus permasalahan dari desain kurikulum
adalah berkenaan dengan persoalan scope, squence, continuity, dan
integrationkurikulum.

Desain kurikulum berkaitan dengan kemasan atau penyusunan empat komponen


kurikulum sehingga merupakan suatu kesatuan yang integral untuk membuahkan
pengalaman belajar yang relevan dengan tujuan pendidikan tertentu.

Saylor mengemukakan terkait delapan prinsip dalam mendesain kurikulum,


diantaranya sebagai berikut seperti : 1)Memudahkan dan mendorong seleksi serta
mengembangkan semua jenis pengalaman belajar 2)merealisasikan tujuan-tujuan
pendidikan, 3)mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah 4)Memungkinkan
guru untuk menyesuaikan pengalaman belajar siswa dengan kebutuhan, kapasitas, dan
tingkat kematangan siswa dan lain sebagainya.

Komponen dalam Desain Kurikulum Pendidikan diantaanya meliputi tujuan


Pendidikan yang akan dicapai, pengalaman belajar, susunan materi & evaluasi hasil
pencapaian.

Para pengembang kurikulum telah mengkonstruksi model kurikulum menurut dasar-


dasar pengkategorian berikut.

1. Subject-centered design, yaitu desain yang berpusat pada matapelajaran.

2. Learner-centered design, yaitu desain yang berpusat padapembelajar.

3. Problem-centered design, yaitu desain yang berpusat pada permasalahan.

14
Langkah – langkah rancangan desain kurikulum pendidikan adalah dengan
merancang desain kurikulum yaitu dengan mengidentifikasi misi institusi (sekolah)
terkait kebutuhan pengguna pendidikan dengan berpedoman pada visi & misi
pendidikan nasional. Selanjutnya memperhatikan akan penilaian kebutuhan peserta
didik lalu menetapkan Tujuan kurikulum & Memilih strategi pendidikan yang sesuai.
Langkah Terakhir yaitu dengan mengimplementasikan desain kurikulum terkait ide,
gagasan, konsep dan dalam perangkat pembelajaran & proses pembelajaran.
B. Saran
Desain kurikulum yang tepat dengan menyesuaikan keadaan sosiokultur sekitar
sangat penting sebelum mrngimplementasikan kurikulum pada perangkat pembelajaran.
Sebab desain kurikulum yang sesuai akan berdampak yang baik pula pada perkembangan
pendidikan di Indonesia, dimana yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara adalah
kemajuan dan perkembangan pendidikan.
Penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dan demi kemajuan karya tulis
kami ini, maka kami mengharap kritik dan saran. Apabila ada kesalahan dalam penulisan
kata dan bahasa,atau dari aspek lainnya, kami penyusun makalah ini mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Akhir kata dari kami mengharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ansyar Mohammad. 2001. Pengembangan Kurikulum dari Materi Pelajaran ke


Pengalaman Belajar( Jurnal Ilmu Pendidikan, Februari 2001, Jilid 8
No.1).Universitas Negeri Padang.
Idi Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Listiyana Heni. 2016. Pengembangan Kurikulum. Surabaya: IMTIYAZ.
Mancar Marbun. 2014. Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar di MI
(Al-Razi, Jurnal Ilmu Pengetahuan & Kemasyarakatan, Volume 10, Thn V,Juli-
Desember 2014, ISSN 2086 7476) STAIBR Brumun RayaSibuhuan.
Sabda Syaifuddin. 2016. Pengembangan Kurikulum (Tinjauan Teoritis). Yogyakarta:
AswajaPressindo.
Sanjaya Wina. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Media
PrenadaGroup.
Sukmadinata Syaodih Nana. 2005. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek.
Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Suripto, Wawasan Pengembangan Kurikulum, Materi Kurikuler Ekonomi dan
Koperasi PKOP4421/ MODUL1.

16

Anda mungkin juga menyukai