BAB II
Konsep Dasar
A. Pengertian
Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada serviks (leher
rahim).Perubahan menjadi sel kanker memakan waktu 10 hingga 15 tahun.Virus penyebab
kanker serviks tidak hanya menyerang kulit dan saluran genital, tetapi juga dapat menyerang
organ-organ lain seperti : mukosa mulut, larings, trakhea, sinonasal, konjungtiva, bronkhus,
usofagus.
Carsinoma serviks adalah pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel ephitel
yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis. (Dorland,
1998)
Kanker serviks adalah karsinoma pada leher rahim dan menempti urutan pertama
dunia. (Sjamjuhidayat,2005) Kanker serviks adalah keganasan nomor tiga paling sering dari
alat kandungan dan menempati urutan kedelapan dari keganasan pada perempuan di
Amerika. (Yatim F,2005)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kanker servik
adalah kanker leher rahim yang paling ganas dari beberapa kanker dari wanita lain.
B. Anatomi Fisiologi
Adapun anatomi fisiologi system reproduksi wanita dibagi menjadi 2 yaitu : alat reproduksi
wanita bagian luar dan alat reproduksi wanita bagian dalam.
1. Alat Reproduksi Wanita Bagian Luar
Yang terdiri dari:
c. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan
bersatu membentuk fourchette.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.
Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan
panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
e. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6
buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen.
g. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.
a. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan
dinding belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak
(ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH
4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan
rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina
yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3
cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan
dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin
berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan
osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi
selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium.
Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
1) Ligamentum latum
• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
5) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan.
d. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3
sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan
saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
e. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba
uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum.
Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam
ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial
ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya
terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang
disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.
C. Etiologi
1. Etiologi kanker serviks idiopatik atau belum diketahu pasti
2. Ada beberapa faktor resiko dan faktor predisposisi yang menonjol yaitu :
80% perempuan akan beresiko terinfeksi oleh HPV pada masa hidupnya. 50% diantaranya
akan beresiko terinfeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker pada masa hidupnya.
a. Merokok
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker serviks
dibandingkan mereka yang tidak merokok.
d. Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menikatkan resiko terjadinya kanker serviks.
g. Riwayat Keluarga
Apabila ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker serviks, resiko anda terkena
kanker ini mencapai dua atau tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat
kanker serviks pada keluarga.
D. Patofisiologi
Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel sel neoplastik terjadi pada
seluruh lapisan epitel disebut dysplasia. Dysplasia merupakan neoplasia serviks
intraephitelial (CNI). CNI terbagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I ringan, tingkat II
sedang, tingkat III berat. Tidak ada gejala spesifik pada kanker serviks, perdarahan
merupakan satu-satunya gejala yang nyata. Tetapi gejala ini hanya ditemukan pada tahap
lanjut. Sedang untuk tahap awal tidak. CNI biasanya terjadi di sambungan epitel skuamosa
dengan epitel kolumnar dan mukosa endoserviks. Keadaan ini tidak dapat diketaui dengan
cara panggul rutin, pap smear dilaksanakan untuk mendeteksi perubahan. Neoplastik hasil
apusan abnormal dilanjutkan dengan biopsy untuk memperoleh jaringan guna pemeriksaan
sitilogik. Sedang alat biopsy digunakan dalam biopsy kolposkop fungsinya mengarahkan
tindakan biopsy dengan mengambil sample, biopsy kerucut juga harus dilakukan.
Stadium dini CNI dapat di angkat seluruhnya dengn biopsy kerucut atau dibersihkan
dengan laser kanker atau bedah beku. Atau biasa juga dengan histerektomi bila klien
merencanakan untuk tidak punya anak. Kanker invansive dapat meluas sampai ke jaringan
ikat, pembuluh limfe dan vena. Vagina ligamentum kardinale, endometrium penanganan
yang dapat dilaksanakan yaitu radioterapi atau histerektum radial dengan mengangkat uterus
atau ovarium jika terkena keenjar limfe aorta diperlukan kemoterapi. (Price, Slyvia A, 2006)
F. Dampak
Apabila seoarang perempuan telah terinfeksi HPV dan menderita kanker , maka akan terjadi
gangguan kualitas hidup secara :
1. Fisik
2. Kejiwaan
3. Kesehatan seksual
G. Penatalaksaan
1. Pengobatan
a. Operasi
Ada beberapa jenis operasi untuk pengobatan kanker serviks. Beberapa pengobatan
melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi). Daftar ini mencangkup beberapa jenis opersi
yang paling umum di lakukan pada pengobatan kanker serviks.
1) Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan kedalam Vagina dan
leher rahim. Cara ini dapat membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukanya.
Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim
(stadium 0), bukan kanker invasif yang telah menyebar keluar leher rahim.
3) Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari leher rahim. Pemotongan dilakukan
menggunakan pisau bedah, laser atau kawat tipis yang di panaskan oleh listrik. Pendekatan
ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal(stadium 0
atau 1).
4) Histerektomi
Histerektomi sederhana
Cara kerja metode ini adalah mengankat rahim, tetapi tidak mencangkup jaringan yang
berada didekatnya. Vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim
dapat diangkat dengan cara operasi dibagian depan perut atau melalui vagina. Setelah
dilakukan operasi ini, seorang wanita tidak bisa hamil. Histerektomi digunakan untuk
mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (stadium 1) dan mengobati kanker stadium
prakanker (stadium 0) jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.
Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul
Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, Vagina
bagian atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang
berada di daerah panggul. Opersi ini paling sering di lakukan melalui pemotongan bagian
depan perut, bukan dilakukan melalui vagina.
5) Trachlektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachlektomi radikal memungkinkan wanita muda dengan
kanker stadium awal dapat di obati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini meliputi
pengangkatan serviks dan bagian atas Vagina, kemudian meletkkanya pada jahitan berbentuk
kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim didalam rahim. Kelenjar getah
bening didekatnya juga di angkat. Opersi ini bisa dilakukan melalui vagina atau perut.
Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami kehamilan jangka panjang dan
melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caecar. Resiko terjadinya kekambuhan kanker
sesudah pengobatn ini cukup rendah.
b. Radioterapi
Pada pengobatan kanker serviks, radioterpi ditetapkan dengan melakukan radiasi eksternal
yang diberikan bersama dengan kemoterpi dosis rendah. Untuk jenis pengobatan radiasi
internal, zat radioaktif dimasukkan kedalam silinder didalam vagina. Kadang-kadang, bahan-
bahan radioaktif ini ditempatkan kedalam jarum tipis yang dimasukkan langsung kadalam
tumor.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-
obatan tersebut di berikan melalui infus kedalam pembuluh darah atu melalui mulut. Setelah
obat masuk kealiran darah, maka akan menyebar keseluruh tubuh. Terkadang, ada beberapa
obat yang diberikan dalam satu waktu.
2. Pencegahan
a. Pencegahan primer (vaksinasi)
Dari studi penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi bersama skrinning dapat mengurangi
kejadian kanker serviks secara efektif. Vaksinasi saat ini merupakan era baru dalam
pencegahan kanker serviks bagi remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksinasi diharapkan
dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang yang menjadi
penyebab utama kejadian kanker serviks. Vaksinasi dapat memberikan perlindungan silang
terhadap infeksi HPV lainnya penyebab kanker yakni tipe 45, 31 & 52. Vaksinasi
diberikan sedini mungkin (mulai 10 tahun). Rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia) & HOGI (Himpunan Onkologi Gynekologi Indonesia). Vaksinasi dilakukan
dalam tiga tahap dosis pemberian yaitu ke-0, ke-1, dan ke-6.
b. Pencegahan sekunder (pap smear & IVA bagi yang sudah berhubungan seksual)
1) Pap smear
Pap smear (juga dikenal test Pap) adalah serangkaian tindakan medis yang mana mengambil
sampel sel dari serviks seorang perempuan ( serviks merupakan bagian ujung dari uterus
yang masuk ke dalam vagina), kemudian dioleskan pada slide. Sel tersebut diperiksa dengan
mikroskop untuk mencari lesi prakanker atau perubahan keganasan.
2) IVA (Inspeksi Visual Acetat)
Cara mendeteksi kanker serviks dengan cara sederhana yang efektif dengan cara
mengoleskan asam asetat 3-5% ke mulut rahim kemudian melihat reaksi perubahan.
c. Memiliki pola makanan yang sehat, yang kaya dengan sayuran, buah sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh.
d. Hindari merokok.
e. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda.
f. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
g. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan Vagina toilet.
H. Komplikasi
Komplikasi berkaitan dengan pembedahan sudah sangat menurun yang berhubungan
dengan tehnik-tehnik pembedahan tersebut. Komplikasi tersebut meliputi : fistula uteri,
disfungsi kandung kemih, emboli pulmona, limfosit, infeksi pelvis, obstruksi usus besar, dan
fistula retrovagina.
Komplikasi yang alami segera saat terapi radiasi adalah reaksi kulit, sistitis radiasi
dan enteritis. Komplikasi berkaitan pada kemoterapi tergantung pada kombinasi obat yang
digunakan. Masalah efek samping yang sering terjadi adalah supresi sumsum tulang, mual
dan muntah karena penggunaan kemoterapi yang mengandung sisplatin. (Gale Danielle,2000)
1 komentar:
1.
Kanker ini menyerang serviks, Yaitu bagian peralihan ke liang senggama (vagina) dan
jenis kanker yang menempati urutan pertama yang menyerang wanita indonesia.
Obat Kanker Serviks Ace Maxs
Obat Kanker Serviks Alami
Pengobatan kanker serviks
ciri kanker serviks stadium awal
penyebab kanker serviks pada wanita
Ciri-Ciri Kanker Serviks Stadium Awal
Obat Cegah Kanker Serviks
QNC Jelly Gamat
Situs Obat Herbal 2016 Paling Update
Balas
Arsip Blog
▼ 2013 (3)
o ▼ Mei (3)
12 Penyebab Pacar Selingkuh Dalam sebuah hubungan,...
Penanganan Kanker Serviks Stadium 3 B
Harusnya Memilih Aku_Terry
Mengenai Saya
Natalia Desita
Lihat profil lengkapku