Anda di halaman 1dari 53

BAGIAN 2

Pekerjaan Struktur

BAGIAN 2
PEKERJAAN STRUKTUR

BAGIAN 2.1.
PEKERJAAN TANAH, PEKERJAAN PENGGALIAN DAN
PENGURUGAN

Pasal 2.1.1 Lingkup Pekerjaan


1.1. Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan/Penimbunan
tanah dan pasir ( sesuai gambar ), seperti galian tanah untuk pondasi tapak
beton, poer, tie beam/sloof serta penggalian dan pengurugan/penimbunan
lain untuk pekerjaan drainage dan Mekanikal / Elektrikal.
1.2. Semua penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan
sesuai dengan Gambar dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan
Pengawas, selama berlangsungnya pekerjaan.
1.3. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pasal 2.1.2 Syarat pelaksanaan penggalian
2.1. Pekerjaan penggalian pondasi, sloof dan poer dan lain lain, dapat
dilaksanakan secara konvensional dan semua peralatan yang dibutuhkan
harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, baik yang menyangkut
peralatan untuk pekerjaan persiapan maupun peralatan untuk pekerjaan
penggaliannya sendiri dan alat-alat bantu yang diperlukannya.
2.2. Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan, Penyedia Jasa Konstruksi
wajib untuk mengajukan permohonan tertulis kepada Konsultan Pengawas
yang menyebutkan tanggal akan dimulainya pekerjaan penggalian, uraian
teknis tentang cara-cara penggalian yang akan dilaksanakan.
2.3. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Penyedia Jasa Konstruksi
wajib melaksanakan pekerjaan pencegahan atau kelongsoran tanah,
pekerjaan penanggulangan air tanah yang menggenang, pekerjaan perbaikan
bila terjadi kelongsoran dan lain sejenisnya.
2.4. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian,
kedalaman, kemiringan dan lengkungan yag sesuai dengan yang tertera di
dalam Gambar Perencanaan.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -1
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

2.5. Bila kedalaman penggalian terlampaui kedalaman yang dibutuhkan


sebagaimana yang tertera di dalam Gambar, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menimbun dan memadatkannya kembali dengan pasir urug, dan semua biaya
tambahan yang diakibatkannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi.
2.6. Bila kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam Gambar
ternyata meragukan, Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya melaporkan
hasil tersebut kepada Konsultan Pengawas secara tertulis, agar dapat diambil
langkah-langkah yang dianggap perlu, semua biaya yang diakibatkan oleh
keadaan tersebut akan dibayar oleh Pemilik Bangunan melalui penerbitan
“Perintah Perubahan Pekerjaan”.
2.7. Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai kedalaman
rencana harus dipadatkan kembali untuk mendapatkan permukaan yang
padat rata. Pemadatan tanah digunakan alat pemadat tanah yang
sebelumnya disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2.8. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang
telah selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk
pemasangan pondasi/pekerjaan berikutnya kepada Konsultan Pengawas
untuk dimintakan persetujuannya.
2.9. Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung
jawab untuk mendapatkan tempat pembuangan dan membayar ongkos-
ongkos yang diperlukan.
2.10. Air yang tergenang dilapangan, atau dalam saluran dan galian selama
pelaksanaan pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipapipa harus
dipompa keluar atau biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
2.11. Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian
a. Semua akarakar pohon, batangbatang pohon terpendam, beton-beton tak
terpakai atau pondasipondasi bata, septicktank bekas, pipa drainase yang
tak terpakai, batubatu besar yang dijumpai pada waktu penggalian harus
dikeluarkan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Tanah yang berlubang
akibat hambatan yang dijumpai harus diperbaiki kembali dengan pasir
beton : semen dengan perbandingan 1 : 10
b. Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa drainase,
pipa air minum, pipa gas, kabel listrik yang dijumpai pada waktu
penggalian diusahakan tidak terganggu atau menjadi rusak.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -2
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Bilamana hal ini dijumpai maka Konsultan Pengawas dan pihak pihak yang
berwenang harus segera diberitahu dan mendapatkan instruksi selanjutnya
untuk mengeluarkan instalasi tersebut sebelum penggalian yang
berdekatan diteruskan.
c. Bilamana terjadi kerusakankerusakan pada instalasi tersebut diatas, maka
Konsultan Pengawas dan pihakpihak yang berwenang harus segera
diberitahu dan semua kerusakankerusakan harus diperbaiki atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
Pasal 2.1.3 Syarat pekerjaan pengurugan/penimbunan tanah
3.1. Yang dimaksud disini ialah pekerjaan pengurugan/timbunan yaitu
dimana permukaan tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan
tanah asli, sebagaimana tertera dalam gambar rencana.
3.2. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar
pohon, sampah, puing bangunan dan lainlain sebelum pengurugan dimulai.
3.3. Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan organis, sisa-
sisa tanaman, sampah dan lainlain.Tanah yang digunakan untuk timbunan
dan subgrade harus memenuhi standard spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan
harus diperiksa terlebih dahulu di laboratorium tanah yang disetujui oleh
Konsultan Konsultan Pengawas.
3.4. Pengurugan/penimbunan harusdilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
maksimum 25 cm untuk masingmasing lapisan, kemudian dipadatkan sampai
permukaan tanah yang direncanakan.
3.5. Pelaksanaan pengurugan/penimbunan dapat menggunakan mesin gilas dan
pada daerah yang oleh Konsultan Mannajemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas dianggap berbahaya atau dengan jarak lebih kurang 45 cm dari
saluran atau batasbatas atau pekerjaanpekerjaan yang mungkin menjadi
rusak digunakan Stamper.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -3
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

BAGIAN 2.2.
PEKERJAAN URUGAN PASIR

Pasal 2.2.1 . Lingkup pekerjaan


1.1. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi, seperti pengurugan pasir dibawah Pile Cap,
Sloof, lantai, dibawah perkerasan-perkerasan dan lain-lain sebagainya serta
pekerjaan pemadatan urugan pasir tersebut, sebagaimana yang tertera
pada Gambar Perencanaan.
1.2. Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.
1.3. Menyediakan tenaga kerja , peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pasal 2.2.2 . Persyaratan Bahan
Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan
persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1971 ayat 12.1.
Pasal 2.2. 3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
3.1. Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi wajib
untuk memeriksa ketinggian dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk
meyakinkan bahwa ketinggian yang ada telah sesuai dengan gambar, dan
bahwa tanah dibawahnya telah dipadatkan sehingga didapat permukaan yang
rata dan padat.
3.2. Hasil pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada Konsultan Manajeman
Konstruksi/Konsultan Pengawas, yang akan segera melakukan pemeriksaan.
berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Konsultan Pengawas akan menolak
atau memberikan persetujuannya untuk pelaksanaan pekerjaan pengurugan
pasir.
3.3. Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan, meratakan
dan memadatkan secara mekanik sampai diperoleh ketebalan dan ketinggian
yang sesuai dengan gambar perencanaan.
3.4. Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh konstruksi atau pekerjaan lain sebelum
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak untuk
membongkar pekerjaan diatasnya, bilamana urugan pasir tersebut belum
disetujui olehnya.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -4
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

3.5. Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak
dinyatakan secara khusus dalam gambar, maka tebal urugan pasir minimal =
10 cm.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -5
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

BAGIAN 2.3.
PEKERJAAN LANTAI KERJA

Pasal 2.3.1 Umum


Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti dibawah pekerjaan
pondasi, sloof dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam gambar
perencanaan.
Pasal 2.3.2 Persyaratan Bahan
Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan
secara khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir :
kerikil = 1 : 3 : 5 atau kualitas setara B – 0.
Pasal 2.3.3 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
3.1. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
3.2. Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Konsultan
Pengawas/ Konsultan Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya.
Konsultan Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bilamana
lantai kerjá tersebut belum disetujui olehnya.
3.3. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan
secara khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -6
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

BAGIAN 2.4.
PEKERJAAN PENDAHULUAN KONSTRUKSI

Pasal 2.4.1 Umum


Pekerjaan Pendahuluan Konstruksi meliputi kegiatan pembongkaran konstruksi
eksisting berupa :
1. Pemongkaran atap dan penutup
2. Pembongkaran dinding dan penyekat
3. Pembongkaran pondasi dan beton
Pasal 2.4.2 Persyaratan Peralatan dan Tenaga Kerja
1. Fasilitas dan Peralatan kerja berupa :
 Elektrikal Jack Hammer/ Demolition hammer
 Palu Pemecah Beton
 Chissel/Pahat Beton
 Gerinda Pemotong Besi
 Kacamata Kerja (Google)
 Sarung Tangan
 Helmet Safety
 Safety Shoes
 Baju Kerja
harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dalam jumlah yang mencukupi.
Kekurangan dan ketidak tersediaan peralatan dilapangan tidak dapat dijadikan
alasan untuk penambahan waktu pekerjaan.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan tenaga khusus yang cakap dan
trampil dalam jumlah yang mencukupi untuk melaksanakannya. Kekurangan dan
ketidak tersediaan tenaga kerja trampil dilapangan tidak dapat dijadikan alasan
untuk penambahan waktu pekerjaan
Pasal 2.4.3 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pembongkaran Ruang Chazanah eks ruang penyimpan Data lantai 3.
a. Pembongkaran Ruang Chazanah eks ruang penyimpan Data di lantai 3 yang
berupa konstruksi beton tebal dengan penulangan rangkap dan rapat harus
dilaksanakan dengan hati-hati dan harus dilaksanakan secara mekanik.
b. Sebelum melaksanakan kegiatan pembongkaran, pelaksana dari penyedia
jasa konstruksi harus mengajukan ijin tertulis dan mengajukan nama tenaga

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -7
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

pembongkaran. Setiap kegiatan pembongkaran harus diawasi dan


didampingi oleh pelaksana dan pengawas dari Konsultan Pengawas
c. Tenaga Kerja pelaksana pembongkaran harus tenaga terampil dan cakap
yang disediakan khusus untuk pelaksanaan kegiatan pembongkaran ini dan
harus menggunakan pakaian dan perlengkapan keselamatan kerja sesuai
persyaratan K3 konstruksi yang berlaku
d. Pada area pembongkaran harus disediakan pemadam kebakaran portable
yang layak fungsi dan mudah dijangkau
e. Pemotongan besi menggunakan alat gerinda listrik harus dilakukan oleh
tenaga yang terlatih dan cakap dan dihindari percikan api yang berlebihan.
f. Penggunaan bahan kimia (Hcl) sebagai alat bantu pembongkaran beton
hanya dapat dilaksanakan dengan ijin dan pengawasan ketat dari Konsultan
Pengawas dan harus menggunakan metode yang benar. Ijin penggunaan
bahan Kimia (Hcl) pada area paling rendah 50 cm dari permukaan lantai.
g. Pembongkaran/Pemotongan bangunan lama harus tidak mengganggu
aktifitas yang ada/berlangsung disekitarnya, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memasang penutup, sehingga debu/kotoran dan suara tidak menganggu
lingkungan sekitar.
2. Pembongkaran Lantai 1 di area penambahan kolom baru.
a. Pembongkaran Lantai 1 pada area penambahan Kolom H Beam harus
dilaksanakan dengan hati-hati dan harus dilaksanakan secara mekanik.
b. Sebelum melaksanakan kegiatan pembongkaran, pelaksana dari penyedia
jasa konstruksi harus mengajukan ijin tertulis, gambar dan mengajukan
nama tenaga pembongkaran. Setiap kegiatan pembongkaran harus diawasi
dan didampingi oleh pelaksana dan pengawas dari Konsultan Pengawas
c. Tenaga Kerja pelaksana pembongkaran harus tenaga terampil dan cakap
yang disediakan khusus untuk pelaksanaan kegiatan pembongkaran ini dan
harus menggunakan pakaian dan perlengkapan keselamatan kerja sesuai
persyaratan K3 konstruksi yang berlaku
d. Pada area pembongkaran harus disediakan pemadam kebakaran portable
yang layak fungsi dan mudah dijangkau
e. Pemotongan besi menggunakan alat gerinda listrik harus dilakukan oleh
tenaga yang terlatih dan cakap dan dihindari percikan api yang berlebihan.
f. Penggunaan bahan kimia (Hcl) sebagai alat bantu pembongkaran beton
tidak diijinkan dalam pelaksanaan pembongkaran ini.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -8
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

g. Sebelum melaksanakan pekerjaan pembongkaran, Penyedia Jasa Konstruksi


harus mengajukan metode pembongkaran dan gambar ukuran area yang
dibongkar dan disetujui oleh Pengawas dari Konsultan Pengawas.
h. Penyelesaian terhadap besi pada area yang dibongkar harus dilaksanakan
sesuai gambar perencanaan dan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
i. Lantai bawah pada area yang dibongkar harus ditopang oleh stagger atau
scaffolding dengan kokoh sebelum dilakukan pengikatan kembali besi
tulangan sesuai gambar perencanaan atau arahan dari Konsultan Pengawas
untuk menghindari retakan beton.
j. Pembongkaran/Pemotongan bangunan lama harus tidak mengganggu
aktifitas yang ada/berlangsung disekitarnya, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memasang penutup, sehingga debu/kotoran dan suara tidak menganggu
lingkungan sekitar.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -9
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

BAGIAN 2.5.
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

Lingkup Pekerjaan dalam bagian ini meliputi pekerjaan Pondasi Batu kali, Pondasi Tiang
Pancang, Pondasi Plat setempat,Pondasi lajur beton, Poer/Pile Cap dan Tie Beam/sloof.

Pasal 2. 5.1 Pekerjaan Pondasi batu kali


1.1. Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan pasangan batu kali, yang dimaksud sebagai
pondasi, sebagaimana tertera didalam gambar.
Pasangan batu kali harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam PBI 1971.
1.2. Persyaratan bahan
1.2.1. Batu kali yang dipakai harus merupakan batu kali belah yang keras, padat
dan memiliki struktur yang kompak dengan warna yang cerah dan bebas dari
cacat, serta harus memenuhi syarat. Batu kali bulat tidak boleh dipakai.
1.2.2. Semen portland yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada RKS ini.
1.2.3. Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi
persyaratan
1.2.4. Air yang akan dipakai untuk pasangan batu kali harus memenuhi ketentuan
yang tercantum pada RKS ini.
1.3. Pelaksanaan Pekerjaan
1.3.1 Pondasi batu kali harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan 1 bagian
Semen Portland : 5 bagian Pasir Pasang atau sesuai yang disebutkan
didalam gambar dan harus dipasang dan dibentuk sampai diperoleh dimensi
dan ketinggian yang dibutuhkan, sebagaimana yang tertera dalam Gambar.
1.3.2. Batu kali harus dipasang sedemikian rupa, sehingga didapatkan gigitan yang
memadai diantara batu-batu, dengan ruang kosong sekecil mungkin.
Sebelum dipasang, bagian luar dibasahi secukupnya. Setelah dipasang,
bagian luar dari batu kali harus di tutup dengan adukan yang sama sampai
semua permukaan batu tertutup. Sebelum pemasangan dapat dilaksanakan,
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dan memasang kayu-kayu
pembantu (kayu profil) dan merentangkan benang pembantu dengan bentuk
sesuai dengan bentuk pondasi yang akan dipasang.Benang-benang yang

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -10
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

direntangkan harus sipat datar. Kayu pembantu dan benang-benang ini


harus disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas
sebelum pasangan batu kali dapat dimulai.
1.3.3. Pasangan batu kali exposes harus dipasang secara acak dengan
menggunakan adukan dan harus dilaksanakan oleh tukang batu khusus yang
berpengalaman.
Selama pemasangan batu mungkin perlu dibentuk untuk memperoleh nat
yang tipis dan rata.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan menggunakan adukan semen pasir
dengan campuran 1 bagian semen portland : 5 bagian pasir pasang.
Sebelum dipasang, batu harus dibasahi secukupnya, dan nat antar batu yang
diexposed harus dikorek dengan cara yang memadai.
Selama pemasangan, batu kali yang telah terpasang harus sering dicuci,
untuk menghindarkannya dari kotoran dan adukan yang menempel.
Pasal 2. 5.2 Pondasi Bor Pile
2.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi tiang bor ini antara lain:
a. Sebelum mengajukan penawaran, Penyedia Jasa Konstruksi dianggap
telah mengunjungi dan mempelajari keadaan lapangan sebaik-baiknya,
termasuk yang tidak disebutkan secara khusus dalam gambar-gambar
struktur.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan penyilidikan tambahan yang
menyangkut galian, sondir, boring, dan sebagainya sebelum mengajukan
penawaran, hal ini dilakukan atas biaya sendiri.
c. Pengadaan semua tenaga kerja, material, peralatan dan semua
perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Termasuk didalamnya loading test berikut pengadaan peralatan dan
bebannya.
d. Pengeboran lubang tiang bor.
e. Pembuangan tanah/lumpur hasil pengeboran keluar site dan
pembersihannya.
f. Penyediaan dan pemasangan tulangan tiang bor serta pengecorannya.
g. Dimensi Tiang, berdasarkan hasil penyelidikan tanah kedalaman tiang
disesuaikan dengan gambar dari muka tanah asli, sampai dengan
kedalaman tanah keras. Bangunan menggunakan Bored Pile bila
berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh Penyedia

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -11
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Jasa Konstruksi kedalaman tanah keras < 6m. Dimensi/diameter pondasi


bored pile disesuaikan dengan beban yang dipikul.
2.2. Prosedur Umum
a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi yang
berpengalaman dan yang mempunyai pelaksana yang berpengalaman
sehingga dapat menghasilkan mutu pekerjaan sebagaimana disyaratkan
dengan daya dukung yang sesuai dengan yang tercantum dalam
spesifikasi dan gambar rencana.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus melampirkan Metode Pelaksanaan serta
alat-alat yang akan digunakan kepada Konsultan Konsultan Pengawas
dengan memperhatikan kondisi lapisan tanah yang ada, permukaan air,
sifat dan jenis tanah, sifat alat yang akan digunakan serta fasilitas yang
diperlukan pada tahap preliminary maupun tahap selanjutnya.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus mempersiapkan peralatan pendukung
yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan ini walaupun pada
gambar struktur tidak tercantum.
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat nomor referensi dari semua tiang bor berikut urutan rencana
pelaksanaannya dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk melaksanakan
pembuatan tiang bor dengan jumlah, ukuran dan letak sebagaimana
tertuang dalam gambar pelaksanaan.
f. Perubahan-perubahan terhadap spesifikasi maupun gambar rencana
tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana sama sekali tidak
diperkenankan.
2.3. Pengenalan Lapangan Dan Referensi
1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengenal
lapangan sebaik-baiknya yang meliputi :
a. Peil existing dihubungkan dengan peil yang tercantum dalam
gambar.
b. Keadaan/kondisi lapisan tanah dan kedalaman muka air tanah
c. Peralatan dan fasilitas yang diperlukan guna kelancaran
pekerjaan
d. Hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap pelaksanaan
pekerjaan.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -12
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memeriksa penerapan kondisi lapangan


dengan gambar rencana dan wajib melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas jika ditemui perbedaan
agar dapat ditentukan solusinya.
3. Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan
pengukuran dengan surveyor yang berpengalaman untuk menentukan
posisi bangunan sebagaimana dalam gambar.
4. Jika ditemukan perbedaan elevasi/ukuran lapangan dengan yang
tercantum dalam gambar, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas.
5. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan mengganggu
fasilitas/utilitas umum (PDAM, PLN ,TELKOM) yang masih berfungsi dan
berupaya untuk menjaga agar selama pelaksanaan, fasilitas tersebut
masih tetap berfungsi.
6. Segala biaya yang diperlukan untuk
melindungi/memelihara/memindahkan fasilitas/utilitas umum ( PDAM,
PLN,TELKOM ) yang ada termasuk memperbaiki kembali jika mengalami
kerusakan sebagai akibat kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
7. Semua pekerjaan dan bahan-bahan harus dilaksanakan sesuai dengan
Persyaratan Teknis dalam spesifikasi ini serta sesuai dengan gambar
kerja. Penyedia Jasa Konstruksi wajib meneliti gambar struktur dan
gambar arsitek, jika terdapat perbedaan/keganjilan harus dilaporkan
kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Konsultan Pengawas.
2.4. Penyerahan Dokumen
Secara umum hal - hal berikut ini diserahkan sesuai dengan persyaratan
kontrak.
1. Laporan Pengujian Bahan Beton seperti yang diajukan untuk adukan
beton ( design mix).
2. Laporan Tiang Bor yang disahkan, mencatat elevasi dasar dan atas tiang
yang sebenamya, penyimpangan tegaknya tiang, level muka air tanah,
setiap keadaan luar biasa, tanggal dimulainya pengeboran, pengujian
dan pengecoran beton (termasuk setiap keterlambatan dalam
pengecoran dan lokasi construction joint pada tiang).
3. Laporan Design Mix Beton berisi daftar persyaratan dan hasil pengujian

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -13
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

adukan.
4. Laporan Pengujian Beton, mencatat informasi yang perlu dan
pengesahan sesuai persyaratan proyek.
2.5. Pengendalian Mutu
a. Peraturan dan Standard: sesuai dengan ketentuan Pedoman Beton
Indonesia dan SNI yang berlaku.
b. Apabila ketentuan standard di atas bertentangan dengan peraturan
bangunan untuk proyek ini, maka peraturan bangunan akan diikuti,
tetapi hanya untuk mengatur persyaratan minimum.
c. Kualifikasi Pelaksana Tiang Bor : tidak kurang dari tiga kontrak
pekerjaan yang sukses dilaksanakan dengan kondisi tanah, ukuran tiang,
kedalaman, dan volume pekerjaan yang minimal sama dengan proyek
ini.
d. Pekerjaan pengukuran harus memperkerjakan tenaga pengukur yang
terdaftar atau profesional engineer yang mempunyai ijin untuk
melaksanakan pengukuran untuk pekerjaan tiang bor. Lakukan pekerjaan
menentukan layout semua tiang bor terhadap as dan level yang
disyaratkan sebelum pemboran, dan pengukuran atas tiang yang
sebenamya dalam hal lokasi, diameter tiang, elevasi dasar dan atas,
penyimpangan dari toleransi yang disyaratkan, dan data yang diperlukan.
e. Catat dan simpan informasi atas setiap tiang dan bekerjasama dengan
tenaga penguji dan inspeksi untuk menyediakan data untuk laporan yang
disyaratan.
f. Jasa Pengujian Beton : pekerjaan laboratorium pengujian untuk
melakukan pengujian evaluasi bahan dan untuk merencanakan design
mix beton.
g. Bahan dan pekerjaan terpasang mungkin memerlukan pengujian dan
pengujian ulang setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Sediakan
daerah bebas terhadap penimbunan bahan dan fasilitas.
h. Pengujian yang tidak secara spesifik dinyatakan sebagai pekerjaan yang
dibiayai oleh Pemberi Tugas, termasuk pengujian kembali atas bahan
dan pekerjaan terpasang yang ditolak, merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
i. Sertifikat material property, yang menunjukkan kesesuaian terhadap
persyaratan, dapat diserahkan sebagai pengganti pengujian jika disetujui
oleh Konsultan Konsultan Pengawas. Sertifikat kesesuaian harus

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -14
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

ditandatangani oleh produsen bahan dan Penyedia Jasa Konstruksi.


2.6. Beton dan Bahan yang berhubungan
Beton dan bahan yang berhubungan disyaratkan dalam pasal ini adalah :
a. Mutu beton = K-350, non fly ash
b. Mutu besi
- U - 24  σau* = 2080 kg/cm2 (fy 240 Mpa)
untuk tulangan baja Polos ≤ Ø8
- U - 40  σau* = 3390 kg/cm2 (fy 400 Mpa)
untuk tulangan baja Ulir > D10
c. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang harus
memenuhi syarat-syarat berikut :
- SNI 2049-2015 Semen Portland
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
- Spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595)
- Spesifikasi semen hidrolis ekcpansif (ASTM C 845)
- Mempunyai sertifikat uji (test certificate)
- Mendapat persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas)
d. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu persyaratan berikut :
- Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C33)
- SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton
struktur.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
Ukuran maksimum agregat tidak lebih besar dari:
- 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan
- 1/3 ketebalan pelat lantai
- 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-
kawat.
e. Air
- Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih, tidak
berwarna dan tidak mengandung bahan-bahan kimia, oli, asam,
garam, organik atau bahan lain yang dapat merusak beton atau
tulangan.
- Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Indonesia (NI-2, 1971)

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -15
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

- Air pencampur yang digunakan pada beton pratekan yang


didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion khlorida
lebih besar dari 0.06% terhadap berat semen.
- Untuk beton lainnya max ion khlorida adalah 0.3%.
f. Bahan tambahan
- Bahan tambahan yang digunakan pada beton harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Bahan tambahan pembentuk gelembung udara harus memenuhi SNI
03-2496-1991, Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung
untuk beton.
- Bahan tambahan pengurang air, penghambat reaksi hidrasi beton,
pemercepat reaksi hidrasi beton dan gabungan pengurang air dan
pemercepat reaksi hidrasi beton harus memenuhi “ Spesifikasi bahan
tambahan kimiawi untuk beton (ASTM C 494) atau “Spesifikasi
untuk bahan tambahan kimiawi untuk menghasilkan beton dengan
kelecakan yang tinggi” (ASTM C 107)
- Abu terbang atau bahan pozzolan lainnya yang digunakan sebagai
bahan tambahan harus memenuhi “Spesifikasi untuk abu terbang
dan poozolan alami murni atau terkalsinasi untuk digunakan sebagai
bahan tambahan mineral pada beton semen portland” (ASTM C 618)
2.7. Campuran Rencana (Mix Design) Beton
a. Gunakan fasilitas pengujian independent untuk mempersiapkan dan
melaporkan rencana campuran dan metode pengecoran yang
diusulkan. Fasilitas pengujian harus sama dengan yang digunakan
untuk pengujian pengendalian mutu di lapangan.
b. Campuran rencana dibuat untuk menghasilkan beton tiang bor
dengan kekuatan tekan 28 hari minimum sebesar ( K-350 ).
c. Perbandingan adukan baik berdasarkan percobaan pengadukan
laboratorium maupun metode pengalaman lapangan menggunakan
bahan dan metode pengecoran tertentu, akan diterapkan di proyek
untuk setiap kelas beton yang disyaratkan.
d. Serahkan laporan tertulis kepada Konsultan Konsultan Pengawas
berisi adukan yang diusulkan untuk beton, sedikitnya 15 hari sebelum
mulai pekerjaan. Jangan memulai produksi beton sampai rencana
adukan direview dan disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -16
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

e. Penyesuaian adukan beton boleh diajukan oleh Penyedia Jasa


Konstruksi jika karakteristik bahan, keadaan pekerjaan, cuaca, hasil
test, dan keadaan lainnya memerlukannya, dilakukan tanpa tambahan
biaya terhadap Pemberi Tugas, dan dengan persetujuan Konsultan
Pengawas. Data pengujian laboratorium untuk rencana adukan revisi
dan hasil kekuatan harus diterima dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum digunakan dalam pekerjaan.
f. Dapat menggunakan admixture dengan banyaknya sesuai
rekomendasi pabrik untuk kondisi iklim yang sesuai pada saat dilakukan
pengecoran. Sesuaikan banyaknya admixture seperti disyaratkan untuk
mempertahankan pengendalian mutu.
g. Perbandingan dan adukan rencana dibuat untuk menghasilkan
slump beton pada saat pengecoran sebesar 14 ± 2 cm, menggunakan
plasticizer.
2.8. Pengadukan Beton
Beton Readymix : Sesuai dengan persyaratan ASTM C 94, dan sebagaimana
disyaratkan berikut ini.
a. "Hilangkan kecenderungan untuk membiarkan tambahan air ke dalam
pengaduk untuk bahan yang tidak cukup slumpnya. Penambahan air ke
alat pengaduk tidak diijinkan".
b. Selama cuaca panas, atau dalam keadaan yang menyebabkan beton
cepat mencapai setting, maka disyaratkan waktu pengecoran yang lebih
singkat dari yang disyaratkan dalam ASTM C 94.
c. Jika temperatur udara berada diantara 30°C dan 32°C, kurangi waktu
pengadukan dan pengangkutan dari 1 ½ jam menjadi 75 menit, dan
bila temperatur udara diatas 32°C, kurangi waktu pengadukan dan
pengangkutan menjadi 60 menit.
2.9. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Tahapan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan penggalian rencana pondasi tiang, Penyedia
Jasa Konstruksi sudah harus menyiapkan form record yang bentuk
dan isinya sudah disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas.
b. Saat penggalian tanah untuk pondasi bor, hal-hal yang perlu
dicatat di dalam form record minimal :
- Lokasi dan penomoran titik bor serta ukuran lubang bor. Elevasi
atas dan dasar lobang bor serta elevasi air tanah.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -17
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

- Jenis tanah, panjang cassing dan schedule pelaksanaan pekerjaan


bored pile secara keseluruhan dan tiap tahapnya.
- Catatan mengenai klasifikasi tanah dari kedalaman yang berbeda
serta kendala yang dijumpai.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, konfigurasi alat maupun metode
pelaksanaan harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Alat-alat tersebut harus dapat dipergunakan untuk melakukan
pengeboran menembus air, lapisan keras, batu besar, serpihan-
serpihan cadas, tanah liat yang keras, kerikil dan pasir.
e. Peralatan yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
dapat membuat lubang bor tanpa mengalami kelongsoran seperti
menggunakan cassing, atau menggunakan alat pemecah batu bila
ternyata dijumpai lapisan yang mengandung batu-batuan dan
sebagainya.
f. Pekerjaan pembuatan tiang bor dapat di laksanakan setelah lokasi
tiang bor yang akan dibuat telah ditentukan dan disetujui oleh
Konsultan Konsultan Pengawas.
g. Pengeboran harus dilakukan sampai mencapai lapisan tanah yang
disyaratkan yang ciri-cirinya ditentukan berdasarkan Laporan hasil
Penyelidikan Tanah atau sesuai gambar kerja.
h. Contoh tanah tersebut harus dapat ditunjukkan kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas setiap saat jika diperlukan.
Dan kedalaman pengeboran yang dicapai harus dicatat.
i. Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan seorang Ahli
Pengeboran Tanah yang sudah berpengalaman dengan pekerjaan
tiang bor.
j. Pengeboran baru dihentikan setelah mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas, namun demikian mutu pekerjaan yang
dihasilkan sepenuhnya tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
k. Setelah pengeboran selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus
melaksanakan pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan
lumpur yang terjadi pada dasar bor, caranya bergantung pada
metoda dan alat yang baru dapat dihentikan setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Konsultan Pengawas.
l. Apabila pada saat penggalian dijumpai air tanah maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus menyediakan pompa-pompa penyedot air

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -18
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

agar pekerjaan penggalian tanah dapat diselesaikan sesuai dengan


gambar rencana, dengan jumlah dan kapasitas yang disesuaikan
dengan debit air yang ada
m. Pada saat tahap pembersihan lubang bor, rangkaian tulangan tiang
bor harus sudah siap untuk dimasukkan kedalam lubang bor.
n. Apabila tulangan belum siap, maka pekerjaan pembersihan dasar
lubang bor harus dilakukan kembali sampai tulangan siap
dimasukkan dan apabila diperlukan penyambungan tulangan, maka
ditempat pekerjaan harus disiapkan mesin las yang dapat
digunakan setiap saat untuk mengelas tulangan.
o. Rangkaian tulangan yang dipasang adalah sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan harus diletakkan pada pusat lubang bor serta
harus dipasang dengan kuat sehingga tidak terjadi penggeseran/
perpindahan tempat selama masa pengecoran.
p. Pada sisi luar rangkaian tulangan harus dipasang tahu beton
setebal 5 - 7 cm pada beberapa tempat agar diperoleh selimut
beton yang tebalnya sama pada seluruh permukaan.
q. Setelah tulangan tiang bor terpasang, Penyedia Jasa Konstruksi
dengan sepengetahuan Konsultan Pengawas harus melakukan
kembali pengukuran kedalaman lubang bor. Apabila terjadi
pengurangan kedalaman lubang bor dibanding pada saat selesai
pembersihan, maka tulangan tersebut harus dikeluarkan dan
pekerjaan pembersihan dasar lubang harus dilakukan kembali.
r. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ke tahap berikutnya
sebelum tahapan tersebut diatas disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Konsultan Pengawas .
s. Setelah pemasangan tulangan selesai dilakukan dan disetujui oleh
Konsultan Konsultan Pengawas, maka adukan beton yang akan
digunakan harus sudah siap di tempat pekerjaan sehingga
pengecoran bisa langsung dilakukan. Mutu beton pada proyek ini
adalah K-350 dengan slump antara 14±2cm.
t. Pengecoran harus dilakukan sampai selesai dan tidak
diperkenankan menunda pekerjaan pengecoran ini.
u. Apabila pengecoran ini tidak selesai karena suatu alasan, maka
tiang bor tersebut dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengganti tiang bor tersebut

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -19
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

dengan tiang bor baru yang letaknya akan ditentukan oleh


konsultan Perencana. Semua resiko akibat hal ini sepenuhnya
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
v. Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan pipa tremie yang
dipergunakan harus mempunyai diameter minimum 20 cm serta
receiving hopper harus mempunyai kapasitas sama dengan
kapasitas pipa yang disupply dengan beton. Bagian bawah pipa
tremie harus ditutup dengan bola, atau dengan metode lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
w. Posisi dari pipa tremie harus diatur sedemikian hingga dasar dan
pipa tersebut paling tidak berada 1,5 m' dibawah permukaan beton
pada setiap tahap pengecoran yang harus dilaksanakan terus
menerus tanpa henti sampai selesai.
x. Pelaksanaan tiap tahap diatas harus dilakukan berkelanjutan
sampai selesai dan tidak diperkenankan adanya penundaan waktu
diantara tahapan-tahapan tersebut.
2. Toleransi Posisi Tiang
Deviasi maksimum terhadap posisi dari tiang harus memenuhi syarat
berikut :
a. Toleransi kelurusan vertikal dibatasi maksimum 1 : 200.
b. Toleransi posisi (horisontal) ditentukan sebesar 5 cm segala arah.
3. Pembobokan Kepala Tiang dan As Built Drawing
a. Setelah pekerjaan pembuatan tiang bor selesai, Penyedia Jasa
Konstruksi harus memotong beton bagian atas dari tiang sampai
mencapai cut off level yang disyaratkan dengan memperhatikan
panjang stek tulangan untuk penyambungan dengan pile cap /
poer.
b. Segera setelah pekerjaan selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat as built drawing dari letak tiang bor untuk dibandingkan
dengan letak tiang bor rencana.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -20
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

BAGIAN 2.6.
PEKERJAAN BETON

Pasal 2. 6.1 Umum


1.1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian
persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan teknis ini,
maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standard di bawah ini :
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2).
 Standart Beton Indonesia 1991.
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983.
 American Society of Testing Materials (ASTM).
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas
maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.
1.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaan ini dengan
ketepatan dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini,
gambar rencana, dan instruksu-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas. Semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus
dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.
1.3. Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang terbaik
sesuai persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut
dan Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala biayanya.
Semua material yang tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas dalam waktu 2
x 24 jam harus dikeluarkan dari Proyek.
Pasal 2. 6.2 Lingkup Pekerjaan
2.1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
beton sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah,
pengujian, dan peralatan pembantu.
2.2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan
bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
2.3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian
dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang
pekerjaan beton.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -21
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Pasal 2. 6.3 Material


3.1. Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirimkan surat pernyataan pabrik
yang menyebutkan type, kualitas dari semen yang digunakan dan
“Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan semen tersebut dalam
gudang yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang
menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab
tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.
d. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
3.2. Agregat Kasar
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
spesifikasi sesuai menurut ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar
2,5 cm
b. Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir
yang pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak
boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan


1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0-1

3.3. Agregat Halus


a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah
batu dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak
mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -22
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

b. Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari
partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti
tabel berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan


3/8” 9,50 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10
No. 200 0,074 mm a. - 5

3.4. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
3.5. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971,
dengan tegangan leleh karakteristik (σ au) = 2400 kg/cm2 atau baja U24 dan
baja dengan tegangan leleh karakteristik (σ au) = 3900 kg/cm2 atau baja U39
Pemberi tugas atau Direksi/Konsultan Pengawas akan melakukan pengujian
test tarik-putus dan “Bending” untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
3.6. Bahan Pencampur
a. Penggunaan bahan pencampur (Admixture) tidak diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C
ratio dari penambahan bahan pencampur (Admixture) tersebut. Hasil
“Crushing test” dari Laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus
beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
3.7. Cetakan Beton
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm
atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut
dalam PBI NI-2 1971. Untuk beton ecpose harus memalai Pnol Film dengan
tebal minimal 12 mm. Konstruksi rencana cetakan beton harus diajukan oleh

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -23
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Penyedia Jasa Konstruksi kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat


persetujuan.
3.8. Contoh yang harus disediakan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh
material : koral, split pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas/
Pengawas akan dipakai sebagai standart / pedoman untuk memeriksa /
menerima material yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.
c. Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui Konsultan Konsultan Pengawas/Pengawas.
Pasal 2. 6.4 Mutu Beton
4.1. Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan karakteristik σbk = 350 kg/cm2 untuk sloof dan pile cap, dan
σbk = 350 kg/cm2 untuk kolom, balok dan plat lantai.
4.2. Slump ( Kekentalan Beton ) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian
dengan standar ASTM C-143 adalah sebagai berikut :

Slump Slump
Jenis Konstruksi
maks. (mm) min. (mm)

Kaki Dan Dinding Pondasi 100 50


Pelat, Balok Dan Dinding 120 50
Kolom 100 50
Pelat Di Atas Tanah 120 100

4.3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, maka
harga tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak
melebihi 150 mm dan harus di-back up dengan percobaan adukan beton (trial
mix).
Pasal 2. 6.5 Percobaan Pendahuluan ( Trial Mix )
5.1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengadakan percobaan-percobaan di Laboratorium yang
“Independent” yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, sebagai persiapan dari
percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu perbandingan
tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
5.2. Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengadakan percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan
mutu beton yang diperlukan.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -24
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

5.3. Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti
ketentuan-ketentuan dalam PBI NI-2 1971.
5.4. Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu
yang sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak boleh
dilaksanakan.
5.5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil
percobaan di laboratorium.
Pasal 2. 6.6 Pengadukan dan Peralatannya
6.1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai keteliatian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan
Konsultan Konsultan Pengawas/Pengawas.
6.2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari
material-material harus dengan persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas/
Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi terus-menerus
oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
6.3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer
atau Portable Continous Mixer). Mesin pengaduk harus benar-benar kosong
sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci
bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
6.4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit
sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah,
bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m 3 dan Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan adukan dengan
kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus
seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan.
6.5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang ditentukan. Air
harus dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama
pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki.
6.6. Penyedia Jasa Konstruksi diperbolehkan menempatkan satu “Mixing Plant”
atau memperoleh beton dari satu “Ready Mix Plant” asalkan dapat
membuktikan bahwa mutu beton tersebut sesuai dengan semua ketentuan
dalam persyaratan ini. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -25
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

spesifikasi beton ready mix yang akan digunakan sesuai dengan mutu beton
yang diinginkan, sebelum pekerjaan dimulai.
Pasal 2. 6.7 Persiapan Pengecoran
7.1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang terlepas. Bagian-bagian
yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk
instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
7.2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus terpasang dengan baik.
Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu
dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
7.3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang pada beton lama tersebut
harus disapu dengan bonding agent dengan aturan sesuai pabrik
pembuatnya.
7.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut
sampai ijin pengecoran diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 2. 6.8 Acuan / Cetakan Beton
8.1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
sepenuhnya. Cetakan harus sesuai bentuk, ukuran dan batas-batas bidang
dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup
kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari
penyangga.
8.2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan
lurus dan rata dalam arah horisontal maupun vertikal.
8.3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress”
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban-beban yang ada diatasnya.

8.4. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran


letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan
pada a\saat beton dituang.
8.5. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi
“Mould release agent” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -26
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja


tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan tulangan.
8.6. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok : 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
Pelat lantai / atap / tangga : 21 hari
8.7. Dengan persetujuan Konsultan Pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal
apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan
beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28
hari. Segala ijin yang diberikan oleh Konsultan Pengawas, tidak mengurangi
atau membebaskan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi terhadap
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
8.8. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton
yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
8.9. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum pengurukan dilakukan.
Pasal 2. 6.9 Pengangkutan dan Pengecoran
9.1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu
antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam atau tidak
terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok anatara beton yang sudah dicor
dan yang akan dicor.
9.2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang
ditentukan, maka harus dipakai bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas/Pengawas.
9.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahu Konsultan Pengawas selambat-
lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan
untuk melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa
Penyedia Jasa Konstruksi akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa tanpa
gangguan.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -27
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

9.4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen
dan agregat telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dpat berkuran, bila Konsultan
Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
9.5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya harus mendapat perstujuan Konsultan Pengawas dan alat-alat
tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton pengeras.
9.6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5
meter. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh
adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
9.7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
“initiual set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan
menjadi plastis karena getaran.
9.8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah.
9.10. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjasi
keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari
lapisan air semen dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman
yang cukup, sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah
pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat dengan tulangan dan cetakan
harus dibersihkan.
9.11. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka
sebaiknya tidak dilaksanakan, kesuali atas persetujuan Konsultan Pengawas
dapat dilaksanakan pada malam hari dengan sistem penerangan sudah
disiapkan dan memenuhi syarat.
Pasal 2. 6.10 Pemadatan Beton
10.1. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan
guna pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya
agar didapat beton yang cukup padat tanpa perlu penggetaran yang
berlebihan.
10.2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical
Vibrator” dan dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman. Penggetaran
dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan “over vibration” dan tidak

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -28
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan


beton.
10.3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik. Alat penggetar tidak boleh menyentuh tulangan-
tulangan, terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton yan telah
mulai mengeras.
Pasal 2. 6.11 Sambungan Konstruksi ( Construction Joints )
11.1. Rencana atau schedul pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu
konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak “construction
joints”. Dalam keadaan tertentu dan mendesak, Direksi/Konsultan Pengawas
dapat merubah letak “construction joints” tersebut.
11.2. Permukaan “construction joints” harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.
11.3.“Construction Joints” harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat
mungkin dihindarkan adanya “construction joints” tegak, kalaupun diperlukan
maka harus dimintakan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
11.4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi
lapisan “Grout/bonding agent” segera sebelum beton dituang.
Pasal 2. 6.12 Baja Tulangan
12.1. Semua baja tulangan yang dipakai harus bersih, dari segala macam kotoran,
karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.
Ukuran lebih kecil atau sama dengan dari  10 mm menggunakan BJTP 24
atau U24 (Polos)
Ukuran D > 12 mm menggunakan BJTD 40 atau U39 (Ulir)
12.2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI NI-1971.
12.3. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :
a. Beton tanpa cetakan, berhubungan langsung dengan tanah = 40 mm
b. Beton dengan cetakan berhubungan langsung dengan tanah = 50 mm
c. Balok dan kolom tidak berhubungan langsung dengan tanah = 40 mm
Pasal 2. 6.13 Benda- benda yang tertanam dalam beton
13.1. Penempatan saluran/pemipaan, sleeve harus sedemikian rupa, sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan PBI-1971, NI-2 pasal
5.7.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -29
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

13.2. Tidak diperkenankan menanam saluran-saluran/pipa kebagian struktur beton


bila ditunjukkan pada gambar.
13.3. Apabila pemasangan terhalang oleh baja tulangan yang terpasang, maka
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera mengadakan konsultasi dengan
Konsultan Konsultan Pengawas/ Pengawas.
13.4. Baja tulangan tidak diperkenankan untuk digeser maupun dibengkokkan
untuk memudahkan pemasangan tanpa seijin Konsultan Pengawas.
Pasal 2. 6.14 Benda- benda yang ditanam dalam beton
14.1. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti angkur, kait
dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton, harus sudah
terpasang sebelum pengecoran beton dilakukan.
14.2. Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya agar
tidak tergeser pada saat pengecoran beton.
14.3. Penyedia Jasa Konstruksi utama harus memberitahukan kepada pihak lain
untuk melakukan pekerjaan tersebut sebelum pengecoran dilakukan.
14.4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton tidak diisi pada saat
pengecoran, harus ditutup dengan bahan atau ukuran sesuai kebutuhan yang
mudah dilepas setelah pelaksanaan pengecoran.
Pasal 2. 6.15 Cacat-cacat pekerjaan
15.1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian
pekerjaan ternyata tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan
teknis, maka bagian tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
15.2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti
sesuai dengan yang dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan pemulihan
pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta seluruh biaya yang timbul
seluruhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Pasal 2. 6.16 Pengujia n beton
16.1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-2
1971 dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam ayat
berikut.
16.2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan dalam
satu hari dengan volume sampai dengan volume sampai dengan jumlah 5 m 3.
16.3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus
ukuran 15x15x15 cm atau silinder. Satu benda uji akan diuji pada umur 7
(tujuh) hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas,

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -30
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

sedang 3 (tiga) benda uji lainnya akan diuji pada umur 28 hari. Hasil
pengujian adalah hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas
kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik
300 kg/cm² untuk mutu beton K-350 (sloof dan pile cap,plat, kolom,balok),
tidak boleh ada satu benda uji yang hasil pengujian kurang dari kekuatan
beton karakteristik tersebut.
16.4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal
dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan sebenarnya.
Pasal 2. 6.17 Suhu
17.1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang di
taruh berada diantara 27° dan 32° C.
17.2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat
mengakibatkan suhu beton melebihi 32° C, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan
agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.
Pasal 2. 6.18 Beton ready mixed
18.1. Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed, maka
beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Konsultan
Konsultan Pengawas/Pengawas, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman/pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum
pada ASTM C94-78a.
18.2. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
telah diuji di Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol bersama-
sama oleh Konsultan Pengawas dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan
beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang
diadakan di Laboratorium.
18.3. Syarat-syarat Beton Ready Mixed :
a. Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari
30° C.
b. Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed harus
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bilamana diperlukan dua atau lebih
jenis bahan additive, maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara
terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan
ACI 212.1R-63.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -31
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

c. Setelah temperatur di dalam beton mencapai malsimum, maka


permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat
lainnya, untuk mempertahankan panas sedemikian rupa, sehingga tidak
timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian dalam dan luar
atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan
beton tetap harus dilindungi terhadap pengertian yang mendadak.
Pasal 2. 6.19 Pemeliharaan beton ( curing beton )
19.1. Untuk mencegah pengeringan bidang bidang beton. Selama paling dua
minggu beton harus dibasahi terus menerus , antara lain dengan
menutupinya dengan karung karung basah . Pada pelat pelat atap
pembasahan terus menerus ini harus dilakukan dengan merendamnya
(menggenanginya) dengan air. Pada hari hari pertama sesudah selesai
pengecoran , proses pengerasan tidak boleh diganggu Sangat dilarang
untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat
penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-
bahan yang berat.
19.2. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi , uap bertekanan udara luar ,
pemanasan atau proses-proses lainuntuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat dipakai. Cara-cara ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Ahli.

BAGIAN 2.7.
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

Pasal 2. 7.1 Umum


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar,

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -32
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

dengan hasil yang baik dan sempurna.


b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan
yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai
yang ditunjukkan di dalam gambar.
1.2. Standard
a. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI - 2.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI- 5.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI - 8.
e. Peraturan Pembangunan PemerintrTh Daerah Setempat.
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan
g. Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No. 1457.
h. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Perencana/MK.
i. Standar Normalisasi Jerman ( DIN )
j. American Society for Testing and Material ( ASTM )
k. American Concrete Institute ( ACI ).
Pasal 2. 7.2 Bahan dan Produksi
2.1. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk
dan atas persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan Semen Portland harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelambaban, bebas dari
air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -33
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Penyimpanan/Penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan


yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur
untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahanbahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu
Konaultan Konsultan Pengawas/Pengawas dapat minta kepada Penyedia
Jasa Konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta
memenuhi persyaratan (PBI 1971). Bila dipandang perlu Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memberikan contoh-contoh material, misalnya : besi, koral, pasir PC untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan dipakai
sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi ke site.
2.2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam
kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
d. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan.Bila ada kerusakan, Penyedia Jasa Konstruksi
wajib mengganti atas beban Penyedia Jasa Konstruksi.
Pasal 2. 7.3 Pelaksanaan

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -34
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

3.1. Mutu Beton


Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah fc' = 15 Mpa
dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
3.2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai PBI-1971.
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton. harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam PBI 1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas.
3.3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5
cm dan maksimum 10 cm.
3.4. Pengecoran Beton
a. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan
dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuranukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -35
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Pengawas.
3.5. Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya
selama pengecoran dilakukan.
c. Acuan harus rapat (tidak bocor), pemiukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/Lumpur dan sebagainya,
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak
pemiukaan beton.
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan contoh-contoh material (besi,
koral/split, pasir dan Semen Portland) kepada Konsultan Pengawas, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
f. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebh besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-2 (PBI 1971).
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah pengecoran.

3.5. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting


Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3.7. Pengujian Mutu Pekerjaan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
untuk memberikan pada Konsultan Pengawas "Certificate Test" bahan besi
dari produsen/pabrik.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -36
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

b. Bila tidak ada "Certificat Test" maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
melakukan pengujian atas besi/kubus di laboratorium yang akan ditunjuk
kemudian.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan
mengambil benda uji berupa kubus yang ukurannya sesuai dengan syarat-
syarat/ketentuan dalam PBI Th.1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas dan diperiksa di laboratorium konstruki beton yang
ditunjuk Konsultan Pengawas.
d. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat "Trial Mix" terlebih dahulu,
sebelum memulai pekerjaan beton.
e. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas
secepatnya.
f. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian behan tersebut, menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3.8. Syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai
ketentuan dalam PBI Th.1971).

BAGIAN 2.8.
PEKERJAAN BAJA

Pasal 2. 8.1 Umum


1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
1 Konstruksi kuda-kuda WF.300.150.6,5.9
2 Konstruksi kuda-kuda 200.100.5,5.8
3 kuda-kuda WF.300.150.6,5.9 satu sisi
4 Setengah kuda-kuda WF.300.150.6,5.9
5 Jurai Panjang WF.300.150.6,5.9

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -37
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

6 Jurai Pendek WF.300.150.6,5.9


7 Kaki kuda-kuda WF.300.150.6,5.9 ( pedestal )
8 Nok WF.200.100.5,5.8
9 Gording C 150.50.2,3
10 Irisan WF.300.150.6,5.9
11 Irisan WF.200.100.5,5.8
12 Plat Plendes t 10mm
13 Plat simpul t 10mm
14 Plat rib t 10mm
15 Plat pengaku t 10mm
16 Plat Penahan Gording
17 Angkur Ø 12mm - 40cm
18 Mur + Baut Htb Ø 10mm
19 Mur + Baut Htb Ø 8mm
20 Trek stang 10mm
1.2. Semua Pekerjaan Fabrikasi Baja dan Pemodelan (Mock Up) harus
dilaksanakan di Workshop dengan peralatan yang memadai, minimal terdiri
dari :
a. Chain hoist 5 ton/Crane
b. Skid Rail
c. Notching Machine
d. Beam Driling Machine
e. Magnetic Driling Machine
f. Plate Driling Machine
g. Beam Welding Processing Line System
h. Band Saw Cutting Machine
i. Circular Saw Cutting Machine
j. Mesin Potong Api (Flame)
k. Mesin Potong laser (Laser Cutting Machine)
l. Hydraulic Jack
1.3. Pekerjaan Struktur Baja ialah bagian-bagian yang dalam gambar rencana
dinyatakan sebagai struktur baja, juga bagian-bagian yang menurut sifatnya
memakai baja, seperti kolom, balok, rangka atap, rangka dinding dan lain-
lain.
1.4. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Pelaksana Pekerjaan harus membuat
gambar kerja (shop drawing) dari pekerjaan baja gambar kerja meliputi

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -38
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

detail-detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang baut, las,


pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama
untuk fabrikasi dan pemasangan.
1.5. Sub Pelaksana Pekerjaan yang dipakai jika ada harus diketahui dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
1.6. Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
Pasal 2. 8.2 Material
 Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun kontraktor
telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat
kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.
 Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan Hot Rolled Structural Steel
 Baja profil sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut PPBBI atau ASTM A-36,
dengan tegangan leleh sebesar 2400 kg/cm2.
 Baut Baja biasa sesuai ASTM A-307
 Baut Baja tegangan tinggi sesuai dengan ASTM A-325 F (High Strenght Friction
Grip).
 Elektroda las mengikuti AWS E-70XX atau mutu lebih tinggi.

Pasal 2. 8.3 Pabrikasi


3.1. Umum
3.1.1. Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada
bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas dan ketelitian utama diperlukan
untuk menjamin bahwa seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya
pada waktu pemasangan.
3.1.2. Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun
dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui.
3.1.3. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana
atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
3.1.4. Pelaksana Pekerjaan pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri
semua pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan
dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -39
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

3.1.5. Pelaksana Pekerjaan pabrikasi harus memperkenalkan Pelaksana


Pekerjaan Montase untuk sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan
untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain yang
berhubungan dengan waktu pemasangan di tempat pekerjaan.
3.1.6. Pelaksana Pekerjaan Montase tidak mempunyai wewenang untuk
memberikan instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan
pabrikasi.
3.2. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita
baja yang telah disetujui.ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada
gambar rencana dianggap ukuran pada 25° C.
3.2.1. Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya,
harus bebas dari puntiran, bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-
pelat disusun akan terlihat rapat seluruhnya.
3.2.2. Pemotongan
a. Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji
atau dengan las pemotong.
b. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan
siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan.
3.2.3. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotongan,
maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-
banyaknya 3 mm, pada pelat setebal 6 mm pada pelat yang tebalnya
lebih besar dari 12 mm.
3.2.4. Memotong dengan Las Pemotong
a. Las pemotongan digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan
sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan tetap.
b. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus
dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan
gerinda.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -40
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

c. Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tepi harus


diselesaikan sedemikian sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran
besi.
3.2.5. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las
a. Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las, dibawah Pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan Konsultan Pengawas
mempunyai training dan pengalaman yang sesuai untuk
penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, maka cara itu tidak akan
diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
c. Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengelasan jenis dan ukuran serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut harus diajukan Penyedia Jasa Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum pekerjaan
las listrik dapat dilakukan.
d. Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan busur
listrik, yang digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan
oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan dibuat penyimpangan
tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
e. Pelat-pelat yang akan di las harus bebas dari kotoran-kotoran besi,
minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu
las.
f. Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan
kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
3.2.6. Mengebor
a. Semua lubang harus di bor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan
sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
di bor menembus seluruh tebal sekaligus
b. Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini
di bor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai
ukuran sebenarnya.
c. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri
dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -41
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila


perlu.
d. Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas, adalah 1.50 mm lebih
besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana.
e. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan.
f. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus
sekaligus seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor
dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian pada saat
montase percobaan.
3.2.7. Memberi Tanda untuk Pemasangan Akhir
a. Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, tetapi belum dilepas, setiap bagian harus diberi
tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat).Cat dari warna yang
berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama.
b. Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat,
tanda-tanda itu, oleh Pelaksana Pekerjaan Pabrikasi diberikan dengan
cuma-cuma kepada Konsultan Pengawas dan Pelaksana pekerjaan
Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman-pengiriman
pekerjaan baja itu.

3.2.8. Pengecatan di Bengkel


a. Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase
percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali
pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada
perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam
yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
atau dengan cara lain yang disetujui.
b. Setelah semua permukaan dalam keadaan bersih dan kering, atau
bahan-bahan dasar dengan satu lapisan menie, atau bahan-bahan
pelindung lainnya kalau disyaratkan khusus untuk pekerjaan tersebut.
Pasal 2. 8.4 Mock Up di bengkel (Montase Percobaan)
4.1. Sebelum dikirim ke lokasi pekerjaan, pekerjaan baja harus dipasang sementara
(montase percobaan) pada bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari
cuaca untuk diperiksa

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -42
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

4.2. Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus


dimontase bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan
perletakan-perletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang
penguat.
4.3. Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan
menggunakan cara yang disetujui seperti baut-baut.
4.4. Pengeboran yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa
bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar
lubang atau merusak material.
Pasal 2. 8.5 Pemasangan percobaan atau Trial Erection
5.1. Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang
tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak
oleh MK dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan
MK.
Pasal 2. 8.6 Pengujian Mutu Pekerjaan

6.1. Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan


memberikan pada MK “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las,
cat dari produsen atau pabrik.
6.2. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kintraktor harus melakukan pengujian
atas baja profil, baut, kawat las di laboratorium.
6.3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type
dari bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen
dan kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM
A370
6.4. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak.
a. Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas
tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual,
bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji
dengan standar AWS.D.1.0.
b. Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK atau Konsultan harus
dilakukan test ultrasonic atau radiographic.
6.5. Pengujian secara Radiographic
a. Pengujian secara “Radiographic” harus sesuai dengan lampiran B dari
AWS.D.1.0. Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -43
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

pengenal pada baja seperti ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan
sempurna.
b. Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian
secara “Radiographic” termasuk sumber tenaga dari utilitas lainnya tanpa
adanya tambahan biaya pada Pemberi Tugas.
c. Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada “AWS.D.1.0” dinyatakan oleh “Radiographic”
harus diperbaiki dibawah Pengawasan Konsultan Pengawas dan tambahan
“Radiographic” dari daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya
Kontraktor.
6.6. Pemeriksaan dengan “Ultrasonic” untuk las dan teknik serta standar yang dipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWS.D.1.0 atau – 75 : Ultrasonic Contact
Examination or Weldments : E273-68 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and
Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing (1974).
6.7. Cara pemeriksaan dengan “Partikel Magnetic” harus sesuai dengan ASTM E109.
6.8. Cara pemeriksaan dengan “Liquid Penetrant” harus sesuai dengan E109.
6.9. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum Konsultan Pengawas
membuat pemeriksaannya. Konsultan atau Konsultan Pengawas akan
memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-pecah, permukaan
yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah,
lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan yang rusak
harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
6.10. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada Konsultan
Pengawas secepatnya.
6.11. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan
sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 2. 8.7. Pengecatan baja
7.1. Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar
yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin
perkakas misalnya pada perletakan.
Cat lapangan terdiri dari :
d. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah
dicat bengkel, seperti diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, yang telah

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -44
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

rusak pada saat transport atau pemasangan oleh bidang-bidang lain


seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, dimana cat dasarnya
telah rusak.
e. Pemakaian cat dasar dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan dalan
“pengecatan di bengkel” pada bidang-bidang yang tertera pada 1 diatas.
f. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu,
untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
7.2. Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas
dengan sand blasting atatu cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang
bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lain-
lain yang melengket padanya. Luas bidang permukaan yang dibersihkan
haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat segera setelah
pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
Bila terjadi oksidasi (karatan), permukaan harus dibersihkan kembali sebelum
pengecatan dasar dilakukan.
7.3. Pengecatan
7.3.1. Cat dapat digunakan dengan kwas tangan yang disetujui atau dengan
cara yang -disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.
7.3.2. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau
berdebu atau pada cuaca yang lain yang jelek, kecuali diusahakan
tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat Konsultan
Konsultan Pengawas/ Pengawas, untuk melawan pengaruh-pengaruh
cuaca tersebut terhadap pekerjaan.
7.3.3. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah kering
betul. Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar dalam tempo kurang
lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah
pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu
dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.
7.3.4. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut
pada setiap sudut-sudut, sambungan pelat, lekuk-lekuk dan sebagainya,
kemudian diratakan dengan baik.
7.3.5. Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi
dengan cat yang tebal, atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas,

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -45
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui
sebelum penyelesaian cat dasar.
7.3.6. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama dan rata.
Pemakaian cat yang rata ialah 12.5 m2 per liter untuk setiap lapisan.

BAGIAN 2.9.
WATER PROOFING

Pasal 2.9.1 Umum


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Bagian yang di waterproofing :
 Pelat atap dan overstek
 Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
 Ground reservoir
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
1.2. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan waterprofing adalah :
a. Beton Bertulang.
b. Lantai/Ubin Keramik.
c. Plumbing.
1.3. Standard.
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia-1982 (NI - 3).
b. STM 828.
c. ASTME : TAPP I 803 dan 407.
1.4. Persetujuan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan data-data teknis produk dan
spesifikasi untuk persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui
Direksi Lapangan/Perencana.
1.5. Gambar Detail Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF
JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -46
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail


khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan Konsultan Pengawas/ Konsultan Pengawas.
1.6. Contoh
a. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengajukan contoh dari semua bahan,
brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.
b. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat mock-up
sebelum pekerjaan dimulai.
1.7. Pengangkutan, Penyimpanan dan Penanganan Bahan
a. Material harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari
kerusakan pada pekerjaan.
b. Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang menyebutkan
nama "generic" dan "merk dagang" dari produk, berat bersih dan nama
pabrik, nama Penyedia Jasa Konstruksi dan nama proyek.
c. Dilapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang masih tertutup,
terlindung dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari percikan api,
panas, dan lain-lain.
d. Jangan keluar-kan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dari yang
diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan kemasan hanya
dilakukan setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan tersebut.
1.7. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan
pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma-cuma
selama 10 (sepuluh) tahun berupa :
a. Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process Performance
Warranty).
b. Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicators Workmanship Warranty).
Pasal 2. 9.2 Bahan
2.1. Waterproofing untuk atap dan Atap Canopy entrance dan KM/WC, Area pot
bunga, kanopi jendela dan KM/WC
a. Menggunakan Waterproof yang digunakan adalah berbahan dasar

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -47
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

cementiuos acrylic polymer yang sangat fleksibel yang diaplikasikan dengan


system coating.
b. Standar mutu bahan berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Garansi Bahan dan
pelaksanaan selama 10 tahun.
d. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa
kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa
pembuangan (kemiringan minimal 2 %)
e. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik / produsen.
f. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana, dari
pilihan warna yang tersedia.
2.2. Waterproofing pada Ground tank
a. Waterproofing untuk area ground tank menggunakan type coating +
serat non toxin. Waterproofing berbahan dasar full acrylic polymer yang
diperkuat dengan lembaran fiberglass matt. Konsraktor harus memberikan
Garansi Bahan dan pelaksanaan selama 10 tahun.
b. Spesifikasi produk :
- Lapisan primer/dasar (150 grm/M2)
- Bodycoat (450 grm/M2)
- Finish/Top coat (450 grm/M2)
- Fiberslass 300 g/M2
- Completed system DFT 700 – 800 microns
- Coverage 2,4 kg/M2
- Coverage coating 0,6 kg/M2
c. Pelaksanaan
- Pastikan permukaan telah halus, bersih, bebas dari debu dan minyak
serta tidak ada sisa serpihan benda-benda yang kasar dan tajam.
- Permukaan dibasahi untuk mengurangi suhu permukaan untuk
menghindari pembentukan kantong udara atau terjadinya reaksi sewaktu
proses primer. Aplikasikan lapisan primer/dasar.
- Aplikasikan dengan roll atau kuas satu lapis bodycoat kemudian
bentangkan satu lapis fiberglasspada lapisan dalam kondisi basah, segera
lanjutkan lapisan bodycoat kedua pada fiberglass untuk menekan
fiberglass dan pastikan tidak ada udara yang terperangkap.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -48
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

- Pastikan tidak ada lagi udara yang terperangkap dalam lapisan, sedang
untuk fiberglass yang berlebih diratakan dengan kapi. Pastikan
permukaan benar-benar kering sebelum proses selanjutnya.
- Aplikasikan lapisan top coat/finish setelah lapisan sebelumnya kering
dengan arah meyilang. Pastikan tidak ada pori-pori setelah kering. Bila
terdapat pori-pori setelah kering maka harus diulang lagi dengan arah
menyilang sampai tidak ada pori-pori setelah kering.
Pasal 2. 9.3 Pelaksanaan
3.1. Persiapan.
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada konsultan
Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan.
b. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan
ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh konsultan
Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan konsultan Pengawas.
d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkan kepada konsultan
Konsultan Pengawas/ Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
e. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu
tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
3.2. Aplikasi
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari
pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan
"metode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Khusus untuk bahan waterproofing yang
dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak
mempunyai lapis pelindung terhadap ultra voilet atau apabila disyaratkan dalam
gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari
lembar waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing.
3.3. Pengamanan Pekerjaan
a. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perlindungan terhadap
pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -49
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

permukaan atau kerusakan lainnya.


b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan dilaksanakan maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini
adalah tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3.4. Pengujian
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melakukan percobaan – percobaan dengan
cara merendam minimal selama 3 x 24 jam di atas permukaan yang diberi
lapisan kedap air pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari konsultan Manajemen Konstruksi.

BAGIAN 2.10.
PEKERJAAN LAINLAIN

Pasal 2.10.1 Pengujian bahan


1.1. Semua bahan yang akan dipakai harus diperiksa atau diteliti atau diuji dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.2. Apabila diperlukan, Konsultan Konsultan Pengawas berhak membawa contoh
bahan yang akab dipakai untuk diadakan pengujian di Laboratorium atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
1.3. Konsultan Konsultan Pengawas berhak menolak bahan yang akan dipakai apabila
sekiranya bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan dan untuk itu bahan
tersebut harus disingkirkan dalam waktu 3 x 24 jam dari lokasi proyek.

Pasal 2.10.2 Shop drawing


2.1. Setiap pekerjaan atau bagian pekerjaan, terutama pekerjaan pembesian beton
bertulang, sebelum dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membuat
gambar kerja atau Shop Drawing.
Shop Drawing harus dibuat rapi, jelas, terperinci dengan format yang baik dan
tetap pada kertas kalkir.
2.2. Shop Drawing diserahkan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaaan
dimulai kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF
JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -50
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

2.3. Sebelum Shop Drawing disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana, maka Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan untuk memulai
pekerjaan.

Pasal 2.11.3 Kerja lembur


3.1. Jika karena suatu hal atau Penyedia Jasa Konstruksi merasa perlu untuk
mengejar keterlambatan yang terjadi, maka Penyedia Jasa Konstruksi dapat
melaksanakan kerja lembur. Biaya kerja lembur Konsultan Konsultan Pengawas
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3.2. Sebelum melakukan kerja lembur, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
rencana kerja lembur pada Konsultan Konsultan Pengawas, dilengkapi dengan
lampiran yang mencakup bagianbagian yang akan dilembur, jumlah jam kerja
lembur serta jumlah tenaga kerja.

3.3. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi menghendaki kerja lembur, sedangkan Pemberi
Tugas beranggapan pekerjaan tersebut tidak perlu diawasi secara fisik oleh
Konsultan Konsultan Pengawas, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat
laporan tertulis kepada Pemberi Tugas mengenai bagianbagian yang dikerjakan,
serta bertanggung jawab sepenuhnya pada pekerjaan yang dimaksud.
3.4. Jika pekerjaan lembur dilakukan sampai malam hari, maka Penyedia Jasa
Konstruksi wajib mengadakan sistim penerangan khusus yang memadai, agar
supaya pekerja dapat bekerja dengan baik.
Pasal 2.10.4 Tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi terhadap lingkungan sekitar
proyek
4.1. Sebelum melaksanakan kegiatan pemncangan tiang pancang, Penyedia Jasa
Konstruksi dianjurkan mendata terlebih dahulu kondisi bangunan dilingkungan
sekitarnya.
4.2. Dalam melaksanakan pemancangan tiang pancang Penyedia Jasa Konstruksi
harus melakukannya secara berhatihati agar tidak merusak bangunan, pagar
atau bagian lainnya disekitar proyek.
4.3. Segala kerusakan yang timbul akibat pekerjaan pemancangan serta claim
lainnya dari penduduk disekitar proyek menjadi resiko Penyedia Jasa Konstruksi
dan Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menyelesaikannya secara tuntas.
4.4. Selama pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menjaga kebersihan
jalan, saluran disekitar proyek dan untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat tempat pencucian truk dilokasi pekerjaan.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -51
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Pasal 2.10.5 Pekerjaan Joint Sealant


5.1.Pekerjaan ini meliputi pengadaan, persiapan, pelaksanaan dan pemasangan
pada celah beton di lantai yang akan disambung menjadi satu.
5.2. Pekerjaan ini harus menjamin tidak akan terjadi kebocoran pada batas-batas
sambungan beton yang termaksud di atas.
5.3. Ukuran sesuai dengan detail gambar, Merk dan bahan joint sealant yang
digunakan adalah GE Silicone.
Pasal 2.10.6 Pekerjaan pemasangan bahan-bahan pelindung dan pengawet
6.1. Pekerjaan pelindung (curing) dan pengawet meliputi pekerjaan terakhir
yang biasanya dilakukan untuk menjaga agar pekerjaan struktur atas
yang telah diselesaikan dapat lebih tahan lama dan bebas dari pengaruh-
pengaruh yang tidak dikehendaki dikemudian hari.
6.2. Pekerjaan Pelindung (curing) dan pengawet meliputi semua jenis pekerjaan
finishing berdasarkan petunjuk-petunjuk dari pabrik dan dengan persetujuan
Konsultan Manajemen Kontruksi /Pengawas.
6.3. Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi Utama bertanggungjawab
penuh atas terselenggaranya pekerjaan tersebut dengan baik.
Pasal 2.10.7 Alat-alat bantu yang diletakkan pada bangunan
Penggunaan alat-alat bantu pekerjaan seperti tower crane, lift atau alat-alat
lainnya yang akan diletakkan dan mebebani bagian-bagian struktur bangunan,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki kembali segala kerusakan-
kerusakan akibat penggunaan alat-alat bantu tersebut.
Pasal 2.10.8 Toleransi pelaksanaan
8.1. Penyimpangan dari toleransi seperti tersebut dibawah ini, Penyedia Jasa
Konstruksi harus bertanggung jawab atas perbaikan dan biaya-biayanya.
Perbaikannya harus mendapat persetujuan Konsultan Konsultan
Pengawas /Pengawas. Toleransi ini diberikan atas pekerjaan yang bertalian
dengan setting out, garis as bangunan, kedataran atau ketinggian,
ketegakkan, ukuran dan tebal dari suatu ketinggian struktur dan lain-lain.
8.2. Kedudukan suatu bagian dari bidang bangunan yang ditunjukkan pada
gambar adalah 6 mm per 3 meter panjang bidang bangunan dengan
maksimum 25 mm. Lepas dari ketentuan diatas, bidang bangunan tidak
boleh melampui garis batas pemilikan dan garis bangunan (sempadan).
8.3. Toleransi :
Ketegaklurusan :

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -52
BAGIAN 2
Pekerjaan Struktur

Penyimpangan dari bidang tembok dan kolom terhadap garis vertikal tidak
melampui 6mm per meter dengan maksimum 13 mm.
Kedataran :
Tinggi 3 meter dari lantai, penyimpangannya - 6 mm.
Tinggi 6 meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm.
Tinggi >12meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm.
Penampang :
Penyimpangan maksimum terhadap dimensi penampang nominal dari kolom
balok, pelat dan lain-lain adalah :
- Dimensi < 15 cm, penyimpangannya = + 10 mm
- 13 mm
- Dimensi >15 cm, penyimpangannya = + 13 mm
- 6 mm
Lubang (opening) :
Penyimpangan maksimum terhadap ukuran nominal dan lokasinya pada
lantai dan dinding : 6 mm.

REHAB GEDUNG KANTOR PEMUDA KREATIF


JL. SULTAN AGUNG NO.34 SIDOARJO B -53

Anda mungkin juga menyukai