Oleh
Aswin Indraprastha
15293078
Program Studi Sarjana Arsitektur
Aswin Indraprastha
15293078
Pembimbing
Abstrak merupakan intisari dan rangkuman dari seluruh isi laporan. Abstrak menjelaskan tentang:
informasi umum proyek (fungsi utama, lokasi, besaran, klien, pengguna utama), kekhasan dari proyek
(karakter lokasi, karakter lahan, spesific user (jika ada) yang menjadi bagian penting dalam
penyelesaian masalah proyek), pendekatan perancangan, garis besar konsep perancangan. Panjang
abstrak antara 200-300 kata. Abstrak dapat terdiri atas satu atau beberapa paragraf. Jika abstrak
terdiri atas beberapa paragraf, rencanakan dengan baik pokok pikiran dari setiap paragraf dan
hubungan antara pokok pikiran paragraf yang satu dengan lainnya. Perencanaan pokok-pokok pikiran
dan penalaran hubungan antar pokok pikiran akan mempengaruhi kualitas laporan dan kemudahan
laporan dipahami dan diakhiri dengan hasil perancangan: jumlah massa bangunan, bentuk massa
yang khas, jumlah lantai, total kapasitas dan/atau luas lantai. Struktur, konstruksi, bahan yang khas,
KDB & KLB (bila ekstrim).
Kata Kunci: Kantor Sewa, Mega Kuningan, Hemat Energi, Ikonik, Green Building
i
[KONSEP DASAR/ PARTI]
[JUDUL PTA/ TIPOLOGI DAN LOKASI]
Aswin Indraprastha
15293078
Menyetujui,
Tanggal 01 Januari 2017
Pembimbing,
Nama Pembimbing
DAFTAR TABEL............................................................................................................................................. IV
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
2.1 Pemrakarsa.................................................................................................................................................4
2.2 Fungsi..........................................................................................................................................................4
2.3 Lokasi Proyek..............................................................................................................................................4
2.4 Tujuan Perancangan...................................................................................................................................5
2.5 Lingkup Perancangan..................................................................................................................................5
2.6 Asumsi.........................................................................................................................................................5
2.7 Peraturan Terkait........................................................................................................................................6
5.1 Refleksi......................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 14
LAMPIRAN................................................................................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1.2 Konteks
Menjelaskan konteks proyek. Sifat proyek: komersial, sosial, monumental,dan lain-lain. Alasan
diadakannya proyek: karena kebutuhan internal dari yayasan, perusahaan atau instansi pemerintah;
kebutuhan masyarakat akan pelayanan sosial; peluang pasar pada saat ini (untuk bangunan
komersial). Bisa juga dalam rangka merevitalisasi suatu kawasan kota lama yang terbengkalai; sebagai
proyek percontohan; sebagai katalis dalam pengembangan suatu kawasan kota, dan sebagainya.
Misalnya adalah sebagai berikut.
Di era globalisasi ini, aktivitas manusia semakin beragam. Mulai dari menuntut ilmu, bekerja,
berkompetisi, melakukan hobi, berkumpul bersama kolega, teman, keluarga, dan masih banyak lagi.
Rutinitas sehari-hari yang tak bisa lepas dari manusia baik sebagai makhluk sosial maupun individu.
Meskipun tingkat kejenuhan masing-masing orang berbeda, siapapun yang selalu melakukan aktivitas
rutin mereka tanpa diselingi aktivitas berbeda akan mengalami tekanan/stress. Hal ini juga menjadi
pemicu menurunnya semangat dan berkurangnya daya kreativitas. Dari sinilah mulai muncul tempat-
tempat wisata yang mampu memenuhi kebutuhan rekreasi manusia.
Tempat wisata memiliki beraneka macam jenis, seperti yang berupa taman dengan tema tertentu,
mengangkat tema pedesaan, menjelajahi potensi alam di suatu tempat, mengangkat tema kegiatan
tertentu (berkebun, berkuda, memancing, dan sebagainya), mengombinasikannya dengan
1.3 Permasalahan
Sub bab ini menjelaskan pernyataan masalah perancangan pada proyek yang dipilih.
Permasalahan perancangan dapat terkait lokasi dan lahan, program fasilitas atau isu lain yang relevan
dan signifikan sebagai faktor penentu penyusunan program.
Komisaris PT. Ganesha Wira Usaha meminta agar rancangan bangunan mencerminkan idealisme
para alumni ITB. Rancangan bangunan menjadi contoh baik bagi perancangan bangunan-bangunan
kantor di Jakarta, yaitu dengan mengadopsi konsep-kosenp green building. Selain itu dewan komisaris
juga menginginkan sebuah rancangan bangunan yang menggugah kenangan para alumni akan
kampus almamater mereka.
2.1 Pemrakarsa
Sub bab ini membahas berbagai hal terkait karakteristik pemilik proyek yang mencakup aspek
sosial budayadan ekonomi. Semestinya dapat diduga bahwa karakteristiktersebut akan memberikan
dampak yang signifikan terhadap rancangan arsitekturnya. Misalnya, pemilik proyek yang basisnya
pengusaha dan individu tentu akan mempunyai kepentingan yang berbeda terhadap hasil rancangan
proyeknya.
2.2 Fungsi
Sub bab ini menjelaskan fungsi yang akan ditampung dalam bangunan, kapasitas dan/atau luasan
indikatif/ kasar yang akan dirancang.
Misalnya: Gedung perkantoran Menara Ganesha yang dirancang akan menampung kegiatan
perkantoran PT Ganesha Wira Usaha, anak-anak perusahaan, dan perusahaan penyewa gedung.
Pada lantai pertama harus disediakan ruang sewa khusus untuk kantor bank. Selain fungsi utama itu
gedung harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa: parkir yang mampu memenuhi
kebutuhan parkir para penghuni dan pengunjung gedung, cafetaria, dua buah coffe shop untuk para
pegawai pengguna gedung, sebuah convenient sstore, sebuah gymnasium, klinik kesehatan, dan
ruang pertemuan besar serta kecil yang dapat disewakan untuk para pengguna gedung.
Luas total perkantoran yang harus dirancang adalah 20.000 meter persegi.
Kapasitas cafe, gymnasium dan seterusnya.
2.6 Asumsi
Untuk proyek perancanga ini diasumsikan misalnya bahwa
a) Keterangan 1 b) Keterangan 2
c) Keterangan 3 d) Keterangan 4
Ini contoh teks saja untuk menguji besar font dan paragraph. Tempat wisata memiliki beraneka
macam jenis, seperti yang berupa taman dengan tema tertentu, mengangkat tema pedesaan,
menjelajahi potensi alam di suatu tempat, mengangkat tema kegiatan tertentu (berkebun, berkuda,
memancing, dan sebagainya), mengombinasikannya dengan cafe/restoran, hotel, retail, dan masih
banyak lagi. Adanya tuntutan masyarakat yang selalu ingin mencari sesuatu yang berbeda dan baru
inilah yang menghasilkan tempat wisata semakin beragam. Keberagaman ini didukung oleh kawasan
suburban yang menjadi lokasi dominan tempat wisata karena jauh dari kepadatan dan hiruk-pikuk
perkotaan.
3.1.1 Pengguna
Menjelaskan pofil calon pengguna yang akan mempengaruhi desain: umur, kelompok sosial, daya
beli, gaya hidup, dan sebagainya.
Jika menggunakan tabel, maka templatenya adalah sebagai berikut::
Judul setiap kolom:l bold, rata tengah.
Kepala baris: bold, rata kiri
Isi tabel: rata tengah
Style tabel seperti terlihat
Setiap tabel memiliki caption dan terletak di atas tabel, sedangkan bila mengabil dari satu
sumber, pencantuman sumber adalah di bagian bawah tabel seperti terlihat.
Membahas isu-isu perancangan yang sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dalam
perancangan proyek; misalnya isu pemintakan, pemisahan ruang berbayar-tak berbayar, pemisahan
jalur sirkulasi, keamanan, keselamatan, privasi, efisiensi, maksimalisasi ruang yang disewakan,
suasana, keberlanjutan, dsb.
Membahas lokasi yang lebih detail dibanding yang ada di bab sebelumnya, termasuk batas-
batasnya, luas lahan, potensi dan permasalahannya terhadap proyek. Lengakapi dengan peta yang
jelas dibaca, sebutkan sumbernya.
Yang termasuk bahasan dalam sub ba ini diantaranya adalah sebagai berikut, namun disesuaikan
dengan konteks, dan isu yang dibahas:
1. Topografi lahan
2. Iklim lokal
3. Sarana umum, utilitas dan aksesibilitas
4. Vegetasi
5. Bangunan eksisting
6. Aspek visual dari dan ke tapak
Membahas ringkasan isu-isu terkait dengan kondisi tapak dan implikasinya terhadap
perencanaan tapak dan perancangan bangunan: riwayat kebencanaan, kemiringan lahan yang terlalu
ekstrim dan implikasinya terhadap orientasi massa bangunan, terhadap kemiringan jalan, posisi
lahan dan letak jalan masuk ke lahan, dan sebagainya.
3.3.1 Perseden A
Membahas rangkuman dari apa yang dapat diambil dari perseden yang dipilih. Bisa isu mengenai
program fasilitas, bisa tentang isu perencanaan tapak, pendekatan desain dan sebagainya.
Analisis perseden minimal harus lebih dari dua perseden untuk dapat lebih melihat isu dan
pemahaman terhadap tipologi yang dirancang.
5.1 Refleksi
Pengalaman/pelajaran apa yang didapat selama proses pengerjaan PTA, seperti perubahan yang
terjadi dengan alasannya, pengalamannya apa saja, hambatan yang dihadapi, dan sebagainya.
Tidak mencantumkan buku standar seperti Time Saver Standard dan Neufert dalam daftar pustaka.
Tidak menggunakan Wikipedia, Blog, Tumblr, atau halaman web pribadi sebagai daftar pustaka.
Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad.
Sumber online harus menyebutkan penulis dan judul tulisan diikuti oleh alamat website dan waktu
mengunduh.
Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches.
California: Sage Publications, Inc.
Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Hurd, Amy R. and Anderson, Denise M., Definitions of leisure, play, and recreation,
http://www.humankinetics.com/excerpts/excerpts/definitions-of-leisure-play-and-recreation
diunduh tanggal 11 Oktober 2014
Kong, Lily & O’Connor, Justin (ed) (2009) Creative economies, Creative Cities, Asian-European
Perspectives, The GeoJournal Library, Vol.98, New York: Springer
Liechty, Mark, Suitably Modern: Making Middle-Class Culture in a New Consumer Society,
http://www.pupress.princeton.edu/chapters/s7365.html, diunduh 23 Maret 2014
Daftar Lampiran:
1. Gambar A
2. Gambar B
3. Dan Seterusnya