Anda di halaman 1dari 4

Cara Efektif Mencegah Demam Tifoid

Demam Tifoid
Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, mendapatkan air minum yang bersih,
sanitasi, serta perawatan medis yang memadai bisa jadi sulit untuk dicapai. Padahal ketiga hal
tersebut amat dibutuhkan untuk mencegah demam tifoid. Karena alasan itulah, banyak ahli
kesehatan yang yakin bahwa vaksinasi merupakan cara terbaik untuk menekan penularan
demam tifoid di negara-negara berkembang.

Apabila Anda hendak bepergian ke tempat-tempat dimana demam tifoid sedang mewabah,
ada baiknya untuk terlebih dahulu melakukan vaksinasi tifoid. Terdapat 2 pilihan vaksin yang
tersedia. Yang pertama berupa injeksi dalam satu dosis yang diberikan sekitar 2 minggu
sebelum pergi ke tempat yang berisiko tinggi. Pilihan yang kedua berbentuk 4 kapsul yang
diminum sekali sehari. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai pilihan vaksin yang terbaik
bagi Anda.

Kedua vaksin tersebut tidak 100 persen efektif mencegah demam tifoid dan diperlukan
imunisasi berulang sebab keefektifan vaksin memudar dari waktu ke waktu. Karena vaksin
tidak bisa memberikan perlindungan sempurna, ikutilah panduan mencegah tifoid berikut
agar tidak terserang penyakit ini saat sedang bepergian ke tempat yang banyak terdapat kasus
demam tifoid.

 Cuci tangan Anda berulang kali. Ini adalah cara terbaik untuk menghentikan
penularan bakteri. Cucilah tangan secara menyeluruh dengan air panas dan sabun,
khususnya sebelum makan atau menyiapkan makanan dan setelah menggunakan
toilet. Selalu sediakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol untuk berjaga-jaga jika
air bersih tidak tersedia.
 Jangan minum air yang kelihatan kotor. Air minum yang terkontaminasi
merupakan masalah besar di tempat-tempat mewabahnya tifoid. Untuk itu, usahakan
minum air dalam kemasan atau air minum berkarbonasi. Bersihkan bagian luar botol
atau kaleng sebelum Anda membukanya. Jangan tambahkan es batu ke dalam
minuman karena bisa saja es tersebut terbuat dari air yang terkontaminasi.
 Hindari buah dan sayuran mentah karena bisa jadi dicuci dengan air yang
terkontaminasi. Terutama hindari memakan buah atau sayur yang tidak bisa dikupas,
misalnya selada.
 Pilih makanan yang dihidangkan panas-panas. Hindari makanan yang disimpan
atau dihidangkan pada suhu ruangan. Makanan yang dikukus panas adalah yang
teraman. Dan jika harus makan di luar, sebisa mungkin hanya makan di rumah makan
yang terjamin kebersihannya.

Apabila Anda sedang dalam masa pemulihan dari tifoid, langkah-langkah berikut ini dapat
membantu supaya Anda tidak menularkannya kepada orang lain.

 Sering-sering cuci tangan. Langkah penting ini bisa secara efektif mencegah Anda
menularkan penyakit ke orang lain. Gunakan air bersih yang mengalir dan sabun
untuk mencuci tangan secara menyeluruh selama sekurangnya 30 detik, khususnya
sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
 Bersihkan perlengkapan rumah tangga, termasuk toilet, gagang pintu, gagang
telepon, dan keran air setidaknya sekali sehari dengan cairan pembersih.
 Jangan makan pakai tangan atau menyiapkan makanan bagi orang lain sampai
dokter memastikan bahwa Anda sembuh total dan tidak lagi menularkan penyakit.
 Pisahkan barang-barang pribadi, misalnya handuk, seprai, dan peralatan makan
yang Anda gunakan. Cucilah benda-benda tersebut dengan air sabun yang panas.
Benda yang sangat kotor bisa direndam dulu dalam disinfektan sebelum dicuci.

Read more: https://www.deherba.com/cara-efektif-mencegah-demam-


tifoid.html#ixzz5EgRKmYz1

Cara Penularan Penyakit Demam Tifoid


Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau
minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran
darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam
hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

Tanda dan Gejala Penyakit Demam Tifoid


Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga
terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini
mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat
diraba.Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan
bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan
antara lain ;

 Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya
demam tinggi.
 Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
 Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa,
Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa
mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
 Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan
penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi
konstipasi (sulit buang air besar).
 Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
 Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring
tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan
kesadaran.

Pencegahan Penyakit Demam Tifoid


Pencegahan penyakit demam Tifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan higiene dan sanitasi
lingkungan serta penyuluhan kesehatan. Imunisasi dengan menggunakan vaksin oral dan vaksin
suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular) telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap
kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid)
atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai