7. Kontraktor Agus
karakter/moral)
uang hasil pelaksanaan event yang digunakan untuk kepentingan individu tanpa
persetujuan bersama
kalangan pejabat kampus (adanya jual beli dan jaminan masuk melalui jalur
belakang)
Scene 1
Ada 3 orang mahasiswa yang sudah saling kenal satu sama lain/ sangat akrab.
Suatu pagi setelah masuk kelas pagi mereka berkumpul di suatu kantin
dengan Mahasiswa (A) meminta tolong bantuan kepada Mahasiswa (B) untuk
jam matakuliah nanti siang tidak masuk dan tolong untuk titip absen.
Mhs (A) Si Parjo : Wah gila banget nih bro, semalem aku gak bisa tidur (dengan
Mhs (B) Si Tohir : Iya jo tadi di kelas kamu kelihatan banget gak fokus, ada apa
sih jo?
Mhs (A) Si Parjo : Semalem aku lihat film horor sampai pikiranku kemana-mana
Mhs (B) Si Tohir : Yaelah gue kira loe lagi ada masalah jo, ternyata cuman gara-
Mhs (A) Si Parjo : Iya tapi ini film emang bener-bener serem banget dibandingin
Ditengah obrolan itu, Mhs (C) Si datang menghampiri Si Parjo dan Si Tohir.
perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa (A) dan Mahasiswa (B) serta
Mhs (C) Si …. : Waduh kok koyoke asik iki,sik tak pesen kopi ben tambah
Mhs (B) Si Tohir : habis darimana loe bro? (bertanya ke mhs (C) Si…..)
Mhs (C) Si …. : ini loh bro tohir aku habis dari ruang dosen ngumpulin tugas ke
Bu Lucky
Mhs (B) Si Tohir : Oh begitu. Aku baru nanti siang kelas Bu Lucky
Mhs (A) Si Parjo : Walahh iya nanti siang ada kelas lagi, lagi ngantuk banget nih.
kantin)
Mbak kantin : Hussh ngawur kon iku rek, gak apik ngunu iku Titip Absen.
Mhs (A) Si Parjo : Gapopo mbak ngunu iku, wes dadi budaya turun temurun
Mhs (B) Si Tohir : Iya mbak wul, gapapa kayak gitu. Kita udah beberapa kali gitu
Mhs (C) Si ….. : loh sik rek, budaya titip absen itu tidak diperbolehkan serta
Mhs (A) Si Parjo : lha mau gimana lagi aku belum tidur ini
Mhs (B) Si Tohir : udah tenang aja jo aku TA-in nanti
Mhs (C) Si …. : gak boleh itu hir, baik yang TA sama yang dimintai tolong buat
Mhs (A) Si Parjo : wah iya, aku takut deh kalo udah bicara tentang dosa
Mhs (C) Si …. : maka dari itu jo, hir, kita harus coba kurangi atau syukur-syukur
Scene 2
Ditengah obrolan itu seorang Mahasiswa (D) datang menghampiri ketiga orang
mahasiswa yang sedang duduk santai di sudut kantin kampus. Mahasiswa (D)
event tersebut. Mahasiswa (C) tetap berperan menjadi orang yang mengingatkan
Mhs (D) Si ….. : Good Morning selamat pagi, untumu kuning ora tau mbok sikati
(wahaha tertawa)…
Mhs (A) Si Parjo : kayaknya kamu jarang banget deh bisa ikut kumpul ngopi pagi
kayak gini
Mhs (D) Si Eko : iya jo, aku kangen banget ngopi bareng sama kalian. Oiya aku
lagi dapet rezeki nih dan pengen ajak kalian bertiga jalan-jalan.
gimana?
Mhs (B) Si Tohir : hayuk gue juga mau ikut kalo gratis
Mhs (C) Si ….. : emangnya kamu punya uang ko? Kok berani ngajak kita bertiga
liburan ke bali
Mhs (D) Si Eko : Tenang bree, aku ada uang kok. Kebetulan aku jadi bendahara
di kegiatan Makrab UKM kemarin di Bali terus ini ada uang sisa
Mhs (C) Si ….. : Loh itu kan uang hasil patungan bareng sama teman-teman
Mhs (D) Si Eko : iya bener ini emang uang patungan semua teman-teman, tapi
Mhs (B) Si Tohir : iyaa setuju kok aku, kamu sebagai panitia pelaksana berhak
koruptor ngunu seh. Kate dadi opo trusan mene nek wes lulus
trus dadi pejabat?. Ko eko awakmu iku saiki ibarate dadi wakil
duite arek-arek kabeh, lha iki kok malah arepe gawe duite
Mhs (C) Si …. : iyaa mbak wulan, sampeyan betul. Sekecil apapun uang yang
asal ambil aja itu uang, kalo sampai ketahuan kamu pasti bakal
Mhs (B) Si : wah iya nanti kita juga bakalan kena juga kalo ikut menggunakan
uangnya teman-teman.
Mhs (A) Si Parjo : iya ko, coba kamu bilang dulu deh ke teman-teman kalo uang
acara kemarin ada sisa. Dan menurutku uang sisa itu diberikan
Mhs (D) Si Eko : iyaa coba besok aku aku sampaikan ke teman-teman
Scene 3
Pejabat kampus (X) memiliki akses yang dapat memasukkan calon mahasiswa
baru dengan syarat tertentu seperti menerima uang dari para calon mahasiswa
baru. Saat itu pejabat kampus (X) juga sedang menikmati secangkir kopi di caffe
yang sama dengan para mahasiswa tadi. Tak berselang lama datanglah seorang
tersebut mengungkapkan jika anaknya akan ikut seleksi masuk Perguruan Tinggi
dan memohon kepada pejabat kampus (X) untuk membantu dalam proses
pejabat Kampus (X) dengan membuatkan satu gedung olahraga untuk kampus
dengan tujuan anaknya dapat diterima dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi.
Pejabat kampus datang ke kantin kampus, untuk membeli secangkir kopi dan
pisan ta sam ?
Pejabat Kampus : iyo iki kebetulan lagi pengen ngopi, kecut sam
lambeku hahah
Pejabat Kampus :pie pie enek opo iki kok ajake penting banget?
Masalah proyek ta ?
Kontraktor : hmmmm
Scene 4
Pejabat Kampus (X) dan Kontraktor bertemu dengan Kepala pejabat kampus
sesuai dengan yang telah direncanakan di caffe semalam. Pjb Kampus (X)
memulai dengan memberikan laporan hasil tugas yang diberikan oleh Kepala
kampus jika ada satu calon mahasiswa baru yang akan masuk dengan mampu
memberikan satu gedung olahraga baru untuk menunjang fasilitas kampus.
Respon yang diberikan Kepala pejabat kampus secara tegas menolak akan hal
itu. Rektor menjelaskan dengan tegas bahwa tidak ada proses jual beli untuk
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Disini Kepala pejabat kampus juga
Pjb Kampus (X) dan kontraktor di depan ruangan kepala pejabat kampus lalu
mengetuk pintu
(pjb kampus dan kontaktor masuk kedalam ruangan dengan muka ada maunya)
(pjb kampus dan kontaktor duduk di kursi depan meja kepala pejabat)
Pjb kampus ( x) : Niki bu, saya ingin menyampaikan laporan hasil tugas kemarin
(kepala pejabat kampus memeriksa laporan yang diberikan pjb kampus (x) )
Kepala pejabat kampus :Sudah benar pak laporannya, setelah ini bapak berikan
Pjb kampus (x) : oh iya Bu … , perkenalkan disebelah saya ini pak … seorang
pokoknya ya buk saya yakin kalo mas ini ikut andil dalam
bu.
Kepala pejabat kampus : (diam Cuma hmmm aja dengan muka berfikir)
saja
Kepala Penjabat kampus : (mulai curiga karena muka pjb kampus dan kontraktor
saya ya
Pjb kampus (x) : Terima kasih banyak bu …., oh iya bu saya mau menyampaikan
satu hal lagi, jadi begini bu, pak… ini punya anak sudah
tamat SMA bu, dan anak pak… ini ingin masuk kampus (x),
Kepala pejabat kampus : (ekspresi kaget lalu berdiri perlahan) Lho kok arah
Kepala pejabat kampus : Maaf pak … karena di kampus ini tidak ada proses jual