Anda di halaman 1dari 7

Narator:

Semakin meluasnya kasus pandemi Covid-19 membuat gempar di seluruh dunia,


termaksud di Indonesia. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, banyak perubahan yang
terjadi secara tiba-tiba dan membuat beberapa masyarakat khawatir. Terutama di dalam
sektor kesehatan, ekonomi, masyarakat, bahkan sampai kedunia pendidikan. Hal tersebut
juga dialami oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.
Sejak awal Covid-19 ini, dianggap lelucon oleh para pemimpin bangsa, walau pun
sudah diingatkan oleh WHO berulang kali. Dan juga apa yang sudah diterapkan oleh
pemerintah saat ini, bisa dibilang tidak adil dan merugikan, terutama pada bidang
pendidikan. Kita tahu bahwa kita harus mematuhi protokol kesehatan. Tetapi kenyataannya,
dilihat dari fakta dan kenyataanya, tempat hiburan, tempat wisata, tidak ada larangan untuk
datang kesana. Sedangkan, para peserta didik baik pelajar maupun mahasiswa harus belajar
dari rumah.
Terkait rasa kemanusiaan, dialog kali ini, ingin mengantarkan pesan untuk kita bahwa,
adanya kekuatan dari kerjasama dan partisipasi masyarakat dan mahasiswa agar peduli
terhadap sesama untuk mengurangi penyebaran Virus Corona. Lakon ditampilkan oleh
komunitas kreatif HIMPUNAN MAHASISWA WOLOWAE (HIMAWO @Ende). Dialog
berjudul “Dampak dan Upaya Mahasiswa Menghadapi Situasi Pandemi Covid-19”.
ALUR CERITA
ADEGAN I
NARATOR:
Suatu hari, Prilly dan teman-temannya duduk di kantin depan kampus, sambil jajan dan
merumpi. Tiba-tiba datanglah Jois, Willona, dan Bastian menghampiri Prilly dan teman-
temannya, karena mereka adalah teman sekampus.
Bastian : Hay sobat semua, apa kabar nii?
Prilly : Hay juga,,,wah puji Tuhan kabar baik nii.
Bastian : Prilly tolong ti’i salam pati teman kau yang itu, imu manis ngeri na…(Sambil
tersenyum malu).
Wilona : Hmmm,,, Bastian ma’e mema tei ana weta te’e cantik selo’o ke, yai me’a
(sambil bebisik sinsis).
Prilly : Ohh,,, ok kenalin ini teman saya! (Memperlihatkan Vina dan melly untuk
memperkenalkan diri).
Vina : Ok,,, I want to introduce my self to you.
Joys : Ngepho nga’o ew,,, ana ke ata epha ngero ngestei pake bahasa Korea?
Bastian : Hahaha,,, bukan bahasa korea ngero, itu bahasa India.
Wilona : Miu ke tau yewo mea’a itu bahasa inggris.
Bastian : Eeee,,,, Ghewo rowww.
Joys : Tau bahasa Indonesia pu’e oe,, ndia ke ata kita me’a.
Vina : Oh iya, sory!!! Oke teman-teman saya lanjutin perkenalannya.
Nama saya Vina, dan ini teman saya Melly.
Verra : Ehh prilly, apakah kamu dan teman-temanmu sibuk?
Prilly : tidak juga sihh,,,kami duduk disini cuman mo cari udara segar saja.
Bosan di kos terus.
Joys : Oh iya, kebetulan ni kami mau ke perpustakan untuk kerja tugas,
Sekalian literature. Apakah kalian mau ikut?
Prilly : Mau laa,,,dari tadi kami nampang disisni karena sudah bosan, malas
Terkadang frustasi, tiap hari belajar di kos saja dan masih ada mata kuliah
Yang belum terlalu kami paham.
Verra : iya juga kawan, kita tetap bersabar dan terus berdoa, biar pandemi Covid-19
Ini segera berakhir, sehingga perkuliahan kita berjalan dengan normal kembali.
(Dengan nada penuh harapan dan khawatir).
Joys : Ehhh,,, ayo sekarang kita ke perpustakaan, mumpun belum tutup,
Karena banyak tugas yang harus diselesaikan.
Bastian : Ayo teman-teman, disana ada juga internet gratis.
Tapi jangan lupa pake masker dan jaga jarak. Apa lagi dalam ruangan tertutup.
Serempak : Ok tancap Gas kita.
ADEGAN II
NARATOR:
Setelah dari kantin, mereka semua bergegas ke perpustakaan dengan keadaan hening.
Dalam perjalanan menuju kantin, iba-tiba mereka dikejutkan oleh suara teriakan,,,,
Dendi : Tembak-tembak (teriak dengan kencang).
Prilly : Eh,,,,Dendi kamu ada buat apa?
Dendi : Biasa,,,, lagu lama anak game (free fire)
Joys : mendingan kita ke perpustakaan row, kema tugas cari literature 2.
Dendi : Walaa,,, hari gini masi juga kerja tugas cari di buku, apa lagi masuk perpus.
Zaman sudah modern brow, teknologi canggih, browsing internet selesai. Copy
Paste jadi. Kau tau tida gaya mahasiswa zaman ini?
Joys : gaya apa row?
Dendi : Kopasus *kopi paste ubah sedikit-sedikit*.
Joys : apa kena row, kopasus ke? Sama sira the tentara wadi.
Dendi : kopi paste ubah sedikit-sedikit (Joys dan kawan-kawanya tertawa ngakak).
Bastian : Tebhe mogha row, kita mo’o JJ dengan mytua tidak bisa. Tugas fce.
Prilly : To’o si’I, kita omong ni waktu jalan terus.
Dendi : Miu udu, nanti saya nyusul (ekspresi malas, bête)
NARATOR:
Sesampainya di perpustakaan prillY dan teman-temannya, menyelesaikan tugas dan
membaca beberapa buku yang mereka suka.
Setelah selesai mengerjakan tugas, mereka memutuskan untuk pulang bersama-sama
menuju ke rumah/kos masing-masing. Akan tetapi dalam perjalanan pulang mereka
bertemu dengan Angela, Saskia, Jordi, dan Dendi si penggemar game free fire, di depan kos
Ani. Mereka saling menyapa satu sama lain karena sudah lama tak pernah bertemu. Tiba-
tiba,,,
Ani : Hay, ada apa ini? Tumben kalian berkumpul di depan kos saya, tapi ko tidak
Sempat panggil saya? (dandan rapi dan berpakayan layaknya mahasiswa teladan)
Sakia : Sebenarnya saya tadi berniat mo panggil kamu tapi, kamukan setiap saat di dalam
Kamar sibuk sendirian. (sambil main Hp)
Jordi : wahh ini anak pagi-pagi sudah dandan rapi, ne’e acara ko dera ke?
Ani : Mona datu dhe,,, hanya, sebentar wadi ada kuliah online pake zoom metingg.
Setelah kena ngao mo’o selesaikan tugas sejara, karena jam 4 sore harus sudah
Kirim lewat email dosen.
Dendi : Ehhh,,, Anai sahabatku yang termanis eeew,,, jangan terlalu rajin juga lee, sekarangkan
Kuliahnya online, jadi santé-sante sedikit lee kaya saya ini.
Jordi : lagian mahasiswa woso bide kee, tidak munggkin dosen perhatikan kita.
Saskia : Ehhh, ma’e bhide kena, sebagai sesama mahasiswa, harus saling support apa lagi
Kita ta reu pu’u orang tua.
Dendi : Lihat kaya saya ni, sedikit lagi jadi bapak kampus tapi saya menikmati, intinya orangtua
Kirim uang lancer. (sambil berdiri dan berlagga sombong).
Bapak Desa : Selamat siang anak-anak! Ada apa sih? dari tadi bapak lihat kalian ribut sekali.
Kalian tau tidak, sekarang ini lagi masa pandemik. Sudah larang tidak boleh berkumpul,
Jaga jarak, dan ini bannyak yang tidak pake masker (sambil menata tajam kearah Dendi
Dan Jordy).
Sekdes : Iya, benar sekali apa kata bapak desa. Sebaiknya sekarang kita bubar saja.
Semuanya : ok,,, see you next time.
NARATOR:
Selepas dari kos Ani, hari sudah mulai gelap seakan matahari menyampaikan salam
perpisahan dan akan menyongsong sang rembulan malam dengan terangnya yang begitu
indah. Mereka semua sudah tiba di rumah/kosnya masing-masing serta melakukan
aktivitasnya masing-masing.
Malam pun berlalu, dan akan menyongsong pagi yang begitu cerah, tidak seperti
biasanya pagi itu Mery terlambat bangun pagi. Tepat jam 10 pagi Mery pun bangun. Itu
pun karena terpaksa karena pada jam itu terdengar dengung suara panggilan masuk
melalui Hp-nya yang begitu keras dari atas meja belajar. Mery bergegas bangun dengan
wajah yang masih kusud ia menerima panggilan tersebut,,,
Mery : Hallo, selamat pagi kakak!!! Ada apa pagi-pagi sudah telepon, ganggu ata taa eru wi’e.
(dengan nada manja dan wajah yang kusud sambil tersenyum geli)
Mega : aduhh, jam begini baru banggun? Jadi apa negara kita. Seandainya semua orang bhide
Kau Mery, Hmmm. Susa negara eeee.
Mery : Hmmm,,, kebiasaan kaka ke, mempoa da’e cerama peka. Kaka eee,,, nga’o to’o terlambat
Ke pengaru nga’o ndewe du kema tugas sampai tenga malam.
Mega : Iya Meri, kena ke sudah menjadi tugas dan kewajiban miu sebagai mahasiswa,
Jadi ma’e mengelu woso ayi nga,o. kalau rasa negha mo’o kuliah, wado wi’e, bantu
Bapa ne’e mama ndia po’a.
Mery : Eissss,,, kakaku yang cantik dan baik hati, langsung wi’e, ne’e perlu apa nu?
Megan : ke ngsye weke ne’e mama. (sambil memberikan Hp ke Mama).
Ibu : Poa Ana!!! Mama we’e dede suara kau tee,,,
Mega : Biasa mama, anak sekolah!! kita telepon mereka karena khawatir, tapi mereka telpon
Kita karena butuh.
Mery : Ehhh, mamaku sayang, apa kabar semuannya? Mama ke tau apa?
Ibu : kami ndia sehat-sehat wi’e, te mama we’e uru ka poa ne.
Mery : Oh,, syukurlah, rajin ngeri mama nga’o ke.
Ibu : yaa,,, kalau mona kema, sai ta biaya keluarga kita, ne’e sai ta mo biaya miu kuliah?
Mega : Dede kena ke Mery, jadi erepoa mery wado nuka ndia po’a, mo’o bantu mama ne’e bapa
Kema uma. Karena lusa kaka negha mulai masuk kema.
Mery : Kakak, mama, bukannya mery mona yai wado. (dengan suara yang lembut, mery
berusaha Menjelaskan kepada mama dan kakaknya). Sekarangkan sedang masa aktif
kuliah,walau pun kuliah online, tetapi tugas kuliahnya juga menumpuk.
Ibu : Anak, kalau kuliah ngada pu’u sa’o, ngada mogha to kulia pu’u sa’o kita? Apa bedanya kuliah
online pu’u ena kos ne’e ndia sa’o kita?
Mery : Aduhh, mama sayang eee!! Memang kuliah dilakukan secara online, dan bisa dilakukan
dimana saja. Tapi, apakah di kampung kita sarana dan prasarananya mendukung?
Ibu : emangnya sarana apa ta butu ke? Motor atau apa?
Mery : mona bhide kena mama, memang kuliah online dilakukan dari Rumah. Tapi kita harus tetap
terhubung ne’e tempat yang punya jaringan internrt bagus, tempat foto copy, dan perpustakaan.
Emangnya ena po’a kita ke sudah mencukupi semuanya?
Ibu : ohh,,, bhide kena ana,,, negha mona mbe’o, tinggal mengerti wi’e.
Mery : iya mama, mery juga minta maaf, karena mona sempat bantu mama.
Ibu : Jadi molo si’I ana, nanti jangan lupa pulang, Sekolah modo-modo.
Mery : Ok mama, ma’e ghewo de kirim doi kos ne’e doi kebutuhan sehari-hari.
Ibu : Hmm,,, molo ana, kena ke pasti. Ma’e ghewo tau ri’a-ri’a ena nua ata.
Molo si’I, daaaa……

NARATOR
Akhirnya pembicaraan mereka berakhir dengan sebua harapan bahwa situasi yang dialami
pada saat ini cepat berakhir dan normal kembali, sehingga semuanya berjalan dengan baik
seperti dulu lagi.
KESIMPULAN:
COVID-19 merusak dan mempersempit segala ruang dalam realitas kehidupan masyarakat
saat ini. kebijakan-kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat mau pun pemerintah
daerah, dengan harapan penularan virus Covid-19 dapat dihindari dengan sebaik mungkin.
Peraturan-peraturan yang sudah berlaku dalam dunia pendidikan saat ini, jelas terdampak
sebuah keburukan. Karena, seharusnya kegiatan belajar yang dilakukan secara efektif di
lingkungan sekolah/kampus kini harus diganti dengan pembelajaran berbasis online yang
belum tentu semua masyarakat di pelosok-pelosok negeri bisa menjangkau dan mengerti
kegiatan berbasis online. Terutama yang berada di pedesaan, untuk mengakses internet cukup
susah apalagi ingin melakukan pembelajaran online.
Apa lagi dengan keadaan orang tua yang memiliki perekonomian yang tidak cukup, harus
membeli paket data setiap minggu untuk anaknya. Sehingga ini dinilai kurang efektif. Dan apa
pun yang terjadi pada saat ini terpaksa kita tetap menjalankannya dengan penu harapan dan
jangan lupa tetaplah bersyukur dan memohon terhada Tuhan agar kita dibebaskan.
Terkait rasa kemanusiaan, dialog pandemic kali ini, ingin menyampaikan sebuah pesan ,
bahwa adanya kekuatan gotong royong dari masyarakat, peduli terhadap sesama untuk
mengurangi penyebaran Virus Corona di seluruh dunia, terutama di wilayah Indonesia. Jangan
lupa tetapla mengikuti protocol kesehatan: cuci tangan, pake masker dan jaga jarak.
SEKIAN

ARDIANUS MENGI

Anda mungkin juga menyukai