PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang ikut berperan dalam pengembangan Desa adalah
Keuangan Desa dan Aset Desa. Keuangan desa berkaitan dengan hak dan kewajiban
desa yang dapat dinilai dengan uang, sedangkan aset desa adalah barang milik desa
yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. Dalam hal
keuangan dan aset desa, ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari desa
yaitu pendapatan desa dan belanja desa. Pendapatan desa berasal dari berbagai sumber
pendapatan yang terdapat pada desa tersebut dan pendapatan desa ini digunakan oleh
desa untuk membiayai berbagai jenis belanja desa dimana belanja desa diprioritaskan
desa.Tentu saja tiap desa memiliki sumber pendapatan desa yang berbeda-beda sesuai
dengan besarnya potensi desa yang bersangkutan. Begitu pula dengan belanja desa
tentunya harus disesuaikan dengan besarnya pendapatan desa yang diperoleh. Makin
besar pendapatan desa maka akan makin besar pula belanja desa yang bisa digunakan
untuk pembangunan desa. Belanja desa harus ada prioritas utama sesuai dengan
besarnya pendapatan desa yang tersedia. Desa harus bisa membuat Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa dengan baik dan benar sehingga dapat mencapai tujuan
pembangunan desa dan tidak terjadi pemborosan dalam usaha untuk mengembangkan
desa.
1
Sasaran dalam penelitian ini adalah Desa-Desa Di Kabupaten Nagekeo yang
Tabel 1.1
Banyaknya
No Kecamatan Luas(KM²)
Desa Kelurahan
1
Mauponggo 20 1 105.88
2 Keotengah 15 - 64.3
3 Nangaroro 19 1 243.38
4 Boawae 19 8 326.91
6 Aesesa 12 6 422.94
7 Wolowae 5 - 158.98
Jumlah 97 16 1410.36
pendapatan sebagai hak yang dimiliki desa yang harus dikelola dengan baik untuk
mewujudkan kewajiban desa berupa Pendapatan Asli Desa (PADes). Salah satu
Sumber Pendapatan Desa adalah Pendapatan Asli Desa (PADes) yaitu pendapatan
yang berasal dari desa itu sendiri dan terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa,
hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, serta lain-lain pendapatan desa yang
sah.
pengelolaan dan pembangunan desa. Oleh karena itu peningkatan Pendapatan Asli
2
Desa menjadi hal yang sangat penting jika Pendapatan Asli Desa meningkat maka
pemasukan untuk belanja desa ,dana pengelolaan desa, dan pembiayaan pembangunan
desa menjadi meningkat. Sehingga, akan terwujud kemandirian desa dalam memenuhi
tersebut dibutuhkan dana yang berasal dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah salah satunya adalah Dana Desa(DD), dana yang bersumber dari APBN yang
pemberdayaan Kemasyarakatan.
bahwa Alokasi Dana Desa (ADD) adalah bagian keuangan yang diperoleh dari Dana
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten untuk
dibagikan kepada tiap-tiap Desa guna untuk meningkatkan pembangunan di Desa dan
ini diharapkan bantuan atau dana untuk membiayai dan mewujudkan program
Masyarakat Desa dapat terwujud dengan baik guna untuk meningkatkan pembangunan
di desa dan kesejahteraan masyarakat desa, yang ditunjukkan dalam data LRA
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Nagekeo tahun 2017, pada tabel dibawah.
3
Tabel 1.2
Laporan Realisasi Anggaran
Kabupaten Nagekeo
No Uraian Anggaran Realisasi %
PENDAPATAN:
Pendapatan Transfer:
Lainnya
4
BELANJA:
BelanjaOperasi:
BelanjaModal:
pembangunan desa yang telah disepakati dalam musyawarah desa dan sesuai dengan
Kabupaten/Kota.
pertanian dan peternakan. Tetapi sumber daya alam tersebut belum mampu
Alokasi Dana Desa terus meningkat setiap waktu yang akan berpengaruh terhadap
Pemerintah Desa di Kabupaten Nagekeo akan bantuan dana dari pusat dan Pemerintah
Nagekeo belum efisien dan efektif dalam meningkatkan kinerja keuangan Daerah dan
Desa khususnya.
5
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Lia Sulistiyoningtyas, tentang Pengaruh Alokasi Dana Desa dan Pendapatan Asli
Pendapatan Asli Desa dan Alokasi Dana berpengaruh signifikan Terhadap Belanja
Desa, Pendapatan Asli Dan Alokasi Dana Desa berpengaruh terhadap Belanja Desa..
Pendapatan Asli Desa (PADesa), Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), Bagi
Hasil Pajak Retribusi (BHPR) Dan jumlah Sawah Terhadap Alokasi Belanja Desa
Asli Desa, Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Retribusi , dan Jumlah Sawah tidak
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah
menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana
Provinsi Jambi.
terhadap alokasi belanja modal, sedangkan Pajak Daerah tidak berpengaruh signifikan
terhadap Alokasi Belanja Modal. Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain PAD yang berpengaruh signifikan
Kecamatan dan Kabupaten, sedangkan Peneliti pada Desa. Lokasi penelitian, dan tahun
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni teknik analisis data, teknik
pengumpulan data, Judul proposal dengan judul Pengaruh Pendapatan Asli Desa,
Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Terhadap Belanja Desa di Kabupaten Nagekeo Tahun
digunakan pada penelitian sebelumnya karena pada penelitian sebelumnya hanya fokus
pada Penganggaran Daerah (Kabupaten/Kota) saja. Untuk itu, Peneliti tertarik untuk
meneliti tentang Belanja Desa dikarenakan ingin menguji ulang pada desa dan
Pendapatan Desa Terhadap Belanja Desa dan pemanfaatan sektor-sektor yang ada di
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Desa Dana Desa dan
Alokasi Dana Desa Terhadap Belanja Desa di Kabupaten Nagekeo Tahun 2017”,
1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
Kabupaten Nagekeo?
Kabupaten Nagekeo?
1. 3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengaruh Pendapatan Asli Desa Terhadap Alokasi Belanja Desa
Kabupaten Nagekeo
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Alokasi Belanja Desa
Kabupaten Nagekeo
Nagekeo
8
1. 4. Manfaat
asli desa, dana desa dan alokasi dana desa dalam memenuhi belanja desa di Kabupaten
Nagekeo, dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki desa demi kemajuan Daerah.
2. Bagi Peneliti
pendapatan asli desa, dana desa, dan alokasi dana desa, terhadap alokasi belanja
desa, sebagai aplikasi penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah di Universitas
Flores fakultas ekonomi program studi akuntansi dan sebagai bentuk perbandingan
3. Bagi Akademis
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa Sansekerta, deca yang berarti
tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam
bukunya yang berjudul “Otonomi Desa” menyatakan bahwa “Desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang
Secara filosofis jelas bahwa sebelum tata pemerintahan diatasnya ada, Desa itu
lebih dulu ada. Oleh karena itu sebaiknya Desa harus menjadi landasan dan bagian dari
tata pengaturan pemerintahan sesudahnya. Desa yang memiliki tata pemerintahan yang
10
lebih tua, seharusnya juga menjadi ujung tombak dalam setiap penyelenggaraan urusan
Louter, seorang ahli tata negara Belanda dan F. Laceulle dalam suatu laporannya yang
menyatakan bahwa bangunan hukum Desa merupakan fundamen bagi tata Negara
Indonesia.
desa.
Kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang
Kabupaten/Kota.
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
11
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Gambar 2.1
12
Pembangunan masyarakat desa yang sekarang disebut juga dengan
Pemberdayaan Masyarakat Desa pada dasarnya serupa dan setara dengan konsep
pengembangan masyarakat. Secara teoritis agar suatu desa berkembang dengan baik,
ada tiga unsur yang berupa suatu kesatuan, yaitu desa dalam bentuk wadah, masyarakat
desa, dan pemerintahan desa. Konsep pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris, yakni
dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder. Kecenderungan primer berarti proses
dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang
dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Hak dan
113 Tahun 2014 yaitu transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib
13
Pendapatan Desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 merupakan semua
penerimaan uang melalui rekening Desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang Desa tidak perlu membayar kembali. Pendapatan Desa terdiri atas
Pendapatan Asli desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari potensi pendapatan
a. Hasil Usaha
Usaha Desa adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan ekonomi desa
seperti usaha jasa yang meliputi usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air,
listrik desa, dan usaha lain yang sejenis, Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi
Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh desa berasal dari Badan Usaha
Milik Desa, pengelolaan pasar desa, pengelolaan kawasan wisata skala desa,
pengelolaan tambang mineral bukan logam dan tambang batuan dengan tidak
menggunakan alat berat, serta sumber lainnya dan tidak untuk dijual belikan.
b. Hasil Aset
Hasil kekayaan desa yang dimaksud meliputi tanah kas desa, pasar desa,
dari pihak ke 3 (tiga) yang sah dan tidak mengikat, dan hasil kerjasama desa.
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar Desa untuk mendanai kebutuhan Desa dalam
masyarakat. Alokasi Dana Desa diperoleh dari dana perimbangan APBN yang diterima
Tentang Desa, alokasi dana desa merupakan bagian dari dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10%
(sepuluh peratus), yang pembagiannya untuk desa secara proporsional. Alokasi dana
desa (ADD) menurut Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa merupakan
15
bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota paling sedikit 10%
(sepuluh perseratus) dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Alokasi Dana Desa (ADD)
merupakan bagian keuangan desa yang diperoleh dari bagi hasil pajak daerah dan
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Alokasi Dana Desa Menurut ( Santosa 2008: 339) Alokasi Dana Desa dimaksudkan
2.3.1 Tujuan
terkendali.
Prinsip Alokasi Dana Desa Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) menurut
Permendagri No.37 tahun 2007 dapat dilihat berdasarkan variabel independen utama
1) Azas Merata adalah besarnya pembagian dana Alokasi Dana Desa (ADD)
yang sama untuk setiap desa . 70% variabel independen utama dan 30 %
2) Azas Adil adalah pembagian secara proporsional Alokasi Dana Desa untuk
setiap Desa yang dihitung berdasarkan rumus dan variabel tertentu atau
2.3.3 Sasaran
yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam APBDesa oleh
karena itu dalam pengelolaan keuangan alokasi dana desa (ADD) harus
a. Seluruh kegiatan yang didanai oleh Alokasi Dana Desa (ADD) direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan prinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat.
d. Jenis kegiatan yang akan dibiayai melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sangat
Dana desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota
Dana Desa merupakan bagian dari Dana Perimbangan yang diterima Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
mempertimbangkan:
b. Jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat
10% (sepuluh perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara
bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan
wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
sebagai faktor pengali hasil. Tingkat kesulitan geografis ditentukan oleh faktor yang
komunikasi desa ke kabupaten/kota. Data jumlah penduduk desa, luas wilayah desa,
angka kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis bersumber dari Badan Pusat
Statistik.
merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai
a. Paling sedikit 70% (≥ 70%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk
b. Paling banyak 30% (≤ 30%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk
Rukun Tetangga dan Rukun Warga. dibiayai dengan menggunakan sumber dana
daerah dalam jangka menengah untuk mencapai visi dan misinya. Perkiraan ini penting
alokasinya setiap tahun. Dalam penyusunan anggaran setiap tahun, setiap daerah harus
performance), yaitu alokasi anggaran yang dikaitkan dengan hasil yang ingin dicapai.
informasi tentang sasaran, tujuan, prioritas pada tahun fiskal tertentu. Dengan demikian
telah dirancang sebuah dinas untuk pembangunan. Program yang dibuat diharapkan
disesuaikan dengan kebutuhan akan suatu wilayah misalnya daerah perkotaan dan
pedesaan.
Anggaran belanja daerah terbagi menjadi dua bagian, yaitu anggaran belanja
langsung dan anggaran belanja tidak langsung. Anggaran belanja daerah diberikan
terhadap kegiatan perekonomian, baik dari segi penyerapan tenaga kerja, tingkat
agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam penentuan besaran proporsi dana yang harus
lebih baik
21
b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa;
kegiatan sesuai dengan kebutuhan desa yang telah dituangkan dalam RKP Desa.
Rincian Bidang dan Kegiatan berdasarkan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014
desa.
dan kebudayaan.
22
c. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala desa, perangkat desa, dan
Keadaan Luar Biasa (KLB) merupakan keadaan yang sifatnya tidak biasa
atau tidak diharapkan berulang dan/atau mendesak antara lain dikarenakan bencana
alam, sosial, kerusakan sarana dan prasarana. Dalam keadaan darurat dan/atau KLB,
Keadaan darurat dan luar biasa ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota. dalam
pelaksanaanya, belanja tak terduga dalam APBDesa terlebih dulu harus dibuat
23
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Hasil Berpengaruh
(Tahun)
Pemerintahan Daerah
Anggaran (Silpa)
Kabupaten Wonogiri)
24
Dana Desa (Add), Bagi Hasil Pajak
Kabupaten Wonogiri )
Sumber: Data Olahan Peneliti berdasarkan data dari penelitian terdahulu, 2018
berdasarkan asal-usul serta adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati oleh
didanai dari anggran pendapatan dan belanja desa, bantuan pemerintah, serta bantuan
pemerintah daerah.
Salah satu sumber dari pendapatan pemerintah daerah yaitu Desa. Pendapatan
Desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 merupakan semua penerimaan uang
melalui rekening Desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
Desa tidak perlu membayar kembali. Pendapatan Desa terdiri atas Pendapatan Asli
Desa (PADesa), Pendapatan Transfer dan pendapatan lain-lain. Pendapatan Asli desa
merupakan pendapatan yang diperoleh dari potensi pendapatan yang ada di desa.
Selain dari PADesa, terdapat juga Alokasi dana desa (ADD) merupakan bagian
keuangan desa yang diperoleh dari bagi hasil pajak daerah dan bagian dari dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa
25
yang dibagikan secara proporsional. Dana desa adalah dana yang bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer
pemberdayaan masyarakat.
Gambar 2.2
Rerangka Berpikir
SumberData: OlahanPeneliti,2019
Berdasarkan pada kajian teori dan penelitian yang relevan yang telah
Pendapatan Desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014, dalam Lia
pendapatan asli desa terhadap belanja desa menyatakan pendapatan asli desa
26
merupakan semua penerimaan uang melalui rekening Desa yang merupakan hak
desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang Desa tidak perlu membayar kembali.
Pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong
royong, dan lain-lain pendapatan asli desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pendapatan asli desa (PADesa) berpengaruh signifikan positif terhadap belanja desa.
Peningkatan pendapatan asli desa akan meningkatakan belanja desa. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Oputu (2012) yang menyatakan
bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap belanja daerah. Sehingga dapat
diartikan juga bahwa pendapatan asli desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Desa (DD) yang diperoleh dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Siburian,
dkk, 2014). Dengan adanya pemberian alokasi dana desa ini diharapkan bantuan atau
terwujud dengan baik. Dana desa adalah dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui
masyarakat, dan pengelolaan pembangunan berupa dana desa yang diperoleh dari
pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota. Dana desa yang ditransfer oleh
penuh terutama dalam alokasi bidang pertanian, pemerintah lebih fokus terhadap
pembangunan fisik dan sarana prasarana. Sehingga kemungkinan dana desa yang
tentang desa merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota
paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dalam anggaran pendapatan dan belanja
Lia Sulistioningtyas(2017) yang meneliti tentang pengaruh alokasi dana desa dan
pendapatan asli desa terhadap belanja desa, menyatakan bahwa Alokasi Dana Desa
(ADD) adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan
terhadap belanja desa. Peningkatan alokasi dana desa akan meningkatkan belanja
desa. Dalam hal ini kebijakan pemerintah desa dalam jangka pendek disesuaikan
dengan alokasi dana desa yang diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ferdian (2013) yang menyatakan bahwa dana perimbangan
berpengaruh positif terhdap belanja daerah. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
alokasi dana desa mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap belanja desa di
Kecamatan Baron.
BAB III
METODE PENELITIAN
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2010). Yaitu
metode yang digunakan untuk menganalisis data yang berhubungan dengan masalah
pengaruh Pendapatan Asli Desa, Dana Desa, Alokasi Dana Desa, terhadap Belanja
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
29
dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007:59). Variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas(Sugiyono, 2007:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah belanja
desa yang diberi notasi Y. Dimana belanja Desa merupakan semua pengeluaran dari
rekening Desa yang merupakan kewajiban Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Desa. Belanja desa dipergunakan
Tahun 2014).
Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang menjadi sebab
semua penerimaan uang melalui Rekening Kas desa yang merupakan hak desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.
komponen Pendapatan Asli Desa terdiri dari pajak, retribusi, hasil perusahaan milik
daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah. Keempat komponen tersebut sangat
30
asli desa. Sejalan dengan pendapat Koswara, menyatakan pentingnya pendapatan
asli desa sebagai sumber keuangan daerah, daerah otonom harus memiliki
pusat harus seminimal mungkin sehingga pendapatan asli desa harus menjadi
keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan
negara Koswara (1999).
Peningkatan dari PADes akan mutlak dilakukan oleh pemerintah desa untuk
membiayai kebutuhan sendiri, agar nantinya pemerintah desa dapat berlaku mandiri
dan tidak sepenuhnya bergantung pada pemerintah pusat. Dalam penelitian ini
pendapatan asli desa diketahui dari laporan realisasi anggaran pendapatan dan
desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
masyarakat.
Penerapan Dana Desa yang dilakukkan oleh pemerintah pusat hampir sama
daerah (Sari, Achyani dan Cahya: 2010). Penggunan dana desa diprioritaskan untuk
luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis. Dana Desa Pembangunan yaitu
masyarakat desa, sedangkan untuk pelayanan dasar yang diberikan antara lain
Alokasi Dana Desa Menurut Santosa (2008: 339) Alokasi Dana Desa
Pemberian Alokasi Dana Desa yang merupakan wujud dari pemenuhan hak
bersumber dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Dalam penelitian ini dana desa diketahui dari dokumen anggaran pendapatan
3.7.1. Populasi
benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh
objek yang menjadi perhatian (Purwanto:2004). Populasi dalam penelitian ini adalah
data keuangan berupa data laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja desa di
3.7.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dmiliki oleh populasi
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria sampel yang digunakan adalah adalah
laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja desa Kabupaten Nagekeo tahun
2017 yang telah mengumpulkan dokumen anggaran pendapatan dan belanja desa
tahun 2017 secara lengkap, yang berjumlah 97 Desa, dengan menggunakan rumus
Slovin.
Jenis data berdasarkan sifatnya adalah data kuantitatif yaitu data berupa angka
yang diperoleh langsung dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan dari Badan
Pusat Statistik di kabupaten Nagekeo, berbagai literatur, instansi yang terkait, juga
bahan rujukan. Menurut Uma Sekaran (2011), Data sekunder adalah data yang
mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data
sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data mengenai Laporan Realisasi
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses
yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan dan penyajian fakta untuk tujuan
tertentu. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
3.6.1 Observasi
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan(Riduwan,2004:104)
3.6.2 Wawancara
34
pertanyaan-pertanyaan pada para responden wawancara bermakna berhadapan secara
langsung antara interview dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan”
sebuah tanya yang dapat dilakukan secara langsung antar penulis dan pihak yang
3.6.3 Dokumentasi
arsip-arsip yang dapat memberikan informasi terkait data penelitian. Dokumen yang
dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy)
dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja
3.6.4 Kepustakaan
Agar mendapat hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka
diperlukan metode analisis data yang benar. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif dan regresi linier berganda dengan bantuan Software
SPSS. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:
penelitian tersebut dengan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Dalam analisis deskriptif yang digunakan antara lain mean, standar
pengujian asumsi klasik karena data yang akan dimasukkan dalam model regresi
berganda harus memenuhi ketentuan dan syarat dalam regresi berganda. Uji asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011). Uji normalitas yang digunakan adalah uji
grafik dan uji statistik non-parametik kolmogorov-sminorv (KS). Metode yang lebih
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
b. Uji Multikolinieritas
adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik
36
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai
tolerance > 0,10 dan nilai VIF<10 maka model regresi tersebut bebas dari gejala
bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien
korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60)
(Sunyoto,2007:89).
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yanglain atau untuk
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda
beberapa cara, di antaranya, yaitu Uji Glejser, Uji Spearman’s, Uji Park, dan melihat
pola grafik regresi. Adapun uji heterokedastisitas yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah Uji Glejser.Uji ini dilakukan dengan mengkorelasikan nilai absolut residual
signifikansi pada uji t kurang dari 0,05 maka terdapat indikasi masalah
Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh seluruh variabel tersebut
secara serentak, hasil dari uji ini akan menunjukkan apakah ada pengaruh antara
pendapatan asli desa, dana desa, alokasi dana desa, bagi hasil pajak retribusi, jumlah
(Wulansari,2015):
Dimana:
ΒD : Belanja Desa
α : konstanta
β : Koefisien Regresi
DD : Dana Desa
b. Uji t
38
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai
t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel maka
berarti t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis alternatif diterima yaitu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, bisa juga
Nilai koefisisen determinasi (R2) antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu
d. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh variabel
independen yaitu Alokasi Dana Desa dan Pendapatan Asli Desa secara simultan
terhadap variabel dependen yaitu Belanja Desa. Menurut Ghozali (2006:84) uji
besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis alternatif diterima artinya semua variabel
40
DAFTAR PUSTAKA
Elisabeth. 2018. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Daerah dan Analisis
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariet dengan Program IBM SPSS19. Badan
https://www.tatadesa.com/post/mengenal-anggaran-pendapatan-dan-belanja-desa
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=apa-saja-sumber-pendapatan-desa
https://ejournal.unugha.ac.id/index.php/amanu/article/view/139
https://core.ac.uk/download/pdf/148619598.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/148619598.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/3782/3/BAB%20II.pdf
Erlangga
Murti Shafira Reina. 2017. Pengaruh Pendapatan Asli Desa (PADESA), Dana Desa
(DD), Alokasi Dana Desa (ADD), Bagi Hasil Pajak Retribusi (BHPR) dan
jumlah Sawah Terhadap Alokasi Belanja Desa Bidang Pertanian Tahun 2017,
41
Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pendapatan Desa
Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), Dan Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Sulistioningtyas, Lia. 2017. Pengaruh Alokasi Dana Desa Dan Pendapatan Asli Desa
(https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/17898/3/H08dha1.pdf,
Alfabeta
Undang-undang:
(PADesa), Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD) dan Bagi Hasil Pajak
Dan Retribusi Terhadap Belanja Desa Bidang Pertanian Tahun 2016 (Studi
42