Anda di halaman 1dari 3

INGATLAH BELAJAR

Tema : Sosial

Jumlah pemeran : 9 orang

Penokohan :

Wana : Rajin dan suka mengingatkan

Lya : Baik tapi agak cuek

Evel : Baik tapi agak sombong

Dwie : Baik tapi malas

Usman : Bapak yang bijaksana

Kia : Ibu yang Baik dan perhatian

Intje : dewasa dan penurut

Bur : Ketua kelas

Vila : Guru

Miftah : Narator

Sinopsis

Wana, Lya, Evel dan Dwie adalah empat orang sahabat dimana kebersamaan mereka sudah terjalin sejak
mereka duduk dibangku sekolah dasar. Kini mereka berempat sudah berada dibangku sekolah SMP.

Adegan 1

Suasana kelas begitu hening ketika Ibu Guru Bahasa Indonesia masuk di kelas Wana, Lya, Evel, Dwie, dan
Bur

Ibu Guru : Selamat pagi anak-anak?

Siswa : Pagi, Buuu!

Ibu Guru : Bagaimana dengan tugas yang ibu berikan minggu lalu, apa sudah dikerjakan?

Siswa : Sudah , Bu.

Ibu Guru : Bagus, tolong tugasnya dikumpul diketua kelas ya? terus bawa ke ruangan saya. Oh iya, anak-
anak hari ini ibu harus ke luar kota, jadi tugas yang kalian kumpul hari ini ibu jadikan sebagai tugas akhir
kalian. Dan ingat minggu depan kita Ujian ya. Ibu harap kalian belajar dengan baik.
Adegan II

Percakapan terdengar begitu hangat pada keluarga Pak Usman dan istrinya Bu Kia. Mereka adalah orang
Tua Dwie. Keluarga mereka pun begitu harmonis.

Pak Usman : Bu, bagaimana dengan perkembangan belajar anak kita, Dwie?

Bu Kia : Setahu ibu, baik-baik saja pak! Memangnya kenapa?

Pak Usman : Bapak lihat akhir-akhir ini, Dwie jarang belajar, Bu. Anak kita sering main PS ketimbang
belajar. Bapak takut, anak kita jadi tambah malas belajar, Bu! Bagaimana nanti dengan nilainya di
sekolah!

Bu Kia : Iya, sich pak. Nanti ibu Tanya ma Dwienya ya pak! Mudah-mudahan saja kebiasaan mainnya itu
dikurangi, apalagi dia sudah dekat-dekat ujian. Pak, Di minum dong kopinya!. Oh ya pak, ibu kebelakang
dulu mau masak daging yang di kasih Bu Oncom tadi.

Pak Usman : Iya, Bu.

Intje : Ibu, mau dimasak apa itu daging? Habis bawang dikulkas!

Bu Kia : ke pasarki dulu pale injte, beli bahan-bahan, nak!

Intje : Edeedehh,,,, iye, Ma.

Adegan III

Pada suatu hari Wana menanyakan tentang kesiapan ketiga temannya untuk mengikuti ulangan bahasa
Indonesia yang akan dilangsungkan keesokan harinya. Dari ketiga temannya, ternyata Dwie tidak belajar
sama sekali dan lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan bermain PS.

Wana : Besok kita akan ada ulangan bahasa Indonesia, apa kalian sudah pada siap?

Evel : Sudah dong.. aku sudah belajar dari kemarin-kemarin untuk mempersiapkan diri menghadapi
ulangan besok.

Lya : Aku juga sudah belajar kok. Ya.. mudah-mudahan saja nanti nilaiku bagus! Kalau kamu Dwie?

Dwie : Aku nggak belajar. Istilah saya itu tiba masa tiba akal. Jadi tidak usah cape-capek belajar “sambil
tersenyum bangga”.

Wana : kamu nggak belajar, Wie? emang kamu ngapain aja? main PS doang ya? Kamu itu kan cewek
bukan cowok.

Dwie : Iya sih.. tiap malem aku ngabisin banyak waktu untuk main PS doang. Urusan belajar aku nggak
seberapa peduliin. Urusan belajarnya ya nanti aja.

Evel : Wah.. payah kamu Dwie! nanti kalau nilai kamu jelek gimana?
Dwie: Ya nggak gimana-mana. Kalau aku bisa ya aku kerjakan, kalau nggak bisa ya mau gimana lagi.

Lya : Dwie, kamu nggak bisa gitu dong. Seorang pelajar itu harus mau belajar. Belajar itu bukan hanya
waktu kita disekolah saja, tapi di rumah pun kita harus belajar, terlebih lagi jika kita belum menguasai
mata pelajaran tersebut.

Wana : Nah, bener tu apa yang dibilang Budi. Kamu nggak malu kalau nanti nilai kamu jelek? kita sebagai
temen-teman kamu saja pasti ngerasa malu ama yang lain kalau nantinya nilai kamu dibawah standar.

Dwie : Kalian malu kenapa? kan yang nilainya jelek itu aku, bukan kalian? (dengan nada suara yang tinggi
dan jutek)

Evel : Ya meskipun yang nilainya jelek itu kamu, tapi kami semua ini kan sahabat kamu?! apa yang terjadi
sama kamu, baik itu baik ataupun buruk kan sebagai teman kita ikut menanggungnya juga.

Lya : Iya, kamu mestinya belajar seperti kita, Dwie. Udahlah, kami nggak melarang kamu main, tapi
setidaknya kamu harus tetap punya jadwal untuk belajar dirumah dong.

Dwie pun merasa bahwa sahabatnya tersebut ternyata punya perhatian yang lebih kepada dirinya
sehingga dia merasa telah melakukan kesalahan. Dwie akhirnya berjanji bahwa dia akan mengikuti
nasehat teman-temannya untuk belajar secara rajin.

Dwie: Baiklah, mungkin memang ada yang salah denganku. Ok, setelah ini aku akan ikuti nasehat kalian,
aku akan belajar seperti kalian.

Teman-teman Dwie : Nah, itu baru Dwie. Bagus kalau kamu sudah sadar, bahwa pendidikan itu penting
bagi kita.

#TAMAT

Anda mungkin juga menyukai