Anda di halaman 1dari 7

Nama : eli yani tambunan

Kelas : IB- D3 keperawatan


Nim. : P07520119065
Dosen: Marlisa., S.kep., Ns., M.kep
Patofisiologi-

TUGAS RESUME PATOFISIOLOGI TERJADINYA SYOK(SHOCK)

Patofisiologi terjadi syok perdarahan adalah terjadi kekurangan volume


intravaskulermenyebabkan penurunan venous return sehingga terjadi penurunan pengisian
ventrikel,menyebabkan penurunan stroke volume dan cardiac output, sehingga
menyebabkangangguan perfusi jaringan.Syok adalah suatu keadaan dimana aliran darah tidak
memadai untuk memenuhi permintaan kebutuhan oksigen jaringan. Hal ini didefinisikan
sebagai sebuah sindrom yangdiawali oleh hipoperfusi akut, sehingga terjadi hipoksia jaringan
dan disfungsi organ vital.Syok membutuhkan penanganan segera karena kondisi tubuh dapat
memburuk dengan amatcepat.Respon dini terhadap kehilangan darah adalah dengan
vasokontriksi progresif padakulit, otot, dan sirkulasi viseral dalam rongga perut ! untuk
menjamin arus darah ke ginajl, jantung dan otak. "asokontriksi bertujuan untuk menaikan pre
load. Karena cedera, responterhadap berkurangya volume darah yang akut adalah
peningkatan denyut jantung sebagaiusaha untuk menjaga curah jantung. Pelepasan
kateklamin endogen meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer. Hal ini akan
meningkatkan tekanan darah diastolik dan mengurangitekanan nadi, tetapi hanya sedikit
membantu peningkatan perfusi organ.
Hormon hormon lain yang bersifat vasoaktif juga dilepaskan kedalam sirkulasisewaktu
terjadinya syok, termasuk histamin, bbardikinin, beta endorfin, dan sejumlah besar prostanoid
dan sitokin # sitokin lain. Substansi ini berdampak besar pada mikrosirkulasi dan
permeabilitas pembuluh darah. Pada syok perdarahan yang masih dini,
mekanismekompensasi sedikit mengatur pengembalian darah venous return ! dengan cara
kontraksivolume darah didalam sistem vena, yang tidak banyak membantu memperbaiki
tekanansistemik. $ara paling efektif dalam memulihkan curah jantung dan perfusi organ
adalahdengan memperbaiki volumenya.Pada tingkat seluler, sel dengan perfusi dan
oksigenasi yang tidak adekuat tidakmendapat substrat esensial yang diperlukan untuk
metabolisme aerobik normal dan produksienergi. Pada keadaan awal terjadi kompensasi
dengan berpindah ke metabolisme anaerobik,dimana metabolisme ini mengakibatkan
pembentukan asam laktat dan kemudian berkembangmenjadi asidosis metabolik. %pabila
syok terjadi berkepanjangan dan penyampaian substratuntuk pembentukan %&P adenosine
triphosphate ! tidak memadai, maka membran sel tidakdapat lagi mempertahankan
integritasnya dan gradien elektrik normal hilang. 'erdasarkanklasifikasi syok hemoragik,
dapat dijelaskan sebagai berikut.
•Pada syok ringan terjadi penurunan perfusi tepi pada organ yang dapat bertahan lama
terhadap iskemia kulit, lemak, otot, dan tulang !, pH arterimasih normal.
•Pada syok sedang terjadi penurunan perfusi sentral pada organ yang hanyatahan terhadap
iskemia iskemia waktu singkat hati, usus dan ginjal !, danterjadi asidosis metabolik.
•Pada syok berat sudah terjadi penurunan perfusi pada jantung dan otak,asidosis metabolik
berat dan mungkin pula terjadi asidosis respiratorik.

Syok adalah syndrome gawat akut akibat ketidakcukupan perfusi dalam memenuhi kebutuhan
tubuh. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan metabolik (kebutuhan oksigen) atau
penurunan pasokan metabolik. Ketidakcukupan akan pasokan oksigen mengakibatkan tubuh
merespon dengan merubah metabolisme energi sel menjadi anaerobic, akibatnya dapat terjadi
asidosis laktat. Jika perfusi oksigen ke jaringan terus berkurang maka respon system
endokrin, pembuluh darah, inflamasi, metabolisme, seluler dan sistemik akan muncul dan
mengakibatkan pasien menjadi tidak stabil.

Syok adalah proses yang progresif, dimana apabila tubuh tidak mampu mentoleransi maka
dapat mengakibatkan kerusakan irreversible pada organ vital dan dapat menyebabkan
kematian. Syok memiliki pola patofisiologi, manisfestasi klinis, dan pengobatan berbeda
tergantung pada etiologinya. Syok sering menimbulkan sindrom respon inflamasi sistemik
dan sindrom kegagalan multiorgan. Kegagalan kardiovaskular diakibatkan oleh kekurangan
kardiak output (CO), sistemik vascular resistance (SVR), atau keduanya. CO adalah hasil dari
heart rate dan stroke volume. Stroke volume ditentukan oleh tekanan pengisian ventrikel kiri
dan kontraksi miokard. SVR menggambarkan tahanan ke ejeksi ventrikel kiri (afterload). Di
dalam kamus "shock," yang didominasi vasokonstriksi di klasifikasikan sebagai "cold shock"
dan yang didominasi oleh vasodilatasi disebut "warm shock.
● Tanda dan Gejala
1. Sistem Kardiovaskuler
a. Gangguan sirkulasi perifer mengakibatkan pucat, ekstremitas dingin.
Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan
penurunan tekanan darah. Nadi cepat dan halus.
b. Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena
adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume
sirkulasi darah.
c. Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.
d. CVP rendah.
2. Sistem Respirasi
a. Pernapasan cepat dan dangkal.
3. Sistem saraf pusat
a. Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah
rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai
tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin
bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
4. Sistem Saluran Cerna
a. Bisa trjadi mual dan muntah.
5. Sistem Saluran kemih
a. Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa
adalah 60 ml/jam (0,5-1 ml/kg/jam). Pada anak 1-2ml/kg/jam.

Syok Hipovolemik

Ini adalah syok yang paling umum ditemui, terjadi karena kekurungan
volume sirkulasi yang disebabkan karena kehilangan darah dan juga cairan
tubuh. Kehilangan darah dibagi menjadi dua yaitu perdarahan yang tampak
dan tidak tampak. Perdarahan yang tampak misal perdarahan dari luka dan
hematemesis, sedangkan perdarahan yang tak tampak misal perdarahan pada
saluran cerna seperti perdarahan tukak duodenum, cedera limpa, patah tulang.

- Tanda dan Gejala


1. Anxietas, lemas, gangguan mental karena menurunya perfusi k eotak
2. HIpotensi karena menurunya volume sirkulasi
3. Nadi cepat, lemah karena penurunan aliran darah
4. Kulit dingin dan lembab karena vasokontriksi dan stimulasi kelenjar
keringat
5. Oligouria karena vasokonstriksi arteri renalis
6. Pernafasan cepat dan dalam karena stimulasi saraf simpatis dan asidosis
7. Hipotermi karena menurunya perfusi dan penguapan keringat
8. Haus dan mulut kering karena kekurangan cairan
9. Lemah dan lelah karena inadekuat oksigenasi
- Jenis cairan yang hilang
1. Darah
2. Plasma
3. Cairan ekstrasel
- Penyebab
1. perdarahahn
2. luka bakar
3. cedera yang luas
4. dehidrasi
5. kehilangan cairan pada muntah, diare, ileus

Syok Distributif

Syok distributif adalah syok yang terjadi karena kekurangan volume


darah yang bersifat relative, dalam artian jumlah darah didalam pembuluh
darah cukup namun terjadi dilatasi pembuluh darah sehingga seolah-olah
volume darah didalam pembuluh darah berkurang. Syok distributive ada 3
bentuk:

1. Syok septik: disebabkan karena infeksi yang menyebabkan vasodilatasi


pembuluh darah. Contoh infeksi karena bakteri gram negative seperti
Escherichiacoli.

Tanda dan gejala shock septic:


Gejala sama dengan syok hipovolemik, namun untuk tahap syok septik
diawali dengan:

a. demam atau suhu yang rendah, disebabkan oleh infeksi bakteri


b. vasodilatasi dan peningkatan cardiac output

2. Syok anafilaktik: disebabkan karena reaksi anfilaktik terhadap allergen,


antigen, obat, benda asing yang menyebabkan pelepasan histamine yang
menyebabkan vasodilatasi. Juga memudahkan terjadinya hipotensi dan
peningkatan permeabilitas kapiler.

Tanda dan gejala syok anafilaktik :

a. erupsi kulit dan


b. edema local terutama pada muka
c. nadi cepat dan lemah
d. batu dan sesak nafas karena penyumbatan jalan nafas dan radang tenggorok

3. Syok neurogenik : ini adalah shock yang jarang terjadi. Disebabkan oleh
trauma pada medulla spinalis, terjadi kehilangan mendadak pada reflek
otonom dan motorik dibawah lesi. Tanpa adanya stimulasi simpatis, dinding
pembuluh darah vasodilatasi yang tak terkontrol, hasilnya penurunan
resistensi pembuluh darah perifer sehingga menyebabkan vasodilatasi dan
hypotensi. Tanda dan gejala syok neurogenik sama dengan syok
hipovolemik.

Syok Obstruktif

Terdapat penyumbatan yang menyebabkan aliran darah terganggu,


pada beberapa kondisi hal ini bisa menyebabkan timbulnya syok.

Contoh syok obstruktif

1. Cardiac tamponade : biasanya terjadi karena pericarditis yang menyebabkan


penimbunan cairan didalam rongga pericardium, cairan yang banyak
menekan jantung sehingga venus return menurun. Hal ini menyebabkan
jantung tak mampu mensuplai darah sesuai kebutuhan tubuh. Akibatnya
tubuh bisa kekurangan oksigen, terutama pada organ sehingga bisa
menimbulkan shock
2. Tension pneumotorax : peningkatan tekanan intratorak sehingga venous
return terhambat, cardic output pun berkurang 🡪 syok
3. Emboli massive paru : mengurangi aliran darah dari paru ke jantung, cardiac
output menurun 🡪 syok
4. stenosis aorta : sebabkan aliran darah keluar dari ventrikel terhambat 🡪
perfusi berkurang 🡪 syok
5. Tanda dan gejala sama dengan shock hypovolemic tapi ditambah dengan
6. peningkatan JVP
7. pulsus paradoksus karena tamponade jantung

Syok Kardiogenik

Syok tipe ini adalah syok yang terjadi karena kagagalan efektivitas
fungsi pompa jantung. Hal ini disebabkan karena kerusakan otot jantung,
paling sering yaitu infark pada myocard. Syok kardiogenik juga bisa
disebabkan aritmia. Syok ini jarang terjadi pada anak-anak.

Tanda dan gejala syok kardiogenik sama dengan syok hipovolemik ditambah
dengan:

1. Takikardi dengan nadi yang sangat lemah


2. Hepatomegali
3. Gallop
4. Murmur
5. Rasa berat di precordial
6. Kardiomegali
7. Hipertrofi jantung
8. Distensi V. Jugularis, dan peningkatan JVP
9. ECG abnormar

● KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Syok merupakan suatu keadaan gawat darurat yang sering terjadi pada anak akibat
adanya kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan.
2. Pada keadaan kegawatdaruratan, lakukan PAT dan periksa tanda-tanda vital untuk
mengetahui jenis syok serta derajat syok.
3. Syok harus segera ditatalaksana sesuai dengan jenis syok
4. Resusitasi cairan merupakan salah satu tatalaksana syok
5. Pemberian obat-obatan inotropik dapat meningkatkan kontraktilitas miokard dan
memiliki berbagai macam efek pada resisten vaskular perifer pada pasien syok
dan tidak terkompensasi

Anda mungkin juga menyukai