Objek astronomi sangatlah luas untuk bisa dieksplorasi atau didatangi dengan
wahana antariksa untuk diamati lebih rinci dalam sebuah laboratorium di Bumi.
Meskipun demikian, astronomi dapat dikembangkan dengan cara melakukan
pengukuran, pengamatan, dan menganalisa kuriu informasi yang dipancarkan oleh
benda langit. Informasi benda langit bisa diperoleh melalui pengamatan, informasi
astromerry (posisi, gerak diri, presesi, paralaks, dan sebagainya), spektroskopi (unsur
kimia, proses fisika tempat materi berada), forometri (pengukuran kuat cahaya, variasi
kuat cahaya, warna). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan kaidah hukum
alam yang telah teruji untuk menjelaskan fenomena alam. Akhirnya, struktur proses
kelahiran fenomena alam itu dapat dipahami. Pemahaman itu memperluas khazanah
ilmu pengetahuan astronomi.
Lebih lanjut Dr. Manshur Hasabunnabi mengisyaratkan bahwa hingga saat ini,
ilmu pengetahuan belum mampu melakukan pembagian enam fase penciptaan alama
semesta. Penelitian-penelitian yang ada hanya berkisar seputar seputar penentuan usia
alam semesta mulai sejak dentuman besar yang dalam istilah astrofisika disebut
dengan Big Bang. Para ilmuwanpun akan memperkirakan usia alam semesta ini
dengan cara dan metode yang beragam. Ada sebagian ilmuwan yang memperkirakan
usia alam semesta berdasarkan fenomena pemuaian alam semesta dan pergeseran
merah (redshift), yaitu sekitar 10 sampai 18 miliar tahun, sedangkan perkiraan usia
alam semesta berdasarkan dua metode nuklir yang berbeda milik Fowler dan Fred
Hoyle, mendapatkan kesimpulan bahwa usia alam semesta ini adalah 13 atau 15
miliar tahun.
Pembahasan tentang makrokosmos sampai saat ini masih menjadi
perbincangan yang hangat para Astronom, di samping mengenai masa penciptaan
alam semesta, juga mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa cacat ini bermula?,
Dan ke mana muaranya?, Dan kapan berakhirnya?
E. Lapisan-Lapisan Atmosfir
Atmosfir terbuat dari lapisan-lapisan yang memungkinkan terjadina kchidupan
di bumi. Ketiadaan salahsaru lapisan atmosfir berarti ahir dant dunia ini. Dalam ayat
tersebut di atas, Allah menyeburkan tujuh langi dan tujuh bumi, ternyata atmosfir
bumipun terbentuk dari tujuh lapisan
Menurut Encyclopedia Americana, di atmosfer terdapat suatu bidang yang
memisahkan lapisan dengan lapisan. Lapisan-lapisan tersebut bertumpukan
bergantung pada suhunya. Lapisan pertama (1) Troposfer lapisan terbawah, paling
dekat ke permukaan bumi. Lapisan ini mencapai ketebalan 8 km di kutub dan 17 km
di khatulistiwa, dan mengandung sejumlah besar awan. Setiap kilometer suhu turun
sebesar 6,5° C, bergantung pada ketinggian. Pada salah satu bagian yang disebut
tropause, yang dilintasi arus udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada -57C.
75%6 gas diatmosfer terdapat pada lapisan ini. Lapisan kedua (2) Stratosfers, lapisan
ini mencapai ketinggian 50 km. Di sini sinar ultravioler diserap, sehingga panas
dilepaskan dan suhu mencapai 0°C. Selama penyerapan ini, dibentuklan lapisan ozon
yang penting bagi kehidupan. Lapisan ketiga (3) Mesosfer, lapisan ini mencapai
ketinggian 85 km. Di sini suhu turun hingga -100 derajat Celcius. Lapisan keempat
(4) Termosfer, peningkatan suhu berlangsung lebih lambat. Lapisan kelima (5)
Ionosfer, gas pada lapisan ini berbentuk ion. Lapisan ini terletak lebih atas yan
tingginya mencapai 500 km dari bumi. Gelombang radio di pantulkan oleh lapisan ini,
yang membuat kita bisa melakukan komunikasi. Lapisan keenam (6) Eksosfer karena
berada pada ketinggian 500 km-1.000 km bahkan 10.000 km. karakteristik lapisan
berubah sesuai aktivitas matahari. Lapisan ketujuh (7) Magnetosfer, di sinilah letak
medan magnit bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong. Partikel
subatom yang bermuatan energi tertahan pada suaru daerah yang disebur Sabuk
Radiasi Ván Allen.
Bagaimanapun, adalah hal yang menarik untuk mendapati bahwa
pengelompokan lapisan atmosfir yang disepakati bersama mendukung informasi
dalam Al-Qur'an. Dan lebih dari kesenangan belaka ketika kita mempelajarinya
berbarengan dengan semua data ilmiah lain di dalam AlQur'an. Memisahkan atmosfer
menurut lapisan-lapisan yang serasi merupakan penemuan modern. Tingkat ilmu
pengetahuan pada saat AlQur'an diturunkan belum memungkinkan manusia
membedakan lapisan diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap
langit. Dia mewahyukan urusan masing-masing ... Ayat ini menjelaskan bahwa setiap
lapisan memiliki fungsi masing-masing, dan karena Dia-lah kehidupan dibumi ini
menjadi ada.