Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Creative Accounting

Menurut Henry (2013) persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut
Sugihartono, dkk (2017) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera
manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan
mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.

Creative accounting adalah sebuah proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan
pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya
untuk memanipulasi suatu laporan keuangan (Amal, 2014). Menurut Sulistawan (2016) creative
accounting adalah badan usaha untuk memanfaatkan teknik dan kebijakan akuntansi guna
mendapatkan hasil yang diinginkan, seperti penyajian nilai laba ata aset yang lebih tinggi atau lebih
rendah tergantung motivasi yang mereka lakukan. Menurut Harry Andrian (2013) ada empat alasan
melakukan creative accounting, yaitu:

1. Perlakuan Akuntansi yang Bervarias


2. 2. Penerapan Prinsip Akuntansi yang Agresif
3. 3. Manajemen Laha
4. 4. Pelaporan Keuangan yang Menyimpang

Persepsi mahasiswa Akuntansi mengenai creative accounting adalah suatu proses memahami seorang
mahasiswa akuntansi mengenai proses transformasi laporan keuangan dengan menggunakan alternatif
pilihan yang diperbolehkan oleh standar akuntansi dengan tujuan memanipulasi laporan keuangan
sesuai dengan yang diinginkan. Mahasiswa dengan persepsi negatif mengenai creative accounting akan
membuat mahasiswa semakin tegas terhadap praktik creative accounting. Sebaliknya, bagi mahasiswa
yang mempunyai persepsi positif terhadap creative accounting, maka mahasiswa lebih terbuka terhadap
praktik creative accounting (George Lan et al., 2015). 2.1.2 Pengetahuan Etika Profesi Akuntan

Etika profesi merupakan aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban
profesi yang bersangkutan (Hapsari, 2016). Aturan khusus tersebut biasanya disebut sebagai kode etik.
Suatu kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profess. Menurut Mautz dan Sharaf (2015) etika
profesi akuntan merupakan panduan bagi perilaku akuntan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap klien, masyarakat, anggota profesi dan dirinya sendiri.

Pengetahuan etika profesi akuntan yang tinggi akan membuat para mahasiswa bersikap sesuai dengan
standar dan aturan yang berlaku sebagai calon akuntan dimasa yang akan datang. Tingkat pengetahuan
etika profesi akuntan yang dimiliki seorang mahasiswa akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap
skandal etis pada creative accounting. Pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa akan mempengaruhi
persepsi atau tanggapan mereka mengenai krisis etika akuntan yang terjadi pada saat sekarang (Fitria,
2015)

Menurut Brooks dan Dunn (2016) seorang akuntan profesional diharapkan memiliki keahlian khusus
terkait dengan akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi dibidangnya dibanding orang awam.
Seorang akuntan profesional juga diharapkan dapat menaati standar-standar khusus yang dikeluarkan
oleh badan profesional. Apabila seseorang ingin menjadi seorang akuntan profesional, maka harus
selalu siap untuk bertindak dengan integritas setiap saat dan dia seharusnya tidak boleh terlibat dalam
hal-hal yang keliru atau yang sifatnya ilegal.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya etika profesi akuntan
adalah aturan khusus yang menjadi pegangan berperilaku akuntan dalam mengemban profesmya

2.1.3 Orientasi Etis

Orientasi etis merupakan suatu alternatif perilaku seseorang untuk menyelesaikan dilema etika dan
konsekuensi yang diharapkan oleh fungsi yang berbeda. Perilaku etis seseorang ditentukan oleh konsep
diri pada masing-masing individu sesuai dengan peran yang disandangnya (Khomsiyah dan Indriantoro,
2015). Orientasi etis pada masing-masing individu ditentukan oleh kebutuhannya, kebutuhan tersebut
kemudian berinteraksi dengan pengalaman pribadi dan sistem nilai individu yang akan menentukan
suatu harapan atau tujuan dalam setiap perlakuannya sehingga pada akhimya individu tersebut
menentukan tindakan apa yang akan diambilnya (Rahma, 2017).

Orientasi etis merupakan konsep mengenai kemampuan individu untuk mengevaluasi dan
mempertimbangkan nilai etika dalam suatu kejadian. Orientasi etis juga didefinisikan sebagai suatu
pandangan seseorang mengenai etika (Malia, 2018).

Menurut Forsyth (2015) orientasi etis dibagi ke dalam dua karakteristik, yaitu idealisme dan relativisme.
Idealisme merupakan sikap yang dimiliki oleh individu yang bahwa suatu tindakan dikatakan benar
apabila sesuai dengan kode etik umum yang berlaku. Sedangkan, relativisme menganggap bahwa aturan
etika sifatnya tidak universal karena etika dilatarbelakangi oleh budaya yang berbeda-beda.

Sehingga disimpulkan bahwa orientasi etis merupakan suatu alternatif perilaku seseorang untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang menyangkut etika. 2.1.4 Tingkat pengetahuan akuntansi

Pengetahuan akuntansi adalah suatu ilmu yang tersusun secara sistematis mengenai pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasian hasil proses dalam membuat pilihan
tindakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan suatu kondisi
perusahaan. Semakin tinggi pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin tinggi
pula rasa ketidaksetujuan mahasiswa dalam menanggapi skandal etis yang terjadi sehingga mahasiswa
cenderung memberikan reaksi negatif atas perilaku tidak etis akuntan (Himmah, 2013 dalam Maria
Yolanda, 2017).

Pengetahuan yang terkait khususnya di bidang akuntansi menjadi modal yang penting selama seseorang
bekerja sebagai seorang akuntan. Oleh karenanya, pengetahuan akuntansi perlu diketahui oleh
mahaswa akuntans schagas calon masa depan profesi tersebut Pengetahuan akuntansi yang dimuliki
mahasiswa akan mempengaruhi persepsi mahasiswa akuntansi terhadap skandal tersebut tergantung
pada tingkat pengetahuan yang didapatkan. Semakin banyak pengetahuan yang diketahui, maka akan
membantu mereka untuk dapat memberikan persepsi cis maupun tanggapan terhadap permasalahan
(Dzakirin, 2013)

Pengukuran tingkat pengetahuan terschut dilihat herdasarkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang
dimiliki oleh mahasiswa. IPK adalah nilai akhir kumulatif yang menggambarkan mutu penyelesaian satu
program studi. Tinggi rendahnya IPK mahasiwa berpengaruh pada penilaian masyarakat mengenai
pemahaman akan ilmu pengetahuan yang telah diberikan. Semakin tinggi IPK yang didapatkan oleh
mahasiswa. maka mahasiswa dianggap telah mendapat dan mampu menguasai pengetahuan yang
diberikan dengan baik. Sebaliknya, apabila mahasiswa memiliki IPK yang rendah, maka dianggap belum
cukup mampu menguasai pengetahuan tersebut (Damayanthi dan Juliarsa, 2016).

2.1.5 Jenis Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan tempat mahasiswa menuntut ilmu pengetahuan. Perguruan tinggi
umumnya dibedakan menjadi dua yaitu perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.

Perguruan tinggi negeri (PTN) adalah pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
dan diadakan oleh pemerintah, dalam hal ini departemen atau lembaga pemerintahan lain, sedangkan
perguruan tinggi swasta (PTS) adalah pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang diadakan oleh masyarakat (Yulistina, 2016).

Perguruan tinggi negeri secara historis memang memiliki citra lembaga yang lebih baik dibandingkan
dengan pergun tinggi swasta. PTN memiliki komitmen untuk lebih mengutamakan kualitas calon
mahasiswa yang sesuai dengan bakat atau kecerdasan, bukan sesuai dengan kemampuan keuangannya.
Sedangkan, di beberapa PTS lebih mementingkan kemampuan keuangan calon mahasiswa. Hal ini
disebabkan karena proses penerimaan mahasiswa baru baik di PTN dan PTS juga berbeda. PTN proses
penyeleksian mahasiswa baru sangatlah ketat, melalui berbagai ujian masuk dan syarat. Sedangkan di
PTS dalam proses penerimaan mahasiswa baru kurang begitu ketat, dikarenakan ujian masuk di
perguruan tinggi swasta hanya dijadikan suatu prosedur yang tidak utama (Haskara, 2014).

Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi perguruan
tinggi negeri dengan mahasiswa akuntansi perguruan tinggi swasta dapat disebabkan oleh dua hal yaitu
dibentuk oleh lingkungan tempat mereka berada, dan peranan besar perguruan tinggi dalam membantu
membentuk persepsi seorang mahasiswa melalui metode pembelajaran di bangku perkuliahan (Ludigdo,
2016).
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini terdari dari 2 variabel yaitu variabel independen yang meliputi etika profesi akuntan,
orientasi etis, tingkat pengetahuan akuntansi, jenis perguruan tinggi. Variabel dependennya yaitu
persepsi mahasiswa akuntansi mengenai creative accounting Persepsi mahasiswa Akuntansi mengenai
creative accounting adalah suatu proses memahami seorang mahasiswa akuntansi mengenai proses
transformasi laporan keuangan dengan menggunakan alternatif pilihan yang diperbolehkan oleh standar
akuntansi dengan tujuan memanipulasi laporan keuangan sesuai dengan yang diinginkan.

Mahasiswa dengan persepsi negatif mengenai creative accounting akan membuat mahasiswa semakin
tegas terhadap praktik creative accounting Sebaliknya, bagi mahasiswa yang mempunyai persepsi positif
terhadap creative accounting, maka mahasiswa lebih terbuka terhadap praktik creative accounting
(George Lan et al., 2015).

Beberapa faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kecurangan akademik dalam penelitian ini
meliputi: etika profesi akuntan, orientasi etis, tingkat pengetahuan akuntansi, jenis perguruan tinggi.

2.3.1 Pengaruh Pengetahuan Etika Akuntan Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Creative
Accounting

Menurut Mautz dan Sharaf (2015) etika profesi akuntan merupakan panduan bagi perilaku akuntan
sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap klien, masyarakat, anggota profesi dan dirinya sendiri.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh May Dhiana (2017) membuktikan bahwa pengetahuan etika
profesi akuntan berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai creative
accounting. Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Dzakirin (2015) dan Septi Rahayu (2017) yang
membuktikan bahwa pengetahuan etika profesi akuntan berpengaruh positif terhadap persepsi
mahasiswa akuntansi mengenai creative accounting.

Pengetahuan etika profesi akuntan yang tinggi akan membuat para mahasiswa bersikap sesuai dengan
standar dan aturan yang berlaku schagai calon akuntan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi
pengetahuan etika profesi akuntan yang diketahui oleh seorang mahasiswa maka persepsi mahasiswa
akuntansi mengenai creative accounting semakin tidak ctis. Hal tersebut terjadi karena pengetahuan
etika yang dimiliki individu akan memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan aturan etika
yang berlaku. Oleh karena itu, seorang yang memiliki pengetahuan etika cenderung akan bersikap atau
berperilaku sesuai etika yang diketahuinya. Creative accounting pada kenyataanya berisi pencatatan
estimasi (prediksi), rekayasa, dan manipulasi yang menyesatkan investor (Damayanti,2017). Berdasarkan
uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

HI: Pengetahuan etika profesi akuntan berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi
mengenai creative accounting.

2.3.2 Pengaruh Orientasi Etis Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Creative Accounting
Menurut Khoniyah dan Indriantoro (2015) orientasi etis merupakan tu alternatif perilaku seseorang
untuk menyelesaikan dilema etika dan konsekuensi yang diharapkan oleh fungsi yang berbeda. Perilaku
etis seseorang ditentukan oleh konsep diri pada masing-masing individu sesuai dengan peran yang
disandangnya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh May Dhiana (2017) membuktikan bahwa orientasi etis
berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai creative accounting. Penelitian
ini juga di dukung oleh penelitian Maria Yolanda (2017) dan Intan Saputri (2017) yang membuktikan
bahwa orientasi etis berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai creative
accounting.

Adanya orientasi etis yang dimiliki tiap individu maka akan mendorong individu untuk tetap berperilaku
etis dan berpersepsi negatif terhadap perilaku tidak etis seperti creative accounting Orientasi etis sendiri
dibagi menjadi dua macam yaitu idealisme dan relativisme. sehingga orientasi etis mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap creative accounting. Idealisme merupakan suatu sikap yang menganggap
bahwa tindakan yang tepat atau benar akan menimbulkan konsekuensi yang atau hasil yang
diinginkan.Seseorang yang idealis mempunyai prinsip bahwa merugikan orang lain adalah hal yang
selalu dapat dihindari dan mereka tidak akan melakukan tindakan yang mengarah pada tindakan yang
berkonsekuensi negatif.

Jika terdapat dua pilihan yang keduanya akan berakibat negatif terhadap individu lain, maka seorang
yang idealis akan mengambil pilihan yang paling sedikit mengakibatkan akibat buruk pada individu lain.
Oleh karena itu mahasiswa yang memegang prinsip idealisme memiliki presepsi bahwa creative
accounting merupakan hal yang tidak etis. Hal tersebut terjadi karena creative accounting dianggap
merugikan berbagai pihak termasuk investor (Dzakirin, 2015).

Sedangkan menurut Alit Triani (2017) relativisme etis merupakan teori yang menyatakan bahwa suatu
tindakan dapat dikatakan etis atau tidak benar atau salah, yang tergantung kepada pandangan
masyarakat. Pandangan masyarakat yang berkembang di UNSIQ sendiri merupakan pandangan
islamiyah yang menganggap bahwa suatu permasalahan yang mengandung mudzarar lebih banyak
daripada manfaat yang bisa diambil maka hukumnya batil atau tidak baik termasuk creative accounting.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis

Penelitian sebagai berikut: H2 Orientasi etis berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi
mengenai creative accounting.

2.3.3 Pengaruh Tingkat Pengetahuan Akuntansi Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai
Creative Accounting

Menurut Himmah, (2013) dalam Maria Yolanda (2017) pengetahuan akuntansi adalah suatu ilmu yang
tersusun secara sistematis mengenai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian
bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan
penginterprestasian hasil proses dalam membuat pilihan tindakan dengan tujuan untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai keadaan suatu kondisi perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maria Yolanda (2017) membuktikan bahwa tingakat pengetahuan
akuntansi berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai creative accounting.
Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Mela Fitria (2015) dan Dzakirin (2015) yang membuktikan
bahwa tingkat pengtahuan akuntansi berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi
mengenai creative accounting.

Pengetahuan yang terkait khususnya di bidang akuntansi menjadi modal yang penting selama seseorang
bekerja sebagai seorang akuntan. Oleh karenanya, pengetahuan akuntansi perlu diketahui oleh
mahasiswa akuntansi sebagai calon masa depan profesi tersebut. Pengetahuan akuntansi yang dimiliki
mahasiswa akan mempengaruhi persepsi mahasiswa akuntansi terhadap skandal tersebut tergantung
pada tingkat pengetahuan yang didapatkan. Semakin banyak pengetahuan yang diketahui, maka akan
membantu mereka untuk dapat memberikan persepsi tidak etis terhadap permasalahan mengenai
praktik creative accounting. Hal tersebut terjadi karena dalam kenyataannya banyak pembukuan
creative accounting yang tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan seperti dilakukannya
pencatatan estimasi (prediksi), rekayasa, dan manipulasi yang menyesatkan investor. Berdasarkan
uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3: Tingkat pengetahuan akuntansi berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi
mengenai creative accounting.

2.3.4 Pengaruh Jenis Perguruan Tinggi Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Creative
Accounting

Menurut Yulistiana (2016) perguruan tinggi merupakan tempat mahasiswa menuntut ilmu pengetahuan.
Perguruan tinggi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi
swasta. Perguruan tinggi negeri (PTN) adalah pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan diadakan oleh pemerintah, dalam hal ini departemen atau lembaga pemerintahan lain,
sedangkan perguruan tinggi swasta (PTS) adalah pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh satu
pendidikan yang diadakan oleh masyarakat.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Intan Saputri (2017) membuktikan bahwa jenis perguruan tinggi
berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai creative accounting. Penelitian
ini juga di dukung oleh Maria Yolanda (2017) yang membuktikan bahwa jenis perguruan tingui
berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai creative accounting.

Peranan besar perguruan tinggi dalam membantu membentuk persepsi seorang mahasiswa melalui
metode pembelajaran di bangku perkuliahan. Pemberian pengetahuan mengenai akuntansi pada
perguruan tinggi tentunya berbeda antara perguruan tinggi satu dengan lainnya, baik itu dari perguruan
tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perbedaan
kualitas mahasiswa yang dihasilkan meskipun kurikulumnya sama, sehingga menimbulkan persepsi
mengenai creative accounting UNSIQ merupakan Universitas yang memiliki sudut pandang islamiyah
sehingga dalam proses pendidikannya lebih mengedepankan syariat dan qur'aniyak, dimana sebagian
besar mahasiswa dalam menilai suatu pristiwa harus sesuai dengan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H4: Jenis Perguruan Tinggi berpengaruh positif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi mengenai
creative accounting

Berdasarkan uraian sebelumnya, dibuat model penelitian sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai