Anda di halaman 1dari 13

I DON’T KNOW

1. Adakah penyebab lain katarak selain faktor usia? (Raesa, Lucky FIX BANGET hhhh)
Katarak adalah suatu kekeruhan lensa (lens opacity). Biasanya berkaitan dengan usia, tapi
bisa juga kongenital atau karena trauma. Pada katarak kongenital 33% kasusnya idiopatik dan
bisa unilateral atau bilateral. Kemudian 33% diwariskan dan keadaan ini biasanya bilateral.
Sedangkan 33% lagi dikaitkan dengan penyakit sistemik dan biasanya dalam kondisi ini
kejadian katarak bersifat bilateral. Separuh dari keseluruhan katarak kongenital disertai anomali
mata lainnya. Lalu, pada katarak karena trauma bisa terjadi karena rudapaksa misalnya kena
tinju, ionisasi radiasi, sengatan listrik, sinar, dll. (Suhardjo, Hartono. Buku Ilmu Penyakit
Mata FK UGM. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM. 2007: 105-108.)
Penyebab katarak antara lain: faktor usia (paling umum), presenil (diabetes, distrofi
miotonik, dan dermatitis atopik), trauma (penetrasi, gegar otak, dan sengatan listrik), toksin
(steroid, miotik, antipsikotik seperti fenotiazin, dan lain-lain), penyakit sekunder (uveitis kronik,
tumor, glaukoma sudut tertutup akut, penyakit mata degeneratif, dan lain-lain), dan
endokrin/metabolik (diabetes, hipokalsemia, Wilson disease, distrofi miotonik, dan lain-lain)
(Gerstenblith AT, Rabinowitz MP. The Wills Eye Manual. Edisi 6. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2012: 394-395.)

2. Apa saja komplikasi akibat dari pasien yang baru saja/ setelah melakukan operasi
katarak. (Indrialisa, Fraja, Henrico) FIIIIXXXX
● Edema kornea
Edema stromal atau epitelial dapat terjadi segera setelah operasi katarak. Kombinasi dari
trauma mekanik, waktu operasi yang lama, trauma kimia, radang, atau peningkatan
tekanan intraokular (TIO), dapat menyebabkan edema kornea. Pada umumnya, edema
akan hilang dalam 4 sampai 6 minggu. Jika kornea tepi masih jernih, maka edema
kornea akan menghilang.
● Perdarahan
Komplikasi perdarahan pasca operasi katarak antara lain perdarahan retrobulbar,
perdarahan atau efusi suprakoroid, dan hifema. Pada pasien-pasien dengan terapi
antikoagulan atau antiplatelet, risiko perdarahan suprakoroid dan efusi suprakoroid tidak
meningkat. Sebagai tambahan, penelitian lain membuktikan bahwa tidak terdapat
perbedaan risiko perdarahan antara kelompok yang menghentikan dan yang melanjutkan
terapi antikoagulan sebelum operasi katarak.

● Glaukoma sekunder
Bahan viskoelastik hialuronat yang tertinggal di dalam KOA pasca operasi katarak dapat
meningkatkan tekanan intraokular (TIO), peningkatan TIO ringan bisa terjadi 4 sampai 6
jam setelah operasi, umumnya dapat hilang sendiri namun sebaliknya jika peningkatan
TIO menetap, diperlukan terapi antiglaukoma

● Uveitis kronik
Inflamasi normal akan menghilang setelah 3 sampai 4 minggu operasi katarak dengan
pemakaian steroid topikal. Inflamasi yang menetap lebih dari 4 minggu, didukung dengan
penemuan keratik presipitat granulomatosa yang terkadang disertai hipopion, dinamai
uveitis kronik. Kondisi seperti malposisi LIO, vitreus inkarserata, dan fragmen lensa yang
tertinggal, menjadi penyebab uveitis kronik. Tatalaksana meliputi injeksi antibiotik
intravitreal dan operasi perbaikan posisi LIO, vitreus inkarserata, serta pengambilan
fragmen lensa yang tertinggal dan LIO

● Edema Makula Kistoid (EMK)


Ditandai dengan penurunan visus setelah operasi katarak, gambaran karakteristik makula
pada pemeriksaan oftalmoskopi atau FFA, atau gambaran penebalan retina pada
pemeriksaan OCT. Patogenesis EMK adalah peningkatan permeabilitas kapiler perifovea
dengan akumulasi cairan di lapisan inti dalam dan pleksiformis luar. Penurunan tajam
penglihatan terjadi pada 2 sampai 6 bulan pasca bedah.

● Posterior Capsule Opacification (PCO)/ kekeruhan kapsul posterior


PCO merupakan komplikasi pasca operasi katarak yang paling sering. Mekanisme PCO
adalah karena tertinggalnya sel-sel epitel lensa di kantong kapsul anterior lensa, yang
selanjutnya berproliferasi, lalu bermigrasi ke kapsul posterior lensa.

● Ablasio Retina
Ablatio retina dapat terjadi pada 2-3% operasi EKIK, 0,5-2% operasi EKEK, dan <1%
operasi fakoemulsifikasi. Ablatio retina merupakan salah satu komplikasi lambat yang
dapat terjadi 6 bulan–1 tahun setelah operasi. Faktor risiko ablatio retina adalah operasi
katarak yang sulit dengan ruptur kapsul posterior atau vitreous loss, pasien dengan
miopia berat, dan riwayat keluarga dengan ablatio retina. Adanya kapsul posterior yang
utuh menurunkan insidens ablasio retina pasca bedah, sedangkan usia muda, miopi tinggi,
jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga dengan ablasio retina, dan pembedahan katarak
yang sulit dengan rupturnya kapsul posterior dan hilangnya vitreus meningkatkan
kemungkinan terjadinya ablasio retina pasca bedah.

SUMBER:

1. Astari P. Katarak: klasifikasi, tatalaksana, dan komplikasi operasi. CDK. 2018;269-


45(10):751,748-753.

3. Apa yang menyebabkan mata sebelah kanan pasien tidak dapat melihat pada jarak
dekat? (Tika, iva, karlina) FIIIIIX YEY
Pada skenario disebutkan bawa mata sebelah kanan pasien tidak dapat melihat pada jarak
dekat setelah melakukan operasi katarak pada mata sebelah kirinya, hal ini menjurus pada
penyakit Sympathetic ophthalmia (SO) yang merupakan peradangan intraokular
granulomatosa bilateral difus yang terjadi pada sebagian besar kasus dalam beberapa hari
atau bulan setelah operasi atau trauma tembus pada satu mata. Dari mata sebelah kiri
yang mengalami katarak dan telah di oprasi mempengaruhi bagian mata sebelah kanan
pasien, sehingga menyebabkan Sympathetic opthalmia (SO) ini dapat terjadi pada mata
sebelah kanan pasien tersebut, dimana salah satu tanda dari Sympathetic ophthalmia ini
adalah berkurangnya penglihatan pada jarak dekat seperti yang diderita oleh pasien.

Chu,XK.Chan,C.Sympathetic ophthalmia: to the twenty-first century and beyond. Jurnal of


Ophthalmic Inflammation and Infection. 2013.3[49].1-2.

4. Pada pasien, ditemukan eritema, apa saja macam-macam eritema? (Iva, tika, karlina)
FIX
- Eritema multiforme (EM) adalah suatu kondisi mukokutaneus dengan gambaran klinis
berupa erupsi polymorphous yang terdiri dari makula, papula, bula dan krusta, lalu
disertai adanya lesi target di tengah lesi. Etiologi terbanyak adalah herpes simplex virus
(HSV), Varisela Zoster, Cytomegalovirus dan Epstein Barr virus.
-
- Eritema Nodosum adalah erupsi akut, nodular, eritematosa yang biasanya terbatas pada
aspek ekstensor pada tungkai bawah. Erythema nodosum dianggap sebagai reaksi
hipersensitivitas dan dapat terjadi sehubungan dengan beberapa penyakit sistemik atau
terapi obat, atau mungkin idiopatik. Penyebab paling umum dari eritema nodosum adalah
infeksi streptokokus pada anak-anak dan infeksi streptokokus dan sarkoidosis pada orang
dewasa. Etiologi lain adalah infeksi jamur, enteropati, penyakit hodgkin dan limforma,
sarkodiosis.

- Eritema infektiosum adalah eksantema virus umum yang disebabkan oleh parvovirus
B19. Hal ini biasanya terlihat pada anak-anak antara 5-15 tahun. Ini adalah salah satu dari
enam ruam virus yang paling umum pada anak-anak. Ini juga dapat mempengaruhi orang
dewasa, namun ini lebih jarang terjadi. Rute penularan terutama melalui droplet dari
sekret pernapasan, meskipun dapat menyebar secara hematogen.

5. Bagaimana perabaan normal pada palpasi kelenjar limfe? (Litta, Rafa,


Inetta)FIXABIEZZ (cape ya allah) yok bisaa yokk bisa gilaaa
Pada keadaan normal kelenjar limfe tidak teraba. Kelenjar limfe yang normal konsistensinya
lunak, mudah digerakkan dari kulit di atas maupun dari dasarnya, suhu normal, permukaannya
licin dan tidak nyeri tekan. Bila didapatkan pembesaran kelenjar limfe maka harus deskripsikan
ukurannya, konsistensinya, permukaannya, keadaan kulit diatasnya (melekat erat atau tidak),
dasarnya (tempat perlekatannya apakah kelenjar getah bening di atasnya mudah digerakkan atau
tidak), suhu, nyeri tekan atau tidak.
Pemeriksaan fisik kelenjar limfe pada area kepala leher meliputi pemeriksaan di kelenjar
submandibula yang terletak pada dekat sudut mandibula, kelenjar submental yang terletak pada
bawah dagu yaitu di area mentalis, dan kelenjar servikal pada kedua sisi leher bagian atas.
Pemeriksaan pada kelenjar limfonodi tercatat sebagai berikut:
● Pemeriksaan kelenjar submandibula; Kanan/kiri : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri
tekan (+/-)
● Pemeriksaan kelenjar submental : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri tekan (+/-)
● pemeriksaan kelenjar servikal; Kanan/kiri : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri tekan
(+/-)
Intensitas sakit pada saat dilakukan palpasi bergantung pada fase akut dan kronis. Pada kondisi
akut biasanya akan terasa sakit, sedangkan pada kondisi kronis akan tidak terasa sakit pada saat
palpasi.
Birnbaum W, Dunne SM. Oral Diagnosis: The Clinician Guide. Wales: SunnyMede Trust. 2010.

LEARNING ISSUES
1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Kulit (Zakiyah, Hanna, Raesa) FIX
ANATOMI KULIT
Kulit dan struktur pelengkapnya membentuk sistem integumen. Ada tiga lapisan utama
pada kulit: epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.
● Epidermis: sel kulit utama adalah keratinosit. Sel-sel lain yang ditemukan di epidermis
termasuk melanosit, sel Merkel, dan sel Langerhans. Epidermis dapat dibagi menjadi
lima komponen:
○ stratum basale: adalah lapisan terdalam, mengandung keratinosit yang
berproliferasi, melanosit dan sel Merkel.
○ stratum spinosum: banyak lapisan sel tebal dan dikenali oleh hubungan antar sel
antara keratinosit yang berdekatan.
○ stratum granulosum: dikenali oleh sejumlah besar granula keratohialin basofilik di
dalam keratinositnya
○ stratum lucidum : hanya terdapat pada kulit telapak tangan dan telapak kaki. Ini
terdiri dari lapisan eosinofilik yang tembus cahaya.
○ stratum korneum: lapisan terluar kulit, terdiri dari keratinosit berinti dan
berkornifikasi.
● Dermis: jenis sel utama yang ditemukan di dalam dermis adalah fibroblas. Fibroblas
membuat kolagen, yang membentuk dukungan mekanis untuk kulit. Dermis merupakan
daerah dengan vaskularisasi tinggi yang bertanggung jawab untuk nutrisi kulit dan untuk
termoregulasi.
● Jaringan lemak subkutan: ditemukan langsung di bawah dermis dan terutama terdiri dari
adiposit. Selain itu juga terdapat folikel rambut, kelenjar sebaceous, kelenjar ekrin,
kelenjar apokrin, dan berbagai ujung saraf. (Netter FH. The Netter Collection of
Medical Illustration Integumentary System. Edisi 4. Philadelphia: Elsevier. 2012: 4.)

FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ yang aktif secara metabolik dan mempunyai fungsi-fungsi penting, yaitu:

● Barier terhadap pengaruh fisik


● Melindungi terhadap kerusakan mekanik
● Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh
● Mencegah kehilangan cairan tubuh
● Melindungi terhadap radiasi ultraviolet
● Membantu pengaturan suhu tubuh
● Berfungsi sebagai organ sensorik
● Berperan dalam produksi vitamin D
● Berfungsi sebagai sistem imun
● Kosmetik

SSumber : Irawanto M, Dharmawan N, Julianto I, Mochtar M. Buku Manual Ketrampilan


Klinik Topik Keterampilan Pemeriksaan Kulit. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2018.33-34

2. Mengapa bisa terjadi pembesaran kelenjar getah bening? (Helen, Mine zahra, Laura)
FIX bgttttt :) smangat smua
Limfadenopati adalah proses patologis kelenjar getah bening yang dimanifestasikan oleh
peningkatan ukuran yang tidak normal atau konsistensi dan jumlah yang berubah. Limfadenopati
servikal (leher) seperti yang disebut pada skenario mengacu pada jaringan nodus serviks yang
berdiameter lebih dari 1 cm. Limfadenopati bukan merupakan penyakit yang muncul sendiri,
melainkan tanda dari patologi yang mendasari yang berkisar dari infeksi sampai neoplasma
ganas metastatik. 1

Secara umum banyak hal yang dapat menimbulkan limfadenopati, keadaan tersebut dapat
diingat dengan singkatan MIAMI yang terdiri dari:2
1. Malignansi atau keganasan: limfoma, leukemia, neoplasma kulit, sarkoma kaposi,
metastasis
2. Infeksi: bruselosis ,cat-scratch disease, CMV, HIV, infeksi primer, limfogranuloma
venereum, mononukleosis, faringitis, rubela, tuberkulosis, tularemia, demam tifoid,
sifilis, hepatitis,
3. Autoimun: lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid, dermatomiositis, sindrom
sjogren
4. Miscellaneous dan kondisi yang tidak biasa atau berbagai macam dan kondisi tidak biasa:
penyakit kawasaki, sarkoidosis
5. Penyebab Iatrogenik: serum sickness, obat-obatan.
Limfadenopati servikal (leher) dapat terjadi ketika kelenjar yang mengeluarkan cairan
bereaksi terhadap infeksi bakteri atau virus terdekat di daerah kepala dan leher termasuk infeksi
saluran pernapasan atas atau ketika agen infeksi terlokalisasi di kelenjar itu sendiri serta
limfoma.1,3

Saat meraba atau melakukan palpasi pada limfadenopati, seseorang harus mengingat
lokasi, ukuran, kekencangan (firmness), dan nyeri. Pada skenario, terdapat nyeri tekan saat
kelenjar getah bening dipalpasi. Nyeri bisa menjadi tanda peradangan, reaksi akut terhadap
infeksi, dan tidak menandakan proses keganasan. Pasien juga mengalami gejala demam yang
merupakan salah satu gejala infeksi pada limfadenopati bersama dengan gejala lainnya yaitu
konjungtivitis, sakit gigi, keringat malam, malaise, ulser, discharge, dan sakit tenggorokan. 1,2,3

(Sumber:
1. Sakr M. Cervical: Lymphadenopathy. Head and Neck and Endocrine Surgery. 2016
Feb 9:163–90
2. Rasyid SR, Wulan AJ, Prabowo AY, Djausal A. Diagnosis dan Tatalaksana
Limfadenopati. Kedokteran J Universitas Lampung. 2018 Des;7(3):261-262
3. Maini R, Nagalli S. Lymphadenopathy Treasure Island (FL): StatPearls Publishing,
2021)

3. Apakah gigitan nyamuk dapat menimbulkan keluhan pasien sekarang? (Binta, Lidya,
gass ngeng
Reaksi lokal yang besar terhadap gigitan nyamuk kurang terdiagnosis dan kadang-kadang
diasumsikan memiliki etiologi infeksi padahal sebenarnya disebabkan oleh polipeptida alergen
dalam air liur nyamuk. Anak kecil dan orang-orang dengan defisiensi imun, dan imigran atau
pengunjung ke daerah dengan nyamuk asli yang sebelumnya belum pernah terpapar berada pada
peningkatan risiko reaksi parah terhadap gigitan nyamuk. Sindrom ini didefinisikan sebagai
reaksi inflamasi lokal besar yang diinduksi gigitan nyamuk disertai demam.
Reaksi lokal yang besar terhadap gigitan nyamuk yang kami sebut sebagai sindrom skeeter
terjadi dalam beberapa jam setelah gigitan dan ditandai dengan tanda-tanda utama peradangan:
pembengkakan (tumor), panas (kalor), kemerahan (rubor), dan gatal / nyeri ( duka). Dengan
inspeksi dan palpasi, tidak mungkin untuk membedakan antara peradangan yang disebabkan oleh
infeksi dan peradangan yang disebabkan oleh respons alergi. Karena sebagian besar gigitan
nyamuk tidak disadari dan tidak menimbulkan rasa sakit, interval waktu yang tepat antara gigitan
dan reaksi biasanya tidak diketahui, dan hubungan sebab-akibat jarang terlihat. Tes kulit dengan
ekstrak seluruh tubuh nyamuk nonstandar yang tersedia secara komersial, yang mungkin
mengandung sedikit antigen air liur nyamuk, tidak dapat diandalkan untuk diagnosis.
Estelle F, Simons R, Peng Z. Skeeter Syndrome. 1999 Sep 01;104(3):705-707

Boleeeee, thank uuu littt


Gigitan nyamuk dapat menimbulkan keluhan pasien sekarang krn kemungkinan pasien
mengalami dermatitis venenata. Selain itu juga terdapat dermatitis venenata yang merupakan
dermatitis kontak iritan tipe akut lambat yang biasanya juga disebabkan oleh gigitan, liur, atau
bulu serangga yang terbang pada malam hari. Gambaran klinis dan gejalanya muncul 8 sampai
24 jam atau lebih setelah kontak.
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap pengaruh
faktor eksogen dan atau endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Mohammad F, Hidayat N, Ismail S. Dermatitis Venenata. Dermatitis Venenata. Jurnal
Medical profession(MedPro). 2019 Feb;1(1):23

4. Apa etiologi dari hasil pemeriksaan fisik pasien? (khofifah, Ilham) FIX
Pada hasil pemeriksaan fisik pasien ditemukan adanya eritema dengan warna cerah,
edema, bulla, dan pus dengan tepi yang meninggi dan berbatas tegas. Ditemukannya eritema,
edema, bula dan pus pada pasien merupakan akibat dari adanya infeksi dan inflamasi.
Eritema merupakan makula, bercak, papula atau plak yang berwarna kemerahan akibat adanya
peningkatan aliran darah di daerah yang meradang yang disebabkan oleh pelepasan beberapa
produk jaringan. akibat adanya pelebaran pembuluh darah.
Edema merupakan pembengkakkan yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah di daerah
yang meradang yang disebabkan oleh pelepasan beberapa produk jaringan. Edema juga dapat
disebabkan oleh adanya akumulasi cairan yang berlebihan akibat obstruksi vena sistemik atau
lokal atau ekspansi volume plasma sehingga menyebabkan tekanan hidrostatik meningkat.
Bulla rongga yang tegas, meninggi, dan superficial yang berisikan cairan. Atap bulla sangat tipis
dan transparan sehingga cairan di dalamnya dapat terlihat dengan jelas. Bula muncul dari
pembelahan pada berbagai tingkat epidermis.
Pus adalah suatu cairan hasil proses peradangan yang terbentuk dari sel-sel leukosit yang sudah
mati. Pus merupakan suatu campuran neutrofil dan bakteri. Infeksi bakteri sering menyebabkan
konsentrasi netrofil lebih tinggi di dalam jaringan dan banyak dari sel ini mati serta
membebaskan enzim-enzim hidrolisis.

Sumber:

1. Kang Sewon, Amagai Masayuki, Bruckner Anna L, et all. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th
edition, volume 1. McGraw-Hill Education. 2019: 5, 16.
2. Goyal A, Cusick AS, Bansal P. Peripheral Edema. [Updated 2021 Jul 4]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554452/
3. Hall John E, Guyton Arthur C. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
12. Philadelphia: Elsevier. 2011: 297, 930.
4. Wolff K, Johnson Richard A, Saavedra A, Roh Ellen K. Fitzpatrick’s Color atlas ans
Synopsis of Clinical Dermatology. 8th edition. McGraw-Hill Education. 2017: 32.

5 Bagaimana hasil interpretasi pemeriksaan fisik? (Mine rdm, ines, imel) FIXXX

Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan tubuh pasien untuk menentukan ada atau tidaknya
masalah fisik. Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan informasi valid tentang kesehatan
pasien.

Empat prinsip kardinal pemeriksaan fisik meliputi :

• Melihat (inspeksi): langkah pertama dalam memeriksa seorang pasien atau bagian tubuh
meliputi : ”general survey” dari pasien. Pemeriksaan general survey sangat efektif untuk mengarahkan
diagnosis karena terkadang kita sudah bisa menduga diagnosis at the first sight (pada pandangan
pertama). Tetapi dugaan tersebut harus tetap dibuktikan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
• Meraba (palpasi): Merupakan metode pemeriksaan dengan cara meraba menggunakan satu atau
dua tangan. Dengan palpasi dapat terbentuk gambaran organ tubuh atau massa abnormal dari berbagai
aspek: biasanya pada palpasi ini bisa diketahui Ukuran, tekstur permukaan, konsistensi massa, lokasi
massa, suhu, rasa nyeri pada suatu organ/ bagian tubuh, denyutan atau getaran dan batas-batas organ
dalam

• Mengetuk (perkusi) : metode pemeriksaan fisik dengan cara melakukan pengetukan pada bagian
tubuh dengan menggunakan jari, tangan, atau alat kecil untuk mengevaluasi ukuran, konsistensi, batas
atau adanya cairan dalam organ tubuh. Teknik perkusi ada 2 macam: langsung dan tidak langsung.

• Mendengarkan (auskultasi): pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang berasal dari
dalam tubuh, yang meliputi frekuensi, intensitas, durasi dan kualitasl, dengan bantuan alat yang disebut
stetoskop.

Sumber: Sugiarto, Harioputro DR, Suselo YS, Munawaroh S, et all. Buku Manual Ketrampilan
Klinik Topik Basic Physical Examination: Teknik Inspeksi, Palpasi dan Auskultasi. Surakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2019. 1-2, 23, 26

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan ujud kelainan kulit berupa eritema berwarna merah cerah,
edema, bula, pus, pinggirnya meninggi dengan batas tegas. Eritema pada kulit dengan warna merah
cerah menunjukkan adanya inflamasi dan vasodilatasi yang berlangsung akut, dan merupakan salah satu
tanda khas dari UKK dermatitis venenata. Munculnya edema diakibatkan vasodilatasi yang berlangsung
terus menerus sehingga terjadi perpindahan cairan ke perifer. Pinggir yang jelas dan meninggi
menunjukkan inflamasi yang terlokalisasi dengan baik.

6 Apa hubungan mata tidak bisa melihat dengan operasi katarak yang baru dilakukan
pasien? (lia dan bella) fix insyaallah
Operasi katarak bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi penglihatan. Namun pada kasus ini
pasien tidak bisa melihat setelah di operasi ini bisa terjadi karena adanya komplikasi seperti
komplikasi Edema Makula Kistoid (EMK). Komplikasi ini ditandai dengan penurunan visus
setelah operasi katarak, gambaran karakteristik makula pada pemeriksaan oftalmoskopi atau
FFA, atau gambaran penebalan retina pada pemeriksaan OCT. Penurunan tajam penglihatan
terjadi pada 2 sampai 6 bulan pasca bedah.
Selain itu ada komplikasi Endoftalmitis, gejalanya terdiri atas nyeri ringan hingga berat,
hilangnya penglihatan, floaters, fotofobia, inflamasi vitreus, edem palpebra atau periorbita,
injeksi siliar, kemosis, reaksi bilik mata depan, hipopion, penurunan tajam penglihatan,
edema kornea, serta perdarahan retina. Gejala muncul setelah 3 sampai 10 hari operasi
katarak.
Komplikasi yang mungkin terjadi lainnya yaitu Posterior Capsule Opacification (PCO) /
kekeruhan kapsul posterior. Berdasarkan morfologi, terdapat 2 jenis PCO, jenis fibrosis
(fibrosis type) dan jenis mutiara (pearl type). Jenis kedua lebih sering menyebabkan
kebutaan.
Sumber:
Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. 2014-2015 Basic and clinical
Science course. San Francisco, CA: American Academy of Ophthalmology; 2015

7 Apa saja penyebab hilangnya kemampuan penglihatan? (Juan, Julio, Maya) fix
Secara umum, kehilangan penglihatan mengacu pada ketidakmampuan melihat objek.
Tingkat keparahan penglihatan dapat terjadi secara signifikan tergantung apa penyebabnya.
Secara bertahap atau tiba-tiba. Hilangnya kemampuan penglihatan dapat disebabkan oleh:
● Kelainan refraksi
○ Dikenal juga dengan sebutan “kesalahan bias” seperti astigmatisme, hypertropia
(rabun dekat), myopia (rabun jauh), dan presbyopia (berkaitan dengan usia) yang
dibiarkan hingga menjadi parah.
● Katarak
○ Umumnya terjadi pada pasien diabetes. Beberapa mengeluh akan penglihatan
ganda, berkabut, atau kabur.
● Glaukoma sudut terbuka menahun
○ Glaukoma terjadi karena peningkatan cairan yang menyerang saraf optik.
Mengurangi kemampuan melihat secara bertahap, dimulai dengan pengelihatan
perifernya.
● Degenerasi macular senil (biasanya bilateral, seiring dengan hipotermia)
○ Degenerasi makula melibatkan hilangnya penglihatan sentral karena rusaknya
macular retina. Merupakan penyebab utama hilangnya penglihatan karena faktor
usia antara pria wanita diatas 65 tahun.
● Degenerasi retina herediter
● Lesi yang menekan jalur optik
● Obat-obatan (alkohol, rokok, methanol, klorokuin, etambutol, dan steroid)

Referensi:
Yanoff M, Cameron D. Goldman’s Cecil Medicine: Diseases of The Visual System. 24 th Ed.
Philadelphia: ELSEVIER SAUNDERS. 2011. 431.

Anda mungkin juga menyukai