4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998
Khatijah
SD Negeri 5 Teunom
Email : khatijah.teunom@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi pokok
Keragaman Kenampakan alam dan buatan di kelas IV dan kemampuan guru dalam
pelaksanaannya di SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.
PTK ini dilakukan dalam 3 (tiga) siklus. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD
Negeri 5 Teunom pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 selama tiga minggu
yaitu mulai pada tanggal 22 Maret sampai dengan 05 April 2017 dengan jumlah
siswa sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Data yang diperoleh berasal dari kelas IV SD Negeri 5 Teunom, guru dan teman
sejawat yang merupakan guru laborasi dalam melaksanakan kegiatan ini. Untuk
pengumpulan data peneliti menggunakan tes dan observasi. Pengolahan data
dilakukan dengan menghitung rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif model STAD hasil belajar siswa setiap
siklusnya mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik. Secara
berturut-turut (berdasar siklus I dan II) hasil belajar materi pokok Keragaman
kenampakan alam dan buatan dengan rata-rata aktivitas kelas sebesar 63 pada siklus
I, siklus II sebesar 86 Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan penerapan pembelajarn kooperatif model STAD meningkatkan hasil belajar
IPS siswa kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh
Jaya.
Kata kunci: hasil belajar, siswa, STAD
PENDAHULUAN
Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan yang
hendak dicapai dari pembangunan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini
mengandung pengertian yang luas bahwa bangsa yang cerdas dan berkompetensi, yang
ditandai dengan adanya kemampuan berfikir, kepribadian yang bagus dan memiliki
ketrampilan menjadi tujuan dari pembangunan tersebut. Disusunnya Undang-undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, makin mempertegas keseriusan pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan
nasional khususnya dalam bidang pembangunan.
Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional terus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Titik central setiap peristiwa
431
Khatijah
sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk (Depdiknas, 2006:5). Ibrahim,
dkk (2000:5) mengatakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif dirincikan oleh stuktur tugas,
tujuan dan penghargaan kooperatif . Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran
kooperatif didorong atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan
mereka harus mengkoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan merujuk
konsep dan teori Cooperative Learning maka penulis mengembangkan model
pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif tipe
Team- Achievement Division (STAD). Nur (2005:20) menyatakan bahwa Kooperatif Tipe
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu: penyajian kelas, pembentukan kelompok,
kuis, pemberian skor pengembangan individu, dan penghargaan kelompok.
Untuk itu berdasarkan fenomena pembelajaran IPS dan dalam usaha untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa, perlu kiranya diadakan penelitian tindakan kelas
mengenai Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Team- Achievement (STAD)
sebagai upaya meningkatkan pembelajaran IPS materi pokok Keragaman Kenampakan
alam dan buatan di kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun Pelajaran
2017/2018.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom
Kabupaten Aceh Jaya, selama tiga minggu yaitu mulai pada tanggal 22 Maret sampai
dengan 05 April 2017. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV pada Semester II
Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang terdiri 1 orang siswa
laki-laki dan 9 orang siswi perempuan. Data yang diperoleh berasal dari kelas IV SD
Negeri 5 Teunom, guru dan teman sejawat yang merupakan guru kolaborasi dalam
melaksanakan kegiatan ini.
Hasil observasi aktivits siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi siswa yaitu aktivitas 63%. Seperti yang terdapat
pada tabel berikut ini:
Setelah siklus I selesai dilakukan beserta penilaian terhadap hasil belajar siswa dan
aktivitas siswa serta kemampuan guru dalam dilaksanakan PBM, ditemukan permasalahan
pembelajaran yaitu: terjadinya peningkatan prestasi siswa dengan pesat, hampir semua
siswa berani mengajukan pertanyaan, terlihat hampir semua siswa sudah percaya diri
dalam melakukan sesuatu tugas yang diberikan guru, kondisi belajar siswa sangat
menyenangkan, kondisi siswa sudah terlihat mampu memberikan tanggapannya masing-
masing, dan siswa sudah terlihat tidak takut lagi dalam mengkritik temannya jika
tanggapan temannya dianggap kurang bermanfaat.
Grafik Siklus I
Jlh
siswa
5
4 65 85
3
2 55 75
1
0 40 50 60 70 80 90 100 %
Hasil observasi, keaktifan siswa dan kemampuan guru kolabor dan supervisor lebih
cermat dan teliti dalam mengambil data untuk mengetahui aktifitas siswa baik dalam kerja
kelompok maupun individual.
Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan 23%. Kenaikan persentase aktivitas siswa disebabkan adanya tindakan
guru yang terus membimbing siswa secara individu. Selanjutnya observasi juga
dilakukan oleh guru yang sama di siklus II, untuk lebih jelas dapat dilihat pada table
dibawah ini :
Kolaborasi antara guru peneliti serta bersama dengan teman sejawat menganalisis
semua kejadian yang sempat di catat pada lembaran pengamatan begitu juga dari peneliti
sendiri terutama pada lembaran evaluasi akhir. Dari semua data yang ada setelah di
analisis menunjukan hasil evaluasi yang meningkat dengan rata-rata tujuh, namun disini
pada saat pembelajaran tidak semua anak dapat didekati untuk diberikan perhatian dan
motivasi. Sehingga masih ada juga anak-anak yang hanya duduk saja dalam kelompok
mengharapkan pada temannya untuk diselesaikan. Selanjutnya dirasa masih kurang aktif
dalam menanggapi dari setiap laporan kelompok lain yang disampaikan didepan kelas.
Untuk rincian hasil dari perbaikan pembelajaran seperti terlampir dibawah ini :
Grafik Siklus II
436
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998
Jlh
siswa
5
4
3
2 65 85 95
1
0 60 70 80 90 100 %
Aktifitas siswa terlihat anak-anak dengan leluasa dalam kreatifitasnya dan cukup
aktif dalam kegiatan kelompoknya. Dalam hal ini tentunya juga masih ada anak yang
merasa malu dalam memberikan tanggapan mengenai laporan temannya yang dibacakan
di depan kelas, namun hal itu peneliti tidak memberikan fokus yang berarti. Karena
peneliti merasa bahwa hal yang serupa demikian tidak mungkin terjadi dengan maksimal
dalm waktu satu minggu tetapi hal yang dilakukan secara berulang-ulang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa terjadi peningkatan 63 % pada siklus
I menjadi 86 % di siklus II dan 97 % pada silkus III, Kenaikan persentase aktivitas siswa
disebabkan adanya tindakan guru yang terus membimbing siswa secara individu ikut
mempengaruhi kenaikan aktivitas tersebut. Dari data yang diperoleh masih ada siswa yang
belum aktif telah dilakukan tindak lanjut memperpendekatan individu berulang-ulang.
Selanjutnya hasil observasi yang dilakukan guru terhadap PBM yang dilakukan
oleh guru juga terjadi peningkatan karena dapat memperbaiki kekurangan dalam siklus I.
Observasi juga dilakukan oleh guru yang sama di siklus II, dan siklus III untuk lebih jelas
dapat dilihat pada table dibawah ini :
437
Khatijah
Guru pelaku, dan siswa mengadakan Tanya jawab untuk mendapatkan umpan balik
dalam memastikan hasil perbaikan guna membuat sebuah kesimpulan. Untuk mengetahui
keberhasilan siswa secara klasikal pada akhir pembelajaran berlangsung di berikan tes
akhir sebanyak sepuluh soal.
438
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I, II, dan III maka dapat
dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembahasan dalam
menyupayakan peningkatan Materi Keragaman Kenampakan alam dan buatan dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD. Hal ini dapat kita lihat dari hasil
belajar siswa, aktivitas siswa pada saat PBM berlangsung dan kemampuan guru dalam
melaksanakan PBM. Setelah dilakukan siklus II dan III, ternyata terjadi peningkatan
jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang diharapkan bahkan sudah
mencapai 100 % dari jumlah siswa 10 orang, jumlah persentase ini jelas menunjukkan
bahwa telah terjadi perubahan besar dalam proses pembelajaran di siklus II dan III dengan
katagori nilai amat baik.
Observasi yang dilakukan terdapat aktivitas siswa pada siklus I sebanyak 63%
siswa aktif dalam kegiatan PBM, angka persentase keaktifan siswa belum maksimal,
karena masih ada siswa yang belum dapat membaca dan menulis dengan benar. Hal ini
disebabkan karena kurangnya bimbingan guru pendekatan secara individu kepada siswa
setelah dilakukan perbaikan dalam PBM pada siklus II 86 %. dan pada siklus III 97 %.
Persentase kemampuan guru dalam melaksanakan PBM pada antar siklus I juga
terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengolah PBM dengan katagori cukup dan
pada siklus II dengan katagori baik serta pada siklus III dengan katagori amat baik.
Maka menandakan bahwa peningkatan ini terjadi karena perbaikan tindakan yang
dilakukan pada siklus II dan siklus III terhadap kekurangan PBM yang dilaksanakan pada
siklus I. Data kemampuan guru pada saat melaksanakan PBM antar siklus dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
439
Khatijah
PENUTUP
Simpulan
Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka maka dapat
diketahui bahwa:
1. Pembelajaran kooperatif model STAD mampu meningkatkan kreatifitas berfikir
siswa untuk memecahkan suatu masalah, karena dengan suasana kegembiraan
melaui permainan siswa menjadi menyenangi Mata Pelajaran IPS.
2. Dengan pembelajaran kooperatif model STAD peranan guru sebagai fasilitator
sangat terasa, kehadiran guru sebagai pembimbing dan sumber belajar siswa .
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model
STAD hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang
kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus I dan II) hasil
belajar materi pokok Keragaman kenampakan alam dan buatan dengan rata-rata
aktivitas kelas sebesar 63 pada siklus I, siklus II sebesar 86 Berdasarkan uraian
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajarn kooperatif
model STAD meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 5
Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan
Sosial Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
440
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998
441