Anda di halaman 1dari 11

Serambi Akademica Vol. 7, No.

4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998

Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran


STAD Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Teunom

Khatijah

SD Negeri 5 Teunom
Email : khatijah.teunom@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi pokok
Keragaman Kenampakan alam dan buatan di kelas IV dan kemampuan guru dalam
pelaksanaannya di SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.
PTK ini dilakukan dalam 3 (tiga) siklus. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD
Negeri 5 Teunom pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 selama tiga minggu
yaitu mulai pada tanggal 22 Maret sampai dengan 05 April 2017 dengan jumlah
siswa sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Data yang diperoleh berasal dari kelas IV SD Negeri 5 Teunom, guru dan teman
sejawat yang merupakan guru laborasi dalam melaksanakan kegiatan ini. Untuk
pengumpulan data peneliti menggunakan tes dan observasi. Pengolahan data
dilakukan dengan menghitung rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif model STAD hasil belajar siswa setiap
siklusnya mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik. Secara
berturut-turut (berdasar siklus I dan II) hasil belajar materi pokok Keragaman
kenampakan alam dan buatan dengan rata-rata aktivitas kelas sebesar 63 pada siklus
I, siklus II sebesar 86 Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan penerapan pembelajarn kooperatif model STAD meningkatkan hasil belajar
IPS siswa kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh
Jaya.
Kata kunci: hasil belajar, siswa, STAD

PENDAHULUAN

Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan yang
hendak dicapai dari pembangunan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini
mengandung pengertian yang luas bahwa bangsa yang cerdas dan berkompetensi, yang
ditandai dengan adanya kemampuan berfikir, kepribadian yang bagus dan memiliki
ketrampilan menjadi tujuan dari pembangunan tersebut. Disusunnya Undang-undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, makin mempertegas keseriusan pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan
nasional khususnya dalam bidang pembangunan.
Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional terus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Titik central setiap peristiwa

431
Khatijah

pembelajaran terletak pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan pengalamannya,


Mengembangkan berfikir dan mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-
hari. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
6 ayat (1) menyatakan bahwa “Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku yang
kritis, kreatif, dan mandiri”. Dalam konteks pendidikan ilmu pengatahuan sosial (IPS),
seharusnya proses pembelajaran menghasilkan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis,
dan kreatif. Menurut Ischak, dkk. (2005:136) bahwa, Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social
dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek bebagai kehidupan atau satu
terpaduan. Sedangkan dalam kurikulum 2004 (2003:6) disebutkan bahwa “Pengetahuan
Sosial merupakan perangakat fakta, perisatiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial dan kewarganegaraan”. Indikator keberhasilan IPS ditandai dengan
bertambahnya pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku siswa. Sehingga kelak
kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan
sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial.
Dewasa ini masih banyak masalah-masalah sosial yang perlu segera diatasi. Dalam
skala mikro kegagalan pendidikan IPS ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa
dan kurangnya minat siswa untuk mempelajari IPS. Hal ini terbukti pada setiap ulangan
IPS di kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun
Pelajaran 2017/2018 Semester I dan perolehan prestasi belajar siswa rendah. Dari jumlah
10 siswa hanya 5 siswa atau setara dengan 50% yang mengalami ketuntasan, sedangkan
yang lainnya masih belum mencapai target nilai KKM yang diharapkan.
Salah satu indikasi penyebab munculnya masalah diatas adalah guru kurang
mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dan mengeluarkan ide-ide atau kemampuan
berpikir dalam proses pembelajaran. Disamping itu dalam proses pembelajaran guru
kurang memperhatikan perbedaan individual. Kondisi seperti ini melatarbelakangi adanya
perbedaan kebutuhan pada setiap anak. Dalam pembelajaran klasikal perbedaan individu
jarang mendapat perhatian, semua siswa dalam satu kelas dianggap mempunyai
kemampuan dan kecepatan yang sama karena itu diperlakukan cara yang sama. Dalam
usaha meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pendidikan, perbedaan individu perlu
mendapat perhatian yang lebih serius. Titik sentralnya tindakan guru pada proses
pembelajaran. Salah satu tindakan guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada sikap
menghargai perbedaan individu adalah pembelajaran kooperatif. Tarigan (1999:0)
menyatakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar mengajar
dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota kelompok saling bekerja
sama dan membantu untuk memahami suatu bahan ajar”. Sunal dan Mary E.Haas ( l993:
l28-l5l) memberikan suatu gagasan mengenai penggunaan strategi dan pendekatan dalam
pembelajaran IPS, didalamnya terdapat kajian tentang model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternatif untuk
mencapai tujuan IPS yaitu berupa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan sosial, meningkatkan kemampuan bekerja
432
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998

sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk (Depdiknas, 2006:5). Ibrahim,
dkk (2000:5) mengatakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif dirincikan oleh stuktur tugas,
tujuan dan penghargaan kooperatif . Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran
kooperatif didorong atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan
mereka harus mengkoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan merujuk
konsep dan teori Cooperative Learning maka penulis mengembangkan model
pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif tipe
Team- Achievement Division (STAD). Nur (2005:20) menyatakan bahwa Kooperatif Tipe
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu: penyajian kelas, pembentukan kelompok,
kuis, pemberian skor pengembangan individu, dan penghargaan kelompok.
Untuk itu berdasarkan fenomena pembelajaran IPS dan dalam usaha untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa, perlu kiranya diadakan penelitian tindakan kelas
mengenai Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Team- Achievement (STAD)
sebagai upaya meningkatkan pembelajaran IPS materi pokok Keragaman Kenampakan
alam dan buatan di kelas IV SD Negeri 5 Teunom Kabupaten Aceh Jaya Tahun Pelajaran
2017/2018.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV SD Negeri 5 Teunom Kecamatan Teunom
Kabupaten Aceh Jaya, selama tiga minggu yaitu mulai pada tanggal 22 Maret sampai
dengan 05 April 2017. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV pada Semester II
Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang terdiri 1 orang siswa
laki-laki dan 9 orang siswi perempuan. Data yang diperoleh berasal dari kelas IV SD
Negeri 5 Teunom, guru dan teman sejawat yang merupakan guru kolaborasi dalam
melaksanakan kegiatan ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Siklus I (Tanggal 22 Maret 2017)
Dari analisis terhadap hasil belajar yang belum dicapai oleh siswa diperoleh data
bahwa siswa yang memperoleh nilai 7.0 ke atas KKM 70 berjumlah 5 orang. Siswa dari
keseluruhan 10 orang, maka jumlah siswa-siswi yang mengalami ketidaktuntasan atau
belum memperoleh nilai menurut tuntutan KKM 5 orang.

Tabel 1. Hasil belajar siswa siklus I


Peroleh hasil belajar (KKM 70) Ketuntasan (%)
Siklus I Nilai 70 ke atas Nilai 70 ke bawah Tuntas Tidak tuntas
5 Orang 5 Orang 50 % 50 %

Hasil observasi aktivits siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi siswa yaitu aktivitas 63%. Seperti yang terdapat
pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Data Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I


433
Khatijah

No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Aktif Perentase (%)


1 Memperhatikan penjelasan guru 6 60 %
2 Menjawab pertanyaan guru 4 40 %
3 Memperbaiki jawaban yang salah 5 50 %
4 Ikut menulis materi pelajaran 9 90 %
5 Ikut membaca materi pelajaran 7 70 %
Rata-rata aktivitas siswa (%) 63 %

Selanjutnya hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam pelaksanaan belajar


mengajar dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 3. Data Kemampuan PBM Guru Siklus I


No Aspek yang diamati Katagori
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Cukup
2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Kurang
3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Kurang
4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Cukup
5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Cukup
6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Kurang
7 Guru melakukan penilaian Cukup
Rata-rata Katagori Cukup
Catatan : Dari data yang diperoleh rata-rata, kemampuan guru dalam melakukam PBM
adalah termasuk dari katagori Cukup dan perlu perbaikan dalam PBM yaitu : pada saat
menyampaikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa dalam menulis, membaca
serta pengelolaan PBM dengan semaksimal mungkin.

Setelah siklus I selesai dilakukan beserta penilaian terhadap hasil belajar siswa dan
aktivitas siswa serta kemampuan guru dalam dilaksanakan PBM, ditemukan permasalahan
pembelajaran yaitu: terjadinya peningkatan prestasi siswa dengan pesat, hampir semua
siswa berani mengajukan pertanyaan, terlihat hampir semua siswa sudah percaya diri
dalam melakukan sesuatu tugas yang diberikan guru, kondisi belajar siswa sangat
menyenangkan, kondisi siswa sudah terlihat mampu memberikan tanggapannya masing-
masing, dan siswa sudah terlihat tidak takut lagi dalam mengkritik temannya jika
tanggapan temannya dianggap kurang bermanfaat.

Tabel 4. Analisis Soal Siklus I


Kegiatan Siklus I
No NISN Nama
KKM NILAI KET
1 0076769003 Cut Nadia Permata 70 60 Tidak Tuntas
2 0075789004 Dian Ruslidar 70 75 Tuntas
3 0079870321 Fajar Sri Wahyuni 70 55 Tidak Tuntas
4 0074660032 Ratna Dewi 70 80 Tuntas
5 0087202500 Riski Noval 70 85 Tuntas
6 0073946215 Rauzatul Jannah 70 85 Tuntas
7 0083339208 Syifa 70 65 Tidak Tuntas
8 0086243604 Tiara 70 65 Tidak Tuntas
434
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998

9 0087991800 Selvi Putri Yenda 70 85 Tuntas


10 0086374504 Nabila 70 65 Tidak Tuntas
Katagori Ketuntasan individual adalah : Tidak Tuntas

Grafik Siklus I
Jlh
siswa
5
4 65 85
3
2 55 75
1
0 40 50 60 70 80 90 100 %

Siklus II (Tanggal 29 Maret 2017)


Dari pembelajaran yang dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II


Peroleh hasil belajar (KKM 70) Ketuntasan (%)
Siklus II Nilai 70 ke atas Nilai 70 ke bawah Tuntas Tidak tuntas
8 Orang 2 Orang 80 % 20 %

Hasil observasi, keaktifan siswa dan kemampuan guru kolabor dan supervisor lebih
cermat dan teliti dalam mengambil data untuk mengetahui aktifitas siswa baik dalam kerja
kelompok maupun individual.

Table 6. Data Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II


Jumlah Siswa
No Aspek yang dinilai Perentase (%)
Aktif
1 Memperhatikan penjelasan Guru 9 90 %
2 Menjawab pertanyaan guru 7 70 %
3 Memperbaiki jawaban yang salah 8 80 %
4 Ikut menulis materi pelajaran 10 100 %
5 Ikut membaca materi pelajaran 8 80 %
Rata-rata aktivitas siswa (%) 86 %

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan 23%. Kenaikan persentase aktivitas siswa disebabkan adanya tindakan
guru yang terus membimbing siswa secara individu. Selanjutnya observasi juga
dilakukan oleh guru yang sama di siklus II, untuk lebih jelas dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Tabel 7. Data Kemampuan PBM Guru Siklus II


435
Khatijah

No Aspek yang diamati Katagori


1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Baik
2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Cukup
3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Baik
4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Baik
5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Baik
6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Baik
7 Guru melakukan penilaian Baik
Rata-rata Katagori Baik
Catatan : Dari data yang diperoleh rata-rata, kemampuan guru dalam melakukam PBM
adalah termasuk dari katagori Baik, ini disebabkan karena telah dilakukan perbaikan
terhadap proses PBM pada siklus II.

Kolaborasi antara guru peneliti serta bersama dengan teman sejawat menganalisis
semua kejadian yang sempat di catat pada lembaran pengamatan begitu juga dari peneliti
sendiri terutama pada lembaran evaluasi akhir. Dari semua data yang ada setelah di
analisis menunjukan hasil evaluasi yang meningkat dengan rata-rata tujuh, namun disini
pada saat pembelajaran tidak semua anak dapat didekati untuk diberikan perhatian dan
motivasi. Sehingga masih ada juga anak-anak yang hanya duduk saja dalam kelompok
mengharapkan pada temannya untuk diselesaikan. Selanjutnya dirasa masih kurang aktif
dalam menanggapi dari setiap laporan kelompok lain yang disampaikan didepan kelas.
Untuk rincian hasil dari perbaikan pembelajaran seperti terlampir dibawah ini :

Tabel 8. Analisis Soal Siklus II


Kegiatan Siklus II
No NISN Nama
KKM NILAI KET
1 0076769003 Cut Nadia Permata 70 70 Tidak Tuntas
2 0075789004 Dian Ruslidar 70 80 Tuntas
3 0079870321 Fajar Sri Wahyuni 70 65 Tidak Tuntas
4 0074660032 Ratna Dewi 70 90 Tuntas
5 0087202500 Riski Noval 70 100 Tuntas
6 0073946215 Rauzatul Jannah 70 95 Tuntas
7 0083339208 Syifa 70 85 Tuntas
8 0086243604 Tiara 70 80 Tuntas
9 0087991800 Selvi Putri Yenda 70 100 Tuntas
10 0086374504 Nabila 70 100 Tuntas
Katagori Ketuntasan individual adalah : Tidak Tuntas

Grafik Siklus II

436
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998

Jlh
siswa
5
4
3
2 65 85 95
1
0 60 70 80 90 100 %

Siklus III (Tanggal 05 April 2017)


Dari pembelajaran yang dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Siklus III


Peroleh hasil belajar (KKM 70) Ketuntasan (%)
Siklus III Nilai 70 ke atas Nilai 70 ke bawah Tuntas Tidak tuntas
10 Orang 0 Orang 100 % 0%

Aktifitas siswa terlihat anak-anak dengan leluasa dalam kreatifitasnya dan cukup
aktif dalam kegiatan kelompoknya. Dalam hal ini tentunya juga masih ada anak yang
merasa malu dalam memberikan tanggapan mengenai laporan temannya yang dibacakan
di depan kelas, namun hal itu peneliti tidak memberikan fokus yang berarti. Karena
peneliti merasa bahwa hal yang serupa demikian tidak mungkin terjadi dengan maksimal
dalm waktu satu minggu tetapi hal yang dilakukan secara berulang-ulang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10. Data Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III


No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Aktif Perentase (%)
1 Memperhatikan penjelasan Guru 10 100 %
2 Menjawab pertanyaan guru 9 90 %
3 Memperbaiki jawaban yang salah 9 90 %
4 Ikut menulis materi pelajaran 10 100 %
5 Ikut membaca materi pelajaran 10 100 %
Rata-rata aktivitas siswa (%) 97 %

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa terjadi peningkatan 63 % pada siklus
I menjadi 86 % di siklus II dan 97 % pada silkus III, Kenaikan persentase aktivitas siswa
disebabkan adanya tindakan guru yang terus membimbing siswa secara individu ikut
mempengaruhi kenaikan aktivitas tersebut. Dari data yang diperoleh masih ada siswa yang
belum aktif telah dilakukan tindak lanjut memperpendekatan individu berulang-ulang.
Selanjutnya hasil observasi yang dilakukan guru terhadap PBM yang dilakukan
oleh guru juga terjadi peningkatan karena dapat memperbaiki kekurangan dalam siklus I.
Observasi juga dilakukan oleh guru yang sama di siklus II, dan siklus III untuk lebih jelas
dapat dilihat pada table dibawah ini :
437
Khatijah

Tabel 11. Data Kemampuan PBM Guru Siklus III


No Aspek yang diamati Katagori
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Amat.Baik
2 Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik Baik
3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Baik
4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Amat.Baik
5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Baik
6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Baik
7 Guru melakukan penilaian Baik
Rata-rata Katagori Baik
Catatan : Dari data yang diperoleh rata-rata, kemampuan guru dalam melakukam PBM
adalah termasuk dari katagori Cukup Baik, ini disebabkan karena telah dilakukan
perbaikan terhadap proses PBM pada siklus III.

Guru pelaku, dan siswa mengadakan Tanya jawab untuk mendapatkan umpan balik
dalam memastikan hasil perbaikan guna membuat sebuah kesimpulan. Untuk mengetahui
keberhasilan siswa secara klasikal pada akhir pembelajaran berlangsung di berikan tes
akhir sebanyak sepuluh soal.

Tabel 12. Analisis Soal Siklus III


Kegiatan Siklus II
No NISN Nama
KKM NILAI KET
1 0076769003 Cut Nadia Permata 70 85 Tuntas
2 0075789004 Dian Ruslidar 70 90 Tuntas
3 0079870321 Fajar Sri Wahyuni 70 80 Tuntas
4 0074660032 Ratna Dewi 70 100 Tuntas
5 0087202500 Riski Noval 70 100 Tuntas
6 0073946215 Rauzatul Jannah 70 100 Tuntas
7 0083339208 Syifa 70 95 Tuntas
8 0086243604 Tiara 70 85 Tuntas
9 0087991800 Selvi Putri Yenda 70 100 Tuntas
10 0086374504 Nabila 70 100 Tuntas
Katagori Ketuntasan individual adalah : Tuntas

Grafik Siklus III


Jlh
siswa
7
6
5
4
3 85
2 95
1
0 80 90 100 %

438
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998

Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I, II, dan III maka dapat
dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pembahasan dalam
menyupayakan peningkatan Materi Keragaman Kenampakan alam dan buatan dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD. Hal ini dapat kita lihat dari hasil
belajar siswa, aktivitas siswa pada saat PBM berlangsung dan kemampuan guru dalam
melaksanakan PBM. Setelah dilakukan siklus II dan III, ternyata terjadi peningkatan
jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang diharapkan bahkan sudah
mencapai 100 % dari jumlah siswa 10 orang, jumlah persentase ini jelas menunjukkan
bahwa telah terjadi perubahan besar dalam proses pembelajaran di siklus II dan III dengan
katagori nilai amat baik.

Tabel. 13. Data Hasil Belajar Siswa Per Siklus


Peroleh Hasil Belajar (KKM 70) Ketuntasan (%)
Kegiatan
Nilai 70 ke Atas Nilai 70 ke Bawah Tuntas Tak Tuntas
Siklus I 5 Orang 5 Orang 50 % 50 %
Siklus II 8 Orang 2 Orang 80 % 20 %
Siklus III 10 Orang - 100 % 0%

Observasi yang dilakukan terdapat aktivitas siswa pada siklus I sebanyak 63%
siswa aktif dalam kegiatan PBM, angka persentase keaktifan siswa belum maksimal,
karena masih ada siswa yang belum dapat membaca dan menulis dengan benar. Hal ini
disebabkan karena kurangnya bimbingan guru pendekatan secara individu kepada siswa
setelah dilakukan perbaikan dalam PBM pada siklus II 86 %. dan pada siklus III 97 %.

Tabel 14. Data Aktivitas Siswa Antar Siklus


Siklus I Siklus II Siklus III
Jlh Jlh Jlh
No Aspek yang Diamati
Siswa % Siswa % Siswa %
aktif aktif aktif
1 Memperhatikan penjelasan guru 6 60 % 9 90 % 10 100 %
2 Menjawab pertanyaan guru 4 40 % 7 70 % 9 90 %
3 Memperbaiki jawaban yang salah 5 50 % 8 80 % 9 95 %
4 Ikut menulis materi pelajaran 9 90 % 10 100 % 10 100 %
5 Ikut membaca materi pelajaran 7 70 % 8 80 % 10 100 %
Rata-rata siswa aktif (%) 63 % 86 % 97 %

Persentase kemampuan guru dalam melaksanakan PBM pada antar siklus I juga
terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengolah PBM dengan katagori cukup dan
pada siklus II dengan katagori baik serta pada siklus III dengan katagori amat baik.
Maka menandakan bahwa peningkatan ini terjadi karena perbaikan tindakan yang
dilakukan pada siklus II dan siklus III terhadap kekurangan PBM yang dilaksanakan pada
siklus I. Data kemampuan guru pada saat melaksanakan PBM antar siklus dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
439
Khatijah

Tabel 15. Data Kemampuan PBM Guru Antar Siklus


Katagori/Siklus
No Aspek yang Diamati
I II II
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Cukup Baik Amat Baik
Guru memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan
2 Kurang Cukup Baik
baik
3 Guru mengelola PBM dengan menggunakan media belajar Kurang Baik Baik
4 Guru membimbing siswa menulis secara individu Cukup Baik Amat Baik
5 Guru membimbing siswa membaca dengan benar Cukup Baik Baik
6 Guru memberikan penjelasan akhir dan penguatan Kurang Baik Baik
7 Guru melakukan penilaian Cukup Baik Baik
Rata-rata Katagori Cukup Baik Amat Baik

PENUTUP
Simpulan
Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka maka dapat
diketahui bahwa:
1. Pembelajaran kooperatif model STAD mampu meningkatkan kreatifitas berfikir
siswa untuk memecahkan suatu masalah, karena dengan suasana kegembiraan
melaui permainan siswa menjadi menyenangi Mata Pelajaran IPS.
2. Dengan pembelajaran kooperatif model STAD peranan guru sebagai fasilitator
sangat terasa, kehadiran guru sebagai pembimbing dan sumber belajar siswa .
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model
STAD hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang
kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus I dan II) hasil
belajar materi pokok Keragaman kenampakan alam dan buatan dengan rata-rata
aktivitas kelas sebesar 63 pada siklus I, siklus II sebesar 86 Berdasarkan uraian
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajarn kooperatif
model STAD meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 5
Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan
Sosial Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

440
Serambi Akademica Vol. 7, No. 4, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora September 2019 eISSN 2657- 0998

Ibrahim, H.M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:Universitas Negeri


Surabaya. University Press.
Ischak, dkk. 2005. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press.
Sunal, Cynthia S. & Mary E.Haas. 1993. Social Studies and the Elementary/Middle School
Student. For Worth: Harcourt Brace Jovaovich College Publisher.
Tarigan, Ratelit. 1999. Pembelajaran kooperatif TGT. Jurnal Pelangi Pendidikan Volume
6. Desember 1999. UNIMED. Medan Hal 111-115
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Penjelasan Umum.

441

Anda mungkin juga menyukai