Laporan Praktikum Formula I
Laporan Praktikum Formula I
Disusun Oleh:
Kelompok 2
FAKULTAS FARMASI
2021
KATA PENGANTAR
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Padat ini berisi tentang teori sediaan
padat,preformulasi, metode pembuatan granul sampai tablet dan evaluasinya. Melalui
pembuatan laporan praktikum ini kami dapat belajar mengenai sediaaan padat karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing teknologi sediaan padat kami
Bapak Apt.Heri Wijaya, M.Si
Kami menyadari dalam pembuatan laporan praktikum ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing
teknologi sediaan padat kami, Bapak Apt.Heri Wijaya, M.Si. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih dan selamat membaca karya kami ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................5
C. Tujuan Praktikum....................................................................................................5
A. Pengertian Tablet....................................................................................................7
B. Kriteria Tablet.........................................................................................................7
C. Keuntungan dan Kerugian Tablet...........................................................................8
D. Jenis –jenis Tablet...................................................................................................9
E. Metode Pembuatan Tablet.....................................................................................10
1) Granulasi basah.........................................................................................11
2) Granulasi kering........................................................................................12
3) Metode kempa langsung...........................................................................13
F. Masalah dalam pembuatan tablet...........................................................................14
G. Evaluasi sediaan ....................................................................................................15
H. Evaluasi granul......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apabila obat harus pemakaian secara oral dalam bentuk kering. Dari sudut pandang
farmasetik bentuk sediaan padat pada umumnya lebih stabil daripada bentuk cair, sehingga
bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat obat yang kurang stabil. Serbuk kering
yang di gunakan melalui mulut untuk minum (biasanya setelah di campur dengan air)
kurang begitu umumm di bandingkan dengan kapsul dan tablet, tetapi di senangi oleh
sebagian pasien yang tidak dapat menelan obat dengan bentuk sediaan padat lainnya akan
tetapi kebanyakan obat dengan bentuk serbuk per se dalam pengobatan terbatas, tetapi
penggunaan dalam bentuk sediaan padat cukup luas. Kebanyakan bahan-bahan obat yang
di pakai sekarang terdapat dalam bentuk serbuk dan kristal dan di campur dengan pengisi
dan penghancur sebelum di buat menjadi bentuk sediaan padat. Obat bentuk serbuk juga di
tambahkan ke dalam pasta, salep, suppositoria dan bentuk sediaan lainnya pada waktu
pengolahannya. Demikian pula granul yang merupakan gumpalan gumpalan bahan dari
bentuk serbuk di olah menjadi partikel yang dapat mengalir dengan bebas, pada dasarnya
di siapkan bentuk cair sebelum di pakai, dengan penambahan bahan pembantu yang tepat
sebagai bahan pengisi.
Tablet merupakan bahan obat yang dalam bentuk sediaan padat yang biasanya di
buat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet- tablet dapat
berbeda dalam ukuran,bentuk,berat,kekerasan,ketebalan,daya hancur dan dalam faktor
lainnya tergantung pada cara metode pembuatan tablet dan dengan cara pemakaian nya.
Kebanyakan tablet di gunakan pada pemberian obat secara oral dan tablet ini juga di buat
dengan penambahan zat warna,zat pemberi rasa, lapisan-lapisan dalam berbagai jenis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara pembuatan sediaan tablet dalam metode granulasi basah?
2. Bagaimana membuat komposisi serta preformulasi sediaan padat ?
3. Bagaimana membuat preformulasi dalam pembuatan sediaan padat ?
4. Bagaimana metode pembuatan granul dan tablet ?
5. Bagaimana evaluasi granul dan tablet ?
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Formulasi sediaan yang kami buat bertujuan :
1. Mengetahui masalah yang di hadapi dalam pembuatan sediaan tablet dan
bagaimana cara pemecahan masalahnya
2. Dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif untuk sediaan
3. Dapat menganalisis sifat fisiko kimia,khasiat,stabilitas zat aktif yang di
gunakan dalam sediian tablet
4. Dapat menganalisis sifat fisiko kimia pada zat tambahan yang di gunakan
dalam sediaan tablet
5. Untuk memenuhi laporan praktikum teknologi sediaan padat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang di buat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dan menggunakan zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan
dapat berfungsi sebagai zat pengisi,zat pengembang, zat pengikat,zat pelicin ,zat
pembasah atau zat lain yang cocok (menurut FI III).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat di goolongkan sebagai tablet cetak dan
tablet kempa (menurut FI IV).
Tablet di buat terutama dengan cara kompresi. tablet tertentu di buat dengan
mencetak. Tablet yang di buat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu
menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan punch dan die. Alat
kompresi tablet merupakan alat berat dari berbagai kapasitas di pilih sesuai dengan
dasar dari jenis tablet yang akan di buat serta produksi rata-rata yang di inginkan.
Tablet yang di cetak di buat dengan tangan atau alat mesin tangan,dengan cara
menekan bahan ke tablet ke dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang telah
terbentuk akan di keluarkan dari cetakan dan di biarkan sampai kering.
B. KRITERIA TABLET
Suatu tablet harus memenuhi kriteria yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
3. Keadaan fisik harus cukup kuat
4. Keseragaman bobot dan penamplan yang memnuhi persyaratan
5. Waktu hancur dan disolusi
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
7. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama dalam penyimpanan
8. Zat aktif harus dpat di lepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
9. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia yang berlaku
1. Tidak dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak di pilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
memudahkan proses pembuatan,pengemasan,pengangkutan,dan penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat di cegah /di peerkecil.
5. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat
6. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil
7. Pelepasan zat aktif nya dapat di atur(lepas tunda,lepas lambat,lepas terkendali)
8. Tablet dapat di salut untuk melindungi zat aktif menutupi rasa dan bau tidak
enak (salut enterik)
9. Dapat di produksi besar besaran,sederhana,cepat,dan biaya produksi lebih
ekonomis
10. Praktis dan efisien
11. Secara alami ; tablet tidak mengandung alkohol dan dapat di buat berbagai
macam dosis.
1. Ada pasien tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan)
2. Formulasi tablet cukup rumit,yaitu:
Beberapa zat aktif sulit di kempa mejadi kompak padat,karena sifat
amorf nya,flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob) lamat melarut, dosisya cukup
besar dan tinggi, absorbsi optimum nya tinggi melalui saluran cerna
atau kombinasi dari sifat tersebut akan sulit di formulasi
Zat aktif yang rasa nya pahit dan baunya tidak enak, atau zat aktif
yang peka terhadap oksigen dan atmosfer,dan kelembapan udara,
memerlukan enkapsulasi sebelum di kempa. Dalam hal ini sediaan
kapsul menjadi lebih baik daripada sediaan tablet (the Theory
&practice of industrial Pharmacy,Lachman Hal 294).
Tetapi jika di lihat dan di bandingkan dengan keuntungannya, kerugian jauh lebih
sedikit di banding keuntungan sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling
banyak di jumpai perdagangan.
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi
dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
2. Zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk di kempa langsung karena itu
biasanya di guanakan 30% dari formula agar memudah kan proses
pengempaan sehingga pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa
amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan
pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang di gunakan harus bersifat
mudah mengalir,komprebilitas yang baik;kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
2. Laminasi /lamination
tablet pecah menjadi beberapa lapisan. Pecahnya tablet terjadi segera setelah
kompressi atau beberapa hari kemuadian. Penyebabnya adalah udara yang
terjerat dalam granul yang tidak dapat keluar selama kompressi atau
overlubrikasi dengan stearat.
3. Sticking
Keadaan dimana granul menempel pada dinding die sehingga punch bawah
tidak bebas bergerak. Penyebabnya adalah punch kurang bersih, tablet di
kompressi pada kelembapan tinggi.
4. Picking
Perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan
punch. Penyebabnya adalah pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan
kurang bahan yang di kompressi berminyak /lengket.
5. Flimming
Adanya kelembapan tinggi dan suhu tinggi akan melelehkan bahan dengan
titik lebur rendah seperti lemak/wax. Bisa juga karena punch kehilangan
pelicin. Hal ini dapat di atasi dengan me
ngencerkan bahan yang bertitik leleh rendah dengan bahan yang titik leleh nya
tinggi sehingga mengurangi penempelan.
6. Chipping dan Cracking
Pecahnya tablet di sebabkan karena alat dan tablet retak di bagian atas karena
tekanan yang berlebih
7. Binding
Kesulitan mengeluarkan tablet karena lubrikan yang tidak cukup
8. Molting
Distribusi zat warna yang tidak homogen. Penyebabnya adalah migrasi zat
warna yang tidak seragam (atas kering dan bawah masih basah).
W 0−¿W
% MC = X 100 % ¿
1
W0
4. Sifat Alir
a. Metode Langsung
Metode corong merupakan metode pengukuran sifat alir yang sangat
sederhana dan langsung dapat diketahui kecepatan atau waktu yang
dibutuhkan sejumlah serbuk untuk mengalir.Serbuk dikatakan mempunyai
sifat alir yang baik jika 100 g serbuk yang diuji mempunyai waktu alir ≤
10 detik atau kecepatan alir ≥10 g/detik (Fudholi, 1983).
Cara Pengukuran : Granul seberat 100 gram dituang perlahan-lahan
kedalam corong yang tertutup bagian bawahnya lewat tepi corong. Buka
tutup corong secara perlahan-lahan biarkan granul mengalir keluar.
Dicatat waktu yang diperlukan (detik) dengan stop watch sampai semua
granul melewati corong (Parrott, 1971).
Semakin kecil waktu alirnya, maka sifat alirnya semakin bagus.
Semakin besar kecepatan alirnya, maka semakin bagus kecepatannya.
5. Kompaktibilitas
Kompaktibilitas adalah kemampuan serbuk untuk dikempa menjadi tablet
dengan kekerasan tertentu. Uji kompaktibilitas dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan serbuk membentuk padatan dengan massa
yang kompak.
H. Evaluasi tablet
Evaluasi tablet di lakukan untuk mengetahui apakah tablet yang di hasilkan telah
memenuhi kriteria atau belum. Di perlukan beberapa pengujia, diantaranya adalah:
1. Uji penampilan
Tablet di amati secara visual meliputi; warna (homogenitas, bentuk
(bundar, permukaaan rata/cembung), cetakan garis
patah,tanda,logo,pabrik.dll.
3. Uji kekerasan
Di lakukan dengan alat hardness tester. Kekerasan tablet di ukur terhadap
luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang di nyatakan
dalam kilogram satuan kekerasan adalah newton.
4. Uji Friabilitas
Di lakukan dengan alat friabililator menggunakan 20 tablet. Parameter
yang di uji adalah kerapuhan tabket terhadap gesekan atau bantingan
selama waktu tertentu. Uji friabilitas biasanya di lakukan selama 15-20
menit tergantung sfesifikasi alat. Tablet yang baik mempunyai friabilitas
<1%
2 5 mg atau kurang
2 6 mg - 1 5 0 mg
1 5 1 mg - 3 0 0 mg
Persyaratan: tidak boleh 2 tablet yang bobot rata rata nya menyimpang dari
bobot rata rata tablet lebih besar dari harga yang di tetapkan kolom A dan
tidak satupun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata rata klom B.
PRAFORMULASI
1. Antalgin
Kadar: Metampiron mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%,
C13H16N3NaO4S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
2. Laktosa
Kelarutan: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih: sukar larut
dalam etanol (95%) p; praktis tidak larut dalam kloroform p dan dalam eter p.
Pemerian: Serbuk kristalin dengan partikel berpori; berwarna putih; tidak ada dan tidak
berasa.
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam udara larutan asam dan sebagian besar pelarut
organik.
4. Mg Stearat
Pemerian: Serbuk ringan berwarna agak putih; bau samar asam siporat; rasa khas
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam etanol, etanol 95% eter dan udara.
5. Gelatin
Pemerian: Gelatin berwarna agak kuning, bening rapuh praktis tidak berbau dan tidak
berasa serta dapat berbentuk lembaran dan butiran tembus pandang atau sebagai serbuk.
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam aseton, kloroform etanol (95%) eter dan metanol.
6. Aerosil
Pemerian: Terhidrat sebagian amorf terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan
berbagai ukuran.
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam solven organic aor dan asam kecuali HCL larut
dalam larutan panas alkali hidroksida membentuk diporae kaloid.
Konsentrasi: 2-10%
PH: 3,8-4,2
7. Talk
Pemerian: Serbuk hablur sangat halus mudah melekat pada kulit bebas dari butiran
warna putih atau kelabu.
8. Zat warna
Penggunaan zat warna dalam preparat farmasi untuk tujuan estetika, sebagai pembantu
sensori untuk pemberi rasa yang digunakan, dan untuk tujuan kekhasan produk. Ada
beberapa keuntungan penggunaan zat warna dalam tablet yaitu:
d. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang
ditujukan untuk larut di dalam mulut. Sedangkan penggunaan pemanis dibatasi terutama pada
tablet yang dikunyah untuk mengurangi penggunaan gula di dalam tablet.
BAB IV
PERHITUNGAN BAHAN
Komponen dalam :
Antalgin = 250mg x 300 = 75000mg = 75g
Avicel = 5% x 90 g = 4,5g
Gelatin = 7% x 90g = 6,3
Zat warna = 0,1% x 90g = 0,09 g
Total = 85,89 g
Laktosa = 86,85 g – 85,89 g = 0,96 g
Komponen luar :
85,89 – 2% = 84,17 (granul yang diperoleh setelah hasil pengeringan)
Aerosol = 0,3% x 84,17 = 0,252 g
Talk = 1,5% x 84,17 = 1,262 g
Mg steart = 1% x 84,17 = 0,841 g