Si
180105010171
Menjelaskan konsep dan definisi inflasi, sejarah inflasi, penyebab inflasi, Inflasi dalam
perspektif Islami dan ekonomi konvensional
2. Konsep Inflasi
Pada Prinsipnya, inflasi merupakan kenaikan harga secara umum, yang terjadi dalam
suatu periode tertentu.
Kenaikan harga tersebut bila dilhat dari dua sudut pandang, yaitu:
a) Perspektif Luas
Contohnya kenaikan harga pada produk barang/jasa, serta kenaikan biaya
hidup.
b) Perspektif Sempit
Misalnya kenaikan harga produk konsumsi seperti cabai, bawang, atau beras
Angka Inflasi diukur dalam satuan persen (rate). Salah satu metode pengukuran
inflasi adalah dengan mengetahui besarnya indeks harga konsumen (IHK) atau
consumer price index (CPI).
B. Sejarah Inflasi
1. Inflasi di Dunia
Sejarah inflasi terjadi pertama sekali seiring dengan kerajaan Byzantium yang
berusaha mengumpulkan emas dengan melakukan ekspor komoditasnya sebanyak
mungkin ke Negara- Negara lain agar dapat mengumpulkan uang emas sebanyak-
banyaknya.
Tetapi apa yang kemudian terjadi? Akhirnya orang- orang harus makan,
membeli pakaian, mengerluarkan biaya untuk transportasi, serta juga menikmati
sehingga mereka akan membelanjakan uang (kekayaan) yang dikumpulkan tadi
sehingga malah menaikkan tingkat harga komoditasnya sendiri.
Revolusi Harga di Eropa terjadi sepanjang beberapa abad, pola kenaikan
tingkat harga pertama kali tampak di Italia dan Jerman sekitar tahun 1470. kemudian,
seperti penyakit menular, inflasi menyerang Eropa dimulai dari Inggris dan Perancis
pada tahun 1480-an, meluas ke semenanjung Iberia lalu ke Eropa Timur pada tahun
1500-an. Kenaikan harga sangat cepat pada bahan-bahan mentah terutama makanan.
Di Inggris,harga kayu, ternak, dan biji-bijian meningkat 5 sampai 7 kali lipat
dari tahun 1480-1650, sementara manufaktur harganya meningkat 3 kali lipat.
Kenaikan 700% selama 170 tahun itu jika dihitung secara compound hanya sebesar
1,2% pertahunnya,tetapi disisi lain gaji hanya meningkat kurang dari ½-nya, sehingga
masyarakat sangat mengalami goncangan akibat tekanan inflasi. Daya beli uang dan
gaji pekerja menurun dengan tingkat yang dianggap sangat mencemaskan.
Apa yang menyebabkan semua hal di atas? Tidak ada satu sebab utama yang
dapat disalahkan. Semuanya adalah akibat gabungan dari penurunan produksi
pertanian, pajak yang berlebihan, depopulasi, manipulasi pasar, high labour cost,
pengangguran, kemewahan yang berlebihandan sebab-sebab lainnya, seperti perang
yang berkepanjangan, embargo dan pemogokan kerja.
2. Inflasi di Indonesia
a) Sejarah inflasi di akhir masa orde lama (1963-1965)
b) Sejarah Inflasi di masa Orde Baru (Krisis Moneter 1977) dan (Krisis
Moneter 1998)
1) Krisis Moneter 1977
Krisis Keuangan Asia, seperti banyak krisis keuangan lain
sebelum dan sesudahnya, dimulai dengan serangkaian gelembung
aset . Pertumbuhan ekonomi ekspor di kawasan itu menyebabkan
tingginya tingkat investasi langsung asing, yang pada gilirannya
menyebabkan melonjaknya nilai-nilai real estat, pembelanjaan
perusahaan yang lebih berani, dan bahkan proyek-proyek infrastruktur
publik yang besar – semuanya didanai oleh pinjaman besar dari bank-
bank. Tentu saja, investor yang siap dan pinjaman mudah sering
menyebabkan berkurangnya kualitas investasi dan kelebihan kapasitas
segera mulai terlihat di negara-negara ini.
C. Penyebab Inflasi
Penyebab terjadinya inflasi
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya inflasi antara lain
penurunan nilai tukar mata uang, permintaan yang tinggi terhadap suatu barang,
bertambahnya uang yang beredar, dan lain sebagainya.
Demand Pull Inflation atau infalsi karena permintaan disebabkan karena permintaan
atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi tarikan permintaan
juga dikenal dengan nama Philips Curve Inflation. Secara umum inflasi ini disebabkan
karena penawaran dan permintaan terhadap jasa atau barang di dalam negeri untuk jangka
panjang yang di butuhkan masyarakat dengan jumlah besar.
Secara umum inflasi ini sering terjadi pada perekonomian negara yang memiliki
pertumbuhan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi di negara tersebut menyebabkan
tingkat pendapatan masyarakat yang tinggi. Hal ini pengeluaran yang melebihi
kemampuan produksi suatu jasa atau barang. Kemampuan daya beli msyarakat yang
berlebih ini kemudian menyebabkan inflasi.
Jumlah uang yang beredar di masyarakat bisa bertambah apabila suatu negara
menggunakan sistem anggaran defisit. Sehingga untuk menutup kekurangan anggaran
tersebut, negara mencetak uang baru yang menyebabkan harga naik. (Baca juga: Fungsi
Asli Uang)
Inflasi kenaikan biaya produksi atau cost push inflation disebabkan karena adanya
dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus.
Secara umum inflasi kenaikan biaya produksi ini disebabkan karena desakan biaya faktor
produksi yang terus naik. Kenaikan Biaya faktor produksi biasanya diakibatkan oleh
beberapa hal:
Turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri dengan mata uang asing atau
depresiasi. Kenaikan nilai tukar mata uang juga menyebabkan bahan baku atau barang
dari luar negeri menjadi semakin mahal.
Inflasi di luar negeri khususnya negara partner dagang menyebabkan barang dan
produk dari luar negeri juga semakin mahal.
Ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan permintaan barang produksi
membuat pemerintah akan menaikkan harga produksi. Salah satu cara menikkan harga
produksi adalah dengan menaikkan upah atau gaji karyawan serta merekrut karyawan
baru dengan tawaran gaji atau upah yang lebih tinggi. Kebijakan yang seperti ini
menyebabkan biaya produksi meningkat, sehingga harga barang produksi juga menjadi
naik.
Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi biasanya terjadi di negara
dengan pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang atau tumbuh pesat namun
dengan angka pengangguran yang cukup rendah. Di negara yang seperti ini, supply
tenaga kerja terbatas namun permintaan akan suatu barang produksi tinggi.
Selain itu inflasi karena guncangan penawaran juga dapat terjadi karena faktor lain
seperti bencana alam dan lain sebagainya. Namun juga bisa terjadi karena pemerintah
menaikkan harga suatu barang tertentu.
Inflasi campuran atau mixed inflation terjadi karena adanya kenaikan penawaran
dan permintaan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan. Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudia
mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun.
Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau
tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa
menjadi naik. Inflasi jenis ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan
supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan.
Expected inflation atau inflasi inspektasi terjadi sebagai akibat dari perilaku
masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan
menjadi lebih baik lagi. Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan
datang juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi permintaan atau juga inflasi biaya
produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi karena kejadiannya tidak terlalu
signifikan.
Situasi ekonomi dan politik di suatu negara juga mempengaruhi adanya inflasi. Bila
suatu negara dalam kondisi yang tidak aman, harga-harga barang di negara tersebut
cenderung mahal. Hal ini juga pernah terjadi di Indonesia ketika ada kekacauan politik
dan ekonomi pada tahun 1998. Pada masa tersebut, level inflasi di Indonesia mencapai
70% padalah level inflasi yang normal berkisar antara 3 hingga 4%.
Penyebab terjadinya inflasi dibagi menjadi banyak faktor dan beberapa diantaranya
juga terjadi di Indonesia. Secara umum, inflasi merupakan kejadian atau gejala ekonomi
yang tidak bisa dihilangkan secara tuntas. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah
biasanya hanya pada sebatas mengendalikan atau mengurangi inflasi.
4. Kebijakan moneter (pengaturan jumlah uang yang beredar, politik pasar terbuka,bank
sentral menggunakan tingkat diskonto/disconto rate).
5. Kebijakan fiscal (pengurangan pengeluaran pemerintah, menaikkan nilai pajak).
6. Kebijakan non-moneter (meningkatkan hasil produksi, kebijakan upah, pengawasan
harga).
7. kebijakan yang berkaitan dengan output (kebijakan penurunan bea masuk)
Sedangkan solusi mengatasi inflasi secara islam yaitu sama dengan solusinya yang secara
konvensional, hanya ada penambahan seperti :