Anda di halaman 1dari 4

IP: Apa yang harus kita lakukan untuk membuat data menjadi sebuah informasi yang

baik?
Siklus data:
Ketika bekerja dengan data, akan lebih baik jika kita memiliki langkah-langkah yang
jelas. Langkah-langkah ini kita sebut dengan data life cycle atau siklus hidup
data. Siklus hidup data dapat didefinisikan dalam enam langkah, yaitu
mendefinisikan pertanyaan riset, mengumpulkan dan mengorganisasikan data,
membersihkan atau menyiapkan data, mengeksplorasi dan memvisualisasikan data,
menganalisis dan menginterpretasi data, lalu diakhiri dengan mengomunikasikan data.
Setiap langkah dalam siklus hidup data ini sama pentingnya.

AD: Melihat potensi yang besar untuk salah satu sumber data, apa yang menjadi
hambatan untuk digitalisasi laporan autopsi?

Ada beberapa isu terkait FAR yang belum tertangani, khususnya di Indonesia.
Pertama, FAR harus dianggap lebih dari sekedar draft laporan otopsi akhir untuk
diserahkan kepada pihak yang meminta. Sebaliknya, mereka berisi semua informasi
yang diperoleh selama otopsi, apakah itu memiliki kaitan langsung dengan kasus ini
atau tidak. Dengan demikian, tidak seperti draft, mereka tidak boleh dimusnahkan
secara langsung setelah laporan otopsi akhir dibuat, karena dapat digunakan sebagai
dasar objektif untuk membentuk opini kedua, jika diperlukan. Kedua, FAR dapat
dipanggil sebagai alat bukti di pengadilan karena mengandung data mentah hasil
otopsi sehingga dapat dijadikan sebagai alat bukti prosedur pemeriksaan untuk
menguatkan alat bukti pendapat ahli.

EM: Pada halaman 7, dibahas tentang web generasi kedua (web 2.0). Apa yang dimaksud
dengan web generasi kedua?
Kelahiran Web Science didorong oleh pergerakan generasi Web Sejak diperkenalkan Web
pada tahun 1990 oleh Tim Berners-Lee. Perbedaan utama dari setiap generasi adalah
pada Web 1.0 masih bersifat read-only, pada Web 2.0 bergerak ke arah read-
write,sedangkan pada Web 3.0 mengembangkan hubungan manusia ke manusia, manusia ke
mesin, dan mesin ke mesin. Kemudian mulai dikembangkan Web 4.0. Web 4.0 disebut
"simbiosis" web. Web 4.0 akan menjadi web read-write-eksekusi konkurensi.

1. WEB 1.0
Web 1.0 merupakan teknologi web yang pertama kali digunakan dalam aplikasi world
wide web, atau ada yang menyebut web 1.0. sebagai www itu sendiri yang banyak
digunakan dalam situs web yang bersifat personal. Beberapa ciri atau karakteristik
web 1.0. adalah:

· Merupakan halaman web yang statis atau hanya berfungsi untuk menampilkan.
· Halaman masih didesain sebagai html murni, yang ‘hanya’ memungkinkan orang
untuk melihat tanpa ada interaksi
· Biasanya hanya menyediakan semacam buku tamu online tapi tidak ada interaksi
yang intens
· Masih menggunakan form-form yang dikirim melalui e-mail, sehingga komunikasi
biasanya baru satu arah.

2. WEB 2.0
Web 2.0 adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada
tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004, merujuk
pada generasi yang dirasakan sebagai generasi kedua layanan berbasis web—seperti
situs jaringan sosial, wiki, perangkat komunikasi, dan folksonomi—yang menekankan
pada kolaborasi online dan berbagi antar pengguna.
“Web 2.0 adalah revolusi bisnis di dalam industri komputer yang terjadi akibat
pergerakan ke internet sebagai platform, dan suatu usaha untuk mengerti aturan-
aturan agar sukses di platform tersebut. ” Prinsip-prinsip Web 2.0 :
· Web sebagai platform
· Data sebagai pengendali utama
· Efek jaringan diciptakan oleh arsitektur partisipasi
· Inovasi dalam perakitan sistem serta situs disusun dengan
menyatukan fitur dari pengembang yang terdistribusi dan independen
(semacam model pengembangan “open source”)
· Model bisnis yang ringan, yang dikembangkan dengan gabungan isi dan
layanan
Akhir dari sikllus peluncuran (release cycle) perangkat lunak (perpetual beta)
· Mudah untuk digunakan dan diadopsi oleh user

3. WEB 3.0
Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia
seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang
mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.Dalam era web 3.0,
pengembangan aspek interaksi sebuah web mulai dipertimbangkan.. Bagaimana sebuah
web dapat memberikan sebuah interaksi sesuai dengan kebutuhan informasi setiap
pemakaianya, merupakan sebuah tantangan utama dikembangkannya versi Web 3.0 ini.

Web ini bisa dibilang sangat care dengan kebutuhan kita karena menyediakan apa
saja yang kita butuhkan. Contoh sederhana, dengan dukungan teknologi 3-D animasi,
kita bisa membuat profil avatar sesuai karakter kita kemudian melakukan aktivitas
di dunia maya layaknya kehidupan sehari-hari kita di dunia nyata, mulai dari jalan-
jalan, ke mall, ke book store, bercakap-cakap dengan teman lain, dsb.

Kalau bisa disimpulkan, Web 3.0 adalah dunia virtual kita. Dia mampu memberi saran
dan nasehat untuk kita disamping menyediakan apa yang kita butuhkan. Memang, ini
menjadi salah satu keunikan dari Web 3.0 karena konsep dasar yang digunakannya
adalah manusia dapat berkomunikasi dengan mesin pencari. Misal, kita bisa meminta
Web mencari suatu data spesifik tanpa perlu kita susah payah mencari satu per satu
dalam situs-situs Web Hasil yang diberikan pun juga relevan

4. WEB 4.0

Konsep Web 4.0/4.x adalah private secretary dalam bentuk organisme buatan. Setiap
hari seseorang pasti mempunyai sebuah rutinitas. Apapun bentuk rutinitasnya ,
seluruh rutinitas tersebut bisa diketahui oleh aplikasi
komputer/program/tools/device yang kita miliki yang dijalankan secara online. Jadi
kemanapun seseorang pergi, dan apapun yang dilakukan semuanya direcord oleh alat-
alat tersebut yang nantinya akan digunakan jika ingin mengetahui informasi apa yang
dibutuhkan, bahkan teknologi ini bisa mengingatkan, menginterupsi dan memberikan
informasi manakala ada perubahan dari sebuah sechedule/rutinitas, membantu
melakukan pencarian.

Inti dari Web 4.0. dapat mengetahui apa saja yang kita lakukan, dan dia juga bisa
membantu dalam melakukan pencarian informasi, menyimpan histori pencarian, bahkan
mempertemukan orang-orang yang mencari informasi yang sama.

SL: Menyangkut peranan big data, apakah pengembangan electronic Health record
(EHR) di Indonesia sudah ada peraturannya sendiri?
Peraturan Menteri Kesehatan no 269/2008 tentang Rekam Medis Pasal 2
1) Rekam medis harus dibuat secara tertulis , lengkap dan jelas atau secara
elektronik
2) Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi
informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri

Kesulitan:
Revisi Permenkes Rekam Medis yang mengatur secara rinci rekam medis elektronik
sampai dengan rekam kesehatan personal
Permenkes Telemedicine
Permenkes/ Pedoman tentang Tanda tangan elektronik

BW: Apakah laporan autopsi dapat disamakan dengan rekam medis karena berisi tentang
data-data pasien?

Dalam buku mereka "Rekam Medis dan Hukum", Roach et al. hanya membahas catatan
otopsi rumah sakit/klinis, yang harus diperlakukan sebagai bagian dari catatan
medis pasien (almarhum) secara keseluruhan (Roach et al., 2006). Penulis lain juga
berpendapat bahwa laporan otopsi klinis merupakan bagian dari rekam medis lengkap
pasien karena memuat diagnosis akhir/definitif penyakit pasien (Ong dan Kaur, 1997;
Hapsari, 2014). Oleh karena itu, pengelolaan laporan otopsi klinis pada umumnya
mengikuti tata cara penyelenggaraan rekam medis.
Di sisi lain, FAR tidak termasuk dalam definisi MR. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 269/2008 tentang Rekam Medis, MR adalah dokumen yang memuat
identitas dan setiap pemeriksaan, terapi, prosedur, dan pelayanan kesehatan lainnya
yang diberikan kepada pasien (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Berdasarkan Keputusan tersebut, FAR tidak dapat dianggap sebagai rekam medis karena
(1) otopsi forensik tidak dianggap sebagai jenis layanan perawatan kesehatan dan
(2) FAR tidak berisi informasi medis dari pasien melainkan dari (diduga) korban
dari kejahatan. Akibatnya, semua ketentuan (misalnya cara mengisi, menyimpan, dan
membuang rekam medis) dalam SK tersebut tidak berlaku untuk FAR.
Karena FAR juga berisi data/informasi pribadi dan medis seseorang, namun, FAR harus
diperlakukan sebagai dokumen rahasia. Jadi, meskipun FAR bukan merupakan rekam
medis, informasi yang terkandung di dalamnya tetap harus dijaga dan dijaga
kerahasiaannya.

AS: Menurut dr. Ari, bagaimana teknologi itu berkembang agar menjadi ideal untuk
dilaksanakan di dunia medis?

Yang ideal: teknologi maju terjangkau , tidak menyebabkan


jurang kesenjangan , semakin murah , meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan , diterima oleh masyarakat dan
profesi kesehatan

Kemajuan teknologi diimbangi dengan : regulasi yang adaptif ,


kolaboratif , menjunjung tinggi etika , edukasi kepada
masyarakat , profesi kesehatan serta regulator

WG: Menurut dr. Ari, kira-kira apakah implementasi penggunaan big data di dunia
medis, terutama di bidang forensik, dapat berjalan dengan baik? Apa saja yang harus
dibenahi agar penggunaan big data ini dapat dilakukan secara optimal?

Indonesia belum sepenuhnya menerapkan Revolusi Industri 4.0 karena


masih ada industri yang menggunakan teknologi revolusi pertama , kedua , dan
ketiga. Semua orang bermimpi untuk 4.0, padahal masih ada yang pertama , masih ada
petani kita yang menggunakan cangkul.
Perawatan kesehatan (health care) dengan integrasi big data masih dalam tahap awal
pengembangan. Selain itu, secara tradisional, industri kesehatan umumnya tertinggal
dalam penggunaan big data dibandingkan dengan industri lainnya seperti bisnis,
perbankan, dan retail [1]. Sebagai contoh, adopsi big data di Indonesia saat ini
berlangsung lambat dan hanya pada tiga bidang industri, yaitu telekomunikasi,
penyedia jasa keuangan, dan instansi pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai