Anda di halaman 1dari 9

Cedera Thoraks dan Abdomen

Cedera Dada

Kerusakan dapat berlanjut baik ke dinding thoraks maupun isinya

Forensic anatomy
Aspek paling penting adalah hubungan isi dari visceral ke penanda luar. Dalam diagram dideskripsikan
sebagai hubungan dari cavitas pleura,paru-paru, jantung mediastinum, dan diafragma.

Hal ini harus dinilai dari aspek forensic bahwa limpa, hepar dan lambung merupakan organ – organ
thoracal yang bagian besarnya terletak di tepi bawah costa dan rentan baik luka tusuk maupun trauma
tumpul.

Luka tusuk terutama pisau pada dinding lateral bawah dari thoraks dapat mengenai cavitas peritoneal
dan juga spatium pleura, memperforasi diafragma.

Lambung terletak dalam rongga dada, sering terkena penetrasi. Umumnya luka tusuk pada jantung
dapat mengenai juga diafragma dan cedera abdomen bagian atas. Pisau dapat memasuki bagian depan
dari thoraks bagian bawah melewati salah satu maupun kedua ventrikel dan keluar melewati fascia
pericardium dari diagfragma dan memasuki bagian atas hepar.

Orientasi dari jantung seringkali tidak di apresiasi setelah disingkirkan sebagai organ yang telah diisolasi
ini merupakan tendensi untuk visualisasi bahwa apex dari jantung mengarah ke bawah.

Faktanya, jantung terletak mendatar pada diafragma di tepi lateral ventrikel kanan dengan vena cava
inferior yang melewati kearah abdomen bawah.
Injuries to the chest wall
Respirasi bergantung pada integritas dari kekakuan dinding thoraks dan bila ekspansi terbatas maka
udara yang masuk akan berkurang. Fraktur dari rongga thoraks umum tejadi, tetapi tidak mempersulit
respirasi kecuali :

 Banyak factor yang menghambat ekspansi dari thorax


 Ujung yang rusak mempenetrasi pleura dan paru – paru
 Pleura dan nyeri otot membatasi usaha untuk respirasi

Fraktur bilateral banyak terjadi terutama pada sisi anterolateral dari thoraks. Kondisi dari “Flail Chest “
dapat terjadi biasanya digambarkan sebagai trauma dari rongga thoraks dengan tigas atau lebih fraktur
costa pada dua atau lebih lokasi dan kadang ditambah dengan fraktur sternum. Akibat hilangnya
kekakuan dari rongga thoraks,upaya untuk ekspansi volume thoraks saat inspirasi menjadi tidak
seimbang. Bagian yang longgar mejadi tersedot ke isi perut saat inspirasi , tanda klinis ini dikenal
sebagai “ respirasi paradox”.

Dyspnoe dan sianosis dapat terjadi dan flail chest secara cepat tidak kompatibel karena terjadi hipoksia
yang progresif.

Flail chest disebabkan karena adanya kejahatan frontal, seringkali terjadi pada kecelakaan kendaraan
bermotor dimana korban terlempar melawan kemudi roda atau jalur. Atau dalam serangan stamping
dimana kaki bersepatu menginjak tubuh pada posisi supine.

Pada cedera thoraks costa yang rusak dapat terletak ke dalam, tepi bergerigi merobek pleura visceral
dan parietal.hal ini dapat menyebabkan pneumothoraks ataupun hemothoraks atau mungkin keduanya
melalui penetrasi dari paru-paru, dengan adanya formasi fistula bronkopleura.

Pada cedera thoraks dapat terjadi fraktur multiple yang dapat menyebabkan pneumothorax
membentuk hubungan keluar dengan atmosfer, ini sering terjadi pada pertarungan.

Fraktur costa seringkali terlihat di linea axillaris anterior maupun posterior disebabkan karena terjatuh
ke samping. Bagian atas costa lebih jarang fraktur kecuali karena cedera dari tendangan, pukulan berat
atau kecelakaan lalu lintas. Lokasi fraktur selalu menunjukkan pendarahan dibawah periosteum atau
pleura parietal. Bila fraktur terjadi saat korban hidup harus , bila fraktur ante-mortem pasti tidak
terdapat darah, sedangkan pada keretakan post mortem terlihat keluar dari cavitas sumsum ke jaringan
yang berdekatan. Upaya resusitasi terutama masase cardiac eksternal
Haemorrhage and infection in the chest
Pneumothorax

Injuries of the lungs

Injuries of the heart


Haemopericardium and cardiac tamponade

Injuries to great vessels

Abdominal injuries
Foreign bodies in the gut

Injuries to the pelvis and pelvic organs

Complications of abdominal injury

Anda mungkin juga menyukai