Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Deteksi dini kompikasi masa nifas dan penangannya

Di

Oleh :

 Nur Illy Ermayanti Kadir / NH0420030


 Anace Walagwaor / NH0420031
 Regina Mayabubun / NH0420032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2021/2022
Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah "pasca persalinan dan
menyusui" yang berjudul “deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya ” tepat pada
waktunya.

Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya
kebenaran. kami mengucapkan terima kasih. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari
masih banyak kekurangan atau ketidak sempurnaan. Mudah-mudahan dengan adanya makalah
ini, dapat menambah ilmu pengetahuan kita semua.

Kami menyadari adanya kekurangan - kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kepada sejawat pembaca kami
mohon maaf bila dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan atau kesalahan. Kami
sangat harapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan selanjutnya.
Daftar isi

Contents
Kata pengantar.........................................................................................................................................2
Daftar isi..................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................................12
Daftar pustaka........................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir
setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi seluruh organ kandungan baru pulih kembali,
seperti dalam keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan setelah bersalin. Masa nifas tidak
kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi
sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan bersalin. Masa
nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pasca nifas, masa nifas dini, dan masa nifas lanjut,
yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu. Pasca nifas adalah masa setelah persalinan
sampai 24 jam sesudahnya (0-24 jam setelah melahirkan). Masa nifas dini adalah masa
permulaan nifas yaitu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari

lamanya (1 minggu pertama). Masa nifas lanjut

adalah 1 minggu sesudah melahirkan sampai

dengan 6 minggu setelah melahirkan.

Periode pasca persalinan meliputi masa

transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya

secara fisiologis, emosional dan social. Baik di

Negara maju maupun Negara berkembang,

perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu

banyak tertuju pada masa kehamilan dan

persalinan, sementara keadaan yang


sebenarnya justru merupakan kebalikannya,

oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu

serta bayi lebih sering terjadi pada masa

pascapersalinan. Keadaan ini terutama

disebabkan oleh konsekuensi ekonomi,

disamping ketidaktersediaan pelayanan atau

rendahnya peranan pasilitas kesehatan dalm

menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup

berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan

kesehatan juga menyebabkan rendahnya

keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi

dini sera penatalaksanaan yang adekuat

terhadap masalah dan penyakit yang timbul

pada masa pascapersalinan (Saifuddin, 2008).

Walaupun menderita nyeri dan tidak

nyaman, kelahiran bayi biasanya merupakan

peristiwa yang menyenangkan karena dengan

berakhirnya masa kehamilan yang telah lama Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas
merupakan masalah Kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan
Kematian ibu yang tinggi.tragedi yang mencemaskan dalam proses Reproduksi salah satunya
kematian yang terjadi pada ibu. Keberadaan Seorang ibu adalah tonggak untuk keluarga
sejahtera. Untuk itu Indonesia Mempunyai target pencapaian kesehatan melalui Millennium
Development Goals (MDGs) sehingga tercapai pembangunan masyarakat sejahtera. MDGs
adalah hasil kesepakatan negara-negara yang bertujuan mencapai Kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat yang berisi 8 Tujuan.MDGs ke-5 bertujuan meningkatkan kesehatan
ibu dengan Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara Tahun
1990 dan 2015 (Depkes, 2013).Menurut Word Health Organization (WHO, 2010) kematian ibu
Adalah kematian seorang perempuan dalam masa hamil atau dalam 42 hari Setelah kehamilan
berakhir dengan sebab apapun, terlepas dari tuanya Kehamilan dan tindakan yang dilakukan
untuk mengakhiri kehamilan.Pada Tahun 2013 AKI didunia sebesar 210 kematian per 100.000
kelahiran hidup, Sedangkan di negara berkembang 14 kali lebih tinggi bila dibandingkan Negara
maju, yaitu 230 per 100.000 kelahiran (WHO, 2014).

B. Rumusan masalah

Mengetahui Cara deteksi dini Dan komplikasi pada masa nifas

C. Tujuan

Untuk Mengetahui Cara deteksi dini Dan komplikasi pada masa nifas

BAB II

PEMBAHASAN

Deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya

Beberapa wanita setelah melahirkan secara fisik merasakan ketidaknyamanan terutama pada 6
minggu pertama setelah melahirkan di antaranya mengalami beragam rasa sakit, nyeri, dan gejala
tidak menyenangkan lainnya adalah wajar dan jarang merupakan tanda adanya sebuah masalah.
Namun tetap saja, semua ibu yang baru melahirkan perlu menyadari gejala-gejala yang mungkin
merujuk pada komplikasi pascapersalinan (Murkoff, 2007). Gejala atau tanda bahaya yang harus
diwaspadai diantaranya

1. Pendarahan per vagina


Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut:

a. Gambaran umum

Perdarahan yang membutuhkan lebih dari satu pembalut dalam waktu satu atau dua jam,
sejumlah besar perdarahan berwarna merah terang tiap saat setelah minggu pertama
pascapersalinan. Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa
24 jam setelah anak lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu:Perdarahan
Postpartum Primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir
dan perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage)yang terjadi setelah 24 jam,
biasanya antara hari ke-5 sampai ke-15 postpartum (Mochtar, 2002).

b. Pencegahan perdarahan postpartum

Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai sejak ibu
hamil dengan melakukan antenatal care yang baik. Ibu-ibu yang mempunyai predisposisi atau
riwayat perdarahan postpartum sangat dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.

c. Tanda dan gejala

1. Uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah lahir (atonia uteri)
2. Darah segar yang mengalir segera setelah lahir, uterus berkontraksi dan keras, plasenta
(robekan jalan lahir).
3. Plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras
(retensio plasenta)
4. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap, perdarahan
segera (sisa plasenta)
5. Subinvolusi uterus, nyeri tekan bawah dan pada uterus, perdarahan sekunder, lokhea
mukopurulen dan berbau ( endometritis dan sisa fragmen plasenta) (Saifuddin, 2007)

d. Penanganan umum perdarahan postpartum

1. Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman (termasuk upaya
pencegahan perdarahan postpartum)
2. Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pascapersalinan dan lanjutkan
pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya
3. Selalu siapkan keperluan tindakan darurat
4. Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan
masalah dan komplikasi
5. Atasi syok
6. Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah, lakukan pijatan uterus, beri
uterotonika 10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU dalam 500 cc NS/RL dengan tetesan per
menit). Pastikan plasenta lahir dan lengkap, eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir.
7. Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
8. Pasang kateter menetap dan pantau masuk keluar cairan.
9. Cari penyebab perdarahan dan lakukan tindakan spesifik (Saifuddin, 2007)

2. Infeksi masa nifas

1. Setelah 24 jam pertama, suhu di atas 370C lebih dari 1 hari. Tetapi kenaikan suhu tubuh
temporal hingga 410C tepat seusai melahirkan (karena dehidrasi) atau demam ringan
tidak lebih dari 380C pada waktu air susu mulai keluar tidak perlu dikhawatirkan.
2. Rasa sakit atau tidak nyaman, dengan atau tanpa pembengkakan, di area abdominal
bawah usai beberapa hari melahirkan.
3. Rasa sakit yang tak kunjung reda di daerah perineal, setelah beberapa hari pertama.
4. Bengkak di tempat tertentu dan/atau kemerahan, panas, dan keluar darah di tempat insisi
Caesar.
5. Rasa sakit di tempat tertentu, bengkak, kemerahan, panas, dan rasa lembek pada payudara
begitu produksi penuh air susu mulai berkurang yang bisa berarti tanda-tanda mastitis.

Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan disebut infeksi nifas. Suhu
380C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur per oral sedikitnya 4 kali
sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis. Kenaikan suhu pada masa nifas dianggap sebagai
infeksi nifas apabila tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital (Saifuddin, 2007).

b. Penyebab predisposisi
Infeksi peurperium adalah infeksi bakteri yang berasal dari saluran reproduksi selama persalinan
atau puerperium (Varney, 2008). Penyebab predisposisi infeksi nifas:

 Persalinan lama, khususnya dengan pecah ketuban


 Pecah ketuban yang lama sebelum persalinan
 Teknik aseptik tidak sempurna
 Bermacam-macam pemeriksaan vagina selama persalinan, khususnya pecah ketuban
 Tidak memperhatikan teknik mencuci tangan
 Manipulasi intra uteri (misal: eksplorasi uteri, pengeluaran plasenta manual)
 Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang tidak diperbaiki
 Hematoma
 Hemoragi, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1000 ml
 Pelahiran operatif terutama pelahiran melalui seksio sesaria
 Retensi sisa plasenta atau membran janin
 Perawatan perineum tidak memadai
 Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual yang tidak ditangani

Organisme infeksius pada infeksi puerperium berasal dari tiga sumber yaitu organisme
yang normalnya berada dalam saluran genetalia bawah atau dalam usus besar, infeksi saluran
genetalia bawah, dan bakteri dalam nasofaring atau pada tangan personel yang menangani
persalinan atau di udara dan debu lingkungan.

c. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala infeksi umumnya termasuk peningkatan suhu tubuh, malaise umum,
nyeri, dan lokhia berbau tidak sedap. Peningkatan kecepatan nadi dapat terjadi, terutama pada
infeksi berat. Interpretasi kultur laboratorium dan sensitivitas, pemeriksaan lebih lanjut, dan
penanganan memerlukan diskusi dan kolaborasi dengan dokter (Varney, 2008).

Tanda dan gejala infeksi meliputi sebagai berikut: Nyeri lokal, disuria, suhu derajat
rendah jarang, di atas 38,30C, edema, sisi jahitan merah dan inflamasi, mengeluarkan pus atau
eksudat berwarna abu-abu kehijauan, pemisahan atau terlepasnya lapisan luka operasi.
d. Pencegahan

 Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat di jalan lahir. Pada hari-hari
pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari
luar. Oleh sebab itu, semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus
suci hama.
 Pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.
 Setiap penderita dengan tanda-tanda infeksi jangan dirawat bersama dengan wanita-
wanita dalam masa nifas yang sehat (Winkjosastro, 2007).

e. Penanganan

Antibiotika mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas.
Sudah barang tentu jenis antibiotika yang paling baik adalah yang mempunyai khasiat yang
nyata terhadap kuman-kuman yang menjadi penyebab infeksi nifas. Sebelum terapi dimulai,
dilakukan pembiakan getah vagina serta serviks dan kemudian dilakukan tes-tes kepekaan untuk
menentukan terhadap antibiotik mana kumankuman yang bersangkutan peka. Karena
pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya.

Dalam hal ini dapat diberikan penicilin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan
spektrum luas (broad spectrum antibiotics) seperti ampicillin, dan lainlain. Setelah pembiakan
serta tes-tes kepekaan diketahui, dapat dilakukan pengobatan yang paling sesuai. Di samping
pengobatan dengan antibiotika, tindakantindakan untuk mempertinggi daya tahan tubuh tetap
perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila
perlu transfusi darah dilakukan (Winkjosastro, 2007).

f. Macam-macam infeksi nifas

 Vulvisitis
 Vaginitis
 Servisitis
 Endometritis
 Septikimia dan piemia
 Peritonitis
 Parametritis
 Mastitis dan abses

3. Sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur


a. Sakit kepala
 Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan sering merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan
 Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang menetap
dan tidak hilangsetelah beristirahat
 Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa
penglihatannya menjadi kabur atau terbayang
 Sakit kepala dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamasi
b. Penglihatan kabur
 Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama
proses persalinan
 Perubahan ringan adalah normal.
Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan
mungkin merupakan gejala pre-eklamasi.

Gejala

a. Ekspresi wajah ibu kelihatan menahan sakit


b. Mata dikerjap-kerjapkan supaya pandangan lebih jelas
c. Vital sign : tekanan darah meningkat
d. Kenaikan berat badan yang drastis sejak kehamilan
e. kaki edema kiri dan kanan

Penanganan

A. pre-eklamasi ringan
1. rawat jalan
 banyak istirahat
 diet TKTP
 diet rendah garam dan lemak
 konsumsi vitamin, sayuran dan buah
 pemberian sedatif ringan
 cek laboratorium darah
 cek laboratorium urine
2. rawat inap
 dalam dua minggu rawat jalan tidak menunjukkan perubahan
 berat badan bertambah
 timbul gejala pre-eklamasi berat

B. pre-eklamasi berat
penderita dirawat diruang yang tenang .
 diet cukup protein (100 gram/hari) dan kurang garam (0,5 gram/hari)
 infus RL 125/jam (20 tetes/menit)
 MgSO4 40 gram

4. pembekakan diwajah atau ekstermitas

a. gejala

1) Keadaan umum ibu kelihatan menurun (lemah)


2) Vital sign : nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu normal, pernafasan meningkat
3) Terdapat edema pada wajah dan ekstermitas
4) Pasien kelihatan pucat
5) Ujung jari pucat sampai berwarna biru
6) Berkeringat
7) Aktivitas berkurang

b.penanganan

1) Diet TKTP rendah garam


2) Pemantauan vital sign
3) Kaloborasi serta rujuk pasien bila tidak terdapat tanda-tanda perbaikan keadaan umum

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh


masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Beberapa
kompilkasi infeksi masa nifas yang terjadi termasuk seperti adanya abses (nanah), peritonitis
(radang selaput perut), adanya gumpalan darah di vena panggul, dan emboli paru (ada gumpalan
darah menghalangi arteri di paru-paru). Komplikasi berbahaya lain seperti sepsis atau syok
septik juga bisa terjadi.
B. Saran

...........................................................Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari ada banyak kekurang u


yang membangun akan penyusun terimah demi perbaikan makalah agar lebih baik lagi

Daftar pustaka

Tonasih, vianty mutya sari. 2020. Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui. Yogyakarta: K-
media

Fitriahadi, enny, istri utami. 2018. Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta: universitas ‘aisyiyah
yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai