Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

KEGIATAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO
JAKARTA TIMUR TAHUN 2021

Disusun oleh :

KELOMPOK 10

Bety Mes Optavia (1072181009)


Dina Setianingsih (1072181011)
Safira Nur Fitri (1072181029)
Vitania Laswistika (1072181035)
Sara Vita Rahmadani (1072181045)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Tantangan pembangunan kesehatan pada dasarnya untuk mencapai pembangunan


kesehatan bagi semua, yaitu tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Peran serta
masyarakat sangat diperlukan bagi tercapaianya tujuan tersebut. Tanpa adanya peran
serta aktif dari masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat tidak akan berjalan
dengan lancar.

Kesehatan masyarakat memiliki tujuan untuk mempelajari, mengkaji dan menguasai


ilmu dan seni bagi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, melalui
pembangunan kesehatan yang komprehensif dari komponen lingkungan, perilaku,
upaya pelayanan kesehatan dan keturunan.

Dengan bertambah besar dan kompleknya masalah kesehatan dan sumber daya
manusia memasuki abad 21 ini, maka sebagai solusi sumbangsih dari Program
Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas MH. Thamrin
(FKes-UMHT), Jakarta mencanangkan dua peminatan unggulan yaitu Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) serta Promosi Kesehatan (Promkes) yang menghasilkan
lulusan siap pakai di bidang pelayanan kesehatan baik dalam negeri maupun luar
negeri, rumah sakit, perusahaan baik negeri maupun swasta yang memiliki
kemampuan dan keterampilan baik secara mandiri dan kelompok terutama terkait
pengembangan diri sesuai era globalisasi serta memiliki pemikiran kritis terhadap
trend issue terkini terkait setiap masalah kesehatan yang ditemukan dengan
menggunakan berbagai metode salah satunya Problem Solving Cycle (Siklus
Pemecahan Masalah).

PBL adalah bagian dari disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dalam bentuk
pembelajaran lapangan dimana merupakan kombinasi antara kegiatan proses belajar
mengajar di dalam kelas dan di lapangan (laboratorium masyarakat). PBL pada
dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa terkait masalah-
masalah kesehatan masyarakat secara real (nyata) ditengah kondisi yang sebenarnya
hingga pada akhirnya mampu untuk berkontribusi dalam memecahkan suatu
permasalahan kesehatan. Oleh karena itu, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat,
FKes-UMHT telah menjadikan Praktek Belajar Lapangan (PBL) sebagai salah satu
mata ajar wajib di dalam kurikulum pendidikan.

Dalam rangka menunjang kelancaran mahasiswa selama melaksanakan kegiatan PBL,


maka proposal ini disusun sebagai panduan yang dapat dijadikan pedoman dan
sumber informasi selama pelaksanaan kegiatan PBL nanti, baik untuk Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat FKes-UMHT, institusi dan wilayah kerja penerima PBL
serta mahasiswa, sehingga diharapkan dapat memanfaatkan proposal ini dengan
sebaik-baiknya.

Proposal ini tentu saja masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang
berguna diharapkan dapat disampaikan langsung kepada Kami. Akhir kata, terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
dan bekerja keras atas tersusunnya proposal ini.

Jakarta, 25 September 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni mencegah penyakit, upaya
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usahausaha
pengoranisasian masyarakat. Kesehatan masyarakat mempunyai 2 aspek yaitu:
teoritis (ilmu dan akademis) dan praktisi (aplikasi), sehingga seorang mahasiswa
kesehatan masyarakat secara teoritis lebih dikenalkan pada upayaupaya promotif
dan preventif dalam kegiatan studi sehari-harinya dibandingkan dengan upaya
kuratif maupun rehabilitatif.. Selain pendalaman ilmu secara teoritis, mahasiswa
juga dikenalkan pada situasi dan kondisi pelayanan masyarakat yang real melalui
program Praktek Kerja Lapangan (PBL), yang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang tujuan pendidikan yang menyatakan
bahwa seharusnya pendidikan tinggi menyiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya khasanah ilmu
teknologi dan seni.

PBL merupakan proses belajar untuk mendapatkan kemampuan professional


kesehatan masyarakat yang merupakan kemampuan spesifik seorang tenaga
profesi bidang kesehatan masyarakat, yaitu menerapkan diagnosis kesehatan
komunitas yang intinya mengenali, merumuskan dan menyusun prioritas masalah
kesehatan masyarakat, mengembangkan program penanganan masalah kesehatan
masyarakat yang bersifat promotif dan preventif, Bertindak yang dapat
berfungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti, melakukan
pendekatan pada masyarakat dan bekerja dalam tim multidisipliner. Kegiatan
PBL dilakukan dengan melibatkan institusi yang berorientasi langsung pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota maupun institusi yang dapat memberi kontribusi dalam bidang
kesehatan. PBL ini akan menitikberatkan pada prioritas masalah dan intervensi
program.

Kegiatan Praktek Belajar Lapangan di Puskesmas merupakan suatu kegiatan


yang tepat dalam memperkenalkan, melatih, dan meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam hal pelayanan kesehatan masyarakat dan juga untuk
mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Puskesmas. Oleh sebab
itu kami mahasiswa Universitas Muhammad Husni Thamrin Jakarta ingin
melakukan kegiatan PBL ini di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menggali secara mendalam suatu permasalahan nyata terkait


dengan kesehatan masyarakat di suatu wilayah tertentu dengan terjun langsung
ke lapangan (laboratorium masyarakat) melalui pengaplikasian metode Problem
Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah).

1.2.2. Tujuan Khusus


Tujuan khusus kegiatan ini adalah:
1. Mampu melakukan analisis situasi masalah kesehatan terkait topik permasalahan
melalui pengumpulan data primer dan 10 penyakit tertinggi di lokasi PBL.
2. Mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan dengan menggunakan metode
diagram Ichikawa/Fishbone atau pohon masalah.
3. Mampu menetapkan prioritas masalah dengan menggunakan metode Bryant.
4. Mampu menetapkan prioritas alternative pemecahan masalah dengan
menggunakan metode Nominal Group technique (NGT).
5. Mampu menganalisa dengan menggunakan analisa SWOT.
6. Mampu memberikan dan melaksanakan intervensi kepada masyarakat
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
Manfaat kegiatan ini bagi mahasiswa yaitu:
1. Mendapatkan gambaran berbagai permasalahan nyata di lapangan (laboratorium
masyarakat)
2. Mengenal dan mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan dalam hal ini baik di
masyarakat, lingkungan maupun pelayanan kesehatan sehingga mendapatkan
wawasan langsung, pengalaman serta melatih thinking skills mahasiswa ketika
menemukan masalah di lapangan.
3. Menerapkan metode Problem Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah) untuk
menganalisis mulai dari identifikasi masalah yang terkait dengan permasalahan
kesehatan di masyarakat hingga penentuan prioritas alternatif pemecahan
masalah.
4. Merencanakan hingga melaksanakan program intervensi yang akan diberikan
kepada masyarakat..
5. Mendapatkan bahan untuk penulisan laporan yang disertai dengan teknik
penulisan ilmiah yang baik dan benar.
1.3.2. Bagi Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, FKes-UMHT
Manfaat kegiatan ini bagi prodi Kesehatan masyarakat, Fkes-UMHT adalah
1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama yang berkelanjutan antara Prodi S1
Kesehatan Masyarakat, FKes-UMHT dengan institusi lahan PBL dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan
pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
pembangunan kesehatan
2. Memberikan bahan wacana dan pemikiran untuk pengembangan ilmu dalam
pelaksanaan manajemen kesehatan dan thinking skill dengan metode Problem
Solving Cycle pada mahasiswa.
3. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum dan
pengembangan silabus mata ajar sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan
4. Meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga
lapangan dalam kegiatan PBL.
1.3.3. Bagi Lahan PBL
Manfaat kegiatan ini bagi lahan PBL adalah:
1. B Institusi dapat memanfaatkan mahasiswa untuk membantu penyelesaian tugas-
tugas lapangan terkait kesehatan masyarakat serta memberi masukan alternatif
pemecahan bagi setiap permasalahan yang terjadi
2. Bahan masukan bagi institusi terkait dengan penemuan masalah kesehatan yang
terjadi di lapangan beserta pemberian alternatif pemecahan masalahnya.
3. Dapat mengembangkan kemitraan antara Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, FKes-
UMHT dengan institusi lain yang terlibat dalam PBL baik untuk kegiatan
penelitian maupun pengembangan
BAB II

TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) ini adalah
Problem Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah). Adapun tahapan dari Problem
Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah) adalah:

2.1. Analisis Situasi


1. Melakukan kunjungan ke Puskesmas untuk memperoleh informasi 5 penyakit
tertinggi di Puskesmas dan penetapan prioritas penyakit
2. Penetapan lokasi PBL (1 RT) dengan kriteria:
a. Mencari 5 penyakit tertinggi di Puskesmas
b. Mencari penyakit tertinggi di tingkat RW/RT terpilih
3. Melakukan kunjungan ke RW, RT, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk
memperoleh data jumlah penduduk dan penetapan sampel.
4. Pembuatan kuesioner dengan acuan dari penyakit tertinggi di RT terpilih.
5. Pengumpulan data primer sebanyak 1 RT dengan kriteria:
a. Jumlah sampel tergantung dari jumlah anggota kelompok (1 mhs = 20
orang)
b. Pengumpulan data dengan menggunakan link yang dikirimkan ke no. tlp
responden
c. Link diberikan setelah mahasiswa melakukan konfirmasi kesedian
responden untuk terlibat dalam pengumpulan data
d. Mahasiswa memandu responden untuk mengisi kuesioner via telp
(lakukan dokumentasi dengan merekam percakapan dengan responden)
e. Pengolahan, Analisis dan penyajian data
2.2. Identifikasi masalah

Pada tahap identifikasi masalah ini, dapat menggumakan metode:


a. Diagram tulang ikan (fishbone diagram/ishikawa diagram)

Metode ichikawa diagram adalah metode perumusan masalah yang menyerupai


struktur tulang ikan melalui penguraian determinan kesehatan secara rinci
tergambarkan hubungan sebab akibat dari berbagai penyebab yang menyertai.

Metode ini umumnya disebut diagram tulang ikan karena mambentuk suatu
kerangka tulang ikan. Penguraian fenomena masalah secara terstruktur
mengikuti kerangka tulang ikan, determinan masalah dirinci dari yang unsur
makro sampai mikro, dan mengelompokkan berbagai determinan dari suatu
masalah dengan cara yang sistematik.

Tahap pembuatan tulang ikan:

1. Persiapan

1) Persiapan ruangan
a. Luas ruang memadai untuk seluruh peserta
b. Kelengkapan ruang pertemuan (meja, kursi)
2) Persiapan sarana dan prasarana
a. Persiapan sarana atau peralatan pendukung (white board, papan
tulis, penerangan, pengeras suara, LCD, dll)
2. Penentuan peserta
Menentukan siapa saja orang yang dilibatkan dalam pertemuan,
berapa jumlah peserta, dan apa saja tugas peserta.
3. Undangan
1) Isi undangan menyangkut tujuan pertemuan memuat waktu, tempat,
dan lembaga pelaksana.
2) Waktu penyampaian undangan minimal 3 hari sebelum pelaksanaan
kegiatan.
4. pelaksanaan
1) Setiap peserta diberi buku catatan/kertas untuk menuliskan permasalahan
yang ditemukan.
2) Tiap peserta merumuskan masalah yang akan dianalisis dan letakkan
pada bagian kepala ikan (akibat = effect).
3) Mengidentifikasi penyebab utama pada tulang besar sebagai penyebab
primer.
4) Mengidentifikasi penyebab antara, lalu diletakkan pada tulang yang
berukuran sedang sebagai penyebab sekunder.
5) Mengidentifikasi penyebab terjadinya determinan sekunder, lalu
diletakkan pada tulang yang berukuran kecil sebagai penyebab tersier.
b. Analisis Pohon Masalah (problem tree diagram)
Pohon masalah adalah metode mengidentifikasi permasalahan kesehatan
dengan menguraikan komponen-komponen determinan masalah dari penyebab
makro sampai penyebab mikro, sehingga terlihat seperti pohon masalah yang
menggambarkan hubungan sebab akibat.a
Manfaat dari analisis pohon masalah adalah membantu kelompok/tim kerja
organisasi menganalisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab
munculnya persoalan dengan menggunakan metode five whys. Metode five
whys adalah suatu metode menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya
“mengapa” sampai lima level atau tingkat.
Langkah – langkah dalam penyusunan pohon masalah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Identifikasi dan perumusan masalah dengan melihat data dan informasi
yang telah dikumpulkan sebelumnya. Perumusan masalah utama
dikumpulkan sebelumnya. Perumusan masalah utama dapat dilakukan
dengan diskusi, FGD, dan lain sebagainya.
2. Melakukan analisis dampak dan pengaruh masalah utama yang telah
ditemukan
3. Melakukan analisis determinan lahirnya masalah utama.
4. Melakukan analisis determinan level pertama.
5. Melakukan analisis determinan level kedua.
6. Melakukan analisis determinan level ketiga dan seterusnya sesuai
keinginan perencana.
7. Tahapan terakhir adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan
berdasarkan uraian-uraian determinan level utama sampai level akhir.
2.3. Prioritas Masalah
a. Metode Bryant

Metode Bryant adalah metode penentuan prioritas masalah kesehatan dengan


menggunakan perhitungan kriteria tertentu yang telah diberi skor. Adapun
kriteria yang digunakan adalah:

1) Community Concern, sejauh mana masyarakat menganggap masalah


itu penting.
2) Prevalensi, berapa banyak penduduk yang terkena masalah (penyakit)
tersebut.
3) Seriousness, sejauh mana dampak yang timbul dari masalah
(penyakit) tersebut.
4) Manageability, sejauh mana masyarakat memiliki kemampuan mengatasi
masalah tersebut.

Community Concern atau Public concern (C):

Besarnya keprihatinan masyarakat akan masalah yang dihadapi atau sejauh mana
masyarakat menganggap masalah itu penting. Masalah dengan keprihatinan
masyarakat yang besar untuk mengatasinya mendapat prioritas tertinggi.

SKOR:

1 = Tidak mendapat perhatian masyarakat

2 = Kurang mendapat perhatian masyarakat


3 = Cukup mendapat perhatian masyarakat

4 = Sangat mendapat perhatian masyarakat

Prevalence (P):

Jumlah individu yang terkena atau dapat juga diartikan jumlah individu yang
terkena dalam masyarakat. Prioritas yang tertinggi diberikan kepada suatu
masalah yang menyebar luas dalam wilayah tersebut.

SKOR:

1 = Jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat sedikit

2 = Jumlah/ individu/masyarakat yang terkena sedikit

3 = Jumlah individu/masyarakat yang terkena cukup besar

4 = Jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat besar

Seriousness atau Severity ( S )

Berat ringannya masalah yang ditimbulkan oleh masalah tersebut terhadap suatu
lingkungan tersebut terhadap suatu wilayah atau sejauh mana dampak yang
timbul dari masalah (penyakit) tersebut.

SKOR:

1 = Masalah yang ditimbulkan tiak berat

2 = Masalah yang ditimbulkan cukup berat

3 = Masalah yang ditimbulkan berat

4 = Masalah yang ditimbulkan sangat berat

Manageability ( M )
Tersedianya mutu dengan pembiayaan, kemungkinan hambatan pelaksanaan,
keadaan ekonomi masyarakat dan keikutsertaan masyarakat atau sejauh mana
masyarakat memiliki kemampuan mengatasi masalah tersebut

SKOR :

1 = Tidak dapat dikelola dan diatasi

2 = Cukup dikelola dan diatasi

3 = Dapat dikelola dan diatasi

4 = Sangat dapat dikelola dan diatasi

Untuk menghitung nilai total digunakan rumus: C × P × S × M

b. Metode NGT

Tahap pelaksanaan NGT:

1. Pencacatan masalah menurut tujuan, tanpa diskusi (silent generation of


ideas in writing).
2. Menyusun daftar pencatatan masalah pada lembar flipchart (round-robin
listing of idea on flipchart).
3. Sesi diskusi masalah yang telah dicatat (serial discussion of ideas).
4. Menyusun daftar dan penentuan prioritas (silent listing and ranking of
priorities/preliminary vote).

Penetapan prioritas masalah sesuai hasil voting

Tahap 1 – Silent Generation of Ideas in Writing

5. Masing-masing peserta diberi kertas/buku pencatatan masalah


sesuai kebutuhan.
6. Masing-masing peserta menuliskan seluruh masalah yang ditemukan pada
buku pencatatan.
7. Masalah yang dicatat didukung dengan argumentasi dan ketersediaan
data yang memadai.

Tahap 2 – Recorded Round Robin Pricedure

1. Tiap peserta diberi kesempatan menyajikan masalah yang telah dicatat


2. Notulen menyiapkan dan menuliskan setiap masalah yang disampaikan
tiap peserta dalam flipchart.
3. Bila terdapat kesamaan masalah yang telah disampaikan peserta lain,
maka dilakukan (cut) dilanjutkan dengan masalah lain, dan notulen tidak
mencatat masalah tersebut. Pastikan diskusi dan interupsi di luar dari
ide liar yang tak relevan.
4. Pastikan semua masalah sudah tercatat hingga semua ide masuk dalam
flipchart.

Tahap – 3 Serial Discussion of Ideas

1. Diskusi dipimpin ketua dan dipandu oleh moderator.


2. Tiap peserta diberi kesempatan untuk saling menanggapi atas masalah
dalam flipchart atau papan tulis atau white board
3. Tanggapan yang disampaikan dalam diskusi dilakukan untuk klarifikasi
atau penjelasan ide dan didukung oleh data yang cukup.
4. Tiap peserta tidak diperkenankan mempertahankan ide tanpa dukungan
data yang kuat.
5. Tiap peserta harus menerima tanggapan ide satu sama lain.
6. Bila permasalahan prioritas belum disepakati oleh seluruh peserta maka
dilanjutkan dengan voting.

Tahap 4 – Voting Priority

1. Semua ide dan permasalahan ditulis kembali dalam flipchart.


2. Setiap peserta memilih 2-3 ide yang paling penting, untuk ditulis di
kartu.
3. Susun table tally, buat ranking untuk tiap-tiap ide.
4. Daftar masalah hasil table tally berdasarkan nomor urut masalah.
5. Pemberian ranking dari ide yang dipilih menuru urutan prioritas, dengan
tahapan sebagai berikut:
1) Tahap 1: Ide yang paling penting diberi nilai tertinggi 5 dan ide
yang paling tidak penting diberi nilai terendah 1.
2) Tahap 2: sisa ide yang masih ada 3 buah, pilih yang terpenting
dan beri nilai 4, kemudian yang paling tidak penting beri nilai 2.
3) Tahap 3: Sisa ide masih 1 buah. Beri ide tersebut nilai 3.
4) Setelah Anda selesai melakukan skoring, serahkan kepada pemimpin
NGT untuk dilakukan skoring secara keseluruhan

Tahap 5 - Discussion of vote

1. Hasil prioritas masalah tahap 4 didiskusikan lagi untuk mendapatkan


komentar dan masukan guna mnecapai kesepakatan bersama.
2. Namun bila belum ada kesepahaman lakukan lagi tahap, namun urutan
prioritas sudah disepakati, maka proses NGT selesai dan hasil kesepakat
tersebut menjadi keputusan final.

Tahap 6 - Silent Rerank and Rate

1. Tahap ini dapat dilakukan atau tidak tergantung langka ke-5 sebelumnya.
2. Hasil akhir penetapan urutan prioritas pada tahap ini bersifat final.
c. Analisis SWOT Prioritas Pemecahan Masalah
Berikut ini adalah contoh analisis SWOT prioritas pemecahan masalah
2.4. Kegiatan Intervensi
1. Tujuan kegiatan
2. Jenis kegiatan dan metode (rincian kegiatan)
3. Penanggung jawab kegiatan
4. Waktu dan Lokasi kegiatan
5. Tenaga pelaksana kegiatan (tugas masing-masing dijelaskan)
6. Sasaran kegiatan
7. Target kegiatan
8. Indikator keberhasilan kegiatan
9. Prosedur penilaian/evaluasi kegiatan
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat dengan sebaik-baiknya untuk menjadi bahan
pertimbangan. Besar harapan kami proposal ini dapat disetujui dan mendapatkan
dukungan dari semua pihak, sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan
baik. Atas perhatian dan dukungan Bapak/Ibu, kami ucapkan terimakasih.

Ketua Kelompok PBL

Vitania Laswistika
NIM. 1072181035

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Prodi S1 Kesehatan


Masyarakat

Inggit Meliana A, S.KM, M.


Dwi Wahyuni S.KM, M.KM
CommHealth
NIDN. 0311028305
NIDN.0317058003
LAMPIRAN

Jadwal Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) TA 2020/2021

No
Tanggal Kegiatan Rincian Kegiatan
.
a. Kunjungan awal ke Puskesmas untuk
penyerahan surat izin
b. memperoleh informasi 5 penyakit tertinggi di
27
Puskesmas dan penetapan prioritas penyakit
September
c. Penetapan lokasi PBL (1 RT) dengan kriteria:
2021
1. Merupakan 5 penyakit tertinggi di Puskesmas
2. Menjadi penyakit tertinggi di tingkat RW/RT
terpilih
28 d. Kunjungan ke RW, RT dan pihak-pihak terkait
September lainnya untuk memperoleh data jumlah
2021 penduduk dan penetuan sampel
e. Pembuatan kuesioner dengan acuan dari
Analisis penyakit tertinggi di RT terpilih.
2
Situasi f. Pengumpulan data primer sebanyak 1 RT
dengan kriteria:
1. jumlah sampel tergantung dari jumlah anggota
29
kelompok (1 mhs = 20 orang)
September
2. pengumpulan data dengan menggunakan link
– 01
yang dikirimkan ke no. tlp responden
Oktober 3. link diberikan setelah mahasiswa melakukan
2021 konfirmasi kesedian responden untuk terlibat
dalam pengumpulan data
4. mahasiswa memandu responden untuk
mengisi kuesioner via telp (lakukan dokumentasi
dengan merekam percakapan dengan responden)
02 - 03 g. Pengolahan, Analisis dan penyajian data
Oktober
2021
04 Oktober Identifikasi Analisis Penyebab Masalah (Fishbone dan
3
2021 masalah Problem Tree)
a. Melakukan metode Brainstorming dengan Ka.
Puskesmas, RW, RT, Pembimbing dan
Prioritas
05 Oktober Mahasiswa untuk menentukan Prioritas masalah
4 masalah
2021 dan Alternatif Pemecahan Masalah berdasarkan
dan
hasil analisis data. Brainstorming dilakukan
Pemecahan
secara Online/daring/virtual
masalah
06 Oktober
5 b. melakukan analisa SWOT
2021
07 Oktober a. Koordinasi pelaksanaan intervensi
2021 (komunikasi daring)
08 Oktober
b. Penyiapan bahan intervensi
6 2021 Intervensi
09/10
Oktober c. Pelaksanaan intervensi (peserta terbatas)
2021

Anda mungkin juga menyukai