Disusun oleh :
KELOMPOK 10
Dengan bertambah besar dan kompleknya masalah kesehatan dan sumber daya
manusia memasuki abad 21 ini, maka sebagai solusi sumbangsih dari Program
Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas MH. Thamrin
(FKes-UMHT), Jakarta mencanangkan dua peminatan unggulan yaitu Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) serta Promosi Kesehatan (Promkes) yang menghasilkan
lulusan siap pakai di bidang pelayanan kesehatan baik dalam negeri maupun luar
negeri, rumah sakit, perusahaan baik negeri maupun swasta yang memiliki
kemampuan dan keterampilan baik secara mandiri dan kelompok terutama terkait
pengembangan diri sesuai era globalisasi serta memiliki pemikiran kritis terhadap
trend issue terkini terkait setiap masalah kesehatan yang ditemukan dengan
menggunakan berbagai metode salah satunya Problem Solving Cycle (Siklus
Pemecahan Masalah).
PBL adalah bagian dari disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dalam bentuk
pembelajaran lapangan dimana merupakan kombinasi antara kegiatan proses belajar
mengajar di dalam kelas dan di lapangan (laboratorium masyarakat). PBL pada
dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa terkait masalah-
masalah kesehatan masyarakat secara real (nyata) ditengah kondisi yang sebenarnya
hingga pada akhirnya mampu untuk berkontribusi dalam memecahkan suatu
permasalahan kesehatan. Oleh karena itu, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat,
FKes-UMHT telah menjadikan Praktek Belajar Lapangan (PBL) sebagai salah satu
mata ajar wajib di dalam kurikulum pendidikan.
Proposal ini tentu saja masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang
berguna diharapkan dapat disampaikan langsung kepada Kami. Akhir kata, terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
dan bekerja keras atas tersusunnya proposal ini.
PENDAHULUAN
Kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni mencegah penyakit, upaya
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usahausaha
pengoranisasian masyarakat. Kesehatan masyarakat mempunyai 2 aspek yaitu:
teoritis (ilmu dan akademis) dan praktisi (aplikasi), sehingga seorang mahasiswa
kesehatan masyarakat secara teoritis lebih dikenalkan pada upayaupaya promotif
dan preventif dalam kegiatan studi sehari-harinya dibandingkan dengan upaya
kuratif maupun rehabilitatif.. Selain pendalaman ilmu secara teoritis, mahasiswa
juga dikenalkan pada situasi dan kondisi pelayanan masyarakat yang real melalui
program Praktek Kerja Lapangan (PBL), yang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang tujuan pendidikan yang menyatakan
bahwa seharusnya pendidikan tinggi menyiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya khasanah ilmu
teknologi dan seni.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) ini adalah
Problem Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah). Adapun tahapan dari Problem
Solving Cycle (Siklus Pemecahan Masalah) adalah:
Metode ini umumnya disebut diagram tulang ikan karena mambentuk suatu
kerangka tulang ikan. Penguraian fenomena masalah secara terstruktur
mengikuti kerangka tulang ikan, determinan masalah dirinci dari yang unsur
makro sampai mikro, dan mengelompokkan berbagai determinan dari suatu
masalah dengan cara yang sistematik.
1. Persiapan
1) Persiapan ruangan
a. Luas ruang memadai untuk seluruh peserta
b. Kelengkapan ruang pertemuan (meja, kursi)
2) Persiapan sarana dan prasarana
a. Persiapan sarana atau peralatan pendukung (white board, papan
tulis, penerangan, pengeras suara, LCD, dll)
2. Penentuan peserta
Menentukan siapa saja orang yang dilibatkan dalam pertemuan,
berapa jumlah peserta, dan apa saja tugas peserta.
3. Undangan
1) Isi undangan menyangkut tujuan pertemuan memuat waktu, tempat,
dan lembaga pelaksana.
2) Waktu penyampaian undangan minimal 3 hari sebelum pelaksanaan
kegiatan.
4. pelaksanaan
1) Setiap peserta diberi buku catatan/kertas untuk menuliskan permasalahan
yang ditemukan.
2) Tiap peserta merumuskan masalah yang akan dianalisis dan letakkan
pada bagian kepala ikan (akibat = effect).
3) Mengidentifikasi penyebab utama pada tulang besar sebagai penyebab
primer.
4) Mengidentifikasi penyebab antara, lalu diletakkan pada tulang yang
berukuran sedang sebagai penyebab sekunder.
5) Mengidentifikasi penyebab terjadinya determinan sekunder, lalu
diletakkan pada tulang yang berukuran kecil sebagai penyebab tersier.
b. Analisis Pohon Masalah (problem tree diagram)
Pohon masalah adalah metode mengidentifikasi permasalahan kesehatan
dengan menguraikan komponen-komponen determinan masalah dari penyebab
makro sampai penyebab mikro, sehingga terlihat seperti pohon masalah yang
menggambarkan hubungan sebab akibat.a
Manfaat dari analisis pohon masalah adalah membantu kelompok/tim kerja
organisasi menganalisis secara rinci dalam mengeksplorasi penyebab
munculnya persoalan dengan menggunakan metode five whys. Metode five
whys adalah suatu metode menggali penyebab persoalan dengan cara bertanya
“mengapa” sampai lima level atau tingkat.
Langkah – langkah dalam penyusunan pohon masalah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Identifikasi dan perumusan masalah dengan melihat data dan informasi
yang telah dikumpulkan sebelumnya. Perumusan masalah utama
dikumpulkan sebelumnya. Perumusan masalah utama dapat dilakukan
dengan diskusi, FGD, dan lain sebagainya.
2. Melakukan analisis dampak dan pengaruh masalah utama yang telah
ditemukan
3. Melakukan analisis determinan lahirnya masalah utama.
4. Melakukan analisis determinan level pertama.
5. Melakukan analisis determinan level kedua.
6. Melakukan analisis determinan level ketiga dan seterusnya sesuai
keinginan perencana.
7. Tahapan terakhir adalah menyusun pohon masalah secara keseluruhan
berdasarkan uraian-uraian determinan level utama sampai level akhir.
2.3. Prioritas Masalah
a. Metode Bryant
Besarnya keprihatinan masyarakat akan masalah yang dihadapi atau sejauh mana
masyarakat menganggap masalah itu penting. Masalah dengan keprihatinan
masyarakat yang besar untuk mengatasinya mendapat prioritas tertinggi.
SKOR:
Prevalence (P):
Jumlah individu yang terkena atau dapat juga diartikan jumlah individu yang
terkena dalam masyarakat. Prioritas yang tertinggi diberikan kepada suatu
masalah yang menyebar luas dalam wilayah tersebut.
SKOR:
Berat ringannya masalah yang ditimbulkan oleh masalah tersebut terhadap suatu
lingkungan tersebut terhadap suatu wilayah atau sejauh mana dampak yang
timbul dari masalah (penyakit) tersebut.
SKOR:
Manageability ( M )
Tersedianya mutu dengan pembiayaan, kemungkinan hambatan pelaksanaan,
keadaan ekonomi masyarakat dan keikutsertaan masyarakat atau sejauh mana
masyarakat memiliki kemampuan mengatasi masalah tersebut
SKOR :
b. Metode NGT
1. Tahap ini dapat dilakukan atau tidak tergantung langka ke-5 sebelumnya.
2. Hasil akhir penetapan urutan prioritas pada tahap ini bersifat final.
c. Analisis SWOT Prioritas Pemecahan Masalah
Berikut ini adalah contoh analisis SWOT prioritas pemecahan masalah
2.4. Kegiatan Intervensi
1. Tujuan kegiatan
2. Jenis kegiatan dan metode (rincian kegiatan)
3. Penanggung jawab kegiatan
4. Waktu dan Lokasi kegiatan
5. Tenaga pelaksana kegiatan (tugas masing-masing dijelaskan)
6. Sasaran kegiatan
7. Target kegiatan
8. Indikator keberhasilan kegiatan
9. Prosedur penilaian/evaluasi kegiatan
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat dengan sebaik-baiknya untuk menjadi bahan
pertimbangan. Besar harapan kami proposal ini dapat disetujui dan mendapatkan
dukungan dari semua pihak, sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan
baik. Atas perhatian dan dukungan Bapak/Ibu, kami ucapkan terimakasih.
Vitania Laswistika
NIM. 1072181035
Menyetujui,
No
Tanggal Kegiatan Rincian Kegiatan
.
a. Kunjungan awal ke Puskesmas untuk
penyerahan surat izin
b. memperoleh informasi 5 penyakit tertinggi di
27
Puskesmas dan penetapan prioritas penyakit
September
c. Penetapan lokasi PBL (1 RT) dengan kriteria:
2021
1. Merupakan 5 penyakit tertinggi di Puskesmas
2. Menjadi penyakit tertinggi di tingkat RW/RT
terpilih
28 d. Kunjungan ke RW, RT dan pihak-pihak terkait
September lainnya untuk memperoleh data jumlah
2021 penduduk dan penetuan sampel
e. Pembuatan kuesioner dengan acuan dari
Analisis penyakit tertinggi di RT terpilih.
2
Situasi f. Pengumpulan data primer sebanyak 1 RT
dengan kriteria:
1. jumlah sampel tergantung dari jumlah anggota
29
kelompok (1 mhs = 20 orang)
September
2. pengumpulan data dengan menggunakan link
– 01
yang dikirimkan ke no. tlp responden
Oktober 3. link diberikan setelah mahasiswa melakukan
2021 konfirmasi kesedian responden untuk terlibat
dalam pengumpulan data
4. mahasiswa memandu responden untuk
mengisi kuesioner via telp (lakukan dokumentasi
dengan merekam percakapan dengan responden)
02 - 03 g. Pengolahan, Analisis dan penyajian data
Oktober
2021
04 Oktober Identifikasi Analisis Penyebab Masalah (Fishbone dan
3
2021 masalah Problem Tree)
a. Melakukan metode Brainstorming dengan Ka.
Puskesmas, RW, RT, Pembimbing dan
Prioritas
05 Oktober Mahasiswa untuk menentukan Prioritas masalah
4 masalah
2021 dan Alternatif Pemecahan Masalah berdasarkan
dan
hasil analisis data. Brainstorming dilakukan
Pemecahan
secara Online/daring/virtual
masalah
06 Oktober
5 b. melakukan analisa SWOT
2021
07 Oktober a. Koordinasi pelaksanaan intervensi
2021 (komunikasi daring)
08 Oktober
b. Penyiapan bahan intervensi
6 2021 Intervensi
09/10
Oktober c. Pelaksanaan intervensi (peserta terbatas)
2021