Perubahan drastis pada perekonomian Indonesia terjadi pada tahun 1997 – 1998 dimana Indonesia mengalami
krisis moneter yang ditandai dengan melemahnya nalai tukar rupiah yang sangat drastis. Hal tersebut dikarenakan
defisit transaksi berjalan di Indonesia yang cenderung membesar dari tahun ke tahun. Akibatnya, tekanan terhadap
rupiah menjadi semakin kuat manakala beban pembayaran terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan
jasa – jasa asing semakin besar. Kemudian tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi selama 4 tahun
( 1992 – 1996) inflasi kumulatif sebesar 39,1%. Namun pada saat yang sama depresiasi kumulatif rupiah senantiasa
ditahan oleh otoritas moneter sebesar 15,57%, dan juga utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak dimana
kebijakan utang luar negeri yang dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan resiko yang
harus ditanggung dimasa depan.
Dibandingkan pada tahun 1998, kondisi perbankan Indonesia tahun 2021 ketika dilanda pandemic Covid-19 masih
dapat dikatakan lebih baik, dimana perkembangan indicator ekonomi terkini dan kebijakan yang di tembuh Bank
Indonesia (BI) sebagai berikut :
3. Aliran masuk modal asing mengalami peningkatan sejak minggu ke II Bulan Mei 2020
Kepercayaan investor asing terhadap kondisi ekonomi Indonesia semakin baik, terbukti dari aliran masuk
modal asing ke SBN yang terus meningkat. Inflow neto sebesar Rp 2,87 triliun, Rp 2,5 triliun dan Rp 7,01
triliun masing – masing pada minggu II, III, IV mei 2020 dan minggun I Juni 2020
Bank Indonesia memprakirakan dengan implementasi kebijakan kenormalan baru, akan mendorong aktivitas
ekonomi terutama meningkatkan pendapatan masyarakat.
Demikian penyampaian diskusi saya pada sesi ke 3 ini. Mohon saran serta bimbingannya.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Sumber :
- BPM ESPA4314/3SKS/Perkonomian Indonesia
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/Perkembangan-Terkini-Perekonomian-dan-
Langkah-BI-dalam-Hadapi-COVID-19-5-Juni-2020.aspx