Abstrak
Nusa Tenggara Timur (NTT). Selama ini, masyarakat NTT cenderung menganut
sebagai mahluk nomor dua yang haknya tidak sepenuh laki-laki. Kondisi ini kerap
merugikan pihak perempuan, yang tidak jarang jadi objek kekerasan dan pelecehan.
Salah satu faktor yang memepengaruhi kekerasan adalah faktor budaya di
budaya patriarki yang dianut. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah
1. PENDAHULUAN
dibentuk melalui proses sosial dan budaya yang telah diperkenalkan sejak lahir.
Nusa Tenggara Timur (NTT). Selama ini, masyarakat NTT cenderung menganut
sebagai mahluk nomor dua yang haknya tidak sepenuh laki-laki. Kondisi ini kerap
merugikan pihak perempuan, yang tidak jarang jadi objek kekerasan dan pelecehan.
Budaya merupakan salah satu bentuk kebiasaan yang susah untuk diubah,
walaupun bersifat dinamis. Salah satu budaya yang susah untuk dipatahkan adalah
budaya patriarki yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia timur. Patriarki
2. METODOLOGI
pemahaman terhadap fenomena sosial dan juga studi kasus yang terjadi di
kepustakaan dengan cara membaca, menelaah dan mencatat berbagai literatur atau
bahan bacaan yang sesuai dengan pokok bahasan, kemudian disaring dan
3. PEMBAHASAN
Menurut data yang diperoleh dari para informan di Kupang dan Atambua, kasus
itu tidaklah mudah untuk itu perempuan harus dihargai (demikian menurut
informan kami Ibu Maria Louis dan kanit PPA Polres Kupang). Akan tetapi dalam
perjalanan waktu terdapat pergeseran makna dari belis itu. Pihak laki-laki karena
menganggap bahwa perempuan telah menjadi miliknya ketika sudah berstatus isteri.
tangga disebabkan karena pihak laki-laki menganggap bahwa isterinya adalah milik
yang dapat diperlakukan seenaknya. Ketika isteri dianggap tidak lagi memenuhi
kriteria suami, maka dapat saja isteri menerima tindak kekerasan atau penelantaran
Bentuk kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yang terjadi pada
masyarakat di Kota Larantuka Kabupaten Flores Timur ada 2 (dua) yaitu: Kekerasan
fisik, dan penelantaran rumah tangga. Salah satu faktor yang memepengaruhi
kekerasan adalah faktor budaya di masyarakat. Dari beberapa sumber jurnal
perempuan
Siregar (2015) mengatakan bahwa budaya yang berkembang di masyarakat lebih
Kondisi ini dapat dilihat seperti tidak melibatkan perempuan dalam pengambilan
keputusaan rapat adat (perkawinan, kematian dan acara adat lainnya) sehingga
Budaya yang dimiliki oleh sekelompok orang memang sulit untuk diubah,
namun menurut penulis untuk mengubah kebiasaan dan cara pandang laki-laki
edukasi dan pemahaman mengenai budaya tersebut yang telah berubah seiring
harus memberikan edukasi terkait isu gender kepada pemegang kebijakan seperti
Usaha yang dilakukan juga didorong lagi dengan kerja sama pemerintah dan
yang dianutnya yang telah mengalami pergeseran makna. Menurut penulis, semua
upaya pencegahan ini juga akan terbantu dengan adanya faktor internal yaitu
kemauan akan belajar dan mau menerima serta melakukan tindakan budaya sesuai
4. SIMPULAN
NTT adalah faktor budaya. Dimana seiring berjalannya waktu terjadi perubahan
perspektif tentang budaya patriarki yang dianut. Upaya pencegahan yang dapat
https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/article/download/1661/934
http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/download/77/pdf