Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kacang hijau merupakan tanaman leguminoceae yang dapat
beradaptasi luas di berbagai daerah yang beriklim panas atau tropik. Di
Indonesia, kacang hijau dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di
dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Keadaan iklim yang ideal
untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25–27 ºC dengan
kelembapan udara 50-80%, curah hujan antara 50–200 mm per bulan, dan
cukup mendapatkan sinar matahari. Hampir semua varietas kacang hijau
dapat beradaptasi dengan lahan kering, namun tidak semua varietas
mampu menunjukkan daya hasil yang tinggi (Sunghening et al., 2012)
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang memiliki prospek sangat baik dikembangkan di Indonesia.
Kacang hijau menjadi komoditas tanaman legum terpenting ke tiga setelah
kedelai dan kacang tanah. Salah satu penyebabnya adalah permintaan yang
terus meningkat untuk konsumsi dan industri olahan (Anonim, 2013).
Kacang hijau sebagai salah satu sumber protein nabati, merupakan
komoditas strategis karena permintaannya cukup besar setiap tahun,
sebagai bahan pangan, pakan, maupun industri. Keunggulan lain tanaman
kacang hijau adalah berumur genjah (pendek), toleran terhadap kekeringan
karena berakar dalam, dapat tumbuh pada lahan yang miskin unsur hara.
Cara budidaya tanaman ini relatif mudah, hama yang menyerang relatif
sedikit, dan harganya relatif stabil (Alfandi, 2015)
Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi
untuk pengembangan produktivitas kacang hijau. Varietas unggul
merupakan hasil introduksi, persilangan, mutasi atau varietas lokal. Hasil
rata-rata varietas kacang hijau berkisar antara 0,90-1,98 ton/ha dengan
ukuran biji (bobot 100 biji) 2,5-7,8 g, dan umur panen antara 51-100 hari
(Trustinah et al., 2014).
Ketersediaan lahan pertanian semakin menurun dengan terjadinya
alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian. Salah satu usaha
mengatasi keterbatasan lahan pertanian adalah menggunakan lahan
alternatif (Rajiman, 2014). Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi
lahan non pertanian telah berlangsung dan sulit untuk dihindari sebagai
akibat pesatnya laju pembangunan yang disertai dengan perubahan iklim
(Oh et al., 2011).
Pengambilan hara esensial akan menjadi sulit saat tanah di sekitar tanaman
mengandung hara esensial makro dan mikro yang sangat terbatas, atau
ketika kondisi lingkungan (seperti kekeringan) menyebabkan hara makro
dan mikro menjadi tidak mungkin untuk diserap. Kekurangan (defisiensi)
hara akan mengubah proses fisiologi serta menurunkan pertumbuhan
tanaman. (Farida et al., 2012)
Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama karena
perannya dalam kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi,
pertumbuhan serta pembuangaan, pembukaan dan penutupan stomata,
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari
mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman melalui proses
fotosintesis. Penyerapan cahaya oleh pigmen-pigmeen akan
mempengaruhi pembagian fotosintat ke bagian-bagian lain dari tanaman
melalui proses fotomorfogenensis (Baharsjah, 1980). fotomorfogenesis
yaitu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang langsung di kontrol
oleh cahaya dan tidak tergantung fotosintesis (Ting, 1982).
Penaungan mengakibatkan perubahan terhadap cahaya matahari yang
diterima tanaman, baik intensitas maupun kualitasnya. Pengaruh cahaya
terhadap tanaman sangat kompleks, yaitu mempengaruhi proses fotokimia
dan juga bentuk dan ukuran tanaman (Woodward dan Sheely, 1983).
Namun pemberian naungan hanya dapat menurunkan suhu udara relatif
rendah yaitu menurunkan suhu maksimum dan sedikit menaikan suhu
minimum (Nurshanti, 2011),
Pada dasarnya daun merupakan asesori batang yang bentuknya tipis dan
rata yang tersusun dengan aturan tertentu. Aturan posisi duduk daun pada
batang disebut filotaksi (philotaxy). Dengan posisi ini memungkinkan bagi
daun untuk menyerap energi sinar matahari secara leluasa, disamping itu
dapat memperkecil/meniadakan efek naungan sesama daun di dalam tajuk
tanaman (Ashari, 2006)
Berdasarkan respons tanaman terhadap lama penyinaran matahari,
maka tanaman dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. Pertama,
golongan tanaman hari panjang (long day plants) seperti barlei, alfafa, wit
dan sebagainya yang memerlukan cahaya matahari selama 13 jam atau
lebih agar dapat berbunga. Kedua, tanaman hari pendek (short day plants)
atau biasa disebut tanaman C3 seperti padi, kedelai, buncis, kacang-
kacangan dan sebagainya yang memerlukan penyinaran selama maksimal
12 jam agar tanaman tersebut dapat berbunga. Di antara dua golongan
tanaman tersebut terdapat golongan ketiga, yaitu tanaman netral (neutral
day plants). Tanaman hari netral berarti proses pembungaan tidak
dipengaruhi oleh lamanya penyinaran matahari, sebagai contoh tanaman
jagung, kubis, dan sebagainya (Ashari, 2006).
Intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap aktivitas
sel-sel stomata daun dalam mengurangi tranportasi sehingga
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman, sedangkan intensitas
cahaya yang terlalu rendah akan menghasilkan produk fotosintesa yang
tidak maksimal sehingga pertumbuhan tanaman terhambat (Sudomo,
2009).
Pada penelitian ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan
ditimbulkan dari pemberian intensitas cahya yang berbeda. Tumbuhan
hijau memerlukan cahaya tidak hanya untuk membuat makanan, tetapi
juga untuk pertumbuhan. Salah satu sumber cahaya di bumi ini adalah
matahari. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung
pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah
akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis
dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Semua ini terjadi dikarenakan tidak
adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
penunjang sel - sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat
terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan
kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak
lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Oleh sebab itu Kami ingin
membuktikan bahwa teori yamg sudah ada itu benar dan dengan
melakukan penelitian biji kacang hijau kita dapat mengetahui besarnya
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan, baik yang berada dalam cahaya
terang ataupun gelap.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat di identifikasi
berbagai masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Intensitas cahya dapat merusak mata
2. Intensitas cahaya dapat membuat cepat Lelah
3. Intensitas cahaya dapat membuat cepat pusing
4. Intensitas cahaya dapat membuat kulit terbakar
5. Intensitas cahaya dapat membuat kekebalan tubuh menurun

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah diatas yang telah
di tuangkan diatas dan supaya tidak meluasnya penelitian yang akan
dilakukan maka penulis membatasi penelitian dengan fokus pada Pengaruh
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

D. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, Indentifikasi Masalah,
dan Batasan Masalah di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Adakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang
hijau?
2. Bagaimanakah perbedaan tanaman kacang hijau yang diletakan di
tempat terkena sinar matahari, terkena cahaya melalui celah dan di
tempat yang tidak ada cahaya?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah intensitas cahaya dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

F. Kegunaan Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, diharapkan apa yang telah di teliti oleh
peneliti bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis
berguna untuk pengembangan disiplin ilmu berkaitan lebih lanjut dan
manfaat praktis berguna untuk memecahkan masalah yang faktual.
Manfaat penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna bagi peneliti dan
pembaca pada umumnya, yaitu:
1. Teoritis
a. Dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
memperluas wawasan.
b. Dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang
hijau
2. Praktis
a. Bagi peneliti dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengalaman dan pengetahuan yang luas mengenai
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
b. Bagi lembaga pendidikan dapat menambah cakrawala ilmu
pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai