Anda di halaman 1dari 10

Disain Irigasi Sprinkler

• Tahapan desain tersebut adalah sebagai berikut :


• a. Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang meliputi
• sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi,
• evapotranspirasi tanaman, curah hujan efektif, dan
• kebutuhan air irigasi.
• b. Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup
• pembuatan skema tata letak (lay-out) serta penetapan
• jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.
• c. Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan
• mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan
• spesifikasi sprinkler. Apabila persyaratan hidrolika subunit
• tidak terpenuhi, alternatif langkah/penyelesaian yang dapat
dilakukan adalah (a) modifikasi tata letak,
• (b) mengubah diameter pipa dan atau (c) mengganti
• spesifikasi sprinkler.
• d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak.
• e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (total dynamic
• head) dan kapasitas sistem, berdasarkan desain tata
• letak yang sudah final serta dengan
• mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa yang
• Digunakan
• f. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta
• tenaga/mesin penggeraknya.
• Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan tahapan
• kunci dalam proses desain irigasi sprinkler. Persyaratan
• hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi untuk mendapatkan
• penyiraman yang seragam (nilai koefisien keseragaman/coefficient
of uniformity harus > 85 %).
3. PROSEDUR DESAIN IRIGASI SPRINKLER

• Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam desain irigasi sprinkler:


letak, hidro-lika pipa, laju penyiraman, spesifikasi pompa.
• a. Letak
• Dalam penentuan tata letak jaringan irigasi sprinkler, terdapat beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan, antara lain :
• • Lateral dipasang sejajar kontur lahan dan dipasang tegak lurus arah angin
utama.
• • Pemasangan lateral yang naik sejajar dengan lereng dihindari, pemasa-
ngan lateral yang menuruni lereng akan memberikan keuntungan tertentu.
• • Saluran utama atau manifold dipasang naik turun atau sejajar dengan
lereng.
• • Apabila memungkinkan saluran utama dipasang di suatu tempat, sehingga
saluran lateral dapat dipasang di sekelilingnya.
• • Apabila memungkinkan lokasi sumber air berada ditengah-tengah areal
rancangan.
• b. Hidrolika pipa
• Kebutuhan total tekanan suatu sistem irigasi sprinkler terdiri
• atas:
• • Static head adalah jarak vertikal dimana air harus diangkat atau
diturunkan antara sumber air dengan titik pengeluaran tertinggi.
• • Pressure head adalah perbedaan ketinggian antara pompa dengan hidran
tertinggi dan terendah yang mengoperasikan lateral sepanjang pipa utama
dan pipa sub utama, yang akan memberikan nilai static head maksimum
dan minimum.
• • Friction head adalah kehilangan head sepanjang pipa utama, manifold,
adanya katup dan sambungan.
• • Velocity head, kecepatan aliran dalam suatu sistem irigasi sprinkler jarang
melebihi 2,5 m/det, sehingga velocity head jarang melebihi 0,3 m/det dan
dapat diabaikan.
• Suction lift atau perbedaan antara elevasi sumber air dan elevasi pompa.
Besarnya nilai suction lift ini merupakan akumulasi antara nilai SWL (Static
Water Level) dengan nilai surutan (drawdown) suatu sumur.
• Kehilangan head pada sub unit (DPs) dibatasi tidak lebih dari 20% dari
tekanan operasi rata-rata sistem. Kehilangan head (hf) pada lateral harus ≤
DHl, demikian juga halnya pada manifold, kehilangan headnya (hf) harus ≤
DHm. Tekanan inlet lateral yang tertinggi diambil sebagai outlet manifold
pada sub unit.
• DPs = 20% x Ha
• DHl = 0,55 DPs ± Z lateral
• DHm = 0,45 DPs ± Z manifold
• dimana :
• DPs = kehilangan head yang diijinkan pada sub-unit (m)
• DHl = kehilangan head yang diijinkan pada lateral (m)
• Ha = tekanan operasi rata-rata sprinkler (m)
• DHm = kehilangan head yang diijinkan pada manifold (m)
• Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang lateral (m)
• Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang manifold (m)
• L V2
• Hf = f ------------
• D2g

• Dimana :
• Hf = kehilangan tekanan karena gesekan dengan dinding pipa (m)
• L = panjang pipa (m)
• V = kecepatan aliran air (m/dt)
• D = diameter dalam pipa (m)
• G = percepatan gravitasi = 9,81 m/dt2
• f = koefisien gesekan, untuk pipa PVC = 0,011
• Contoh
Dik :
L = 100 m D = 195 mm = 0,195 m Q = 50 L/dt = 0,050 m3/dt Hf = ..........
Jawab :
• L V2
• Hf = f ------------
• D2g

• V = Q/A A = 3,14 x R2 R = D/2 = 0,195/2 = 0,0975 m


2
• A = 3,14 x (0,0975) = 3,14 x 0,009506 =0,02985 m2
• V = 0,050 / 0,02985 = 1,675 m/dt
• Hf = 0,011 x 100 x (1,675)2 / 0,195 x 2 x 9,81
• = 0,011 x 100 x 2,8056 / 3,8259
• = 3,0862 /3,8259 = 0,81 m
• c. Laju Penyiraman
• Nilai laju penyiraman ini tidak boleh melebihi dari laju infiltrasi, untuk
• menghindari terjadinya kehilangan air berupa limpasan (run off)
• d. Spesifikasi Pompa
• Jenis pompa yang biasa digunakan pada suatu sistem irigasi
• sprinkler adalah sentrifugal dan turbin. Pompa sentrifugal
• digunakan apabila debit dan tekanan yang dibutuhkan relatif
• kecil, sedangkan pompa turbin digunakan apabila debit dan
• tekanan yang dibutuhkan relatif besar.
• Karakteristik suatu pompa biasanya ditunjukkan oleh suatu
• kurva karakteristik pompa yang menyatakan hubungan
• antara kemampuan menaikkan air (H), besarnya debit (Q),
• efisiensi (E), jumlah putaran per menit (N), dan besarnya
• tenaga (P).
• Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan air
• tergantung pada debit pemompaan, total head, dan efisiensi
• pemompaan yang secara matematis ditunjukkan pada
• persamaan berikut :

• BHP = (Q x TDH) / (C x Ep)


• dengan :
• BHP = tenaga penggerak (kW)
• Q = debit pemompaan (l/detik)
• TDH = total dynamic head (m)
• C = faktor konversi sebesar 102,0
• Ep = efisiensi pemompaan (%)
• 9,81 Q H
• P = ------------
• e
• P (kW), Q (m3/dt) H (m) e (fraksi)

Anda mungkin juga menyukai