Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, 5(1), Maret 2021, 67-82

Penerapan Activity Based Costing untuk Meningkatkan Profitabilitas


Perusahaan
Yulia Audina1, Utami Puji Lestari2
Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425, Indonesia
1
audinayulia1@gmail.com, 2utami.lestari@akuntansi.pnj.ac.id doi.org/10.33795/jraam.v5i1.007

Informasi Artikel Abstract


Tanggal masuk : 18-05-2020 This study aims to analyze how Activity Based Costing can improve a
Tanggal revisi : 30-08-2020 company’s profitability. This study employed a qualitative method with
a case study approach. The study collected primary data through
Tanggal diterima : 31-08-2020 interviews, secondary data taken from cost of goods manufactured
statement, and financial statement in 2018. By comparing the traditional
Keywords: costing to Activity Based Costing, it is found that the application of
Activity Based Costing; Activity Based Costing can increase the profitability of a company.
Company Performance;
Profitability.

Kata kunci: Abstrak


Activity Based Costing; Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan Activity Based
Kinerja Perusahaan; Costing dalam meningkatkan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan
Profitabilitas. metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jenis data yang
digunakan adalah data primer yang diambil langsung dari wawancara,
data sekunder yang diambil dari cost of goods manufactured statement,
dan laporan keuangan bulan Desember 2018. Hasil penelitian yang
mengomparasikan pendekatan tradisional dengan pendekatan Activity
Based Costing menunjukkan bahwa penerapan Activity Based Costing
mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan.

1. Pendahuluan pengambilan keputusan [3]. Hal ini membuat


Setiap industri harus membuat strategi perhitungan BPP sangat penting dalam
agar bisa bersaing, baik industri dalam skala perusahaan, [5].
kecil, menengah, maupun besar. Industri- Ketidaktepatan dalam perhitungan BPP
industri tersebut memerlukan informasi membawa dampak yang cukup serius, yaitu
mengenai semua beban operasional mulai dari kesalahan dalam penetapan harga jual menjadi
bahan baku hingga barang jadi, yang disebut terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian
dengan beban pokok produksi (BPP) atau harga jual yang terlalu tinggi sehingga
[1][2][3]. BPP digunakan sebagai dasar perusahaan kehilangan pelanggan [6].
penentuan harga jual dan laba [4]. serta Metode Activity Based Costing (ABC)
pengukuran efisiensi produksi dan menggunakan pemicu biaya dan aktivitas

67
68 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.,5 No. 1, Maret 2021, hlm. 67-82

untuk menentukan BPP agar lebih akurat. kuantitatif, penelitian ini menggunakan
Metode ini cocok digunakan untuk usaha yang pendekatan kualitatif untuk mengukur kinerja
memiliki beberapa aktivitas [7]. Penerapan dan meningkatkan profitabilitas. Objek
ABC di berbagai jenis perusahaan yang penelitianpun berbeda.
memiliki beberapa aktivitas, tentu akan Berdasarkan latar belakang tersebut,
berdampak terhadap kinerja perusahaan [8]. penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana
Kinerja perusahaan, khususnya keuangan, penerapan ABC yang lebih akurat mampu
tercermin dalam laporan laba rugi [9], dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil
menjadi penentu atas keberhasilan dan penelitian ini memberikan rekomendasi praktis
kegagalan perusahaan dalam menjalankan kepada PT Setia Bersama, yaitu sebagai bahan
operasionalnya [10]. pertimbangan dalam melakukan perbaikan
Penelitian terapan ini dilakukan di PT terkait sistem perhitungan beban pokok
Setia Bersama, yaitu perusahaan yang bergerak produksi. Hasil penelitian ini juga diharapkan
di bidang industri perlengkapan dan komponen mampu memberikan kontribusi teoretis,
die-cast part. Proses produksi yang dilakukan khususnya sebagai tambahan kajian literatur
di PT Setia Bersama menggunakan sistem Job dan diharapkan dapat memperluas khasanah
Order Costing, di mana proses produksi keilmuan mengenai sistem perhitungan biaya
dilakukan berdasarkan pesanan pelanggan. Activity Based Costing (ABC).
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang dilakukan penulis di PT 2. Metode
Setia Bersama, didapatkan hasil bahwa selama Penelitian ini merupakan jenis
tahun 2015-2018, perusahaan mengalami penelitian kualitatif, di mana hasil penelitian
kerugian yang cukup signifikan. Kerugian ini bukan berupa perbandingan antara variabel,
kemungkinan besar disebabkan oleh melainkan hasil pengkajian atau studi
perhitungan BPP yang kurang akurat dalam mengenai dasar masalah yang diteliti. Studi
sistem tradisional. Pada sistem tradisional, BPP kasus digunakan untuk menelaah penerapan
terlalu tinggi dibandingkan metode ABC ABC pada PT Setia Bersama. Metode ini
sehingga menyebabkan kerugian pada PT Setia merupakan metode penelitian kuat dengan
Bersama. Pada tahun 2018, dengan mengombinasikan analisis data kuantitatif dan
dilakukannya penelitian ini, PT Setia Bersama catatan observasi [14].
menggunakan sistem ABC, yang mengarah Objek penelitian ini adalah BPP untuk
pada profitabilitas perusahaan yang meningkat. produk carrier camshaft di PT Setia Bersama
Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan menganalisis sistem perhitungan
sejenis yang dilakukan bahwa sistem ABC tradisional yang digunakan perusahaan sejak
menghasilkan angka BPP yang lebih akurat tahun 2003 dan menerapkan sistem ABC di
untuk perusahaan property sehingga bulan Desember 2018 untuk menentukan BPP
manajemen akan tepat dalam pengambilan produk carrier camshaft bulan Desember
keputusan [11]. Penelitian serupa tentang 2018. Nama PT Setia Bersama adalah nama
aplikasi ABC pada perguruan tinggi di yang disamarkan, atas permintaan
Pekanbaru menunjukkan bahwa ABC perusahaan. Peneliti menggunakan nama ini
berpengaruh secara langsung pada keunggulan untuk menjaga etika publikasi.
bersaing dan meningkatkan kinerja. Penelitian Penulis menentukan sendiri informan
di perusahaan manufaktur spare-parts tentang untuk diwawancarai sesuai relevansi topic
sistem ABC disinyalir dapat memberikan penelitian. Koleksi data dilaksanakan dengan
informasi yang tepat kepada manajer merekam proses wawancara sekaligus
perusahaan [12][13]. membuat catatan penting untuk menetapkan
Berbeda dengan penelitian-penelitian informasi apa yang akan dibutuhkan
sebelumnya yang menggunakan pendekatan selanjutnya. Informan yang digunakan oleh
Audina dan Lestari, Penerapan Activity Based Costing... 69

penulis adalah manajer PT Setia Bersama. data di bulan Desember 2018 karena pesanan
Pemilihan informan tersebut didasarkan pada terbanyak ada di bulan Desember 2018.
alasan bahwa manajer merupakan orang yang Alasan tambahan adalah tidak adanya faktor
tepat karena mengetahui segala hal dalam pendukung lain yang menyebabkan
produksi perusahaan. profitabilitas meningkat di bulan Desember
Data merupakan informasi atau fakta 2018. Peneliti membandingkan perhitungan
yang diberikan subjek penelitian mengenai BPP di bulan Desember 2018 apabila
objek penelitian kepada peneliti. Seusai menggunakan sistem tradisional dan ABC.
koleksi data, peneliti mengklasifikasikan Selain wawancara dan dokumentasi,
temuan menjadi beberapa kelompok Penulis melakukan observasi perilaku berupa
berdasarkan abstraksi, kepastian, perilaku nonverbal, perilaku linguistik,
keeksklusifan, dan kedekatan informasi atau perilaku ekstralinguistik, dan hubungan
fakta dengan fenomena yang terjadi. [14]. spasial. Penulis juga melakukan observasi non
Data sekunder yang digunakan berupa perilaku berupa analisis catatan, analisis
statement of cost of goods manufactured kondisi fisik, analisis proses fisik mengenai
produk carrier camshaft dan laporan kegiatan di perusahaan untuk memastikan
keuangan PT Setia Bersama bulan Desember bahwa semua data yang telah dikumpulkan
2018. melalui proses wawancara dan dokumentasi
Penelitian kualitatif menempatkan telah sesuai dan meyakinkan penulis. Penulis
kunci keberhasilan dalam pengumpulan data menggunakan teknik non participant
(wawancara, pengamatan situasi sosial, hasil unconcealed observer, dalam melaksanakan
foto, rekaman dialog, simbol dan tanda yang observasi.
terjadi), Hal ini banyak ditentukan oleh Pengujian validitas data dalam
kemampuan peneliti menghayati situasi sosial penelitian kualitatif berbeda dari penelitian
yang dijadikan fokus penelitian [15]. kuantitatif [17]. Peneliti melakukan uji
Wawancara yang dilakukan oleh reliabilitas data dengan mengambil beberapa
penulis adalah wawancara tatap muka langkah, yaitu: verifikasi data, interpretasi
langsung dan terstruktur (face to face data, menandai setiap informasi yang
structured interview), karena metode ini berhubungan dengan topik penelitian dan
dianggap lebih cocok dan menghasilkan data merangkum agar semua data telah teruji
yang lebih akurat dan valid. Peneliti percaya dengan melakukan triangulasi. Peneliti
bahwa wawancara dapat secara langsung menggunakan triangulasi dengan
mengamati bagaimana respon verbal dan menggunakan metode Cross Checking, di
nonverbal yang mungkin dapat memberikan mana penulis mengecek kembali jawaban dari
pandangan lain yang diutarakan oleh responden dan meyakinkan arti dari data yang
interviewee [16]. Wawancara dilakukan di diberikan responden; dan menggunakan use
bulan Maret 2019 di PT Setia Bersama saat two or more methods of data collection.
jam kerja. Pada tahap ini peneliti menggunakan
Penulis menggunakan rekaman dialog lebih dari satu metode untuk mengambil data,
untuk memastikan hasil wawancara telah kemudian interpretasi atas hasil dari setiap
terekam seluruhnya agar tidak terjadi metode dibandingkan. Penulis menggunakan
kesalahan penafsiran. Selain itu juga model Miles dan Huberman, yaitu
melakukan kajian beberapa penelitian menganalisis data secara deskriptif melalui
terdahulu dan literasi yang berhubungan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda,
dengan topik yang diangkat dalam penelitian seperti: sari dari dokumen, dan laporan
dan melakukan analisis Statement of Cost of keuangan. Metode ini terdiri dari tiga tahap,
Goods Manufactured produk carrier camshaft yaitu reduksi data, data display dan laporan
PT Setia Bersama bulan Desember 2018 [15]. Reduksi data dilakukan dengan
untuk memastikan data telah sesuai dan mengambil data wawancara yang
meyakinkan penulis. Penulis menggunakan berhubungan dengan proses produksi dan
70 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.,5 No. 1, Maret 2021, hlm. 67-82

perhitungan BPP PT Setia Bersama. Tabel 1. Wawancara Terkait Aktivitas


Kemudian di data display dilakukan Item Pertanyaan Esensi Jawaban
perhitungan BPP menggunakan sistem Bagaimana proses Proses produksi semua
produksi yang dilakukan? menggunakan mesin.
tradisional dan sistem ABC, terakhir adalah Kegiatan produksi dimulai
penarikan kesimpulan dengan menganalisis dari peleburan, pencetakan,
dampak perhitungan BPP menggunakan rasio trimming, debburing,
pengecekan dimensi, visual
profitabilitas. check, pengepakan dan
administrasi
3. Hasil dan Pembahasan Bagaimana sistem Sesuai dengan pesanan yang
PT Setia Bersama adalah perusahaan produksi di PT Setia masuk
yang bergerak dibidang industri perlengkapan Bersama?
dan komponen die-cast part. PT Setia Bagaimana sistem Pembebanan semua biaya
Bersama berlokasi di kawasan industri Jakarta perhitungan beban pokok tidak langsung berdasarkan
produksi di PT Setia jam tenaga kerja langsung
Timur (EJIP) Cikarang, Bekasi, dengan Bersama?
kantor pusat di Jakarta Pusat pada Desember
Bagaimana kinerja Mengalami kerugian dan
2018. PT Setia Bersama menggunakan perusahaan saat ini? profitabilitas menurun
struktur organisasi lini, yaitu struktur
organisasi yang pelimpahan wewenangnya
langsung ke bawahannya. Berdasarkan hasil wawancara dan
PT Setia Bersama melakukan proses observasi yang dilakukan, peneliti
produksi dengan menggunakan sistem job mengelompokkan aktivitas yang terjadi di PT
order costing, sehingga proses produksi akan Setia Bersama. Aktivitas yang terjadi adalah
dilakukan apabila ada order pembelian dari peleburan, pencetakan, trimming, deburring,
pelanggan. Produk dibuat sesuai dengan pengecekan dimensi, visual check,
keinginan dan spesifikasi pesanan pelanggan. pengepakan, dan administrasi. Berikutnya,
Proses produksi biasanya akan melalui peneliti merincikan aktivitas dan biaya
beberapa aktivitas, yaitu: peleburan, aktivitas yang terjadi dalam proses produksi
pencetakan, trimming, deburring, pengecekan Carrier Camshaft.
dimensi, visual check, pengepakan, dan Aktivitas peleburan adalah aktivitas
administrasi. Tidak semua produk melewati pertama dalam proses produksi produk
semua tahapan tersebut, karena produk dibuat Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini, direct
sesuai dengan keinginan dan spesifikasi dari material dan supporting material dilebur
pelanggan. Penulis mengambil satu produk menjadi cair agar dapat dicetak. Pada aktivitas
yaitu carrier camshaft sebagai sampel peleburan, biaya yang terjadi selama bulan
penelitian ini karena sampel tersebut telah Desember 2018 adalah sebesar
mewakili semua aktivitas di PT Setia Rp1.719.917.449. Tabel 2 menyajikan biaya
Bersama. yang timbul pada aktivitas peleburan.
Sistem perhitungan BPP yang lebih Aktivitas pencetakan adalah aktivitas
akurat dan tidak bias dapat dilakukan kedua dalam proses produksi produk Carrier
menggunakan sistem ABC. Penulis mencoba Camshaft. Pada aktivitas ini, direct material
menghitung BPP pada bulan Desember 2018 dan supporting material yang sudah dilebur
khusus untuk produk Carrier Camshaft. menjadi cair, dibentuk menggunakan mesin
Sebelum memulai perhitungan BPP, peneliti dicetak.
perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja Pada aktivitas pencetakan, biaya yang
aktivitas yang terjadi selama proses produksi terjadi selama bulan Desember 2018 adalah
Carrier Camshaft melalui wawancara. Secara sebesar Rp1.023.926.949 sebagaimana yang
ringkas, hasil wawancara ditampilkan pada ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 1.
Audina dan Lestari, Penerapan Activity Based Costing... 71

Tabel 2. Biaya Aktivitas Peleburan material dan supporting material yang sudah
Peleburan Biaya dibentuk menggunakan mesin dicetak,
BTKL 10.000.000 dihaluskan untuk menghilangkan sisa logam
Biaya Penolong 695.990.500 pada permukaan. Tabel 5 menampilkan biaya
Air 6.100.265 yang terjadi selama bulan Desember 2018
pada aktivitas deburring sebesar
Listrik 154.169.994
Rp1.023.926.949.
Gas & Fuel 243.562.385
Repair & Maint. Part. Exp 100.570.571 Tabel 4. Biaya Aktivitas Trimming
Repair & Maint. (serv) Exp 51.785.076 Trimming Biaya

Factory Supplies Expense 18.957.156 BTKL 10.000.000

Factory Supplies Tools 28.334.674 Air 6.100.265

Factory Supplies for Oil 62.82.243 Listrik 154.169.994

Rental Factory Equipment 493.714 Gas & Fuel 243.562.385

Depreciation Expense 347.370.872 Repair & Maint. Part. Exp 100.570.571

Total 1.719.917.450 Repair & Maint. (serv) Exp 51.785.076


Factory Supplies Expense 18.957.156

Tabel 3. Biaya Aktivitas Pencetakan Factory Supplies Tools 28.334.674


Pencetakan Biaya Factory Supplies for Oil 62.82.243
BTKL 10.000.000 Rental Factory Equipment 493.714
Air 6.100.265 Depreciation Expense 347.370.872
Listrik 154.169.994 Total 1.023.926.950
Gas & Fuel 243.562.385
Repair & Maint. Part. Exp 100.570.571 Tabel 5. Biaya Aktivitas Deburring
Repair & Maint. (serv) Exp 51.785.076 Deburring Biaya

Factory Supplies Expense 18.957.156 BTKL 10.000.000

Factory Supplies Tools 28.334.674 Air 6.100.265

Factory Supplies for Oil 62.82.243 Listrik 154.169.994

Rental Factory Equipment 493.714 Gas & Fuel 243.562.385

Depreciation Expense 347.370.872 Repair & Maint. Part. Exp 100.570.571

Total 1.023.926.950 Repair & Maint. (serv) Exp 51.785.076


Factory Supplies Expense 18.957.156

Aktivitas trimming adalah aktivitas Factory Supplies Tools 28.334.674


ketiga dalam proses produksi produk Carrier Factory Supplies for Oil 62.82.243
Camshaft. Pada aktivitas ini, direct material Rental Factory Equipment 493.714
dan supporting material yang sudah dibentuk Depreciation Expense 347.370.872
menggunakan mesin dicetak, dilakukan
Total 1.023.926.950
proses pemotongan atau penghilangan bagian
yang tidak dikehendaki. Pada aktivitas
trimming, biaya yang terjadi selama bulan Aktivitas pengecekan dimensi adalah
Desember 2018 adalah sebesar aktivitas kelima dalam proses produksi
Rp1.023.926.949 sebagaimana tampak pada produk Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini,
Tabel 4. dilakukan pengecekan dimensi terhadap
Aktivitas deburring adalah aktivitas Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini, biaya
keempat dalam proses produksi produk yang terjadi selama bulan Desember 2018
Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini, direct
72 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.,5 No. 1, Maret 2021, hlm. 67-82

adalah sebesar Rp 218.055.803, sebagaimana Tabel 8. Biaya Pada Aktivitas


ditampilkan pada Tabel 6. Pengepakan Biaya
Aktivitas Visual Check adalah BTKL 10.000.000
aktivitas keenam dalam proses produksi Air 6.100.265
produk Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini, Listrik 154.169.994
dilakukan cek secara visual kelayakan produk
Factory Supplies Expense 18.957.156
terhadap Carrier Camshaft.
Factory Supplies Tools 28.334.674
Pada aktivitas ini, biaya yang terjadi
selama bulan Desember 2018 adalah sebesar Factory Supplies for Packing 168.659.050
Rp 218.055.803. Tabel 7 menampilkan Rental Factory Equipment 493.714
rincian biaya di aktivitas visual check. Total 386.714.853

Tabel 6. Biaya Aktivitas Pengecekan Dimensi


Pengecekan Dimensi Biaya Pada aktivitas ini, biaya yang terjadi
BTKL 10.000.000 selama bulan Desember 2018 adalah sebesar
Rp462.366.865. Peneliti menyajikan data
Air 6.100.265
tersebut pada Tabel 9.
Listrik 154.169.994
Factory Supplies Expense 18.957.156 Tabel 9 Biaya Aktivitas Administrasi
Administrasi Biaya
Factory Supplies Tools 28.334.674
BTKL Rp 268.933.062
Rental Factory Equipment 493.714
Air Rp 6.100.265
Total 218.055.803
Listrik Rp 154.169.994
Insurrance Expense Rp 9.038.544
Tabel 7 Biaya Aktivitas Visual
Visual Check Biaya Rental Factory Equipment Rp 24.125.000
BTKL 10.000.000 Total Rp 462.366.865
Air 6.100.265
Listrik 154.169.994 Sistem perhitungan BPP pada PT Setia
Bersamahingga tahun 2018 masih
Factory Supplies Expense 18.957.156
menggunakan sistem tradisional, dimana
Factory Supplies Tools 28.334.674
biaya produksi dihitung dengan
Rental Factory Equipment 493.714 menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan
Total 218.055.803 untuk memproduksi sebuah produk. Biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
Aktivitas pengepakan adalah aktivitas produk terdiri dari tiga unsur, yaitu: Direct
ketujuh dalam proses produksi produk Material (DM), Direct Labour (DL), dan
Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini, overhead (OH). DM terdiri dari jumlah biaya
dilakukan pengepakan produk terhadap bahan baku yang dipakai PT Setia Bersama
Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini, biaya untuk memproduksi carrier camshaft. DL
yang terjadi selama bulan Desember 2018 terdiri dari gaji pekerja yang secara langsung
adalah sebesar Rp 386.714.853 dan tersaji berhubungan dengan carrier camshaft. OH
pada Tabel 8. terdiri dari gaji pekerja yang tidak secara
Aktivitas administrasi adalah aktivitas langsung terlibat atau berhubungan dengan
penunjang dalam proses produksi produk carrier camshaft, beban depresiasi mesin dan
Carrier Camshaft. Pada aktivitas ini, peralatan pabrik, beban asuransi gedung
dilakukan proses pengadministrasian dan pabrik, listrik, air, beban perlengkapan pabrik,
pengelolaan semua aktivitas di PT Setia dan lain-lain.
Bersama untuk produk Carrier Camshaft.
Audina dan Lestari, Penerapan Activity Based Costing... 7371

Bahan baku yang biasanya digunakan 12 menunjukkan jumlah produksi carrier


untuk membuat carrier camshaft adalah camshaft di PT Setia Bersama.
aluminium alloy. DM aluminium adalah
Rp54.600/kg, total DM yang digunakan Tabel 12. Jumlah Produksi Carrier Camshaft
adalah 136.317 kg, sehingga pada Desember Kode Nama Komponen Unit
Komponen Produk
2018 total bahan baku langsung yang
306 Carrier, Camshaft (ES 01) 35.335
dikeluarkan PT Setia Bersama adalah
Rp7.442.898.254. Perhitungan DM adalah Total 35.335
perhitungan bersih, karena pemasok datang
mengirimkan DM sampai ke tempat produksi. OH ditentukan berdasarkan jam
Jumlah bahan baku yang digunakan disajikan tenaga kerja langsung di PT Setia Bersama.
pada Tabel 10. Pada saat penelitian terapan ini dilakukan,
penentuan OH tidak dihitung secara akurat
Tabel 10. Jumlah Bahan Baku Carrier Camshaft
Bahan Bahan Harga/ DM dan rinci berdasarkan pemicu biaya maupun
Baku Baku (Kg) Kg sumber daya yang dikonsumsi produk carrier
Alumunium 136.317 54.600 7.442.908.200 camshaft. Jika penentuan tarif OH carrier
Alloy camshaft dengan sistem tradisional
Total 7.442.908.200 digunakan, maka tarif OH tradisional tampak
pada Tabel 13.
DL bulan Desember 2018 adalah Tabel 13 Penentuan Tarif OH Tradisional
Rp23.438/jam per orang, sedangkan total jam Jam Tenaga Kerja Jumlah OH OH/Unit
kerja efektif dalam sehari adalah delapan jam. 365.856 Rp6.076.891.618 92.275
Total hari kerja adalah enam hari (Senin-
Total 92.275
Sabtu), sedangkan total karyawan adalah
sebanyak 343 orang. Total DL PT Setia
Bersama adalah Rp1.543.500.000 untuk 343 OH PT Setia Bersama pada bulan
orang pekerja. Seluruh informasi tersebut Desember 2018 adalah Rp6.076.891.618.
disajikan di Tabel 11. Sedangkan OH per unit diperoleh dari jumlah
OH dibagi dengan driver cost yang yang
Tabel 11 Jumlah BTKL (Gaji dan Bonus) dipakai oleh PT Setia Bersama, yaitu jam
Jumlah tenaga kerja langsung hasilnya adalah
Bagian DL (Rp)
Karyawan
Rp92.275. Peneliti melakukan ulang proses
25 Peleburan 112.500.000 perhitungan BPP yang selama ini dilakukan
25 Percetakan 112.500.000 oleh Setia Bersama.
25 Trimming 112.500.000 Langkah pertama yaitu mengi-
35 Deburring 157.500.000 dentifikasi produk yang menjadi objek biaya.
Objek biaya dalam kasus di PT Setia Bersama
48 Pengecekan Dimensi 216.000.000
adalah carrier camshaft sejumlah 35.335
75 Visual Check 337.500.000 dengan penggunaan jam tenaga kerja 65.856.
110 Pengepakan 495.000.000 Langkah kedua yaitu menghitung
Total DL 1.543.500.000 biaya langsung dari produk. Berikut ini adalah
Total Karyawan 343 perhitungan biaya langsung, yaitu: biaya
Jam Tenaga Kerja 65856
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Kesemuanya tersaji pada Tabel 14.
DL/Jam 23.438

Langkah ketiga yaitu memilih dasar


Selama bulan Desember 2018, PT Setia pengalokasian biaya yang akan digunakan
Bersama menerima order dari pelanggan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung
sebanyak 35.335 unit carrier camshaft. Tabel ke produk. Sebagian biaya tidak langsung
74
72 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.,5 No. 1, Maret 2021, hlm. 67-82

terdiri dari gaji para manajer, para teknisi, Langkah keenam yaitu menghitung
karyawan pendukung produksi, dan staf yang biaya tidak langsung yang dialokasikan ke
mendukung pekerjaan tenaga kerja langsung. produk. Perusahaan menggunakan 65.856
tenaga kerja langsung untuk memproduksi
Tabel 14. Biaya Langsung carrier camshaft sejumlah 35.335,
Keterangan Total Per/Unit sebagaimana disajikan pada Tabel 16.
DM 7.442.898.254 210.638
DL 1.543,500,000 43.682 Tabel 15. Biaya Tidak Langsung
Total Biaya Langsung 8.968.398.254 254.320 Keterangan Total (Rp) Per/Unit
OH 6.076.891.618 92.275

PT Setia Bersama memutuskan untuk Total Biaya Tidak 6.076.891.618 92.275


Langsung
menggunakan satu dasar alokasi yaitu jam
tenaga kerja langsung sebagai dasar alokasi
biaya. Pada bulan Desember 2018 terdapat Langkah ketujuh yaitu menghitung
65.856 jam tenaga kerja langsung. Aktivitas total biaya produk dengan menjumlahkan
yang terjadi adalah peleburan, pencetakan, semua biaya langsung dan tidak langsung
trimming, deburring, pengecekan dimensi, Setelah mengetahui DM, DL, dan OH untuk
visual check, pengepakan, dan administrasi. produk carrier camshaft, selanjutnya adalah
Pada sistem ABC dasar aplikasinya menjadi menjumlahkan ketiga kelompok biaya
beragam, tidak hanya jam tenaga kerja tersebut untuk mengetahui BPP.
langsung namun ada jam peleburan, jam
pencetakan, jam trimming, jam deburring, Tabel 16. Total Biaya Produk
Keterangan Total (Rp) Per/Unit
jam tenaga kerja pengecekan dimensi, jam
tenaga kerja visual check, jam pengepakan, DM 7.442.898.254 210.638
dan jam tenaga kerja bagian administrasi. DL 1.543.500.000 43.682
Langkah keempat yaitu OH 6.076.891.618 92.275
mengidentifikasi biaya tidak langsung yang BPP 15.063.289.872 346.595
berkaitan dengan setiap dasar alokasi biaya
PT Setia Bersama hanya menggunakan satu
dasar alokasi, maka dari itu semua biaya tidak Berdasarkan hasil perhitungan
langsung sebesar Rp6.076.891.618 tersebut, diketahui BPP carrier camshaft
dikelompokkan dalam satu biaya tidak dengan metode tradisional di PT Setia
langsung. Sedangkan dalam ABC, biaya tidak Bersama bulan Desember 2018 ditampilkan
langsung dikelompokkan berdasarkan pada Tabel 17.
aktivitas dan menggunakan dasar alokasi yang
Tabel 17. Penentuan BPP dengan Metode
sesuai dengan setiap aktivitas. Tradisional
Langkah kelima yaitu menghitung Keterangan Tradisional (Rp)
tarif per unit dasar alokasi biaya untuk DM 7.442.898.254
mengalokasikan biaya tidak langsung ke
DL 1.543.500.000
produk. Tarif biaya tidak langsung actual
dapat dihitung melalui: OH 6.076.891.618
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 BPP 15.063.289.872
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑎𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑅𝑝6.076.891.618 BPP/Unit 346.595
=65.856 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔
= Rp92.275 per jam tenaga kerja langsung. Tabel 17 menyajikan penentuan BPP carrier
camshaft berdasarkan sistem tradisional. BPP
Pada sistem ABC, perhitungan tarif per unit carrier camshaft sebesar Rp15.063.289.873.
bisa dilihat di Tabel 15.
Audina dan Lestari, Penerapan Activity Based Costing... 75
71

Setelah memahami perhitungan BPP hanya terletak pada perhitungan OH, untuk
yang selama ini diterapkan di PT Setia DM dan DL tidak ada perbedaan. Maka dari
Bersama, langkah selanjutnya adalah itu, perhitungan berikut hanya dilakukan
mengubah sistem tradisional ke sistem ABC. untuk OH. Tabel 18 meringkas penerapan
Perbedaan antara sistem ABC dan tradisional sistem ABC untuk menentukan OH.

Tabel 18 Ringkasan Tingkat Biaya Aktivitas Untuk Kelompok Biaya Tidak Langsung
Penjelasan Ringkas Tentang
Kategori Tarif Alokasi
Kuantitas Dasar Pemilihan Dasar Alokasi
Aktivitas Hierarki Total Biaya Biaya Tidak
Alokasi Biaya Biaya Berdasarkan
Biaya Langsung
Hubungan Sebab Akibat

Tingkat Biaya tidak langsung dan


4.800 Jam
Peleburan Kelompok Rp1.719.917.449 Rp358.316 aktivitas peleburan meningkat
Peleburan
Produksi seiring peningkatan jam
peleburan

PT Setia Bersama mempunyai


Tingkat
4.800 Jam mesin cetak biaya tidak
Percetakan Unit Rp1.023.926.949 Rp213.318
Percetakan langsung dan aktivitas
Produksi
pencetakan meningkat seiring
penggunaan mesin cetak

Tingkat Biaya tidak langsung dan


4.800 Jam
Trimming Unit Rp1,023,926,949 Rp213.318 aktivitas trimming meningkat
Trimming
Produksi seiring penggunaan mesin
trimming

Tingkat Biaya tidak langsung dan


4.800 Jam
Deburring Unit Rp1.023.926.949 Rp213,318 aktivitas deburring meningkat
Deburring
Produksi seiring penggunaan mesin
deburring

Biaya tidak langsung dan


Tingkat 9.216 Jam Tenaga
Pengecekan aktivitas pengecekan dimensi
Kelompok Rp218.055.803 Kerja Pengecekan Rp23.661
Dimensi meningkat seiring peningkatan
Produksi Dimensi
jam tenaga kerja pengecekan
dimensi

Tingkat 14.400 Jam Biaya tidak langsung dan


Visual Check Kelompok Rp218.055.803 Tenaga Kerja Rp15.143 aktivitas peleburan meningkat
Produksi Visual Check seiring peningkatan jam tenaga
kerja visual check

Tingkat 21.120 Jam Biaya tidak langsung dan


Pengepakan Kelompok Rp386.714.853 Tenaga Kerja Rp18.310 aktivitas pengepakan
Produksi Pengepakan meningkat seiring peningkatan
jam tenaga kerja pengepakan

Sumber daya departemen


administrasi mendukung jam
Tingkat tenaga kerja langsung karena
7.680 Jam Tenaga
Administrasi Pendukung Rp462.366.865 Rp60.204 kebutuhan sumber daya ini
Kerja Langsung
Fasilitas meningkat seiring peningkatan
jam kerja tenaga kerja
langsung

Total Rp6.076.891.618 Rp1.115.588


76 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.5, No. 1, Maret 2021, hlm. 69-82

Tabel 19. Perhitungan BPP Menggunakan Sistem ABC

\Keterangan biaya dan kuantitas dari aktivitas yang


Total Biaya (Rp) Biaya Per Unit (Rp/Unit)
digunakan carrier camshaft

Biaya Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung 7.442.898.254 210.638
Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.543.500.000 43.682
Total Biaya Langsung 8.986.398.254 254.320
Biaya Tidak Langsung
Biaya Aktivitas Peleburan 687.966.980 19.470
1.920 Jam x Rp 358.316
Biaya Aktivitas Pencetakan 511.963.474 14.489
2.400 Jam x Rp 213.318
Biaya Aktivitas Trimming 639.954.343 18.111
3.000 Jam x Rp 213.318
Biaya Aktivitas Deburring 819.141.559 23.182
3.840 Jam x Rp 213.318
Biaya Aktivitas Pengecekan Dimensi 99.752.958 2.823
4.216 Jam x Rp 23.661
Biaya Aktivitas Visual Check 21.805.580 617
14.400 Jam x Rp 15.143
Biaya Aktivitas Pengepakan 94.298.366 2.669
5.150 Jam x Rp 18.310
Biaya Aktivitas Administrasi 281.754.808 7.974
4.680 Jam x Rp 60.204
Total Biaya Tidak Langsung 3.156.638.069 89.335
Total BPP 12.143.036.324 343.655

Penerapan sistem ABC pada PT Maka dari itu sistem tradisional dinilai tidak
Setia Bersama untuk produk carrier akurat.
camshaft bulan Desember 2018 Berdasarkan perhitungan yang telah
menghasilkan angka BPP yang lebih kecil dilakukan, apabila menggunakan sistem
atau lebih rendah dibandingkan sistem ABC, maka BPP carrier camshaft bulan
tradisional. Perhitungan OH dengan sistem Desember 2018 memunculkan angka
ABC dilakukan berdasarkan pemicu biaya sebesar Rp12.143.036.324 yang diperoleh
di setiap aktivitas proses produksi. Hal ini dari penjumlahan DM sebesar
menghasilkan angka OH yang lebih akurat Rp7.442.898.254, DL sebesar
karena pembebanan OH tidak dialokasikan Rp1.543.500.000, dan OH sebesar
berdasarkan unit yang diproduksi. Rp3.156.638.069.
Sedangkan pada sistem tradisional Dalam sistem ABC, OH didapat
perlakuan biaya diseragamkan, bukan dari penjumlahan tiap konsumsi aktivitas
didasarkan atas konsumsi biaya dari tiap yang terjadi selama proses produksi untuk
aktivitas dan pemicu biaya yang tepat. menghasilkan carrier camshaft yang
Audina dan Lestari, Penerapan Activity Based Costing... 77

dibebankan berdasarkan pemicu biaya. Menggunakan Sistem Tradisional:


Maka dari itu, penentuan OH dengan sistem Gross Profit Margin
ABC dan sistem tradisional terdapat 𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
= 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 x 100%
perbedaan. Perbedaan tersebut akan 𝑅𝑝(1.729.210.082)
berdampak pada BPP PT Setia Bersama = x 100%
𝑅𝑝15.900.750.000
carrier camshaft. Berikut perbedaan BPP = -10,87502%
antara sistem ABC dan tradisional. Net Profit Margin
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
= x 100%
Tabel 20. Perbedaan BPP Menggunakan Sistem 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑅𝑝(1.130.538.499)
Tradisional dan ABC = x 100%
Keterangan Tradisional (Rp) ABC (Rp) 𝑅𝑝15.900.750.000
=-7,10997%
DM 7.442.898,254 7.442.898.254
Profit Margin
DL 1.543.500,000 1.543.500.000 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
= x 100%
OH 6.076,891,618 3.156.638.069 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑅𝑝(1.435.959.979)
BPP 15.063.289,873 12.143.036.324 = 𝑅𝑝15.900.750.000 x 100%
BPP/Unit 346.595 343.655 = -9,03077%
Selisih BPP 2.920.253.549
Menggunakan Sistem ABC:
Selisih 2.941
BPP/Unit Gross Profit Margin
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
= 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 x 100%
Perhitungan BPP dengan sistem 𝑅𝑝1.191.043.468
= 𝑅𝑝15.900.750.000 x 100%
tradisional adalah sebesar
Rp15.063.289.873, sedangkan BPP dengan = 7,49049%
sistem ABC adalah sebesar Net Profit Margin
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
Rp12.143.036.324. Selisih total BPP sistem = x 100%
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
ABC dengan sistem tradisional adalah 𝑅𝑝1.789.715.050
= 𝑅𝑝15.900.750.000 x 100%
Rp2.920.253.549, sedangkan selisih BPP
per unit adalah Rp2.941. =11,25554%
Berdasarkan hasil perhitungan BPP Profit Margin
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
sistem tradisional dan sistem ABC untuk = x100%
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
produk carrier camshaft di PT Setia 𝑅𝑝1.484.293.570
= 𝑅𝑝15.900.750.000 x 100%
Bersama, selanjutnya peneliti menghitung
rasio profitabilitas menggunakan data hasil = 9,33474%
perhitungan BPP kedua sistem tersebut.
Berdasarkan perhitungan rasio Profit
Profit Margin on Sales. Rasio Margin on Sales untuk sistem ABC dan
pertama yang dihitung penulis adalah rasio tradisional, diperoleh hasil yang disajikan
Profit Margin on Sales. Rasio ini digunakan pada Tabel 21.
sebagai alat ukur bagi perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan Return on Assets. Rasio kedua yang
penjualan yang dicapai. dihitung adalah rasio Return on Assets.
Berikut adalah perhitungan rasio Rasio ini sebagai alat ukur bagi perusahaan
Profit Margin on Sales menggunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan
sistem tradisional dan ABC untuk produk seluruh aset yang dimiliki perusahaan.
carrier camshaft . Berikut ini, peneliti menyajikan secara rinci
perhitungan rasio Return on Assets
menggunakan sistem tradisional dan ABC.
78 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.5,No. 1, Maret 2021, hlm. 69-82

Tabel 21. Analisis Dampak Penerapan ABC Terhadap Profit Margin on Sales
No. Rasio Tradisional ABC Analisis
Kondisi Gross Profit Margin menongkat sebesar
18,36551% apabila perusahaan menggunakan metode
7.49049 ABC. Hal ini berarti, efisiensi penjualan meningkat
1 Gross Profit Margin -10.87502%
% sebesar 18,36551%. Sehingga kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan penjualan yang dicapai
meningkat.
Kondisi Net Profit Margin meningkat sebesar 18,36551%
apabila menggunakan metode ABC. Hal ini berarti,
11.2555 efisiensi secara keseluruhan meningkat sebesar
2 Net Profit Margin -7.10997%
4% 18,36551%. Sehingga kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan penjualan yang dicapai
meningkat.
Kondisi Profit Margin meningkat sebesar 18,36551%
apabila menggunakan metode ABC. Hal ini berarti,
9.33474
3 Pofit Margin -9.03077% efisiensi setelah pajak meningkat sebesar 18,36551%.
%
Sehingga kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan penjualan yang dicapai meningkat.

Metode Tradisional: Metode ABC:


𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
ROA= x100% ROE= x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
𝑅𝑝(1.435.959.979) 𝑅𝑝1.484.293.570
= 𝑅𝑝137.407.621.238 x 100% = x 100%
𝑅𝑝(22.747.604.902)
= -1,04504% =-6,52505%

Metode ABC: Hasil perbandingan rasio ini disajikan pada


𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
ROA= x100% Tabel 22.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑅𝑝1.484.293.570
= 𝑅𝑝140.327.874.788 x 100% Earning per Share of Common
= 1,05773% Stock. Rasio keempat yang dihitung adalah
rasio Earning per Share of Common Stock.
Perbandingan perhitungan rasio Return on Rasio ini digunakan sebagai alat ukur
Assets menggunakan sistem tradisional dan keberhasilan manajemen dalam mencapai
ABC disajikan pada Tabel 22. keuntungan bagi para pemegang saham.
Berikut adalah perhitungan rasio Earning
Return on Equity. Rasio ketiga per Share of Common Stock menggunakan
yang dihitung adalah rasio Return on sistem tradisional dan ABC.
Equity. Rasio ini digunakan sebagai alat Price Earning Ratio (PER),
ukur bagi perusahaan dalam menghasilkan merupakan rasio yang mengukur
keuntungan dengan modal perusahaan. perbandingan antara stock price perusahaan
Berikut adalah perhitungan rasio Return on dengan profit yang akan didapatkan oleh
Equity menggunakan sistem tradisional dan para shareholders.
ABC.
Metode Tradisional:
Metode Tradisional: 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
PER = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
ROE= x 100% 𝑅𝑝14.000
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑅𝑝(3.023,105)
𝑅𝑝(1.435.959.979)
= 𝑅𝑝(25.667.858.451) x 100% = -4,6310
= 5,59439%
Audina dan Lestari, Penerapan Activity Based Costing... 79

Metode ABC: Metode Tradisional:


𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
PER = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 MBV = 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
𝑅𝑝14.000 𝑅𝑝 14.000
= =
𝑅𝑝3.125 𝑅𝑝13.000
= 4,48 = 1,076

Market Book Value Ratio, Metode ABC:


merupakan rasio yang berfungsi untuk 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
MBV = 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠
mengetahui besarnya stock price yang ada 𝑅𝑝 15.000∗
di pasar dikomparasikan dengan book value = 𝑅𝑝13.000
of shares. Semakin tinggi rasio ini, = 1,1538*
menunjukkan perusahaan semakin Keterangan *: asumsi apabila perusahaan
dipercaya dan nilai perusahaan menjadi memperoleh laba, maka harga pasar saham
lebih baik keuangannya. naik menjadi Rp15.000.

Tabel 22. Analisis Dampak Penerapan ABC Terhadap Return on Asset dan Return on Equity

No. Rasio Tradisional ABC Analisis

Kondisi Return on Assets meningkat sebesar 2,10277%


1 Return on Assets -1.04504% 1.0773% apabila menggunakan metode ABC. Hal ini berarti,
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aset yang dimiliki perusahaan meningkat

Kondisi Return on Equity sebenarnya mengalami


peningkatan apabila perusahaan menggunakan metode
ABC. Pada metode tradisional perusahaan mengalami
kerugian dan kondisi equity bernilai negatif. Sedangkan
2 Return on Equity 5.59439% -6.52505% pada metode ABC, perusahaan mendapatkan laba sebesar
Rp1.484.293.570 meskipun equity tetaap bernilai negatif.
Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan modal persahaan meningkat.

Kondisi Price Earning Ratio meningkat sebesar 9,111


Price Earning Ratio apabila perusahaan menggunakan metode ABC. Hal ini
3 -4.6310 4.48
(PER) berarti, ukuran perbandingan antara stock price
perusahaan dengan profit yang akan didapatkan oleh para
shareholders meningkat.

\Kondisi Market Book Value Ratio meningkat sebesar


4 Market Book Value Ratio 1.076 1.1538 0,07779 apabila perusahaan menggunakan metode ABC.
Ukuran besarnya stock price yang ada di pasar
dikomparasikan dengan book value of shares meningkat.
Hal ini berarti perusahaan semakin dipercaya masyarakat.

4. Kesimpulan kembali BPP bulan Desember 2018


Berdasarkan pembahasan di atas, PT menggunakan sistem ABC. Terbukti bahwa,
Setia Bersama sampai tahun 2018 masih pertama, perhitungan BPP dengan
menggunakan metode tradisional untuk menggunakan metode ABC menghasilkan
menghitung BPP Carrier Camshaft. nilai yang lebih rendah yaitu sebesar
Penelitian terapan ini berhasil menghitung Rp12.143.036.324, atau lebih rendah sebesar
80 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.5,No. 1, Maret 2021, hlm. 69-82

Rp2.920.253.549 (Rp2.941 per unit) Tahun 2016). Jurnal Administrasi


dibandingkan metode tradisional. Hal ini Bisnis 2018, Vol. 56 No. 1.
berarti bahwa dengan menggunakan metode [3] Hudzafidah, K. Perbandingan Metode
ABC, dengan menghasilkan produk dengan Full Costing dengan Metode Activity
kualitas yang sama, perusahaan dapat menjual Based Costing untuk Menentukan
dengan harga yang lebih rendah, sehingga Harga Pokok Produksi di UD. Tiga
diharapkan perusahaan dapat lebih bersaing di Rasa Kraksaan Probolinggo. ASSETS:
pasar. Kedua, dengan menerapkan ABC, Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi,
perusahaan dapat mencapai kinerja keuangan Keuangan dan Pajak 2018, Vol. 2, No.
yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan 1.
hasil analisis rasio terkait profitabilitas [4] Latief, A. Metode Cost Plus Pricing
perusahaan yang semuanya menunjukkan Dengan Pendekatan Full Costing
peningkatan. Dalam kasus PT Setia Bersama, Mampu Menentukan Harga Jual
meskipun untuk rasio Return on Equity tetap (Studi Kasus Pada CV Karya
bernilai negatif, namun nilainya tetap lebih Dharma). Jurnal Bisnis dan
baik dibanding jika menggunakan metode Kewirausahaan 2017, 193, Vol. 6, No.
tradisional. 2.
Hasil penelitian ini memberikan [5] Widiyarti, A., & Nugroho, B. Harga
rekomendasi praktis kepada PT Setia Bersama, Pokok Produksi dengan Metode Job
untuk menerapkan ABC guna meningkatkan Order Costing pada PT Sari Jati
profitabilitas. Penelitian ini diharapkan dapat Adhitama. Jurnal Mahasiswa Bina
memperluas khasanah keilmuan mengenai Insani 2018, 45-54, Vol. 3, No.1.
sistem perhitungan biaya Activity Based [6] Zulkarnain, M., & Widodo.
Costing (ABC) khususnya di perusahaan Perhitungan Harga Pokok Produksi
manufaktur. Dengan Metode Job Order Costing
Keterbatasan penelitian ini adalah Pada PT ABC. Jurnal Akuntansi dan
sulitnya akses atas data keuangan untuk Bisnis 2016, Vol. 3, No. 1.
beberapa tahun (multiyears). Perhitungan doi: 10.35137/jabk.v3i01.55
dalam penelitian ini akan menjadi lebih akurat [7] Sari, A. R., Tantrika, C. F., Lukodono,
jika data beberapa tahun dapat diolah untuk R. P., & Widiyawati, S. Penentuan
lebih lanjut membuktikan keunggulan ABC Harga Produk Kerajinan Rotan
dibandingkan metode tradisional. Berbasis Aktivitas. Jurnal Teknik
Industri ITN Malang 2018.
doi: 10.36040/industri.v8i1.665
Daftar Rujukan [8] Krisnawati, H., & Sholikin, N.
Determinan Profitabilitas Perusahaan
[1] Litdia. Analisis Penetapan Harga Manufaktur Yang Go Public Di Bursa
Pokok Produksi sebagai dasar Efek Indonesia. Jurnal Bingkai
Penentuan Harga Jual Pada PT Veneer Ekonomi 2019, 48-58.
Products Indonesia. Journal of [9] Setiawati, L. W., & Lim, M. Analisis
Applied Business and Economics Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
2016, 61-68, Vol. 3, No. 2. Perusahaan, Leverage, Dan
doi: 10.30998/jabe.v3i2.1758 Pengungkapan Sosial Terhadap Nilai
[2] Haneda, N., & Azizah, D. Analisis Perusahaan Pada Perusahaan
Perhitungan Harga Pokok Sewa Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Kamar dalam Activity Based Costing Efek Indonesia Periode 2011-2015.
(ABC) System (Studi pada Guest Jurnal Akuntansi 2018, 12.
House Hasanah Buring Kota Malang doi: 10.25170%2Fjrak.V12I1%25y.
Audina dan Lestari, Penerapan Activity Based Costing... 81

[10] Musdholifah, M., & Triambodo, E. [13] Duran, O., Afonso, P. S., & Duran, P.
Analisis Profitabilitas pada A. Spare Parts Cost Management for
Perusahaan Manufaktur Go Publik Long-Term Economic Sustainability:
yang Menerapkan Kebijakan Modal Using Fuzzy Activity Based
Kerja Agresif, Moderat, dan LCC.MDPI 2019, 1-14.
Konservatif di Bursa Efek Indonesia. doi: 10.3390/su11071835
BISMA (Bisnis dan Manajemen) [14] Cooper, D. R., & Schindler, P. S.
2018, 84-93. Metode Penelitian Bisnis 2017.
doi: 10.26740/bisma.v1n2.p84-93 Jakarta: Salemba Empat.
[11] Sugawa, S. I., Ilat, V., & Kalalo, M. [15] Yusuf, A. M. Metode Penelitian:
Analisis Perbandingan Harga Pokok Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Produksi Dengan Metode Full Costing Gabungan 2014. Jakarta:
dan Metode Activity Based Costing Prenadamedia Group.
Dalam Menetapkan Harga Jual Ruko [16] Cavana, R. Y., Delahaye, B. L., &
Pada PT Megasurya Nusalestari. Sekaran, U. Applied Business
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern Research: Qualitative and Quantitative
2018, 164-174. Methods 2001. Australia: Wiley.
doi: 10.32400/gc.13.04.20947.2018 [17] Sarmanu. Dasar Metodologi
[12] Marlina, E., Samsiah, S., & Ardi, H. A. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Analisis Pengaruh Activity Based Statistika 2017. Surabaya: Airlangga
Costing Terhadap Keunggulan University Press.
Bersaing dan Kinerja Perguruan
Tinggi. Jurnal Akuntansi &
Ekonomika 2018, 65-74.
82 Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, Vol.5,No. 1, Maret 2021, hlm. 69-82

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai