Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok: Dosen Pembimbing:

Studi Hadist Agus firdaus chandra Lc.MA

Makalah
Hadist Mutawatir

Disusun Oleh:
Ismardhiatul Izzah (12130220721)
Anjelina (12130224610)
Filza Syahira (12130220557)

Fakultas Ushuluddin

Jurusan Ilmu Alquran Dan Tafsir

Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau

Tahun 2021/ 1443 H


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hadits dapat disebut sumber hukum Islam ke-dua setelah Al-Qur’an


karena, Hadits diriwayatkan oleh para perawi dengan sangat hati-hati dan teliti,
sebagaimana sabda Nabi SAW :
‫َمنْ َك َّذ َب عَل َّي ُمتَ ِعمدًا فَ ْليَتَبَ َّو ْأ َم ْق َع َدهُ ِمنَ النَّا ِر‬
Artinya : “Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka
tempatnya   dalam neraka disediakan”.

Tidak seperti Al-Qur'an, dalam penerimaan Hadits dari Nabi Muhammad


SAW banyak mengandalkan hafalan para sahabatnya dan hanya sebagian saja
yang ditulis oleh mereka. Dengan demikian, hadits-hadits yang ada pada para
sahabat, yang kemudian diterima oleh para tabi'in, memungkinkan ditemukan
adanya redaksi yang berbeda-beda. Karena ada yang meriwayatkannya sesuai atau
sama benar dengan lafal yang diterima dari Nabi SAW, dan ada yang hanya sesuai
makna atau maksudnya saja, sedangkan redaksinya tidak sama.

Oleh karena untuk memahami hadits secara universal, diantara beberapa


jalan, salah satu diantaranya adalah dengan melihat Hadits dari segi kuantitas atau
jumlah banyaknya pembawa hadits (Sanad) itu.
Berangkat dari hal di atas, untuk memahami hadits ditinjau dari kuantitas
sanad, maka dalam makalah ini akan dijelaskan pembagian hadits ditinjau dari
segi kuantitas sanad nya.
B.Rumusan Masalah

1.      Ada berapakah klasifikasi Hadits ditinjau dari segi kuantitas sanadnya ?


2.      Apakah syarat, macam-macam dan contoh Hadits Mutawatir ?
3.      Bagaimanakah kedudukan Hadits Mutawatir?

C.     Tujuan Penulisan
Mengetahui tinjauan klasifikasi Hadits dari segi kuantitas sanadnya dan
Mengetahui penjelasan dari hadits mutawatir.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Hadits dari Segi Kuantitas Sanadnya


Macam-macam hadits sangat banyak. Sebagian orang bingung
melihat pembagian hadits yang banyak dan beragam tersebut.
Kebingungan tersebut menjadi hilang dengan gamblang dari berbagai segi
dan sudut pandang.
Hadits dari segi kuantitas sanad terbagi menjadi dua macam, yaitu
Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad.
 Adapun penjelasan tentang hadist mutawatir adalah sebagai
berikut.

B. Pengertian, Syarayt, dan Macam-macam Hadist Mutawatir

1.      Pengertian Hadist Mutawatir


Kata Mutawatir secara bahasa terbentuk dari isim fa’il dan
masdarnya tawatturun yang berarti mutatabbi’un (datang berturut-turut
dan beriringan antara satu dengan yang lainya).Sedangkan secara
terminologi adalah suatu hadist yang diriwayatkan oleh banyak rowi yang
secara umum mustahil bersepakat berbohong, dari awal sanad hingga
puncaknya (Nabi Muhammad). Sedangkan menurut pendapat lain, hadits
mutawatir adalah:
‫ بحيث يبلغون حدا تحيل العادة تواطؤَ هم على الكذب‬،‫ما رواه جمع عن جمع بال حصر‬.
“Hadits yang diriwayatkan sejumlah periwayat yang banyak, yang
menurut adat kebiasaan mustahil mereka sepakat berdusta (tentang hadits
yang di riwayatkan)”.
Dari beberapa definisi hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa
hadits mutawatir adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh perawi yang
banyak, Perawi tersebut tidak mungkin bersepakat untuk berbohong
tentang hadit tersebut. Tentunya dari penjelasan tersebut dapat diartikan
bahwa perawi tersebut sudah tentu kejujurannya.
2.      Syarat Hadits Mutawatir
Sebuah hadits dapat dikatakan sebagai hadits mutawatir apabila
memenuhi syarat-syaratnya, adapun syarat-syarat tersebut antara lain:
a.    Harus diriwayatkan oleh banyak jalur perawi, yang menurut adat
kebiasaan tidak mungkin sepakat berdusta.
b.   Periwayatan yang dilakukan harus berdasarkan panca indra.
c.   Adanya keseimbangan jumlah rawi di awal dan tengah thobaqotnya.
Mengenai jumlah periwayat, para ulama’ berbeda pendapat tentang
batas minimal jumlah periwayat. Ada yang berpendapat batas
minimalnya adalah 5, 7, 10, 12, 20, 40, 50 dan 70.
3.      Macam-macam Hadits Mutawatir
a)      Hadist Mutawatir Lafdzi
ialah hadist mutawatir yang lafazd dan ma’nanya sesuai antara
riwayat yang satu dengan riwayat lainnya. Misalnya :
ّ ‫من‬
‫كذب عل ّي متعمدا فليتب ّوأ مقعده من النّار‬
Artinya : “Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja,
maka tempatnya dalam neraka disediakan”.
Hadits tersebut menurut Alwiy al-Maliki diriwayatkan oleh 62
sahabat, sedangkan menurut Abu Bakar Al-Bazzar, hadist tersebut
diriwayatkan oleh 40 orang sahabat.

b)      Hadits mutawatir ma’nawi
Ialah hadits yang lafazd dan ma’nanya berlainan antara satu
riwayat dan riwayat yang lain, tetapi terdapat persesuaian ma’na
secara umum (kulli). Misalnya Hadits tentang mengangkat tangan
ketika berdo’a :
‫ما رفع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يديه حتى رؤي بياض إبطيه في شيء من‬
‫دعائه إال في اإلستسقاء‬
Artinya : “Nabi SAW tidak mengangkat kedua tangannya dalam
berdo'a selain dalam shalat istisqa’ dan beliau mengangkat
tangannya hingga tampak putih kedua ketiaknya”.
Hadits yang semakna dengan hadits diatas antara lain hadits-hadits
yang ditakhrij oleh Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Daud yang
berbunyi:
‫كان يرفع يديه حذو منكبيه‬
Artinya : “Rasulullah SAW mengangkat tangan sejajar dengan
kedua pundak beliau”
c)      Hadist Mutawatir ‘Amali
Ialah hadist yang diketahui dengan mudah bahwa ia dari agama
dan telah mutawatir di kalangan umat islam, bahwa Nabi
Muhammad SAW mengajarkan atau menyuruhnya atau selain dari
itu. Dari hal itu dapat dikatakan soal yang telah disepakati.
Contoh : berita-berita yang menerangkan waktu dan rokaat
sholat,sholat janazah,shalat ied,hijab perempuan yang bukan
mahrom,kadar zakat,dan segala rupa amal yang telah menjadi
kesepakatan ijma’.
Para ulama’dan segenap umat islam bersepakat bahwa hadist
mutawatir memberi faedah ilmu zharuri, yakni suatu keharusan
untuk menerimanya secara bulat, sesuatu yang diberitakan hadist
mutawatir tersebut, hingga membawa keyakinan yang qoth’i. Oleh
karenanya, ulama’ menetapkan bahwa hadist mutawatir harus
diterima secara bulat sebagaimana umat islam menerima Al-
Qur’an.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hadist mutawatir adalah hadist yang di riwayatkan oleh banyak periwayat
dalam setiap tingkatan satu dengan yang lainnya dan masing masing periwayat
tersebut semua adil yang tidak memungkinkan mereka itu semuanya sepakat
berdusta.
Hadist mutawatir dibagi menjadi 3 yaitu mutawatir lafdzi,mutawatir
ma’nawi,mutawatir amali. Hadist mutawatir sudah tidak di ragukan lagi kesahihan
nya karena di lihat dari sisi rawinya berjumlah banyak dan tidak mungkin
bersepakat berdusta.oleh karna itu ulama menetapkan bahwa hadist mutawatir
harus di terima.

B.Saran
Dalam hal ini kami mengundang beberapa kritik dan saran dari pembaca
untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna lagi,dan harapan kami, makalah ini
dapat bermanfaaat bagi penambahan wawasan kita dalam ilmu pengetahuan kita
ini.

Anda mungkin juga menyukai