ABSTRACT
Fish aggregating devise (FAD) based fisheries have become a dominant economic support (about
90%) of the community of the Kei Islands in Southeast Maluku Regency. However, it will not last long
if the fisheries is not well managed and financially balanced. This study aimed to analyze the
attributes of sustainable FADs-based fisheries and to assess the financial feasibility for an investment.
The method used was the analysis of FADs investment, the consumption and income of the fishermen’s
households of mini purse seine and FADs, contribution to the local revenues, and the growth of fishing
supporting business. The analyses results showed that the investment for a FADs was of Rp.
13,714,000, mini purse seine of Rp. 426,875,000, handline of Rp. 71,75 million, and troll lines of Rp.
72,750,000, household consumption of Rp. 13,625,730. The income of FAD fisherman was of Rp.
164,143,125, mini purse seine fisherman of Rp. 164,143,125, and entrepreneur of Rp. 328,286,250.
The index value of the sustainable FAD management was 62.17 indicating a sustainable index.
ABSTRAK
Usaha perikanan tangkap berbasis rumpon menjadi tumpuan dominan (sekitar 90 %) dari ekonomi
nelayan dan masyarakat di perairan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara. Namun hal ini tidak
akan bertahan lama bila usaha perikanan tangkap berbasis rumpon tersebut tidak dikelola dengan baik
dan tidak ada perimbangan dalam hal finansial. Penelitian ini menganalisis atribut-atribut
keberlanjutan serta mengkaji kelayakan finansial dan investasi dari usaha perikanan tangkap tersebut.
Metode yang digunakan adalah analisis investasi rumpon, pendapatan nelayan mini purse seine dan
nelayan rumpon, kontribusi terhadap pendapatan asli daerah serta pertumbuhan usaha pendukung
penangkapan. Hasil analisis menunjukkan kebutuhan investasi rumpon Rp. 13.714.000, mini purse
seine Rp. 426.875.000, pancing ulur Rp. 71.750.000, pancing tonda Rp. 72.750.000, konsumsi rumah
tangga Rp 13.625.730, pendapatan nelayan rumpon Rp. 164.143.125, nelayan mini purse seine Rp
164.143.125 dan pengusaha 328.286.250. Nilai indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon adalah
62,17 cukup berkelanjutan.
dan efektif guna mendapatkan hasil tang- dimensi ekonomi serta mengkaji kelayakan
kapan optimal tanpa merusak kelestarian finansial usaha penangkapan di kawasan per-
sumberdaya, maka perlu diterapkan teknologi airan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku
yang memadai. Rumpon sebagai alat bantu Tenggara.
penangkapan adalah salah satu teknologi
yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan II. METODE PENELITIAN
pada suatu kawasan perairan sehingga
dengan demikian lebih memudahkan penang- 2.1. Waktu dan Tempat
kapannya dengan alat tangkap yang sesuai Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
yaitu mini purse seine, pancing tonda dan Juni sampai Desember 2014 di perairan
pancing ulur. Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara
Masyarakat kawasan pesisir Kepulau- (Gambar 1). Lokasi penentuan stasiun penga-
an Kei Kabupaten Maluku Tenggara sangat matan ditentukan dengan teknik purposive
tergantung pada sumberdaya perikanan pela- sampling pada daerah yang memungkinkan
gis yang dihasilkan melalui pemanfaatan untuk melakukan studi mendalam mengenai
rumpon sebagai produksi perikanan pelagis komunitas masyarakat dari kedua pulau yaitu
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal pulau Kei Kecil terdiri dari desa Sathean,
ini diketahui dari sarana prasarana yang be- desa danbuk, desa Mastur Lama dan desa
lum memadai dengan usaha penangkapan Mastur Baru sedangkan pulau Kei Besar
yang masih bersifat tradisional. Di samping terdiri dari desa Lerohoilim, desa Udar, desa
itu kualitas sumber daya manusia (nelayan) Nerong dan desa Ngan yang memanfaatkan
relatif masih rendah, dicirikan dengan ke- Selat Nerong sebagai daerah penempatan
mampuan manajemen yang lemah dan ke- rumpon dan pengoperasian alat tangkap mini
trampilan yang rendah sehingga lambat purse seine, pancing tonda dan pancing ulur.
dalam mengadopsi teknologi. Aktifitas pe- Penelitian ini menggunakan data primer dan
nangkapan ikan oleh nelayan yang mendiami sekunder yang terkait dengan atribut-atribut
pulau-pulau kecil sebagian besar terkonsen- pengelolaan rumpon secara berkelanjutan
terasi si pada perairan yang menjadi hak meliputi dimensi ekonomi.
ulayatnya. Hal ini disebabkan sarana produk- Data primer meliputi potensi sumber
si mereka yang serba terbatas dan kurang daya perikanan ikan layang, kembung, selar
modal untuk memperluas areal operasi atau dan tongkol, unit penangkapan ikan, unit alat
intensifikasi usahanya. bantu penangkapan ikan rumpon, produksi
Berdasarkan hal tersebut tidak akan ikan, nelayan penjaga rumpon, nelayan mini
bertahan lama bila usaha perikanan tangkap purse seine, nelayan pancing tonda dan nela-
berbasis rumpon tidak dikelola dengan baik yan pancing ulur. Pengambilan data primer
dan tidak ada perimbangan dalam hal finan- dilakukan dengan melakukan pengamatan
sial. Menurut Hanley dan Spash (1993), kela- dan pengukuran langsung di lokasi penelitian
yakan finansial sangat penting untuk memas- serta dapat dilakukan wawancara yang men-
tikan dapat atau tidaknya usaha perikanan dalam (depth interview) dengan bantuan kue-
tertentu untuk dapat dilanjutkan di masa yang sioner. Adapun yang menjadi responden
akan datang. Hasil produksi yang bergantung pihak-pihak terkait (stakeholder) yaitu 72
pada musim penangkapan di kawasan perair- nelayan penjaga rumpon, 82 nelayan mini
an Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Teng- purse seine, 15 nelayan pancing tonda serta
gara memberi pengaruh besar bagi keberlan- 12 nelayan pancing ulur, tokoh masyarakat
jutan usaha perikanan tangkap berbasis lokal, pengusaha perikanan serta instansi pe-
rumpon. Tujuan penelitian ini adalah meng- merintahan di lokasi penelitian. Data sekun-
analisis perikanan berbasis rumpon pada der terkait status keberlanjutan pengelolaan
614 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Jeujanan et al.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian perairan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara.
rumpon diperoleh dari Badan Pusat Statistik 2.3. Penentuan dan Penilaian Atribut
(Kabupaten dan Kota), Dinas Kelautan dan Keberlanjutan Pengelolaan Rumpon
Perikanan setempat, jurnal penelitian ilmiah, Atribut keberlanjutan pengelolaan
laporan hasil penelitian. rumpon pada dimensi ekonomi ditentukan
berdasarkan 1 (satu) dimensi keberlanjutan
2.2. Analisis Keberlanjutan Pengelolaan berdasarkan indikator pada RAPFISH yang
Rumpon sudah dimodifikasi dari Kavanagh and Pit-
Analisis keberlanjutan dalam penge- cher (2004); Tesfamichael and Pitcher
lolaan rumpon di perairan Kepulauan Kei (2006); dan Nikijuluw (2002) seperti atribut
Kabupaten Maluku Tenggara, menggunakan pada setiap dimensi dan kriteria skor pada
pendekatan Multidimensional Scaling (MDS) setiap atribut. Penilaian terhadap setiap atri-
yaitu dengan pendekatan Rap-Rumpon (Ra- but dan pembuatan skor berdasarkan hasil
pid Appraisal-Indeks Sustainability of rum- pengamatan secara langsung di lokasi peneli-
pon) yang telah dimodifikasi dari program tian ataupun berdasarkan data sekunder yang
RAPFISH (Rapid Assessment Technique for tersedia. Rentang skor berkisar antara 0-3
Fisheries) yang dikembangkan oleh Fisheri- tergantung kepada keadaan tiap-tiap atribut
es Center, University of British Columbia yang didefinisikan mulai dari buruk hingga
(Kavanagh and Pitcher, 2004; Pitcher and baik. Skor yang rendah didefinisikan kondisi
Preikshot, 2001; Fauzi dan Anna, 2002). Ta- yang paling tidak menguntungkan bagi
hapan dalam melakukan analisis keberlan- pengelolaan rumpon berkelanjutan. Sebalik-
jutan dalam pengelolaan rumpon di perairan nya skor yang tinggi mendefinisikan kondisi
Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara yang menguntungkan bagi pengelolaan rum-
terbagi menjadi 3 tahap yang meliputi (1) pon pada dimensi ekonomi seperti yang ter-
penentuan atribut keberlanjutan pengelolaan cantum pada Tabel 1.
rumpon pada dimensi ekonomi (2) penilaian
atribut dalam skala keberlanjutan dari dimen- 2.4. Penyusunan Indeks Keberlanjutan
si ekonomi (3) penyusunan indeks dan status Pengelolaan rumpon
keberlanjutan pengelolaan rumpon. Tahapan selanjutnya adalah pem-
buatan skala indeks pengelolaan rumpon pa-
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 615
Pengelolaan Rumpon Keberlanjutan . . .
Tabel 1. Atribut dan skor analisis dimensi ekonomi pengelolaan rumpon di Kepulauan Kei
Kabupaten Maluku Tenggara.
da dimensi ekonomi yang memiliki selang 0- atribut dimensi ekonomi yang digunakan.
100. Apabila sistem yang dikaji mempunyai Atribut yang termasuk kedalam kriteria sen-
indeks > 50 maka sistem tersebut termasuk sitif merupakan atribut yang memiliki nilai
berkelanjutan namun apabila < 50 maka ter- Root Mean Square (RMS) lebih tinggi
masuk belum berkelanjutan. Status keberlan- dibandingkan atribut lainnya. Tingginya nilai
jutan pengelolaan rumpon pada dimensi eko- Root Mean Square (RMS) pada atribut-
nomi penelitian ini mengacu pada Susilo atribut sensitif menunjukkan bahwa atribut-
(2003) yang membagi menjadi empat kate- atribut tersebut memiliki pengaruh tinggi
gori seperti yang tercantum pada Tabel 2. terhadap nilai indeks keberlanjutan sehingga
mempengaruhi status keberlanjutan dalam di-
2.5. Analisis Leverage mensi ekonomi tersebut (Kavanagh et al.,
Analisis leverage atau sensitivitas 2004; Pitcher and Preikshot, 2001). Atribut-
merupakan analisis yang bertujuan untuk atribut yang memiliki tingkat sensitifitas
mengetahui tingkat sensitivitas dari atribut- yang sangat tinggi berdasarkan hasil analisis
616 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Jeujanan et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 617
Pengelolaan Rumpon Keberlanjutan . . .
Tabel 3. Biaya investasi mini purse seine, pancing tonda, pancing ulur dan rumpon di
Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara.
618 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Jeujanan et al.
Tabel 4. Biaya operasional per trip mini purse seine, pancing tonda, pancing ulur dan rumpon
di Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara.
pon, nelayan pancing tonda dan nelayan 3.1.3. Konsumsi Rumah Tangga Nelayan
pancing ulur diatas UMP sedangkan upah Mini Purse Seine dan Rumpon
nelayan mini purse seine di bawah UMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pen- rata-rata setiap rumah tangga nelayan meng-
dapatan bersih dari nelayan penjaga rumpon, konsumsi beras berkisar antara 1 sampai
nelayan mini purse seine, nelayan pancing dengan 2,5 kg/hari. Pemilihan ikan khusus-
tonda dan nelayan pancing ulur di perairan nya ikan hasil tangkapan, seperti ikan layang,
Kepulauan Kei dari tingkat jumlah ABK ti- ikan kembung, ikan selar dan ikan tongkol
dak sama sehingga dapat mempengaruhi sebagai lauk pauk utama dalam menu ma-
terhadap pendapatan bersih per/bulan. kanan sehari hari hampir sama untuk semua
rumah tangga nelayan. Jika ikan yang diper-
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 619
Pengelolaan Rumpon Keberlanjutan . . .
Tabel 5. Analisis usaha mini purse seine, pancing tonda, pancing ulur dan rumpon (Rp.).
oleh jumlahnya sedikit maka ikan itu akan bung 367,39 ton. Hasil penelitian 2014 me-
dibawa pulang untuk dimakan bersama nunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat
anggota keluarganya. Konsumsi rumah tang- mempengaruhi produksi hasil tangkapan ikan
ga nelayan mini purse seine di perairan Ke- pelagis di perairan kepulauan Kei yaitu mu-
pulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara sim penangkapan, jumlah kapal penangkapan
dapat dilihat pada Tabel 6. ikan, dan efektivitas alat bantu penangkapan
ikan.
3.1.4. Kontribusi Terhadap Pendapatan
Asli Daerah 3.2. Kelayakan Usaha Penangkapan
Pengembangan usaha perikanan tangkap se- dengan Rumpon
cara umum bisa dilakukan dengan pening- Mengkaji kelayakan finansial usaha
katan produksi dan produktivitas usaha peri- penangkapan mini purse seine, pancing tonda
kanan yang ditujukan untuk meningkatkan dan pancing ulur dinilai dengan mengguna-
pendapatan nelayan, produk domestik bruto, kan parameter NPV, IRR, B/C ratio dan ROI
devisa negara, pendapatan asli daerah, peme- layak untuk dikembangkan di perairan Kepu-
nuhan gizi masyarakat dan penyerapan tena- lauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara.
ga kerja, tanpa mengganggu dan merusak ke-
lestarian sumberdaya perikanan. Produksi 3.2.1. Kelayakan Usaha Berdasarkan Net
hasil tangkapan ikan pelagis kecil di perairan Present Value (NPV)
Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara Parameter Net Present Value (NPV)
cenderung lebih besar dibandingkan hasil digunakan untuk mengetahui kelayakan
tangkapan ikan demersal, ikan lainnya, udang usaha perikanan mini purse seine, pancing
dan cumi-cumi (Gambar 2). Produksi hasil tonda dan pancing ulur berdasarkan selisih
tangkapan ikan pelagis kecil oleh nelayan di antara nilai sekarang (present) dari pene-
perairan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku rimaan dengan nilai sekarang dari penge-
Tenggara dari tahun 2010-2014 cenderung luaran pada tingkat bunga tertentu yang ber-
mengalami peningkatan, dengan rata-rata laku yang terjadi selama operasi ketiga usaha
produksi pertahunnya sebesar 599,42 ton. Perikanan tersebut. Suku bunga yang berlaku
Berdasarkan data pada gambar 2, produksi pada periode tersebut sekitar 7% (Bank
hasil tangkapan terbanyak jenis ikan selar Indonesia, 2013). Hasil analisis kelayakan
3.236,9 ton terjadi pada tahun 2013 dan usaha perikanan mini purse seine, pancing
terendah jenis ikan kembung sebesar 1.789,7 tonda di perairan Kepulauan Kei berdasarkan
ton pada tahun 2010. Rata-rata produksi ter- Net Present Value (NPV) disajikan pada
tinggi adalah jenis ikan selar sebesar 998,54 Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 tersebut, nilai
ton dan yang terendah adalah jenis ikan kem- NPV mini purse seine paling tinggi (Rp
620 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Jeujanan et al.
Tabel 6. Nilai pengeluaran rumah tangga nelayan mini purse seine dan nelayan rumpon di
Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara.
Gambar 2. Produksi hasil tangkapan ikan pelagis kecil menurut jenis sumberdaya ikan di
Kabupaten Maluku Tenggara.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 621
Pengelolaan Rumpon Keberlanjutan . . .
1.509.188.016). Hal ini menunjukkan bahwa Kei Kabupaten Maluku Tenggara tinggal
mini purse seine dapat memberikan keun- melanjutkannya (Wudianto, 2001).
tungan bersih sebesar Rp 1.509.188.016 se-
lama masa operasinya jika diukur dari nilai 3.2.2. Kelayakan Usaha Berdasarkan
sekarang yaitu setelah mempertimbangkan Internal Rate Return (IRR)
kondisi bunga bank sekitar 7 %. Hasil survei Paramater Internal Rate Return (IRR)
lapang menunjukkan bahwa usaha perikanan merupakan parameter untuk mengetahui ba-
mini purse seine, pancing tonda dan pancing tas untung rugi suatu usaha perikanan, yang
ulur dapat dioperasikan secara layak/normal ditunjukkan oleh suku bunga maksimal yang
selama 5 tahun. Keuntungan bersih ini lebih menyebabkan NPV = 0. Dari tiga usaha peri-
disebabkan oleh penerimaan bersih mini kanan tersebut, pancing tonda mempunyai
purse seine yang tinggi, yaitu mencapai Rp nilai IRR paling tinggi (381,70 %) (Tabel 8).
656.572.250 (Tabel 4), sementara biaya ope- Nilai IRR ini memberi pengertian bahwa
rasional relatif standar (Rp 436.000 per trip menginvestasikan uang pada usaha perikanan
atau Rp 52.320.000 per tahun). Terkait pancing tonda di perairan Kepulauan Kei
dengan ini, maka dari segi NPV, usaha peri- akan mendatangkan keuntungan sekitar 381,
kanan mini purse seine mempunyai prospek 70 % per tahunnya Tabel 8.
yang sangat baik untuk pengembangannya Nilai IRR untuk pancing ulur dan mini
termasuk sebagai usaha perikanan unggulan mini purse seine termasuk bagus, karena suku
di perairan Kepulauan Kei Kabupaten bunga bank yang berlaku hanya 7 % (bunga
Maluku Tenggara. Menurut Hanley dan deposito). Oleh karena semua parameter fi-
Spash (993), nilai NPV tersebut cerminan nansial penting dari analisis kelayakan usaha
keuntungan bersih yang didapat pelaku usaha dapat dipenuhi dengan baik oleh usaha peri-
pada kondisi terakhir saat keuntungan dihi- kanan pancing tonda, pancing ulur dan mini
tung. Terhadap kondisi tersebut, maka mini purse seine, maka ketiga usaha perikanan ini
purse seine, pancing tonda dan pancing ulur sangat layak tanpa syarat finansial apapun
di perairan Kepulauan Kei tidak perlu diragu- dilanjutkan termasuk menjadikannya sebagai
kan lagi sumbangan keuntungannya, meski- usaha perikanan unggulan dan penopang ke-
pun ketiga menggunakan ABK yang cukup sejahteraan nelayan di kawasan perairan Ke-
banyak dalam setiap trip operasi penangka- pulauan Kei. Mekanisme operasi yang di-
pan yang dilakukannya. Hal ini tentu sangat lakukan selama ini, termasuk waktu operasi,
baik, mengingat usaha perikanan tersebut lama operasi per trip, dan lainnya dapat terus
telah dikuasai nelayan di perairan Kepulauan dilanjutkan karena sudah termasuk efektif.
622 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Jeujanan et al.
3.2.3. Kelayakan Usaha Berdasarkan Terlepas dari ini semua, mini purse
Benefit-Cost (B/C Ratio) seine, pancing tonda dan pancing ulur layak
Dalam penelitian ini, parameter untuk dikembangkan lanjut di kawasan per-
Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio) digunakan airan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku
untuk kelayakan usaha perikanan dengan me- Tenggara, karena semua parameter finansial
lihat perimbangan antara penerimaan usaha yang dipersyaratkan dapat dipenuhi dengan
perikanan tersebut dengan pembiayaan yang baik. Bila ketiga usaha perikanan tersebut
dikeluarkan untuk mengoperasikan usaha diperbandingkan, maka pancing tonda paling
perikanan tersebut. Berdasarkan Tabel 10, layak. Pancing tonda dan pancing ulur mem-
usaha perikanan mini purse seine, pancing punyai nilai paling baik untuk parameter
tonda dan pancing ulur layak dilanjutkan di IRR, ROI, maupun B/C Ratio sedangkan
perairan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku mini purse seine mempunyai nilai paling baik
Tenggara karena mempunyai nilai B/C Ratio untuk parameter NPV. Terkait dengan ini,
yang lebih dari 1 (satu). maka pengembangan ketiga usaha perikanan
Untuk pancing tonda misalnya, setiap tersebut perlu dipertahankan karena dapat
1 (satu) satuan biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pe-
menjalankan usaha pancing tonda tersebut di rekonomian di kawasan perairan Kepulauan
perairan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Kei Kabupaten Maluku Tenggara (Tabel 9).
Tenggara, maka akan mendatangkan peneri-
maan bersih sekitar 14,75 satuan. Hal yang 3.2.4. Kelayakan Usaha Berdasarkan
sama juga untuk pancing ulur dan mini purse Return of Investment (ROI)
seine, dimana setiap 1 satuan biaya yang di- Hasil analisis kelayakan terhadap ke-
keluarkan, maka akan mendatangkan pene- tiga usaha perikanan tersebut berdasarkan
rimaan bersih masing-masing 11,59 satuan parameter Return of Investment (ROI). Ber-
dan 4,43 satuan. Secara sepintas, jumlah pe- dasarkan Tabel 10, tersebut mini purse seine,
nerimaan bersih berdasarkan analisis B/C pancing tonda dan pancing ulur layak di-
Ratio ini tidak terlalu besar. Hal ini karena kembangkan di kawasan perairan Kepulauan
pembandingnya merupakan akumulasi biaya Kei Kabupaten Maluku Tenggara ROI > 1.
yang dikeluarkan selama menjalankan usaha Nilai ROI yang tinggi ini terjadi karena ke-
perikanan tersebut (5 tahun). Setiap nelayan tiga usaha perikanan tersebut mempunyai
berangkat melaut, maka sebagian dari peneri- penerimaan yang sangat baik sementara
maannya, digunakan kembali menjadi biaya biaya investasinya relatif standar. Misalnya
operasional dan diawal operasi nelayan juga pada usaha perikanan mini purse seine dapat
sudah mengeluarkan biaya untuk investasi. memberi penerimaan sekitar Rp 656.572.250
Bila semua biaya tersebut diperhitungkan, per tahun atau sekitar Rp. 1.509.016 selama
maka tentu biaya sangat banyak, sehingga masa operasinya, sementara biaya investasi
sangat wajar bila rasio penerimaan dikatakan yang dibutuhkan untuk pengadaan mini purse
baik dengan hanya lebih beberapa satuan dari seine tersebut sekitar Rp. 426.875.000. Me-
akumulasi biaya tersebut (Hanley dan Spash, nurut Setiawan et al. (2007), termasuk pen-
1993). ciri penting kelayakan investasi karena me-
nunjukkan kelipatan jumlah investasi yang
Jenis usaha perikanan Standar B/C Ratio Nilai B/C ratio Keterangan
Mini purse seine > DF 4,43 Layak
Pancing tonda > DF 14,74 Layak
Pancing ulur > DF 11,59 Layak
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 623
Pengelolaan Rumpon Keberlanjutan . . .
Jenis usaha perikanan Standar B/C Ratio Nilai B/C ratio Keterangan
Mini purse seine >1 1,37 Layak
Pancing tonda >1 5,57 Layak
Pancing ulur >1 4,59 Layak
biasa dikembalikan bila usaha perikanan ter- fat negatif. Bila B/C ratio > 1, maka inves-
sebut dilakukan di perairan Kepulauan Kei tasi menguntungkan, sedangkan bila B/C
Kabupaten Maluku Tenggara. ratio ≤ 1 berarti investasi tersebut tidak la-
Untuk mini purse seine, bila membu- yak. Hasil analisa kelayakan usaha finansial
tuhkan biaya investasi untuk pengadaan ka- menunjukkan bahwa usaha perikanan rum-
pal, alat tangkap, dan alat pendukung pe- pon di perairan Kepulauan Kei Kabupaten
nangkapan sekitar Rp 440.589.00, maka Maluku Tenggara berada pada nilai positif
setelah 5 tahun pengoperasiannya akan dapat sehingga layak untuk dipertahankan.
mengembalikan biaya investasi tersebut se- Atribut yang mempunyai nilai sensitif
besar 1,37 kalinya. Hal yang sama juga un- terendah adalah atribut konsumsi rumah
tuk pancing tonda dan pancing ulur, yaitu tangga nelayan dari tingkat keberlanjutan
dapat membayar masing-masing sebesar 5,57 sangat baik dan perlu dipertahankan. Hasil
dan 4,59 dari biaya investasi yang dikeluar- penelitian menunjukkan bahwa dengan ada-
kannya pada saat awal usaha perikanan nya rumpon pendapatan nelayan penjaga
tersebut. rumpon meningkat maka kebutuhan akan
konsumsi rumah tangga nelayan yang diciri-
3.3. Status Keberlanjutan Pengelolaan kan dengan konsumsi beras semakin mening-
Rumpon kat dan dapat mengatasi biaya pendidikan
Berdasarkan hasil analisis Multidi- serta kesehatan rumah tangga Gambar 4.
mensional Scaling, diketahui bahwa nilai
indeks keberlanjutan pengelolaan rumpon 3.4. Pembahasan
pada ikan pelagis adalah 62,17 pada skala Atribut-atribut dalam dimensi ekono-
keberlanjutan 1-100 (Gambar 3). Nilai indeks mi menggambarkan bagaimana kegiatan pe-
ini menunjukkan bahwa dari analisis tujuh manfaatan sumberdaya perikanan berpenga-
atribut yang ada, status keberlanjutan penge- ruh dalam pengelolaan rumpon. Fauzi dan
lolaan rumpon di perairan Kepulauan Kei Anna (2005) menyatakan bahwa salah satu
Kabupaten Maluku Tenggara termasuk tulang punggung ekonomi di wilayah pesisir
katagori “cukup” berkelanjutan. Menurut dan pulau-pulau kecil adalah sumberdaya pe-
Krustal dalam Jhonson dan Wichern (1992), rikanan yang rentan akibat aktivitas ekonomi.
kategori cukup bila nilai indeks berada pada Berdasarkan hasil analisis ordinasi Rap-
kisaran 51-75. Rumpon dari 7 atribut yang memiliki
Berdasarkan hasil analisis leverage pengaruh terhadap dimensi ekonomi menun-
yang dilakukan diketahui bahwa atribut yang jukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan
sensitif yang paling tinggi adalah atribut nilai dimensi ekonomi sebesar 62,17 seperti pada
B/C ratio penangkapan pada rumpon dengan Gambar 4. Hal tersebut menunjukkan dimen-
skor nilai sebesar 7,79. Nilai B/C ratio meru- si ekonomi tergolong ke dalam kriteria cukup
pakan perbandingan total pemanfaatan bersih berkelanjutan. Berdasarkan hasil pada anali-
investasi usaha perikanan rumpon yang ber- sis leverage didapatkan atribut B/C Ratio
sifat positif, dengan total manfaat kotor in- penangkapan pada rumpon memiliki tingkat
vestasi usaha perikanan rumpon yang bersi- sensitivitas relatif lebih tinggi sedangkan
624 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Jeujanan et al.
Gambar 4. Peran atribut dari dimensi ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai
RMS di perairan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara.
konsumsi rumah tangga nelayan rumpon lis menunjukkan bahwa usaha perikanan mini
memiliki tingkat sensitivitas yang lebih purse seine, pancing tonda dan pancing ulur
rendah dibanding keenam atribut lainnya. di perairan Kepulauan Kei Kabupaten
Parameter Benefit-Cost Ratio (B/C Maluku Tenggara layak dilanjutkan karena
Ratio) yang digunakan untuk kelayakan nilai B/C Ratio > 1.
usaha perikanan adalah dengan melihat pe- Konsumsi rumah tangga nelayan pen-
rimbangan antara penerimaan dengan pem- jaga rumpon merupakan atribut sensitivitas
biayaan yang dikeluarkan untuk mengope- dengan nilai paling rendah. Hasil analisa
rasikan usaha perikanan rumpon. Hasil ana- menunjukkan bahwa pendapatan nelayan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 625
Pengelolaan Rumpon Keberlanjutan . . .
626 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt72
Jeujanan et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Desember 2015 627
628