Anda di halaman 1dari 12

Umar Ibnu Khattab R.A.

:
Politik Kekuasaan, Kebijakan dan Peran
Ijtihadnya sebagai Pionir Ijtihad

Dosen Pengampu: Dr. H. Muhammad Asrori, M.Ag.


Disusun oleh: Khairun Nisa (210101210049) / MPAI-C
Umar Ibnu Khattab

● Umar Ibnu Khattab merupakan khalifah kedua yang diangkat


melalui penunjukan atau wasiat dari Abu Bakar al-Shiddiq.

● Umar menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun (13 H -23 H)

● Umar melanjutkan kepemimpinan dengan kondisi politik yang


mulai memburuk karena terjadinya beberapa pemberontakan
di luar Madinah, baik itu pemberontakan yang dimotivasi oleh
keinginan melepaskan diri dari kekuasaan Islam ataupun
pemberontakan-pemberontakan yang dilancarkan oleh kaum
kaum murtad.

2
Bentuk Politik Pemerintahan

1. Perluasan Wilayah dan Pengelolaannya

Menurut catatan sejarah, Umar berhasil membebaskan banyak


wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Imperium Romawi dan
Persia.
Beberapa wilayah yang ditaklukkan dilihat dari kesuburan tanahnya,
kestrategisannya dalam dunia perdagangan dan kestrategisannya
untuk menjadi basis-basis penaklukan berikutnya.

2. Pengelolaan Kas Negara

Kebijakan dalam pengelolaan kas negara di antaranya


adalah dengan membentuk departemen-departemen
(diwan), mendirikan baitul mal, serta mengatur tentang
pembayaran gaji dan pajak.
3
3. Penataan Birokrasi Pemerintahan

Pada masa Umar, wilayah kekuasaan dibagi dalam 12 provinsi.


Umar mengangkat beberapa sahabat dalam menjalankan
roda pemerintahan.
Umar bin Khattab telah membagi kekuasaan secara terpisah
yaitu kekuasaan Legislatif (Majelis Syura’), yudikatif (Qadha’)
dan Eksekutif (Khalifah).

4. Futuhat

Pada masa Umar bin Khattab dilakukan perluasan besar-


besaran yang dikenal dengan periode “futuhat al-
islamiyyah” yang secara berturut-turut pasukan Islam dapat
menguasai Suriah, Persia, Mesir dan daerah-daerah lainnya.

4
5. Penaklukan Iraq dan Persia

• Tahun 635 M Irak yang dikuasai oleh Persia berhasil ditaklukkan


okeh Sa’ad bin Abi Waqas
• Tahun 642 M Nahawan yang dikuasai Persia dapat ditaklukkan,
dengan ditaklukkan daerah ini maka seluruh daerah Persia
jatuh ke tangan umat Muslim.

6. Penaklukan Damsyiq dan Yordania

• Belum sampai setahun menjadi khalifah, 635 M Umar berhasil


menaklukkan Damaskus (Ibukota Suriah).
• Setahun setelahnya, terjadi pertempuran di sebelah Timur anak
sungai Yordania dan umat Muslim menang, dengan demikian
maka seluruh wilayah Suriah berhasil dikuasai.
5
Bentuk Kebijakan

1 Membuat Kelompok Militer

• Umar Ibnu Khattab membentuk kampung-kampung militer di


tempat strategis dengan tujuan untuk mempermudah
penaklukan selanjutnya.

• Beberapa kampung-kampung militer terbesar yang


dibangun pada masa Umar bin Khattab adalah Bashrah yang
bertujuan untuk mempermudah komunikasi dengan Madinah,
ibu kota negara dan juga menjadi basis penaklukan menuju
Iran Selatan. Kufah dibangun untuk menjadi basis
pemerintahan untuk administrasi untuk Iraq Utara
Mesopotamia dan bagian Timur dan Utara Iran.
6
2 Membuat Baitul Mal

• Umar membangun Baitul Mal serta menyusun data yang berisi


catatan pemasukan dan pengeluaran.

• Pemasukan negara pada masanya meliputi zakat, khums,


kharaj, jizyah, fa’I, dan bea cukai.

• Baitul Mal digunakan untuk penyebaran Islam, pembentukan


perang dan armada keamanan, pendidikan dan kebudayaan,
dan untuk kesejahteraan rakyat lainnya.

• Pelaporan harta masuk/keluar dilakukan setiap tahun dan


dilaporkan ke pemerintah pusat (bendahara propinsi dan
gubernur melapor ke khalifah).

7
3 Membentuk Organisasi Negara Islam

Umar Ibnu Khattab membentuk organisasi negara Islam untuk


memperlancar mekanisme pemerintahan, antara lain:
● An-Nizham As-Siyasy (Organisasi Politik)
● An-Nizham Al-Idary (organisasi TU/administrasi negara)
● An-Nizham Al-Maly (organisasi keuangan negara)
● An-Nizham Al-Harby (organisasi ketentaraan)
● An-Nizham Al-Qadha’i (organisasi kehakiman)

8
Perannya sebagai Pionir Ijtihad

1. Hak Mu’allaf dari Zakat


Menurut syari’at Islam yang dijalankan pada masa Nabi Saw,
salah satu golongan yang berhak menerima zakat adalah
kelompok mu’allaf. Pada saat itu, zakat difungsikan sebagai media
dakwah untuk menarik simpati orang-orang non-Islam. Pada
masa Umar Ibnu Khattab, ia tidak lagi memberikan zakat kepada
mu’allaf. Menurutnya, keadaan Islam sudah kuat sehingga alasan
terdahulu sudah tidak relevan lagi.

9
2. Kasus Potong Tangan terhadap Pencurian
Pidana atau hukuman yang diancamkan terhadap pencurian
menurut hukum Islam adalah hukum had (potong tangan).
Namun, pada masa Umar Ibnu Khattab, ia pernah membatalkan
hukuman tersebut pada tahun paceklik. Argumentasinya adalah
perbuatan tersebut dilakukan oleh orang yang terdesak mencari
makan/kepentingan jiwa.

10
3. Shalat Tarawih Berjamaah 4. Kasus Rampasan(Ghanimah)
Umar menjadi orang yang pertama Pada masa Nabi SAW, 1/5 harta
memberikan perintah untuk shalat rampasan perang (ghanimah)
tarawih berjamaah dengan satu digunakan untuk kepentingan
imam. Setelah malam itu, umat ibadah/amal dan sisanya untuk pasukan
Islam menjalankan shalat tarawih perang. Pada masa Umar ia
secara berjama’ah. Sebelumnya, mengembalikan harta tersebut kepada
mereka selalu melakukannya pemiliknya untuk diambil pajak (kharaj)

sendiri-sendiri. dan dimasukkan ke kas negara.

11
Pengambilan/penetapan hukum yang
berbeda dengan yang dilaksanakan pada
masa Nabi SAW dengan memperhatikan
berbagai aspek sosio-kultural yang terjadi
pada masanya menjadikan Umar Ibnu
Khattab sering disebut sebagai pionir ijtihad.

This is the last page 12


Thank you for the attention on my presentation

Anda mungkin juga menyukai