POKOK BAHASAN 2. Hakikat Manusia dalam Konteks Pendidikan a. Manusia sebagai Makhluk Individu b. Manusia sebagai Makhluk Sosial c. Manusia sebagai Makhluk Kebudayaan d. Manusia sebagai Makhluk Spiritual
2 a b c d
NIM: 210101210061 Disusun oleh: Aulia Faizah
2. Hakikat Manusia dalam Konteks Pendidikan Manusia dalam bahasa Inggris disebut man (asal kata dari bahasa Anglo-Saxon, mann). Arti dasar dapat dikaitkan dengan mens (latin), yang berarti “ada yang berpikir”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:714) manusia diartikan sebagai “makhluk yang berakal budi” Al-Quran memperkenalkan tiga kata istilah yang digunakan untuk menunjuk pengertian manusia. Ketiga kata tersebut adalah, al-Basyar, al-Insan dan an-Nas (Ramayulis, 2006:3). a. Manusia sebagai Makhluk Individu Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi antara aspek badani dan rohaninya, memiliki perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik. Perbedaan ini baik berkenaan dengan postur tubuh, kemampuan berpikir, minat dan bakat, dll. b. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Ibnu Khaldûn dalam kitab Muqaddimah (2004: 525-526)
mengatakan bahwa : “Manusia adalah makhluk sosial, pernyataan ini mengandung arti bahwa seorang manusia tidak bisa hidup sendirian dan eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama. Dia tidak akan mampu menyempurnakan eksistensi dan mengatur kehidupannya dengan sempurna secara sendirian. Benar-benar sudah menjadi wataknya, apabila manusia butuh bantuan dalam memenuhi kebutuhannya. c. Manusia sebagai Makhluk Kebudayaan Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan makhluk lain. Manusia memiliki cipta/akal, rasa/perasaan, dan karsa/kehendak. Hal tersebut merupakan faktor dominan lahirnya kebudayaan. d. Manusia sebagai Makhluk Spiritual Manusia memiliki potensi untuk mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Tuhan pun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan oleh manusia agar manusia beriman dan bertakwa kepadaNya. Manusia sejak lahir diberikan naluri beragama, mengakui adanya Dzat Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Sebelum lahir ke dunia manusia telah mengakui bahwa Allah Swt adalah Tuhan (Q.S. al- A’raf: 172). SEKIAN DAN TERIMAKASIH