NPM : 18062000217
Tugas
1 . Carilah beberapa kasus yang diselesaikan melalui arbitrase baik itu arbitrase pada umum nya
atau internasional , lihat apa yang menjadikan arbitrase tersebut menjadi arbitrase internasional
dalam kasus
Gugatan bermula dari pencabutan izin usaha kedua perusahaan oleh Pemerintah Kutai
Timur pada tahun 2010. Churchill Mining Plc dari Inggris pernah mengantungi izin tambang
seluas 350 km2 di Busang, Telen, Muara Wahau, dan Muara Ancalong dengan mengakuisisi 75%
saham PT Ridlatama Group. Sementara, Planet Mining asal Australia merupakan anak perusahaan
Churchill.
Sebelumnya, Churchill telah mengajukan gugatan hukum pada PTUN Samarinda. Namun,
hasilnya sama, pencabutan izin usaha oleh bupati tersebut sudah sesuai prosedur. Proses banding
berlanjut hingga ke MA dan hasilnya tetap sama, hingga Churchill membawa kasus ini ke arbitrase
internasional. Atas putusan ICSID tersebut, Indonesia berhak memperoleh gugatan senilai
US$1,31 miliar atau sekitar Rp17 triliun.
Karena Kasus ini Dalam ruang lingkup internasional, dalam putusan arbitrase internasional
dapat diakui dan dilaksanakan di Indonesia apabila tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
telah memperoleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri . Apabila salah satu pihak dalam
sengketa adalah Negara Republik Indonesia maka hanya dapat dilaksanakan setelah ada
eksekuatur dari Mahkamah Agung - RI. Permasalahannya, pengadilan di Indonesia seringkali
"dicap" enggan untuk melaksanakan pelaksanaan putusan arbitrase internasional dengan alasan
bahwa putusan tersebut bertentangan dengan ketertiban umum. Maka arbitrase internasional ini
menjadikan penyelesaian sengketa secara final dan mengikat.
Evaluasi
Jawab : Syarat untuk dapat seorang ditunjuk atau diangkat sebagai arbitrase terdapat dalam
Undang-undang no.30 tahun 1999 tentangt entang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
yaitu :
1. Memaksa para pihak untuk berada pada posisi yang saling menyerang.
2. Putusan akan menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah menurut hukum.
3. Tidak berwenang memutuskan hal diluar yang desengkatan oleh parah pihak.
4. Para pihak tidak leluasa secara bebas mendiskusikan segala permasalahan dan harapan
Meraka, terumtama yang mempunyai sifat non hukum.