Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PERILAKU TENTANG KEBERSIHAN DIRI DENGAN

KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA SANTRI/SANTRIWATI DI


PONDOK PESANTREN SALAFIAH HAROKATUL YAMANIE
KABUPATEN TANGERNG
1
Sukmawati, 2Ni Bodro Ardi, 3Holidah
1
Mahasiswa Jurusan S1 Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
2
Dosen Jurusan Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
3
Dosen Jurusan Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
*Email Korespondensi: watie0998@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit kulit merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masyarakat. Penyakit kulit semakin
berkembang, hal ini dibuktikan dari profil kesehatan Indonesia tahun 2015 yang menunjukkan
bahwa penyakit kulit dan jaringan subkutan menjadi peringkat ke 10 dari penyakit terbanyak di
Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit kulit yaitu kesadaran akan
kebersihan masyarakat yang berkurang, cuaca/iklim yang panas, adanya sumber penularan
penyakit disekitarnya, penggunaan obat seperti steroid, antibiotik, sitostatika yang terus menerus,
dan penyakit sistemik lainnya. Pencegahan atau pengurangan terjadinya penyakit kulit yaitu
meningkatkan kebersihan diri. Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara
kebersihan diri. Pesantren adalah tempat yang rentan terjadi penyakit menular, karena kebersihan
diri santri/santriwati yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
perilaku kebersihan diri santri dengan kejadian penyakit kulit di Pondok Pesantren Harokatul
Yamanie. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional dengan penggunaan teknik
purposive sampling. Sampel dalam penelitian adalah 88 santri/santriwati di Pondok Pesantren
Harokatul Yamanie Kabupaten Tangerang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Data dianalisa dengan menggunakan uji statistik sperman rho dengan nilai signifikan < 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan perilaku tentang kebersihan diri santri dengan
kejadian penyakit kulit di Pondok Pesantren Harokatul Yamanie Kabupaten Tangerang dengan
nilai p value =0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara
perilaku tentang kebersihan diri dengan kejadian penyakit kulit. Saran dari hasil penelitian ini
diharapkan selalu meningkatkan dan menjaga kebersihan diri dengan cara tidak menggunakan
handuk secara bergantian dengan teman, membersihkan sprei tempat tidur sebelum tidur, tidak
menggunakan pakaian yang lembab dan menjemur kasur dalam waktu sekali 2 minggu agar
terhindar dari penyakit kulit.

Kata kunci : Perilaku Tentang Kebersihan Diri, Kejadian Penyakit Kulit

Kepustakaan : 37 (2011-2020)

1
HUBUNGAN PERILAKU TENTANG KEBERSIHAN DIRI DENGAN
KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA SANTRI/SANTRIWATI DI
PONDOK PESANTREN SALAFIAH HAROKATUL YAMANIE
KABUPATEN TANGERNG
1
Sukmawati, 2Ni Bodro Ardi, 3Holidah
1
Student of Ungraduate Nursing Major, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
2
Lecturer of Ungraduate Nursing Major, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
3
Lecturer of Ungraduate Nursing, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
*Corresponding Email: watie0998@gmail.com

ABSTRACT

Skin disease is a disease that is often found in society. Skin diseases are growing, this is evidenced
by the 2015 Indonesian health profile which shows that skin and subcutaneous tissue diseases are
ranked among the top 10 diseases in Indonesia. Factors that influence the occurrence of skin
diseases are reduced awareness of public hygiene, hot weather/climate, the presence of sources of
disease transmission in the vicinity, use of drugs such as steroids, antibiotics, continuous
cytostatics, and other systemic diseases. Prevention or reduction of the occurrence of skin
diseases is to improve personal hygiene. Personal hygiene is an individual's effort to maintain
personal hygiene. Islamic boarding schools are places that are prone to infectious diseases,
because of their low personal hygiene. This study aims to determine the relationship between
students' personal hygiene behavior with the incidence of skin diseases at the Harokatul Yamanie
Islamic Boarding School. This research method uses cross sectional with the use of purposive
sampling technique. The sample in this study was 88 students at the Harokatul Yamanie Islamic
Boarding School, Tangerang Regency. Data collection by using a questionnaire. The data were
analyzed using the rho sperm statistical test with a significant value <0.05. The results showed
that there was a relationship between behavior regarding personal hygiene of students with the
incidence of skin diseases at the Harokatul Yamanie Islamic Boarding School, Tangerang
Regency with p value = 0.00 <0.05. So it can be concluded that there is a significant relationship
between behavior about personal hygiene and the incidence of skin diseases. Suggestions from the
results of this study are expected to always improve and maintain personal hygiene by not using
towels alternately with friends, cleaning bed sheets before going to bed, not using damp clothes
and drying the mattress once every 2 weeks to avoid skin disease

Keywords: Behavior About Personal Hygiene, Incidence Of Skin Diseases


Bibliography: 37 (2011-2020)

2
PENDAHULUAN World Health Organization(WHO)
(2017) menyatakan angka kejadian
Perilaku merupakan suatu aktivitas
penyakit kulit pada tahun 2014
dari makhluk hidup yang
sebanyak 130 juta orang didunia.
bersangkutan. Dari segi biologis,
Tahun 2014 menurut Internasional
makhluk hidup baik tumbuhan,
Alliance for the control of
hewan ataupun manusia semuanya
scabie(IACS) kejadian penyakit kulit
berperilaku, karena mereka
bervariasi mulai dari 0,3% menjadi
mempunyai aktifitasnya masing-
46%. penyakit kulit ditemukan
masing(Nurul dalam Notoatmodjo,
disemua Negara dengan prevelensi
2012).
yang bervariasi. Beberapa Negara
Kebersihan diri (Personal Hygiene) yang sedang berkembang prevelensi
merupakan perawatan diri yang penyakit kulit sekitar 6%- 27%
dilakukan untuk memelihara populasi umum, menyerang semua
kebersihan dan kesehatan diri sendiri ras dan kelompok umur serta
baik secara fisik maupun mental cenderung tinggi kejadian penyakit
(Rohiyat dalam Almubarok, 2017). kulit tersebut terhadap anak-anak dan
remaja.
Penyakit yang sering muncul karena
kurangnya kebersihan diri adalah Penyakit kulit semakin berkembang,
berbagai penyakit kulit. Kulit hal ini dibuktikan dari profil
merupakan pembungkus yang elastis kesehatan Indonesia tahun 2015 yang
yang melindungi tubuh dari pengaruh menunjukkan bahwa penyakit kulit
lingkungan, kulit merupakan organ dan jaringan subkutan menjadi
tubuh yang terletak paling luar dan peringkat ke 10 dari penyakit
membatasinya dari lingkungan hidup terbanyak di Indonesia. Berdasarkan
manusia. Penyakit kulit dapat data Kemenkes sebanyak 192.414
disebabkan oleh jamur, virus, kuman, dan kasus baru 122.076 sedangkan
parasit hewani dan lain-lain (Nailin, kasus lam 70.338 (kemenkes RI,
2016). 2016). Menurut data Kemenkes RI
prevelensi penyakit kulit diseluruh

3
Indonesia tahun 2012 sebesar 8,46% HASIL
kemudian meningkat ditahun 2013 1. Analisis Univariat
menjadi 9%. Sedangkan Data Dinas a. Karakteristik Responden
Kesehatan penyakit kulit yang sering Karakteristik santri/santriwati
terjadi ialah kusta sebesar 66 kasus yang meliputi: usia, jenis
dengan prevelensi 0,40% (Dinkes, kelamin dan kelas merupakan
2017). variabel kategorik sehingga
dalam analisisnya dapat
METODE
digabung pada tabel yang
Desain penelitian yang digunakan
sama variabel kategorik ini
adalah penelitian survei analitik dan
akan di analisis dengan
rancangan penelitian cross sectional.
menggukan distribusi
Penelitian ini dilakukan di Pondok
frekuensi pada tabel 1.
Pesantren Salafiah Harokatul
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Yamanie Kabupaten Tangerang pada
maret 2021. Dengan populasi 162 Karakteristik Rresponden
dan sampel 88 santri/santriwati (n=88)
menggunakan metode Non
Probability sampling dan teknik Karakteristik Frekuensi %
purposive sampling. Pengumpulan Usia
a. 12 22 30
data dengan menggunakan kuesioner b. 13 42 48
perilaku kebersihan dan kuesioner c. 14 19 22
d. 15 1 1
penyakit kulit. Analisa bivariat yang Jenis kelamin
dilakukan dua variabel yang diduga a. Laki-laki 39 44
b. Perempuan 49 56
berhubungan atau berkolerasi Kelas
menggunakan uji korelasi Spearman a. 7 55 63
b. 8 19 22
Rank (rho) dengan tingkat c. 9 14 19
kemaknaan P-Value <0,05. Sumber: Hasil Penelitian, 2021

Berdasarkan Tabel 1 Distribusi


Frekuensi Karakteristik Responden
di dapatkan data usia responden

4
hampir setengahnya responden Berdasarkan diagram 1analisi
berumur 13 tahun 42 responden perilaku kebersihan diri di
(48%), dan hampir tidak ada Pondok Pesantren Salafiah
responden berumur 15 tahun 1 Harokatul Yamanie diperoleh
responden (1%). Berdasarkan jenis gambaran bahwa hampir
kelamin bahwa lebih dari setengahnya responden yang
setengahnya responden yang berjenis berperilaku kurang baik 29
kelamin perempuan yaitu 49 responden (33%), dan lebih
responden (56%), dan hampir dari setenghnya responden
setengahnya responden berjenis berperilaku baik 59
kelamin laki-laki yaitu 39 responden responden (67%).
(44%). Berdasarkan kelas bahwa
c. Kejadian Penyakit Kulit
lebih dari setengahnya responden
kelas 7 yaitu 55 responden (63%) Diagram 2 analisis kejadian
dan sebagian kecil kelas 9 yaitu 14 penyakit kulit pada
responden (15%). santri/santriwati di Pondok
Pesantren Salafiah Harokatul
b. Perilaku Kebersihan Diri
Yamanie Kabupaten
Diagram 1 analisi perilaku Tangerang (n=88).
kebersihan diri pada
Kejadian penyakit kulit
santri/santriwati di Pondok
Tidak
Pesantren Salafiah Harokatul 8(9%)

Yamanie (n=88). Ya
80(91%)

Perilaku Kebersihan Diri


Ya Tidak

Baik

Kurang Berdasarkan diagram 2


baik
analisi kejadian penyakit
kulit pada santri/santriwati
di Pondok Pesantren

5
Salafiah Harokatul Yamanie Berdasarkan tabel 2 hasil Cross
Kabupaten Tangerang Tabulation Hubungan Perilaku
tersebut di peroleh Tentang Kebersihan Diri Dengan
gambaran bahwa sebagian Kejadian Penyakit Kulit Pada
besar responden dengan Santri/Santriwati di Pondok
kejadian penyakit kulit yaitu Pesantren Salafiah Harokatul
80 responden (91%), dan Yamanie dari output diatas
sebagian kecil responden menunjukan bahwa hampir
yang tidak dengan kejadian setangahnya responden dengan
penyakit kulit yaitu 8 kejadian penyakit kulit yang
responden (9%). berperilaku kurang baik 29 (33%)
2. Analisis Bivariat responden, dan sebagian kecil
responden yang tidak kejadian
Tabel 2 Analisis Cross
penyakit kulit yang berperilaku baik
Tabulation Hubungan
yaitu 8 (9,1%).
Perilaku Tentang Kebersihan
Diri Dengan Kejadian Berdasarkan tabel diatas, diketahui
Penyakit Kulit Pada p-value=0,00 < α =0,05. Maka
Santri/santriwati di Pondok artinya Ha diterima H0 di tolak, yaitu
Pesantren Salafiah Harokatul ada hubungan yang signifikan antara
Yamanie Kabupaten variabel perilaku tentang kebersihan
Tangerang (n=88). diri dengan kejadian penyakit kulit.

Perilaku Kejadian penyakit P Tabel 3 Analisis Uji Korelasi


kebersihan diri Value
Tidak Ya Total Spearman Rank (rho) Hubungan
Perilaku Tentang Kebersihan Diri
0,00
n % N % n % Dengan Kejadian Penyakit Kulit
Kurang baik 0 0,0 29 33,0 29 33,0 Pada Santri/santriwati di Pondok
Baik 8 9,1 51 58,0 59 67,0
Jumlah 8 9,1 80 90,9 88 100 Pesantren Salafiah Harokatul
Yamanie Kabupaten Tangerang
Sumber: Hasil Penelitian, 2021
(n=88).

6
kebersihan diri santri lebih baik
maka kejadian penyakit kulit
berkurang.

PEMBAHASAN

Sumber: Haisl Penelitian, 2021 1. Analisa Univariat


a. Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel 3 tersebut Berdasarkan hasil yang
hasil analisa hubungan perilaku diperoleh gambaran bahwa
tentang kebersihan diri santri hampir setengahnya
dengan kejadian penyakit kulit responden berumur 13 tahun
di pondok Pesantren Salafiah 42 responden (48%), dan
Harokatul Yamanie hampir tidak ada responden
menggunakan uji korelasi berumur 15 tahun 1
spearman rho didapatkan nilai responden (1%).
signifikan sebesar 0,00. Karena Hal ini berhubungan dengan
nilai signifikan 0,00 < 0,05 teori menurut (KEMENKES,
maka artinya Ha diterima H0 di 2019) bahwa usia masa
tolak, yaitu ada hubungan yang remaja terdapat dua criteria
signifikan antara variabel usia remaja yaitu : kriteria
perilaku tentang kebersihan diri usia remaja awal 12-16 tahun
dengan kejadian penyakit kulit. sedangkan kriteria usia
Nilai koefisien korelasi (r) remaja akhir yaitu 17-25.
yaitu -0,498, artinya tingkat Dari penjelasan diatas peneliti
kekuatan hubungan variabel menyimpulkan bahwa usia
perilaku tentang kebersihan diri santri/santriwati di Pondok
santri dengan kejadian penyakit Pesantren Salafiah Harokatul
kulit adalah cukup sedang dan Yamanie Kabupaten
arahnya negatif. Dengan Tangerang berusia 12-15
demikian dapat diartikan tahun tergolong dalam
bahwa bila perilaku tentang kriteria masa remaja awal.

7
b. Berdasarkan Jenis kelamin responden kelas 7 yaitu 55
Berdasarkan hasil yang responden (63%) dan
diperoleh gambaran bahwa sebagian kecil kelas 9 yaitu
lebih dari setengahnya 14 responden (15%). Dalam
responden yang berjenis tingkat pendidikan juga
kelamin perempuan yaitu 49 merupakan salah satu faktor
responden (56%), dan hampir yang mempengaruhi
setengahnya responden timbulnya penyakit kulit, hal
berjenis kelamin laki-laki ini terjadi rata-rata pada
yaitu 39 responden (44%). tingkat awal pendidikan di
Hal ini berhubungan dengan karenakan masih memulai
teori menurut Notoatmodjo beradaptasi dengan
(2015) Jenis kelamin yaitu lingkungan.
tanda biologis yang Dari penjelasan diatas peneliti
membedakan manusia menyimpulkan bahwa
berdasarkan kelompok laki- semakin tinggi pendidikannya
laki dan perempuan. Jenis dan semakin banyak
kelamin mengacu pada mendapatkan pengetahuan
seseorang berperilaku dan semakin rendah berisiko
mencerminkan penampilan terkena penyakit kulit.
sesuai dengan jenis kelamin. d. Berdasarkan Peilaku
Dari penjelasan diatas peneliti Kebersihan Diri
menyimpulkan bahwa dengan Berdasarkan hasil yang
jenis kelamin laki-laki diperoleh gambaran bahwa
maupun perempuan peneliti hampir setengahnya
bisa membedakan jenis responden yang berperilaku
kelamin responden tersebut. kurang baik 29 responden
c. Berdasarkan Kelas (33%), dan lebih dari
Berdasarkan hasil yang setenghnya responden
diperoleh gambaran bahwa berperilaku baik 59
lebih dari setengahnya responden (67%).

8
Hal ini berhubungan dengan Berdasarkan hasil diagram
teori menurut Potter (2017) 5.5 di peroleh gambaran
Personal hygiene merupakan bahwa hampir seluruh
cara manusia melakukan responden kejadian penyakit
perawatan diri untuk kulit yaitu 80 responden
memelihara kesehatan (91%), dan sebagian kecil
mereka. Pemeliharaan responden yang tidak
kebersihan seseorang kejadian penyakit kulit yaitu
diperlukan untuk keamanan, 8 responden (9%).
kenyamanan, dan kesehatan Dari penjelasan diatas peneliti
individu. Praktik kebersihan menyimpulkan bahwa
diri sama dengan kejadian penyakit kulit di
meningkatkan kesehatan. pesantren masih cukup
Terdapat beberapa faktor meningkat, oleh karena itu
yang mempengaruhi penyakit kulit perlu adanya
kebersihan diri antara lain peningkatan pencegahan dan
seperti faktor pengetahuan, penanggulangan penyakit
kebiasaaan, budaya, menular sehingga dapat
lingkungan dan ekonomi. diberikan suatu edukasi
Dari penjelasan diatas peneliti kepada santri di Pondok
menyimpulkan bahwa Pesantren, salah satu
kebersihan diri (Personal pencegahannya yaitu dengan
hygiene) masih kurang tidak saling bertukaran
diterapkan oleh santri, oleh pakaian maupun handuk pada
karena itu pemeliharaan penderita yang mengalami
kebersihan seseorang penyakit kulit serta menjaga
diperlukan untuk keamanan, lingkungan agar tetap bersih
kenyamanan, dan kesehatan dan sehat.
individu. 2. Analisa Bivariat
e. Berdasarkan Kejadian Hasil analisa korelasi spearman
Penyakit Kulit rho terdapat hubungan perilaku

9
tentang kebersihan diri santri Dari penjelasan di atas peneliti
dengan kejadian penyakit kulit menyimpulkan bahwa yang
menunjukkan bahwa nilai r memiliki perilaku personal
adalah -0,498 dan p value (0,00) hygiene yang tidak setuju maka
< α (0,05), maka keputusannya tingkat kejadian penyakit kulit
Ho ditolak dan Ha diterima. semakin tinggi begitu juga
Artinya adanya hubungan yang sebaliknya seseorang memiliki
signifikan antara perilaku perilaku personal hygiene yang
kebersihan diri dengan kejadian setuju maka tingakat kejadian
penyakit kulit pada penyakit kulit rendah.
santri/santriwati di Pondok KESIMPULAN
Pesantren Salafiah Harokatul Pada bab ini menguraikan
Yamanie. kesimpulan dan saran mengenai
Hal tersebut diperkuat oleh Hubungan Perilaku Tentang
penelitian Ridwan (2017) yang Kebersihan Diri Dengan Kejadian
menyatakan terdapat hubungan Penyakit Kulit Pada
anatara personal hygiene dengan Santri/Santriwati di Pondok
kejadian penyakit kulit Pesantren Salafiah Harokatul
(p=0,005). Yamanie Kabupaten Tangerang.
Hal ini di perkuat hasil Berdasarkan penjelasan dari bab
penelitian Agsa Sajida (2012) sebelumnya sampai dengan
tentang hubungan personal pembahasan hasil penelitian yang
hygiene dengan keluhan telah dilakukan sebagai berikut:
penyakit kulit di kelurahan 1. Teridentifikasi karakteristik
denai, yang menyatakan ada berdasarkan usia tertinggi yaitu
hubungan yang bermakna antara hampir setengahnya responden
kebersihan kulit, tangan dan berumur 13 tahun 42
kuku, pakaian, handuk, tempat responden (48%), dan hampir
tidur, dan sanitasi lingkungan tidak ada responden berumur
terhadap keluhan penyakit kulit. 15 tahun 1 responden (1%).
Teridentifikasi berdasarkan

10
jenis kelamin bahwa lebih dari nilai koefisien korelasi sebesar
setengahnya responden yang –0,498 yang berarti ada
berjenis kelamin perempuan korelasi atara dua variabel
yaitu 49 responden (56%), dan dengan korelasi signifikan
hampir setengahnya responden sedang dengan arah korelasi
berjenis kelamin laki-laki yaitu negatif. Dari hasil signifikan
39 responden (44%). dapat disimpulkan bahwa Ha
Teridentifikasi berdasarkan diterima dan Ho ditolak.
kelas bahwa lebih dari SARAN
setengahnya responden kelas 7 1. Bagi santri di Pondok Pesantren
yaitu 55 responden (63%) dan Harokatul Yamanie Kabupaten
sebagian kecil kelas 9 yaitu 14 Tangerang
responden (15%). Hasil penelitian ini diharapkan
2. Teridentifikasi berdasarkan agar santri di Pondok Pesantren
perliku kebersihan dan Harokatul Yamanie Kabupaten
kejadian penyakit kulit bahwa Tangerang selalu meningkatkan
hampir setangahnya responden dan menjaga kebersihan diri
dengan kejadian penyakit kulit dengan cara tidak menggunakan
yang berperilaku kurang baik handuk secara bergantian
29 (33%) responden, dan dengan teman, membersihkan
sebagian kecil responden yang sprei tempat tidur sebelum tidur,
tidak kejadian penyakit kulit tidak menggunakan pakaian
yang berperilaku baik yaitu 8 yang lembab dan menjemur
(9,1%). kasur dalam waktu sekali 2
3. Ada hubungan antara perilaku minggu agar terhindar dari
kebersihan diri dengan penyakit kulit.
kejadian penyakit kulit pada 2. Bagi Tempat Penelitian
santri/santriwati di Pondok Hasil penelitian ini diharapkan
Pesantren Salafiah Harokatul agar pihak Pondok Pesantren
Yamanie, dengan nilai hasil Harokatul Yamanie Kabupaten
signifikan sebesar 0,00 dengan Tangerang dapat memantau dan

11
mengkoordinasi para santri DAFTAR PUSTAKA
dalam memeilihara kebersihan
khususnya kebersihan tempat Hidayat, A. A. A. 2011. Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia.
tidur dan sprei untuk Jakarta: Salemba. Medika.
menghindari kejadian penyakit
Kementrian Kesehatan RI. 2016.
kulit serta memberikan Riset Kesehatan Dasar
(RISKEDAS). Jakarta: Badan
informasi kepada santri dengan
Litbang Kemenkes RI
bekerja sama dengan pihak Notoatmodjo. Soekidjo. 2012.
Promosi Kesehatan dan
kesehatan dalam mencegah
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
kejadian penyakit kulit dan Rineka Cipta.
memilihara kebersihan diri yang Riyanto, A. 2011. Aplikasi
baik dan benar. Metodologi Penelitian
Kesehatan Nuha. Medika
3. Bagi Stikes Widya Dharma Yogyakarta
Husada Tangerang Almubarok. 2017. Hubungan
Tingkat Pengetahuan tentang
Hasil penelitian ini dapat Personal Hygiene dengan
dijadikan sebagai salah satu Kejadian Skabies pada Santri
Putra Pondok Pesantren Al-
bahan informasi atau tambahan Luqmaniyah Yogyakarta.
materi pembelajaran terkait Teknologi Pendidikan. 3(2).
55-64.
pentingnya personal hygiene
Rohiyat. 2019. Hubungan Tingkat
untuk mencegah timbulnya Pengetahuan Santri Tentang
penyakit kulit. Personal Hygiene Ddengan
Kejadian Penyakit Scabies Di
4. Bagi peneliti selanjutnya Pondok Pesantren Bani Rusydi
Untuk peneliti selanjutnya Annawawi RangkasBitung.
Telah diujikan pada sidang
disarankan untuk melakukan Tugas Akhir di Stikes Widya
penelitian tentang factor-faktor Dharma Husada Tangerang.
yang mempengaruhi kejadian Nurul. 2015. Hubungan Perilaku
penyakit kulit selain personal Tentang Kebersihan Diri
Santri Dengan Kejadian
hygiene dan prevelensi kejadian Penyakit Kulit Di Pondok
penyakit kulit di pondok Pesantren Annur Darunnajah
8 Gunung Sindur. Telah
pesantren. diujikan pada sidang Tugas
Akhir di Stikes Widya Dharma
Husada Tangerang.

12
13

Anda mungkin juga menyukai