Anda di halaman 1dari 31

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN FOKUS

BERBICARA

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 7

1. Ilham Rahmat Kurniawan (5019105)


2. Risalah Atmanegara (5019163)
3. Anggun Nitami (5019168)
4. Pratiwi Nurussalamah (5019180)
5. Dinda Dwi Ariyani (5019181)

Mata Kuliah : Pembelajaran B. Indonesia SD

Dosen Pengampu : Inda Puspita Sari.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendak-Nya, makalah sederhana ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Pembelajaran B. Indonesia SD. Adapun yang kami bahas dalam
makalah ini mengenai materi “Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan
Fokus Berbicara”.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik dalam segi
penulisan, struktur penulisannya maupun ejaannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan juga kritik yang dapat dijadikan referensi kami.

Lubuklinggau, November 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3

A. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Fokus


Berbicara di Kelas Rendah..................................................... 3
B. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Fokus
Berbicara di Kelas Tinggi....................................................... 20

BAB III PENUTUP....................................................................................... 27

A. Kesimpulan............................................................................. 27
B. Saran....................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran berbicara ialah proses belajar cara mengungkapkan bahasa
secara lisan. Kebermaknaan pembelajaran ini sesuai dengan pengalaman yang
dialami peserta didik dalam proses menguasai kompetensi berbicara.
Pembelajaran berbicara bergantung pada jenis keterampilan berbicara yang
akan dikembangkan dalam diri peserta didik. Kegiatan pembelajaran
berbicara meliputi : menyapa, memperkenalkan diri, bertanya, menjawab
pertanyaan, bercerita ( ceritakan pengalaman, buku/cerita yang pernah
didengarkan atau dibaca), beri pendapat dalam diskusi kelompok memberi
petunjuk, bermain peran, dan mewawancarai tokoh.
Makalah ini terdiri atas dua kegiatan belajar (KB). Pada kb1 akan
dibahas pembelajaran berbicara pada kelas rendah. (KB) 2 akan dipaparkan
pembelajaran di kelas tinggi.
Selesai mempelajari makalah ini, diharapkan anda dapat memahami
pembelajaran berbicara pada kelas rendah dan tinggi. Secara lebih khusus,
dapat dikatakan bahwa setelah anda mempelajari modul ini Anda diharapkan
dapat :
1. Merencanakan pembelajaran Berbicara di kelas rendah.
2. Mempraktekkan pembelajaran berbicara di kelas rendah.
3. Mampu menyusun alat penilaian kemampuan berbicara untuk peserta
didik SD di kelas rendah.
4. Merencanakan pembelajaran berbicara di kelas tinggi.
5. Mempraktekkan pembelajaran berbicara di kelas tinggi.
6. Mampu menyusun alat penilaian kemampuan berbicara untuk peserta
Didik SD di kelas tinggi.

Mengingat besarnya manfaat yang dapat anda petik. Perhatikanlah saran-


saran yang mempermudah anda dalam mempelajari modul ini.

1
1. Ketika mempelajari modul ini, kaitkan dengan pengalaman anda sehari-
hari dalam bernalar dan membaca kritis.
2. Bacalah setiap KB dengan cermat, sampai paham betul. Jika diperlukan
buatlah catatan kecil untuk tuliskan hal-hal yang anda anggap penting.
3. Bagaimana peserta didik, Anda dituntut untuk dapat menilai sendiri
kemampuan diri dengan jujur. Untuk itu, setelah mempelajari topik demi
topik atau keseluruhan isi setiap KB, kerjakanlah latihan latihan dan tes
formatif yang terdapat pada setiap KB. Untuk melihat hasilnya, silakan
lihat petunjuk dan rambu-rambu pengerjaan latihan dan kunci tes formatif
yang terdapat pada akhir makalah ini. Anda akan mengetahui sendiri
seberapa tingkat penguasaan Anda terhadap materi makalah yang telah
dipelajari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran keterampilan berbahasa dengan fokus berbicara
di kelas rendah?
2. Bagaimana pembelajaran keterampilan berbahasa dengan fokus berbicara
di kelas tinggi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pembelajaran keterampilan
berbahasa dengan fokus berbicara di kelas rendah
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang pembelajaran keterampilan
berbahasa dengan fokus berbicara di kelas tinggi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Fokus Berbicara Di


Kelas Rendah

1. Karakteristik Pembelajaran Kelas Rendah


Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah biasanya
menggunakan pembelajaran tematik. Supraptiningsih ( 2010:8-16 )
memaparkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu strategi
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pembelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
Keterampilan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau
watak, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar.
Pembelajaran tematik hanya diajarkan pada peserta didik sekolah
dasar kelas rendah (1-3 ) karena pada umumnya mereka melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (bolistic), perkembangan fisiknya tidak
pernah dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik, antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik usia sekolah dasar.
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.
e. Menyajikan kegiatan belajar bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi dan komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

3
g. Menanamkan konsep konsep pembelajaran dengan tepat. Melihat
perkembangan dan pengalaman peserta didik pada usia sekolah dasar
kelas awal, maka kecenderungan tersebut akan mempengaruhi proses
pembelajaran yang dilakukan. Sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik, karakteristik cara peserta didik belajar konsep belajar
dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi peserta
didik kelas awal sekolah dasar sebaiknya dilakukan dengan
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada
peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan.

1) Strategi pembelajaran Tematik


Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman
belajar peserta didik, misalnya :
a) Bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi peserta
didik.
b) Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan,
tidak harus di-drill tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung
dan menghubungkannya dengan konsep kain yang sudah
dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran
terpadu dan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan peserta didik.
2) Ciri-ciri pembelajaran tematik
a) Berpusat pada peserta didik.
b) Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik.
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran.
e) Bersifat fleksibel.

4
f) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
3) Keunggulan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik memiliki/keunggulan, diantaranya:
a) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
b) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan serta
didik.
c) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan
bermakna.
d) Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik dengan
permasalahan yang dihadapi.
e) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam kerjasama, toleransi,
komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
4) Peran Utama
a) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau
topik tertentu.
b) Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema
yang sama.
c) Pemahaman terhadap materi pembelajaran bagi mendalam dan
berkesan.
d) Kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi peserta
didik.
e) Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
f) Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya,
bercerita, menulis deskripsi, menulis surat dan sebagainya untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa, sekaligus untuk
mempelajari mata pelajaran lain.

5
g) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya
dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau
pengayaan.
5) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik
a) Pembelajaran tematik dimaksudkan agar kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih bermakna dan utuh.
b) Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu dipertimbangkan
antara lain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak
dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
c) Pilih tema yang terdekat dengan peserta dikirim.
d) Lebih mengutamakan kompetensi dasar nyalakan dicapai
daripada tema.
6) Langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik.
a) Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari
setiap mata pelajaran.
b) Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi
tersebut untuk setiap kelas dan semester.
c) Pilihlah tema: diri sendiri, keluarga, lingkungan, tempat umum,
pengalaman, Budi pekerti, kegemaran, tumbuhan, hiburan,
binatang, transfortasi, kesehatan, k3, makanan, pendidikan,
pekerjaan, peristiwa-peristiwa, kejadian sehari-hari, pertanian,
negara dan komunikasi.
d) Buatlah matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema. Dalam
rangka ini penyusun memperkirakan dan menentukan kompetensi
kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran yang cocok
dikembangkan dengan sebuah tema. Angka ini dilakukan untuk
semua mata pelajaran.

6
2. SKKD Berbicara Kelas Rendah
a. Kelas 1 Semester 1
1) Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan
bahasa yang santun.
2) Menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang
tepat dan bahasa yang santun.
3) Mendeskripsikan benda-benda sekitar dan fungsi anggota tubuh
dengan kalimat sederhana.
4) Mendek lama sih kan puisi peserta didik dengan lafal dan intonasi
yang sesuai.
b. Kelas 1 semester 2
1) Menjelaskan gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan
bahasa yang mudah dimengerti.
2) Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat
dan kosakata yang sudah dikuasai.
3) Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau
kegiatan dengan alasan sederhana.
4) Memenangkan tokoh dengan atau ciri memenangkan tokoh
dengan atau cerita rakyat yang dikuasai dengan ekspresi yang
sesuai.
c. Kelas 2 Semester 1
1) Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat dan santun berbahasa.
2) Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh orang lain.
3) Mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat.
d. Kelas 2 semester 2
1) Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-
cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami
orang lain
2) Menceritakan kembali cerita peserta didik yang didengarkan
dengan menggunakan kata-kata sendiri.

7
e. kelas 3 semester 1
1) Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan
menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami
2) Menjelaskan urusan membuat Atau melakukan sesuatu dengan
kalimat yang runtut dan mudah dipahami
3) Memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu
masalah dengan menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan
kata yang tepat.
f. kelas 3 semester 2
1) Melakukan percakapan melalui independen atau komunikasi
sederhana dengan menggunakan kalimat ringkas
2) Menceritakan peristiwa yang pernah dialami dilihat atau didengar.

Materi pembelajaran berdasarkan SK KD diantaranya:

a. Memperkenalkan diri
b. Menyapa orang lain c.mendeskripsikan
c. Membaca puisi
d. Menjelaskan gambar
e. Percakapan
f. Menyampaikan rasa suka
g. Memerankan
h. Bertanya
i. Menceritakan
j. Mendeklamasikan
k. Menceritakan pengalaman
l. Menjelaskan urutan
m. Memberikan tanggapan
n. Bertelepon dan
o. Menceritakan peristiwa

8
3. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Berbicara
Kelas Rendah
a. Perencanaan
Langkah-langkah minimal dari penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dimulai dari mencantumkan identitas RPP. Tujuan
pembelajaran materi pembelajaran metode pembelajaran. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran sumber pembelajaran dan penilaian.
Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing
Namun semua merupakan suatu kesatuan berikut ini penjelasan tiap-
tiap komponen tersebut.
1) Mencantumkan identitas
Terdiri atas nama sekolah, mata pelajaran, kelas ,Semester,
standar kompetensi ,kompetensi dasar ,indikator dan alokasi waktu.
hal yang diperhatikan adalah :
a) RPP boleh disusun untuk satu kompetensi dasar
b) standar kompetensi kompetensi dasar dan indikator dikutip
dari silabus
c) alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu
kompetensi dasar,dinyatakan dalam jam pelajaran dan
banyaknya pertemuan (contoh 2 x 45 menit ).Oleh karena
itu ,waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat
diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
bergantung pada kompetensi dasarnya.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan merupakan output (hasil langsung) dari satu paket
kegiatan pembelajaran titik misalnya pada kegiatan pembelajaran:
mendapatkan informasi tentang hubungan antara sifat bahan
dengan kegunaannya.
3) Menentukan materi pembelajaran untuk memudahkan penetapan
materi pembelajaran dapat diatur dari indikator.
Indikator : Peserta didik dapat mengidentifikasi benda-benda
dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki sifat-sifat tertentu

9
maka materi pembelajaran adalah benda-benda dalam kehidupan
sehari-hari dan sifat-sifat benda.
4) Menentukan metode pembelajaran metode dapat diartikan benar-
benar sebagai cara untuk mencapai tujuan tetapi dapat pula
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran tergantung
pada karakteristik pendekatan dan strategi yang dipilih oleh karena
itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan
metode yang si integrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran
peserta didik :
a) pendekatan pembelajaran yang digunakan misalnya:
pendekatan keterampilan proses, kontekstual, keterampilan
proses ,pemecahan masalah dan sebagainya:
b) metode-metode yang digunakan misalnya: ceramah,
inkuiri,observasi tanya jawab ,e-learning dan sebagainya.
5) Menentukan kegiatan pembelajaran
6) Menentukan penilaian.

b. Pelaksanaan
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan
langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan pada dasarnya langkah-
langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan pembuka
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan
a) orientasi : memusatkan perhatian peserta didik pada materi
yang akan di belajar kan dengan cara menunjukkan benda yang
menarik memberikan ilustrasi membaca berita di surat kabar
dan menampilkan slide animasi.
b) apersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang akan diajarkan

10
c) motivasi : guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
gempa bumi bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa
bumi dan sebagainya
d) pemberian acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang
akan dipelajari acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan
uraian materi pembelajaran secara garis besar.
e) pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana
langkah-langkah pembelajaran)
2) Kegiatan inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik
untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (Frame
work) masing-masing langkah-langkah tersebut disusun
sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan
perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan
indikator.
Untuk memudahkan biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan
lembaran kerja peserta didik atau LKS baik yang berjenis cetak
atau non cetak .khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang
online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik
harus dirumuskan detail mengenai waktu aktif dan alamat website
yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi
mengalami kegagalan pada standar proses (Permendiknas nomor
41 ) kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran ,yang dapat meliputi
proses eksplorasi ,elaborasi, dan konfirmasi ,maka pada RPP ketiga
proses ini sebaiknya diungkapkan dalam tulisan. contoh kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi adalah:
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajari

11
dengan menerapkan prinsip takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber.
2) menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran media
pembelajaran dan sumber belajar lain
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta Didik serta
antara peserta didik dengan guru lingkungan dan sumber
belajar lainnya
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran dan
5) mau fasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas diskusi
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
3) memberi kesempatan untuk berpikir menganalisis
menyelesaikan masalah dan bertindak rasa takut d)
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif
4) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
5) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun Tertulis secara individual
maupun kelompok
6) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan kerja
individual maupun kelompok
7) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran turnamen
festival serta produk yang dihasilkan

12
8) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi guru:
1) Memberikan Umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan ,tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar
5) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar
6) membantu menyelesaikan masalah
7) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi
8) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lebih jauh
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif
3) Kegiatan penutup
a) Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman
atau simpulan
b) guru memeriksa hasil belajar peserta didik dapat dengan
memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta
didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun
atau dalam bentuk tanya jawab yang mengambil kurang lebih
25% peserta didik sebagai sampelnya

13
c) memberikan arahan tindak lanjut Pembelajaran dapat berupa
kegiatan diluar kelas di luar rumah atau tugas sebagai bagian
remedial atau pengayaan.

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam


bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan
model. Oleh karena itu ,kegiatan pendahuluan Kegiatan inti dan
kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

c. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan ,sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. penilaian pencapaian kompetensi dasar
peserta didik dilakukan berdasarkan presentasi pemenuhan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan non tes
penilaian dengan tes dapat berbentuk tertulis ,lisan dan perbuatan atau
praktek .ada penilaian dengan non tes dapat dilakukan dengan
pengamatan, pengukuran ,sikap penilaian, hasil karya berupa tugas
proyek atau produk .dalam rangka mendukung pelaksanaan penilaian
yang bermakna dapat dilengkapi portofolio untuk masing-masing
peserta didik. bentuk Instrumen penilaian dipilih sesuai dengan teknik
atau jenis penilaiannya.
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2) penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan Apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
3) sistem yang direncanakan peserta didik adalah sistem penilaian
yang berkelanjutan. berkelanjutan dalam arti sebuah semua
indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan

14
kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum serta untuk
mengetahui kesulitan peserta didik.
4) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut tindak
lanjut berupa perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya ,program
remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensi nya
dibawa kriteria ketuntasan minimal ,dan program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
5) sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar
yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. misalnya ,jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses ) misalnya teknik wawancara, maupun produk atau hasil
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6) Penilaian dapat dilakukan secara: tes tertulis, lisan, perbuatan,
penugasan, serta pengamatan dan tunjuk kerja.

Ada dua jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran


berbicara, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk menilai
sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penilaian
hasil dilakukan berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan peserta didik
ketika menyajikan kompetensi berbicara yang dituntut kurikulum atau
mempresentasikan secara individual.

Dalam penilaian proses digunakan lembar penilaian sikap (afektif)


yaitu terdiri atas aspek: kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan, dan
tanggungjawab. Dalam penilaian hasil digunakan rubrik penilaian
untuk mengetahui kompetensi peserta didik dalam berbicara, misalnya
menanggapi pembacaan puisi. Ada beberapa aspek yang dinilai, yaitu
kelancaran menyampaikan pendapat atau tanggapan, kejelasan vokal,
ketepatan intonasi, ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, kontak
mata dengan pendengar, dan ketepatan mengungkapkan gagasan
disertai data tekstual.

15
Penilaian kompetensi berbicara yang dilakukan dengan unjuk kerja
atau performance yang utama perlu diukur adalah berkaitan dengan
penggunaan bahasa seperti penguasaan lafal, struktur dan kekayaan
kosakata. Selain itu, juga penguasaan masalah yang menjadi bahan
pembicaraan, bagaimana peserta didik memahami topik yang
dibicarakan dan mampu mengungkapkan gagasan di, serta kemampuan
memahami bahasa lawan bicara. (Nurgianto, 2001 : 276)

Penilaian kemampuan berbicara haruslah membiasakan peserta


didik untuk menghasilkan bahasa dan mengemukakan gagasan melalui
bahasa yang sedang dipelajarinya. Dengan kata lain, penilaian
berbicara hanya dilakukan dengan praktek berbicara. Jadi, bentuk
penilaian pembelajaran berbicara seharusnya memungkinkan peserta
didik untuk tidak saja mengucapkan kemampuan berbahasanya,
melainkan juga mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaannya
sehingga penilaian ini bersifat fungsional. (Nurgianto, 2001 : 276)

Berikut contoh model penilaian berbicara :

1) Pembicaraan berdasarkan gambar :


a. pemberian pertanyaan,
b. bercerita (menceritakan gambar)
2) Wawancara
3) Bercerita
4) Berpidato
5) Diskusi
6) Bermain peran

Dalam menggunakan bentuk-bentuk penilaian di atas,


pelaksanaannya tetap harus di fokus pada aspek kognitif. Meskipun
aspek psikomotor yang berupa gerakan mulut, ekspresi mata dan gestur
lain juga harus dinilai, 6 tingkatan aspek kognitif bloom yang berkaitan
dengan pengembangan kemampuan berpikir tetap harus menjadi fokus
utama karena berkaitan dengan kemampuan menuangkan gagasan.

16
Keenam tingkatan berpikir (C1- C6) dari yang paling rendah
hingga paling tinggi (mengingat memahami menerapkan, menganalisis,
mengintensifkan, dan mengevaluasi) harus dinilai dengan
menggunakan rubrik dan perskoran yang tepat sehingga tidak ada
peserta didik yang dirugikan karena kompetensi setiap peserta didik
terukur dengan alat ukur yang akurat.

Berbicara sebenarnya merupakan kegiatan kompleks yang


melibatkan beberapa faktor yaitu kesiapan belajar, kegiatan berpikir,
kesiapan mempraktekkan, motivasi, dan bimbingan. Apabila salah satu
faktor tidak dikuasai dengan baik akan terjadi kelambatan pada
penguasaan bahan pembicaraan dan mutu bicara akan menurun
(Mackey dalam Hastuti, dkk, 1985:6). Semakin tinggi seseorang
menguasai kelima unsur itu, semakin baik pula penampilan dan
penguasaan berbicaranya.

Salah satu model yang digunakan dalam penilaian berbicara


(khususnya dalam berpidato dan bercerita) adalah skala penilaian yang
digunakan 0-10, menurut nurgiyantoro (1980:265), ada 6 aspek yang
dapat digunakan dalam penilaian berbicara, ke 6 aspek tersebut adalah:

1) Keakuratan informasi
2) Hubungan antar informasi
3) Ketepatan struktur dan kosakata
4) Kelancaran
5) Kewajaran
6) gaya pengucapan

Untuk masing-masing butir penilaian tidak harus selalu sama


bobotnya, bergantung pada apa yang menjadi fokus penilaian pada saat
itu titik yang paling penting, jumlah semua bobot penilaian 10/100
sehingga mempermudah mendapatkan nilai akhir, yaitu (jumlah nilai x
bobot):10 atau 100.

17
Misalnya:

1) Butir 1, keakuratan informasi berbobot 20


2) Butir 2, hubungan antar informasi berbobot 15
3) Butir 3, ketepatan struktur berbobot 20
4) Butir 4, kelancaran berbobot 15
5) Butir 5, kewajaran urutan wacana berbobot 15
6) Butir 6, gaya pengucapan berbobot 15

Selain itu, alat penilaian dalam berbicara (khususnya wawancara)


dapat berwujud penilaian yang terdiri atas komponen, tekanan, tata
bahasa, kosakata, kefasihan, dan pemahaman. Penilaian ini disusun
dengan skala : 1-6 (1 berarti sangat kurang dan 6 berarti sangat baik).

Berikut ini adalah deskripsi masing-masing komponen :

1) Tekanan
a) ucapan sering tidak dapat dipahami
b) sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan
pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang
c) pengaruh ucapan asing (daerah) yang mengganggu dan
menimbulkan salah ucap yang dapat menyebabkan
kesalahpahaman
d) Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan yang
tidak menyebabkan kesalahpahaman
e) Tidak ada salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan
standar
f) Ucapan sudah standar.
2) Tata bahasa
a) Penggunaan bahasa hampir selalu tidak tepat
b) Ada kesalahan dalam penggunaan pola-pola secara tetap dan
selalu mengganggu komunikasi
c) Sering terjadi dalam pola tertentu karena kurang cermat yang
dapat mengganggu komunikasi

18
d) Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola
tertentu, tetapi tidak mengganggu komunikasi
e) Sering terjadi kesalahan, tetapi bukan pada penggunaan pola
f) Tidak lebih dari 2 kesalahan selama berlangsungnya kegiatan
berwawancara.
3) Kosakata
a) Penggunaan kosakata tidak tepat dalam percakapan yang
sederhana sekalipun
b) Penguasaan kosakata sangat terbatas pada keperluan dasar
personal
c) Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan
penggunaannya menghambat kelancaran komunikasi dan
sosial dalam profesional
d) Penggunaan kosakata teknis tepat dalam pembicaraan tentang
tertentu, tetapi penggunaan kosakata umum secara berlebihan
e) Penggunaan kosakata teknis lebih luas dan cermat, kosakata
umum tepat digunakan sesuai dengan situasi sosial
f) Penggunaan kosakata teknis dan umum luas dan tepat.
4) Kelancaran
a) Pembicaraan selalu berhenti dan terputus-putus
b) Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajek kecuali untuk
kalimat pendek
c) Pembicaraan sering ragu, kalimat tidak lengkap
d) Pembicaraan lancar dan luas tetapi sekali-kali kurang
e) Pembicaraan dalam segala hal lancar
5) Pemahaman
a) Memahami sedikit isi percakapan yang paling sederhana
b) Memahami dan lambat percakapan sederhana, perlu penjelasan
dan pengulangan
c) Memahami percakapan sederhana dengan baik, kadang-kadang
masih perlu penjelasan ulang

19
d) Memahami percakapan normal dengan baik, kadang-kadang
masih perlu penjelasan dan pengulangan
e) Memahami segala sesuatu dalam percakapan normal kecuali
bersifat kolokial
f) Memahami segala sesuatu dalam percakapan normal

B. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Fokus Berbicara Di


Kelas Tinggi
Dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dilandasi oleh
pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak
pernah bahasa digunakan secara terpisah, aspek-aspek. Pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran yang menghubungkan aktivitas peserta didik
berinteraksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.
Pada umumnya, tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara
konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada
objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan
belajar peserta didik usia sekolah dasar menunjukkan tiga ciri. Berikut ini,
uraian ketiga ciri tersebut.
1. Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal
yang konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, di baui, diraba, dan
diotak-atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih bermakna dan bernilai. Sebab, peserta didik dihadapkan
dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami,
sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya
lebih dapat dipertanggungjawabkan.

20
2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar, peserta didik memandang sesuatu
yang dipelajari sebagai suatu keutuhan mereka belum mampu memilah-
milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir
peserta didik yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarki
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara peserta didik belajar
berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal
yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu
diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan
keluasan serta kedalaman materi titik dari uraian di atas maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran agar
berlangsung secara optimal sesuai dengan perkembangan peserta didik
usia kelas awal.
a. Berkaitan dengan perkembangan fisik, peserta didik sangat aktif
melakukan berbagai kegiatan titik hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
b. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Peserta didik sudah mampu
memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas-batas tertentu.
c. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan
rasa ingin tahu peserta didik yang luar biasa terhadap lingkungan
sekitar titik dari segi kemampuan peserta didik sudah mampu berpikir
bagian-bagian titik artinya peserta didik sudah mampu berpikir
analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
d. Perkembangan sosial peserta didik mulai ingin melepaskan diri dari
otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan
peserta didik untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan
teman sebayanya.
e. Bentuk permainan peserta didik bersifat permainan sosial, bentuk
permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.

21
f. Perkembangan emosi peserta didik sudah mulai berbentuk dan tampak
sebagai bagian dari kepribadian peserta didik. Walaupun pada usia ini
masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman peserta didik
sebenarnya telah menampakkan hasil.
g. Penguasaan ilmu agama yang harus diterapkan dalam kehidupan
merupakan pondasi yang paling utama.

Dikelas yang lebih tinggi (kelas 4-6 sekolah dasar) pembelajaran aspek-
aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu. Berikut keterpaduan
keterampilan berbahasa dengan fokus berbicara :

1. Keterpaduan Keterampilan Menyimak


Dengan Fokus Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang
saling melengkapi, keduanya saling bergantung. Seseoranmg tidak
ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorangpun yang
mendengarkan. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan
berbahasa lisan. Pada dasarnya, bahasa yang digunakan dalam
percakapan dipelajari melalui menyimak dan menirukan pembicaraan.
Biasanya, anak- anak tidak hanya menirukan pembicaraan tetapi
mencoba menirukan hal- hal yang tidak mereka pahami.
Kenyataan ini menganjurkan orang tua dan guru menjadi model
berbahasa yang baik, supaya anak- anak tidak menirukan
pembicaraan yang memalukan atau tidak benar. IEA (International
Association for Evaluation EducationAchievement) mengungkapkan
bahwa kebisaaan membaca siswa Indonesia berada pada
peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya
kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal sekolah. Rendahnya minat dan kemampuan membaca antara
lain tampak pada rendahnya kecepatan efektif membaca (KEM) mereka.
Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa pembelajaran membaca di
sekolah belum maksimal, kalau tidak boleh dikatakan gagal. Padahal kita
mengetahui bahwa rendahnya kemahiran membaca akan sangat

22
berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain,yaitu mahir menyimak
listening skills), mahir berbicara (speaking skills), dan mahir
menulis(writing skills) (Tarigan: 1994)
Berikut kegiatan keterampilan menyimak fokus berbicara :
a. Menyimak dan Bercerita
Sebuah cerita bermanfaat untuk masa depan umat manusia.
Dengan mendengarkan cerita kitaakan memiliki kemampuan
imajinatif, matematika dan bahasa. Kebiasaan mendengarkan
cerita dapat menambah kemampuan berbahasa, selain itu dapat
menanamkan budi pekerti.Orang yang memiliki daya nalar tinggi
dan mampu mengatur pikirannya dengan cara sebaik-baiknya agar
jelas dan mudah dimengerti oranglain, selalu mampu meyakinkan
oranglain dengan cara berbicara. Jadi, daya nalar yang
tinggi terletak pada kemampuan berbicara( menggunakan
bahasa) Apabila menyimak cerita dan isi cerita tersebut berkesan
biasanya ada keinginan kita untuk menceritakanya kembali
tanpa menguraangi makna isi cerita tersebut. Lalu, dengan kata-
kata sendiri disampaikan lagi secara lisan kepada orang lain. Setelah
mendengarkan cerita, pendengar akan berkomentar akan cerita
tersebut.
b. Menyimak dan Bercakap- cakap
Secara langsung komunikasi akan lebih efektif apabila ada pihak
pertama dan kedua. Apabila pihak pertama berbicara maka pihak
kedua menjadi penyimak atau sebaliknya. Keterkaitan pembicara
dalam percakapan biasanya berhubungan erat topik
pembicaraan, yang actual. Selain itu adanya hubungan social yang
baik merasa ada kedekatan diantara mereka. Untuk dapat bertanya
maka kita harus dapat memahami isi pembicaraan. Begitu pula bila
kita akan menjawab pertanyaan maka kita harus dapat memahami
apa yang ditanyakan oleh penanya. Berdasarkan hal tersebut
dapat disilmpulkan bahwa kegiatan berbicara tidak lepas
dari kegiatan menyimak.

23
c. Menyimak dan Diskusi
Arena diskusi yang hangat memerlukan kemampuan
peserta untuk saling mendengarkan ketika orang lain
berpendapat. Cobalah membaca dialog, lalu analisis bahasa dan
materi yang menjadi bahan pembicaraan. Diskusikan hasil
analisis struktur kalimat dan peragakan intonasi kalimat
Tanya para siswa dengan teman- temannya, sehingga
diperoleh rumus karakteristik dialog. Selanjutnya coba amati
dialog- dialog yang terjadi di sekitar siswa, lalu praktikanlah.

2. Keterpaduan Keterampilan Menulis


Dengan Fokus Berbicara
Menulis merupakan ketrampilan berbahasa yang paling sulit,
disamping menulis kita harus mampu membaca dengan benar dan
menyimak teliti. Berbicara dan menulis merupakan ketrampilan
ekspresif dan produktif. Keduanya digunakan untuk
menyampaikan informasi.
Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan kemampuan
menyandikan simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam
menulis. Kegiatan berbicara didukung oleh kegiatan menulis, terutama
berkaitan dengan persiapan menulis baik berupa referensi yang
harus dibaca dan konsep yang akan disampaikan. Pokok
pembicaraan ada baiknya dipersiapkan secara tertulis.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis
sebagai persiapan untuk dijadikan bahan pembicaraan diantaranya
memilih tema, membuat kerangka, dan mengembangkan paragraf.
Berikut ini adalah cara memilih tema dan membatasi tema.
a. Tema yang mudah dipilih
1) Pilih yang di kuasai
2) Pilih yang sesuai dengan keahlian
3) Pilih yang diyakini
4) Pilih yang bersifat kritik

24
5) Piih yang humor
b. Cara membatasi tema
Ada dua langkah yang dapat dilakukan dalam rangka membatasi
sebah tema yag telah dipilih sebagai bahan karangan. Langkah
pertama, mencari dahulu aspek-aspek yang terdapat dalam sebuah
masalah. Langkah kedua, ialah mempergunakan judul tunggal dan
judul rangkap.
1) Mencari aspek tema
Sebuah tema yang cukup jelas, dapat langsung
dipergunakan sebagai aspek sebuah karangan, asal saja
penulisnya mempunyai kemampuan yang cukup luas untuk
mengolah masalah itu, termasuk didalamnya soal waktu
dan pengetahuannya yang menyeluruh tentang hal itu.
2) Penggunaan judul
 Judul tunggal lengkap
Seandainya yangdipilih itu “menghadapi UAS”dalam
pengertian “Kiat-kiatnya” darimasalah tersebut, bentuk
judul tunggal yang dapat disusun antara lain sebagai berikut :
Kiat sukses menghadapi UAS, Proses belajar UAS, dan
Mengetahui karakter soal dalam hubungannya dengan UAS
 Judul ragkap
Judul rangkap disini adalah sebuah topic terdiri dari induk
judul dan anak judul.
3) Menentukan tujuan
Dalam beberapa hal, menentukan tujuan merupakan
kunci utama. Dari ujuan inilah penjabaran hal-hal lain dapat
dilakukan. Dalam karangan pun demikian pula, dan tujuan
sebenarnya mengarahkan penulis untuuk dapat memilih dan
membatasi masalah. Apabila tujuan sudahjelas maka keduahal itu
akan ditentuan.
4) Menentukan sasaran

25
Menentukan sasaran dalam pengertian siapakah membaca
yang diharapkan oleh penulisnya,erat hubungannya dengan
system yang akan dipergunakan pengarang untuk menguraikan
karangan itu.

Berbagai kegiatan keterampilan menulis dengan fokus berbicara, yaitu :

a. Menulis cerita anak dan menceriakannya didepan kelasMenulis cerita


berkaitan dengan jenis karangan narasi
b. Menulis naskah pidato dan mempraktikkan
c. Menulis naskah drama dan memperagakan peran drama

3. Keterpaduan Keterampilan Membaca


Dengan Fokus Berbicara
Keterampila berbicara akan diperoleh secara maksimal apabila
pembicara banyak membaca. Berbagai informasi dalam teks dapat
dikemukakan kembali secara lisan ketika berbicara dengan orang lain
atau siapa pun. Dalam berbicara, orang lebih suka menggunakan kata-
kata yang dikenal dan dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam
bahan bacaan yang telah dibacanya. Terkadang, apa yang telah dibaca
lupa dibicarakan karena pertimbangan latar belakang pengetahuan yang
belum dipahami ketika membaca.
Berikut ini ada beberapa kegiatan yang dapat dipadukan
antara keterampilan membaca dengan keterampilan berbicara,
misalnya :
a. Membaca Puisi dan Berbicara Tentang Tema Puisi,
Perasaan, Amanat, Nada, danSuasana
b. Membaca Cerita dan Berbicara Tentang Tema, Amanat Tokoh,
Karakter, Alur, SudutPandang, dan Latar3.Membaca dengan
Diskusi

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah biasanya menggunakan
pembelajaran tematik. Supraptiningsih ( 2010:8-16 ) memaparkan bahwa
pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada peserta didik. Keterampilan dalam pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses atau watak, aspek kurikulum dan aspek belajar
mengajar.
Dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dilandasi oleh
pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak
pernah bahasa digunakan secara terpisah, aspek-aspek. Pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran yang menghubungkan aktivitas peserta didik
berinteraksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.
Dikelas yang lebih tinggi (kelas 4-6 sekolah dasar) pembelajaran aspek-
aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu. Berikut keterpaduan
keterampilan berbahasa dengan fokus berbicara: Keterpaduan keterampilan
menyimak dengan fokus berbicara, Keterpaduan keterampilan menulis
dengan fokus berbicara, dan Keterpaduan keterampilan membaca dengan
fokus berbicara.

B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih ada kekurangan
baik materi maupun penulisan. Jadi kami menyarankan agar pembaca
makalah ini membaca referensi dari buku-buku lain untuk melengkapi atau
menambah pengetahuan tentang Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Dengan Fokus Berbicara. Saran dari semua pihak akan kami kumpulkan

27
untuk memberi semangat dan acuan dalam penulisan makalah kami yang
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

28

Anda mungkin juga menyukai