A. Pengertian Kafā`ah
Kafā`ah menurut bahasa adalah bentuk kata masdar dari kata كفا يكفاء كفاءة
yang berarti sebanding, sepadan, dan sejodoh. Asal kata bendanya yaitu كفؤ
yang berarti sepadan.1 Kafā`ah yang berasal dari bahasa Arab dari kata كفؤ,
merupakan kata yang terpakai dalam al-Qur`ān dengan arti “sama atau setara”.
dan istri untuk menolak adanya cacat pada hal-hal tertentu (agama, ilmu,
المماثلة بين الزوجين دفعا للعارفي أمور مخصوصة: وفي اإلصطالح. المماثلة والمساواة: الكفاءة لغة.
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), 378
2
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia; antara Fiqih Munakahat
dan Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2009), cet-3, 140
3
QS al-Ikhlas [112]: 4
4
Imad Zaki Al-Barudi, Tafsir Al-Qur`an Wanita, (Jakarta:Pena Pundi Aksara, tt), 82
5
Wahbah Al-Zuhailiy, Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, (Damaskus: Dār Al-Fikr, 1989),
6736
27
28
istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat
dalam akhlak serta kekayaan. Tidak diragukan lagi jika kedudukan antara laki-
laki dan perempuan itu sebanding, akan menjadikan faktor kebahagiaan hidup
suami istri dan lebih menjamin keselamatan perempuan dari kegagalan atau
oleh calon suami dan istri, agar dihasilkan keserasian hubungan suami istri
keseimbangan antara calon suami dan istri dari segi kedudukan (h}asab),
Dalam istilah fiqih sejodoh disebut kafā`ah atau kufu`, artinya ialah
sama, serupa, seimbang dan serasi. Maksudnya keserasian antara calon suami
6
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, (Bandung: PT Al-Maarif, 1987),
Jilid-7, 36
M Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, (Jakarta: Siraja,2006), 33
7
kelangsungan perkawinan itu.9 Hal ini dianggap penting karena dengan adanya
kesepadanan antara calon suami dan istri lebih menjamin pergaulan sosial
tangga.10
bahwa yang dimaksud dengan kufu` adalah bahwa seorang laki-laki harus
menikahi perempuan yang tidak sekufu` dengannya, hal itu tidak akan
ke posisi yang sederajat dengannya. Selain itu, perempuan tersebut tidak akan
menyebabkan dirinya terhina, dan anak-anak yang dilahirkan itu pun akan
Pertimbangan kafā`ah yang dimaksud dalam hal ini adalah dari pihak
laki-laki, dan bukan dari pihak perempuan, maksudnya seorang wanita itu
sekufu` atau tidak, sedangkan apabila derajat seorang wanita dibawah seorang
laki-laki itu tidaklah menjadi masalah. Sebab semua dalil yang ada itu
9
Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, (jakarta: Bulan Bintang,
2007), 68
10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2001), 38
11
M Abdul Ghaffar, Fiqih Keluarga, (Jakarta: Pustaka al-Kauthar, 2001), 33
30
mengarah pada pihak laki-laki dan sebagaimana diketahui semua wanita yang
dinikahi Nabi Saw derajatnya dibawah beliau, karena tak ada yang sederajat
dengan beliau, hal ini bisa dilihat dari beragam latar belakang istri-istri Nabi.
Selain itu kemuliaan seorang anak itu pada umumnya dinisbatkan pada
ayahnya, jadi jika seorang laki-laki yang berkedudukan tinggi menikah dengan
Yang dijadikan standar dalam penentuan kafā`ah itu adalah status sosial
pihak perempuan karena dialah yang akan dipinang oleh pihak laki-laki untuk
dikawini. Laki-laki yang akan mengawininya paling tidak harus sama dengan
perempuan, seandainya lebih tidak menjadi halangan. Tetapi jika pihak istri
Hanafi, Syafi`i dan Hanbali), kafā`ah itu ada dan merupakan syarat luzu>m13
الشرط صحة فيه, رأى الجمهور الفقهاء (منهم المذاهب األربعه) أن الكفاءة شرط في لزوم الزواج14
وااليم اذا وجدت لَهَا كفئًا، والجنازة اذاحضرت، " ثالث ال تؤخر الصالة اذا اتت15
Kafā`ah merupakan suatu yang disyariatkan oleh Islam, hanya saja al-
menetapkan bahwa seorang laki-laki kaya hanya boleh kawin dengan orang
kaya, atau yang lainnya. Islam tidak mengajarkan demikian. 17 Adapun yang
dijadikan dasar oleh ulama dalam menentukan masalah kafā`ah ini adalah:
1. Al-qur`an
16
Al-Hamdani, Risalah Nikah; Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,
2002), 15
Al-Hamdani, Risalah Nikah; Hukum…,15
17
Maksud ayat ini Ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina,
18
Artinya: Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),
dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik
(pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka
ampunan dan rezki yang mulia (surga).19
2. Hadits
ّ :ا َل44َا تِ ٍم ق44 َز ع َْن أَبِى َح4لِ ِم ْب ِن هُرْ ُم4 ُم ْس
ا ُك ْم َم ْن44َا َل اِ َذا اَت44َوْ َل هللا (ص) ق4 ان َر ُس
ْ َع َْن عَا ئِ َشةَ قَا ل إِلَ ْي ِه ْم4 َوأَ ْن ِكحُوا، اأْل َ ْكفَا َء4 َوا ْن ِكحُوا، لِنُطَفِ ُك ْم4تَخَ يَّرُوا
َ قَال َرس:ت
ُول
هللا
21
Abī Abdillāh Muhammad bin Ismā’il bin Ibrāhim bin al-Muġīrah al-Bukhāri al-Ja’fiy,
Şahīh al-Bukhārī, (Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992), 445.
22
Muhammad Fuad, Fiqih Wanita Lengkap, (Jombang: Lintas Media, 2007), 396. Lihat
juga Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan I..., 221
23
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: da>r al-Fikr, 1995), 618
34
lainnya.24
bagi istri.25
Kafā`ah antara calon suami dan istri adalah upaya untuk mewujudkan
keluarga yang sakīnah dan untuk menjaga keselamatan dan kerukunan dalam
perkawinan.26 Istri merupakan salah satu faktor penentu utama karena istri
24
Adanya berbagai pertimbangan terhadap masalah-masalah tersebut dimaksudkan agar
supaya dalam kehidupan berumah tangga tidak didapati adanya ketimpangan dan ketidak cocokan.
Selain itu, secara psikologis seseorang yang mendapat pasangan yang sesuai dengan keinginannya
akan sangat membantu dalam proses sosialisasi menuju tercapainya kebahagiaan keluarga. Proses
mencari jodoh memang tidak bisa dilakukan secara asal-asalan dan soal pilihan jodoh sendiri
merupakan setengah dari suksesnya perkawinan. Lihat Nasarudin Latif, Ilmu Perkawinan:
Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001), 19
25
Djaman Nur, Fiqih Munakahat, (Semarang: Toha Putra, 1993), 76
26
Ibnu Mas`ud dan Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi`i, (Bandung: Pustaka Setia, 2007),
261
35
Sakīnah berasal dari bahasa Arab سكنyang secara harfiah berarti diam
atau tidak bereaksi.28 Kata ini mengandung makna ketenangan atau antonim
husus yaitu kedamaian dari Allah Swt yang dihujamkan di dalam qalbu. Istilah
sakīnah yang digambarkan di dalam al-Qur`ān surat al-Rūm ayat 21 ini dalam
adalah agar menjadi senang, ramah dan jinak. Dengan kata lain, masing-
meresahkan jiwa atau bisa dikatakan keluarga yang harmonis dan stabil.30
bagi mereka.”31
27
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, (Bandung: PT Al-Maarif, 1987),
Jilid-6, 28
28
Kadar M Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011), 237.
29
M Quraish Shihab, Perempuan; dari Cinta sampai Seks dari Nikah Mut`ah sampai
Nikah Sunnah dari Bias lama sampai Bias Baru, (Jakarta: Lentera Hati, 2010) cet-VI, 152
30
M Quraish Shihab, Perempuan; dari Cinta…,151-152
31
Dengan segala kandungan makna liba>s (pakaian), yang diantaranya bermakna
menutupi, melindungi, menghangatkan, menghiasi (perhiasan), yang saling diberikan oleh masing-
masing pihak kepada pihak lain (suami dan istri). QS Al-Baqarah: 187. Lihat M Ali Hasan,
36
Ayat ini menjelaskan fungsi istri terhadap suaminya dan fungsi suami
pakaian bagi pasangannya. Ada dua fungsi pakaian bagi manusia, yaitu
nyaman dan tenteram, dan fungsi kedua adalah memberikan keindahan bagi
bagi pasangannya dengan dua fungsi tersebut, maka akan terasa kedamaian
dan merasa terhina. Sebagai akibat lebih lanjutnya dapat menjurus kepada
antara suami dan istri itu ada yang jiwanya tertekan, dan dampak lebih
semua aspek baik itu di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, dan keturunan,
mereka sama-sama ridha dan menerima maka pernikahannya tetap sah asalkan
sesama muslim walau tanpa adanya kafā’ah. Atas dasar inilah kafā’ah tidak
suami dari istrinya atau sebaliknya istri dari suaminya ada banyak, di antanya
adalah agama dan akhlak. Keduanya adalah sifat yang penting dalam menjaga
tangga.35
Setelah agama dan akhlak, kehormatan dan nasab menjadi hal yang
bagus. Nasab dan kehormatan adalah dua penunjuk bagi perilaku manusia dan
merupakan unsur yang paling tetap dalam kehidupan manusia setelah agama
dan akhlak.36
D. Kriteria/Ukuran Kafā`ah
anak. Sehingga dengan demikian sepatutnya suami dan istri adalah orang yang
34
Mudhofar Badri dkk, Panduan Pengajaran Fiqh Perempuan di Pesantren (Yogyakarta:
Yayasan kesejahteraan Fatayat, 2002), 114
35
Ahmad Al-Hajjiy Al-Kurdiy, Fiqih Wanita; Perempuan dalam Pandangan Syari’at
Islam, (Solo: Abyan, 2013), 320
36
Ahmad Al-Hajjiy Al-Kurdiy, Fiqih Wanita; Perempuan…, 321
38
baik. Islam tidak membuat aturan tentang kafā`ah, tetapi manusialah yang
kafā`ah.37
Tidak dapat disangkal bahwa terdapat pengaruh yang cukup besar dari
garis keturunan seseorang kepada anak cucunya karena gen menurun, yakni
yang lahir dari hasil perpaduan antara suami-istri yang memiliki garis
keturunan yang baik-baik agar anak-anak mereka menjadi anak yang baik-
37
Al-Hamdani, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam, 15
38
M Quraish Shihab, Perempuan; dari Cinta sampai Seks dari Nikah Mut`ah sampai
Nikah Sunnah dari Bias lama sampai Bias Baru, (Jakarta: Lentera Hati, 2010) cet-VI, 348
39
Abī Abdillāh Muhammad bin Ismā’il bin Ibrāhim bin al-Muġīrah al-Bukhāri al-Ja’fiy,
Şahīh al-Bukhārī,(Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992), 445.
39
hidup, dalam hal ini para fuqaha berbeda pendapat mengenai kriteria/ukuran
kafā`ah.40
berikut:
a. Nasab (keturunan)
Maksud nasab di sini adalah asal usul atau keturunan seseorang yaitu
nasab ini terdapat dua golongan yaitu pertama golongan `Ajam, kedua
golongan Arab. Allah Swt telah melebihkan suku quraisy di atas suku-
40
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta: Lentera, 2000), 350
41
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 42
40
oleh suku-suku lain. Bangsa Arab sudah sejak dahulu selalu menjaga
dengan rakyat jelata atau sebaliknya, dan seorang yang berasal dari
keturunan zina tidak sepadan menikah dengan seseorang yang berasal dari
ا (رواه44ا أَو َحجَّا ًم44ْض قَبِ ْيلَة ٍ لِقَبِيلَ ٍة َو َح ّي لِحّي َو َر ُج ٌل لِ َرج ٍُل إِاَّل َحائِ ًك ُ أَ ْكفَا ُء بَ ْع
ٍ ضهُ ْم لِبَع
pengetahuan. Orang quraish dianggap lebih tinggi dari suku lain karena
suku inilah waktu itu yang mempunyai kebudayaan yang lebih tinggi.44
42
Ibnu Mas`ud dan Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi`i, 264. Lihat juga Dewan Redaksi
Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, 39
43
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 41
44
Yang menjadi alasan orang Arab lebih mulia dari non-Arab adalah karena Nabi
Muhammad berasal dari Arab dan karena al-Qur`an diturunkan dalam bahasa mereka (Arab).
Lihat Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan I…, 228
41
berbunyi:
ُوالَه44د َم44امةَ بْن َز ْي4س ان ت ْن ِك َح أُ َس ِ ةَ بِ ْن4 ل هللا صلى هللا عليه وسلم فَا ِطم4أَ َم َر َر ُسو
ٍ ت قَ ْي
Artinya: Nabi Muhammad Saw menyuruh Fatimah binti Qais untuk kawin
Ahmad).46
suku quraisy sebanding dengan suku hasyim. Akan tetapi mazhab Syafi`i
‘Ajam dianggap tidak sekufu’dengan orang Arab baik dari suku quraisy
45
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam…, 143
46
Imam Nasa`i, Al-Sunan Al-Kubra Li Al-Nasa`i, Al-Maktabah Al-Syamilah, (http://.al-
islam.com) juz III, 266
47
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 42
42
maupun suku selain quraisy. Orang Arab yang tidak berasal dari suku
quraisy dipandang tidak kufu’ dengan orang Arab yang berasal dari suku
quraisy. Selain itu, untuk orang Arab yang berasal dari keturunan bani
hasyim dan bani muthalib hanya dapat sekufu’ dengan seseorang yang
b. Agama
awal telah beragama Islam, maka dia tidak kafā`ah dengan laki-laki yang
untuk kaum muslimin non-Arab, karena unsur “lebih dahulu masuk Islam”
48
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, 39
49
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, 40
50
QS al-Sajdah [32]: 18
43
dikalangan Ulama. Hal ini dikarenakan Islam menjadi syarat sah dalam
fasik pezina, maka ia tidak kufu’ bagi perempuan yang suci, walaupun
taubat dari zina tidak menghapus nama buruk. Apabila laki-laki fasik
لِ ِم4 ِد هللاِ ب ِْن ُم ْس4 اعي َْل ع َْن َع ْب ْ ُق ْالبَ ْل ِخ ُّي َح َّدثَنا َ َحاتِ ُم بْن
ِ َم4 إس 4ُ َح َّدثَنَا ُم َح ّم ُد بْنُ َع ْم ٍرو ال َّسوّا
Artinya: jika datang kepadamu laki-laki yang agama dan akhlaknya kamu
sukai, maka kawinkanlah ia. Jika kamu tidak berbuat demikian,
akan terjadi fitnah dan kerusakan yang hebat di atas bumi.Para
sahabat bertanya:”ya Rasulallah, kalau terdapat padanya…..?”.
Rasul menukas: “ apabila datang kepadamu orang yang kamu
51
M. Hasyim Assegaf, Derita Putri-Putri Nabi Studi Historis kafā`ah Syarifah,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), 50
44
Dalam hadis ini, khitabnya ditujukan kepada para wali agar mereka
harta, berarti akan mengakibatkan fitnah dan kerusakan tak ada hentinya
c. Merdeka
seorang anak yang hanya bapaknya yang merdeka, tidak kufu’ dengan
orang yang kedua orang tuanya merdeka. Begitu pula seorang laki-laki
jika dikawinkan dengan laki-laki yang dipandang tercela. Sama halnya jika
budak.54
52
Muhammad Fuad, Fiqih Wanita Lengkap, (Jombang: Lintas Media, 2007), 396. Lihat
juga Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan I…, 221
53
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 39
54
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 44
45
d. Pekerjaan
tingkatnya antara satu dengan yang lain maka tidak dianggap ada
mulia atau tidaknya suatu pekerjaan atau profesi dikembalikan kepada `urf
(tradisi) setempat.56
ا (رواه44ا أَو َحجَّا ًم44ْض قَبِ ْيلَة ٍ لِقَبِيلَ ٍة َو َح ّي لِحّي َو َر ُج ٌل لِ َرج ٍُل إِاَّل َحائِ ًك ُ أَ ْكفَا ُء بَ ْع
ٍ ضهُ ْم لِبَع
55
Maksud dari perumpamaan ini ialah untuk membantah orang-orang musyrikin yang
menyamakan Tuhan yang memberi rezki dengan berhala-berhala yang tidak berdaya. QS an-Nahl
[16]: 75
56
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 45. Lihat juga Dewan Redaksi
Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, 39. Dan Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan I…, 226
46
tukang bekam, penyamak kulit, tukang sapu dan kuli. Karena kebiasaan
menurut Imam Malik bahwa tidak ada perbedaan antara harta dan
pekerjaan, semua itu dapat berubah sesuai takdir Allah Swt. Pekerjaan
bagi golongan malikiyyah merupakan hal yang biasa dan tidak perlu
e. Kekayaan/harta
hidup orang miskin dan kebiasaan mereka berbeda dengan biaya hidup dan
tidak termasuk unsur penilaian kafā`ah karena kekayaan tersebut bisa saja
57
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 41
58
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 45-46
59
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, 39
47
قَا َل اَ ْل َح َسبُ ْال َما ُل َو ْال َك َر ُم التَّ ْق َوى.ص. ِاَ َّن َرسُوْ َل هللا
takwa.”60
menjadi unsur penilaian dalam kafā`ah. Dan ukuran kekayaan di sini yaitu
memiliki harta untuk membayar mahar dan nafkah. Bagi orang yang tidak
memiliki harta untuk membayar mahar dan nafkah atau salah satu di
kebutuhan yang mendesak, dan mampu memberikan nafkah dari satu hari
nafkah itulah yang lebih penting untuk menjamin kehidupan mereka kelak
dalam menjalani rumah tangga. Sedangkan mahar bisa dibayar oleh siapa
60
Imam At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Al-Maktabah Al-Syamilah (http://.al-islam.com)
Juz II, 37. Lihat juga Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 46
61
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 46
48
f. Tidak cacat
menuntut fasakh dianggap tidak sekufu` dengan orang yang tidak cacat,
g. Ilmu pengetahuan
antara orang yang taat dan alim dalam masalah agama dengan orang yang
tidak mengenal agama sama sekali. Dan begitu juga perkawinan antara
Al-Zumar: 9)67
ير كفئ44اتفق الفقهاء على أن الكفاءة حق لكل من المرأة وأوليا ئها فإذا تزوجت المرأة بغ
68
. الولى بغير كفء كان لها ايضا الفسخ4 وإذا زوجها. كان ألوليا ئها حق طلب الفسخ
yang lebih kuat, dilihat dari alasannya, kufu` itu hanya berlaku mengenai
keagamaan, baik mengenai pokok agama seperti Islam dan bukan Islam,
Yang berhak atas kafā`ah adalah wanita dan yang berkewajiban harus
67
QS Al-Zumar: 9
68
Wahbah Al-Zuhailiy, Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6744
69
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012), 391
50
sahnya suatu perkawinan. Kafā`ah ini adalah haknya perempuan dan walinya,
kepada calon istri. Karena sejak semula seorang laki-laki telah diberi hak
untuk memilih jodohnya. Pihak perempuan tidak diberi hak untuk melakukan
penilaian dari segi kafā`ah atau tidaknya calon suami, karena mereka bukanlah
pihak yang aktif dalam mencari jodoh. Menurut jumhur ulama, kafā`ah juga
termasuk hak dari wali perempuan, sehingga seorang wali tidak dibenarkan
dan perempuan itu sama saja. Artinya perempuan itu mempunyai kesenangan
dicari oleh laki-laki itu sebenarnya juga dicari oleh perempuan. Misalnya saja
cantik, maka bagi perempuan pun demikian halnya. Ini adalah logis karena
memang merupakan tuntutan biologis. Namun bagi perempuan hak itu hilang
Masalah kafā`ah ini berlaku pada saat terjadi akad, dalam pengertian,
dengan yang didapati ketika akad, maka hal ini boleh dipermasalahkan. Tetapi
kalau penilaian kafā`ah tersebut dilakukan setelah terjadi akad, maka akadnya
menentukan apakah calon mempelai telah kufu` atau belum itu letaknya pada
dilaksanakan dan telah terbukti bahwa calon mempelai telah sejodoh, maka
perkawinan itu telah sah dan tidak dapat diganggu gugat tentang kesalahan
tidaknya unsur kafā`ah adalah ketika melakukan akad nikah, dan yang berhak
ada orang lain selain calon dan walinya yang menilai seseorang tidak kafā`ah,
pembatalan itu hilang jika si istri sudah hamil. Sebab jika sudah hamil lalu
73
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, 40
74
Al-hamdani, Risalah Nikah; Hukum Perkawinan Islam, 25
75
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 49-50
52
Persoalan kafā`ah sangat terkait erat dengan otoritas ijbar yang dimiliki
oleh setiap orang tua/wali yang bersangkutan. Terlaksana atau tidaknya suatu
menentukan secara sepihak atas anak gadisnya siapa calon suaminya”. Dalam
Menurut Imam Syafi`i orang yang mempunyai hak ijbar nikah adalah
ayah atau walinya. Makna ijbar dimaksudkan adanya keluasan seorang ayah
dengan laki-laki tidak sekufu atas restu wanita itu sendiri, maka para wali
lainnya tidak berhak untuk menolak pernikahan ini, karena mereka tidak
memiliki hak perwalian selama wali tadi masih ada, dan menikahkan dengan
76
Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan I, 230
77
Jika perempuan yang dikawinkan dengan laki-laki yang tidak sekufu tanpa ridhanya
dan ridha para walinya, ada yang menganggap perkawinannya batal dan ada juga yang
menganggap sah. Lihat Mudafar Badri Dkk, Panduan Pengajaran Fiqih Perempuan di Pesantren,
(Yogyakarta: Yayasan Kesejahteraan Fatayat (ykf), 2002), 110. Lihat juga Sayyid Sabiq, Fiqh
Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 49
78
Husain Muhammad, Fiqih Perempuan, (Yogyakarta: LKIS, 2001), Cet-1, 80
53
yang tidak sekufu` bukanlah perkara haram tapi sekedar merugikan wanita
yang dinikahkan.79
dengan budak miliknya atau milik orang lain, maka pernikahan ini tidak
diperbolehkan, sebab budak tidak sekufu` (tidak sepadan) dengannya dan hal
tidak sekufu`, karena hal ini juga membawa kerugian pada diri anak tersebut.
Syarat perempuan yang boleh diijbar harus masih gadis, dalam arti
dari perempuan yang akan dinikahkan adalah hadis Nabi Saw yang berbunyi:
79
Imam Syafi`i abu Abdullah bin Idris, Ringkasan Kitab Al-Umm, Terj; Imron Rosadi,
(Jakarta: pustaka Azzam, 2010), 441
80
Imam Syafi`i Abu Abdullah bin Idris, Ringkasan Kitab Al-Umm, Terj; Imron Rosadi,
444
81
Masdar Farid Mas’udi, Islam dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan, (Bandung: Mizan
Media Utama, 2000), 99
54
) أَبُوْ هَا (رواه الدارقطنى4ق بِنَ ْف ِسهَا ِم ْن َولِيِّهَا َو ْالبِ ْك ُر يُ َز ِّو ُجهَا
ُّ الَّثيْبُ أَ َح
Artinya: janda lebih berhak atas dirinya sedangkan gadis dinikahkan oleh
bapaknya.82
Berkaitan dengan syarat yang ketiga yaitu keduanya (calon suami dan
istri) harus sekufu` menurut Imam Syafi`i bahwa syarat wali mujbir boleh
menggunakan hak ijbarnya apabila calon suami yang akan dijodohkan itu
82
Mudafar Badri Dkk, Panduan Pengajaran Fiqih Perempuan di Pesantren, 112. Lihat
juga Ibnu Rusyd, Bidayatul al-Mujtahid wa Nihayah al- Muqtasid II, (Beirut: Da>r al-Fikri 2005),
4 dan Sulaiman Rasjid,.Fiqh Islam, 38
83
Sebagaimana yang diterangkan dalam kitab” Tausi>kh `Ala> Ibn Qa>sim”:
وأن تزوج بكفء. وبين الزوج عداوة مطلقا4 وال بينها.أن ال يكون بينها و بين وليها عداوة ظاهرة.
Lihat Abi Abdillah Muhammad Bin Qa>sim Asy-Syafi`i, Tausi>kh `Ala> Ibni Qa>sim,
(Maktabah Da>r Ihya> al-Kutub al-`Arabiyyah, tt),200
84
Mudafar Badri Dkk, Panduan Pengajaran Fiqih…, 110-111. Lihat juga Husain
Muhammad, Fiqih Perempuan, 81.Dengan menambahkan satu syarat ijbar bagi wali yaitu “calon
suami tidak akan menyakiti perempuan yang akan menjadi istrinya. Lihat pula Sulaiman Rasyid,
Fiqih Islam, 385
55
1. Mażhab Maliki
kafā`ah hanya dipandang dari sifat istiqamah (dalam agama) dan budi
87
.( وهما الدين والحال (السالمة من العيوب المثبتة للخيار: الكفاءةعند المالكية إثنان
pada dua hal, yaitu: masalah agama (harus muslim yang tidak fasik) dan
bebas dari cacat (jasmani dan rohani). Selain dari kedua masalah tersebut
pertimbangan saja.88
4ق4ة من فاس44ر وبالجمل4ارب الخم4 األب من ش4ولم يختلف المذهب أن البكر إذا زوجها
ذالك إن44ا وك4رق بينهم44ك فيف44اكم في ذال44ر الح44اح وينظ44ها من النك44أن لها أن تمنع نفس
89
. ممن ماله حرام أو ممن هو كثير الحلف بالطالق4زوجها
85
Mudafar Badri Dkk, Panduan Pengajaran Fiqih Perempuan di Pesantren, 111
86
M Abdul Ghaffar, Fiqih Keluarga,35
87
Wahbah Al-Zuhailiy, Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6747
88
M Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga, 38
89
Ibnu Rusyd, Bidayah al- Mujtahid wa Nihayah al- Muqtasid II, 12
56
“tak ada perbedaan pendapat dalam mazhab Maliki, jika perawan yang
dipaksa ayahnya untuk kawin dengan laki-laki peminum khamr atau orang
fasik mana saja, maka ia berhak menolak, dan hakim perlu meninjau
perkawinan seperti itu lalu menceraikan kedua suami istri tersebut. Dan
begitu pula apabila ia dikawinkan dengan orang yang hartanya diperoleh
dengan cara yang haram, atau dengan orang yang gemar bersumpah”.90
Adapun faktor keturunan, kekayaan, kemerdekaan semua itu tidak
yang berbunyi:
Dari ayat di atas sudah jelas bahwa nilai kemanusiaan itu hanya ditentukan
pada sejauh mana ketakwaan seseorang kepada Allah Swt dalam menjalankan
90
Muhammad Fuad, Fiqih Wanita Lengkap, (Jombang: Lintas media, 2007), 395
91
Muhammad Thalib, Terjemah Fiqih Sunnah, 97
57
م الَ فَضْ َل لِ َع َربِ ْي َعلَى َع َج ِم ْى َوال لِ َع َج ِمي عَلى َع َربَي َوال اَ ْبيَضُ عَلى.قَا َل النّبِى ص
)ض اِالّ بِا تّ ْق َوى (رواه اصحاب السنة ِ َد َوال اَ ْس َو ُد عَلى اال ْبي4ْ األ ْس َو
harta yang melimpah, tidak akan berguna jika tidak dibarengi dengan iman
2. Mażhab Hanafi
92
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, 371
93
Saefullah, Konsep Kafāah dalam Perkawinan (Study Komparatif Menurut Imam Malik
dan Imam Syafi`i).Fakultas Syari`ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon
(2006). 52-53
58
b. Apabila seorang wanita tidak dapat bertindak atas nama hukum seperti
perempuan dengn orang yang tidak sekufu` itu tidak akan membawa
kemaslahatan.95
dinyatakan batal.96
97
. والحرفة، والمال، والنسب، والحرية، واالسالم، هي الدين:الكفاءةعندالحنفية ستة
dan tidak termasuk syarat syah perkawinan itu. Alasannya adalah Hadis
Rasulullah Saw:98
اَلنَّاسُ َس َوا ِسيّةٌ َكأ َ ْسنَا ِن ْال ُم ْش ِط ْال َو ِح ِد الَ فَضْ َل لِ َع َربِ ٍّي َعلَى أَ ْع َج ِم ٍّي إِالّ بِا لتَّ ْق َوى (رواه
)أبو داود
94
M Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga, 36. Lihat juga Wahbah Al-Zuhailiy,
Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6742
95
M Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga, 36. Lihat juga Wahbah Al-Zuhailiy,
Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6742
96
M Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga, 37. Lihat juga Wahbah Al-Zuhailiy,
Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6742
97
Wahbah Al-Zuhailiy, Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6747
98
M Ali Hasan, pedoman hidup berumah tanggga, 37
59
Artinya: Manusia itu sama seperti gigi sisir yang satu, tidak ada
3. Mazhab Syafi`i
kafā`ah.100
ة من4ال م4 و الس،ب4 والنس،ة4 والحري، هي الدين أو العفة:الكفاءة عند الشافعية خمسة
101
. والحرفة،العيوب المثبتة للخيار
penilaian kafā`ah.
99
Abu Daud Sulaiman Bin Al-Asy’ats As-Sajastani, Sunan Abi Daud, (Beirut: Da>r Al-
Fikr), 39. Lihat juga M A Tihami dan Sohari Sahroni, Fiqih Munakahat; Kajian…, 60
100
Khoirudin Nasution, Hukum Perkawinan I, 226-227
101
Wahbah Al-Zuhailiy, Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6747
60
e. Pekerjaan (h}irfah)
Nawawi. Walaupun dicatat juga, kalau unsur itu tetap dijadikan ukuran
mata pencaharian.103
kafā`ah, maka perkawinannya sah dan hak khiyar wali lainnya menjadi
hilang.104
4. Mażhab Hanbali
dalam arti sama-sama taat dan kuat komitmennya terhadap agama yang
،)ال4 (الم4ار4 واليس،ب4 والنس،ة4 والحري،دين4هي ال: ا4ة ايض4الكفاءة عندالحنابلة خمس
106
.)والصناعة (الحرفة
hanya dituntut dari pihak laki-laki, sebab dialah yang akan menentukan
baik atau tidaknya rumah tangga. Karena itu, misalnya seorang perempuan
menikah dengan laki-laki yang jauh lebih baik dari padanya maka hal ini
5. Mażhab Z{ahiri
mengenai kafā`ah yaitu semua orang Islam asal saja tidak berzina, berhak
muslim yang fasiq, asalkan tidak berzina adalah kufu’ untuk wanita Islam
ayat 10 :
105
M Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga, 38
106
Wahbah Al-Zuhailiy, Al-Fiqh Al-Islām Wa Adillatuhu, 6748
107
Khoirudin Nasution, Hukum Perkawinan I, 230
108
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terj. Muhammad Thalib, 36
62
yang sama antara satu dengan yang lainnya, termasuk dalam hal memilih
109
Q.S al-Hujurāt [49]: 10