Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Nilai pada Mata
Kuliah Fikih Jinayah
Oleh:
Dosen pengampu:
Dr.GANI JUMAT,M.AG.
Dr.H.ALI IMRON, S.SY.,M.H.
FAKULTAS SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
َاﻟﺤ ْﻤ ُﺪ ْ
ـــﺎاﻟﻌـ َﻟ ِﻤــــﯿﻦ. ـــــﺮف ـﻰﻋﻠ ــــﻼ َُم اﻟﺲﱠ و ﻻَةُ واﻟﺺﱠ
َِ ْ ِدﻧﺎ ﱢﯽﺳ وا ْﻟﻤﺮ َﺳﻠِــﯿﻦ ا
ﻻَ ْﻧﺒِﯿَـــــﺎ ِء ا َْﺷ
ّﻠـــ ِﮭ َّْرب
ٍُد ﱠﻢﻣﺤ
ْ
ـــــــﯿﻦَ َواَﺻﺤْ ــــَﺎ ِﺑ ِﮭ ــﮭآﻟ ﻰﻠوﻋ ِ ْاَﺟ, اَ ّﻣـــــﺎﺑﻌْــــــ ُﺪ
َﻤﻌ
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari Dosen yang bersangkutan agar
memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap Mahasiswa dapat
terlatih dalam pembuatan makalah ini
PENGANTAR..............................................................................................
DAFTARISI..........................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................
4
PENDAHULUAN...................................................................................................
4
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................
4
1.4 Metode Penulisan............................................................................................5
BAB II
........................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................6
2.1 Pengertian Hirabah.......................................................................................7
2.2 unsur –unsur tindak pidana perampokan.........................................................11
BAB III
......................................................................................................................
16
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Simpulan....................................................................................................16
Daftar Pustaka.......................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
4
BABII
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hirabah/Perampokan
Hirabah disebut juga dengan perampokan atau dapat juga disebut
dengan Qatha’ut Thariq. Perampokan adalah kejahatan merampas harta
dijalan umum dengan ancaman kekerasan.1Perampokan dapat juga diartikan
pengambilan secara terang-terangan dengan kekerasan
Biasanya jarimah hirabah dilakukan oleh sekelompok orang yang
bersenjata tajam atau bersenjata api, yang melakukan pencegatan lalu lintas
baik pada siang ataupun malam hari, yang kadang-kadang hanya merampas
harta benda, kadang-kadang diikuti dengan pembunuhan terhadap
pemiliknya atau mungkin hanya bersifat menakut-nakuti lalu lintas saja.
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ulama mengenai
Perampokan
/hirabah, yaitu:
a.) Hanafiyah
Hirabah adalah ke luar untuk mengambil harta dengan jalan
kekerasan yang realisasinya menakut-nakuti orang yang lewat dijalan atau
mengambil harta atau membunuh orang.
b.) Syafi’iyah
Hirabah adalah ke luar untuk mengambil harta atau membunuh atau
menakut-nakuti dengan cara kekerasan dengan berpegang kepada kekuatan,
dan jauh dari pertolongan (buntuan).
c.) Imam Malik
Mengambil harta tipuan (taktik), baik menggunakan kekuatan atau
tidak. d.)Golongan Zhahiriyah
Perampok adalah orang yang melakukan tindak
kekerasan dan mengintimidasi orang yang lewat, serta melakukan
perusakan di muka bumi.
1
KH Ahmad Azhar Basyir,MA, Ikhtisar Fiqih Jinayat(hukum Pidana Islam)
Yogyakarta,UN Press Yogyakarta,hal.39
5
2.2 unsur-unsur tindak pidana perampokan.
6
Syarat umum bagi pelaku perampokan untuk mendapatkan
hukuman had adalah harus Mukallaf, sesuai hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dan Abu Daud : Dari aisyah ra ia berkata:”Telah
bersabda Rasulullah saw: Dihapuskan ketentuan dari tiga hal: dari orang
yang tidur sampai ia bangun, dari orang yang gila sampai ia sembuh dan
dari anak kecil sampai ia dewasa.”(Hadits riwayat Ahmad, abu Daud,
Nasa’I, Ibn Majah dan Hakim).
Mengenai pelaku jarimah hirabah, para ulama berbeda pendapat.
Menurut pendapat Hanafiyah, pelaku hirabah adalah setiap orang yang
melakukan secara langsung atau tidak langsung perbuatan
tersebut.dengan demikian menurut Hanafiyah adalah orang yang ikut
terjun secara langsung dalam mengambil harta, membunuh atau
mengintimidasi termasuk pelaku perampokan. Demikian pula orang yang
ikut memberikan bantuan, baik dengan cara permufakatan, suruhan
maupun pertolongan, juga termasuk pelaku perampokan. Pendapat
tersebut disepakati oleh imam Malik, Imam Ahmad, dan Zhahiriyah.
Akan tetapi Imam Syafi’i berpendapat bahwa yang dianggap sebagai
pelaku perampokan adalah orang yang secara langsung melakukan
perampokan, walaupun ia hadir ditempat k j dian, tid k dianggap seb gai
pelaku perampokan, mel inkan hanya sebagai pembantu yang diancam
dengan hukuman Ta’zir.
Imam Abu Hanifah juga mensyaratkan pelaku hirabah harus laki-
laki dan tidak boleh perempuan. Dengan demikian, apabila diantara
peserta pelaku hirabah terdapat seorang perempuan maka ia tidak
dikenakan hukuman had. Akan tetapi Imam Ath-Thahawi menyatakan
bahwa perempuan dan laki-laki dalam tindak pidana ini sama statusnya.
Dengan demikian, perempuan yang ikut serta dalam melakukan
perampokan tetap harus dikenakan hukuman had. Menurut Imam Malik,
Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Zhahiriyah dan Syi’ah Zaidiyah, perempuan
yang turut serta melakukan perampokan tetap harus dikenakan hukuman.
Dengan demikian, mereka tidak membedakan antara pelaku laki-laki dan
perempuan seperti halnya dalam jarimah hudud yang lain.
Untuk para pelaku hirabah adalah dapat dilakukan kelompok
ataupun perorangan yang memiliki kemampuan untuk melakukannya.
Untuk menunjukan kemampuan ini, Imam Abu Hanifah dan Imam
Ahmad mensyaratkan bahwa pelaku tersebut harus memiliki dan
menggunakan senjata atau alat lain yang disamakan dengan senjata,
melainkan cukup berpegang kepada kekuatan dan kemampuan fisik.
Bahkan Imam Malik mencukupkan dengan digunakannya tipu daya,
taktik atau strategi tanpa penggunaan kekuatan atau dalam keadaan
tertentu dengan menggunakan anggota badan seperti tangan dan kaki.
7
Sedangkan persyaratan harta yang diambil dalam jarimah hirabah adalah:
1. Barang atau harta yang diambil harus tersimpan
2. Milik orang lain
3. Tidak ada syubhat
4. Memenuhi Nisab
9
Upaya penghadangan oleh para perampok atau karena korban tidak mau
meminta pertolongan kepada pihak keamanan, karena berbagai
pertimbangan. Dengan demikian apabila upaya dan kemungkinan
pertolongan mudah dilakukan maka para pelaku tidak dikenakan hukuman.
Ada pula persyaratan yang berkaitan dengan korban. Para ulama
sepakat, bahwa orang yang menjadi korban perampokan adalah orang yang
ma’shum addam, yaitu orang yang dijamin keselamatan jiwa dan hartanya
oleh Islam.orang tersebut adalah orang muslim atau dzimmi. Orang Islam
dijamin karena keislamannya, sedangkan kafir dzimmi dijamin berdasarkan
perjanjian keamanan. Orang kafir musta’mam (Mu’ahad) sebenarnya juga
termasuk orang yang mendapatkan jaminan, tetapi karena jaminannya itu
tidak mutlak maka hukuman had terhadap pelaku perampokan atas
musta’mam ini masih diperselisihkan oleh para fuqaha. Menurut Hanafiyah
perampokan terhadap musta’mam tidak dikenakan hukuman had.
2.4 Tindak Pidana Perampokan Dalam KUHP
Tindak pidana perampokan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana tidak dikenal, akan tetapi dikenal dengan istilah pencurian dengan
kekerasan. Pencurian dengan kekerasan (perampokan) diatur di dalam Pasal
365 KUHP pada Bab XXII tentang pencurian. Pasal 365 KUHP ini disebut
pencurian dengan penggunaan kekerasan, yakni pencurian dalam bentuk
pokok (pencurian biasa) ditambah dengan unsur kekerasan. Dengan
demikian penerapan Pasal 365 KUHP ini harus memenuhi unsur-unsur Pasal
362 KUHP tentang pencurian biasa dan kemudian dilengkapi dengan
keadaan yang memberatkan yang ditentukan di Pasal 365 KUHP tersebut.
Adapun pengertian pencurian dengan kekerasan menurut M. Sudradjat
Bassar adalah pencurian khusus atau pencurian dengan perkosaan (geweld)
unsur khusus atau istimewa yang ditambahkan pada pencurian biasa adalah
mempergunakan kekerasan atau ancaman kekerasan dengan dua macam
maksud, ialah: (1) Maksud untuk mempersiapkan pencurian, yaitu perbuatan
kekerasan atau ancaman kekerasan yang mendahului pengambilan barang.
Misalnya mengikat penjaga rumah, memukul dan lain-lain; (2) Maksud
untuk mempermudah pencurian, yaitu pengambilan barang dipermudah
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Misalnya menodong agar diam,
tidak bergerak, sedangkan si pencuri lain mengambil barang- barang dalam
rumah.
Kekerasan atau ancaman kekerasan tersebut justru harus dilakukan pada
orang dan bukan pada barang, dan dapat dikerjakan sebelumnya bersama-
sama atau setelah pencurian itu dilakukan, maksudnya untuk mempersiapkan
melakukan pencurian tersebut, atau untuk mempermudah pengambilan
barang yang dicuri itu, sehingga hukumannya diperberat. Kekerasan atau
10
tindakan kekerasan pada dasarnya melakukan suatu tindakan badaniah yang
cukup berat sehingga menjadikan orang yang dikerasi itu kesakitan, atau
tidak berdaya.
11
BABIII
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perampokan atau hirabah adalah salah satu bentuk tindak pidana
yang sangat merugikan orang lain karena sama saja tidak mensyukuri
nikmat yang telah Allah berikan, merampas hak-hak orang lain yang
berstatus sebagai korban perampokan, hukuman bagi pelaku hirabah ini
sesuai dengan tingkatan kejahatannya, apabila pelaku perampokan hanya
mengambil harta dengan cara merampas, maka ia dihukum potong tangan
dan kaki dengan bersilang. Apabila pelaku perampokan membunuh dan
mengambil harta maka ia dihukum mati dan disalib. Jika pelaku
perampokan hanya menakut-nakuti maka ia dihukum dengan diasingkan
atau penjara.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/39767186/MAKALAH_HIRABAH
http://pustakamediasyariah.blogspot.com/2017/04/makalah-fiqh-jinayah-
jarimah-
hirabah.html
https://rumahsantry.blogspot.com/2017/03/m kal h-fiqih-jin ya-
tentang- hirabah.html
13
14