ANALISIS JURNAL The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease
(COVID-19)outbreak
No Kriteria Jawa Pembenaran & Critical thinking
. b 1 P Ya Berdasarkan sejumlah besar orang yang (Patient/Clinica terinfeksi yang terpapar ke pasar hewan basah l Problem) di Kota Wuhan, Cina, disarankan bahwa ini kemungkinan adalah asal zoonosis COVID- 19. Penularan infeksi COVID-19 dari orang ke orang menyebabkan isolasi pasien yang kemudian diberikan berbagai perawatan. Langkah-langkah ekstensif untuk mengurangi penularan COVID-19 dari orang ke orang telah diterapkan untuk mengendalikan wabah saat ini. Perhatian khusus dan upaya untuk melindungi atau mengurangi penularan harus diterapkan pada populasi yang rentan termasuk anak-anak, penyedia layanan kesehatan, dan orang-orang yang lebih tua.
2 I Ya Dalam ulasan ini, kami menyoroti gejala,
(Intervention) epidemiologi, penularan, patogenesis, analisis phylo-genetik dan arah masa depan untuk mengendalikan penyebaran penyakit fatal ini.
3 C Ya Langkah-langkah luas untuk mengurangi
(Comparasion) penularan COVID-19 dari orang ke orang diperlukan untuk mengendalikan wabah saat ini. Perhatian dan upaya khusus untuk melindungi atau mengurangi penularan harus diterapkan pada populasi yang tidak rentan termasuk anak-anak, penyedia layanan kesehatan, dan orang-orang yang lebih tua. Sebuah pedoman diterbitkan untuk staf medis, penyedia layanan kesehatan, dan, individu serta peneliti kesehatan masyarakat yang tertarik pada 2019-nCoV [29]. Kasus kematian dini dari wabah COVID-19 terjadi terutama pada orang tua, mungkin karena sistem kekebalan yang lemah yang memungkinkan perkembangan infeksi virus yang lebih cepat [8, 12]. Layanan dan fasilitas publik harus menyediakan pereaksi yang tidak terkontaminasi untuk membersihkan tangan secara rutin. Kontak fisik dengan benda basah dan yang terkontaminasi harus dipertimbangkan dengan virus, terutama agen seperti feses dan contoh urin yang berpotensi sebagai rute alternatif penularan
4 O Ya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
(Outcome) mengklasifikasikan COVID-19 sebagai aβCoV dari grup 2B [23]. Sepuluh urutan genom COVID-19 diperoleh dari total sembilan pasien yang menunjukkan 99,98% identitas urutan [19]. Penelitian lain menunjukkan ada 99,8-99,9% identitas nukleotida yang terlibat dari lima pasien dan hasil sekuens tersebut mengungkapkan ada tidaknya beta baru. Strain CoV [5]. Urutan genetik COVID-19 menunjukkan lebih dari 80% identitas untuk SARS-CoV dan 50% ke MERS-CoV [5, 19], dan SARS-CoV dan MERS-CoV berasal dari kelelawar [24]. bukti dari analisis filogenetik menunjukkan bahwa COVID-19 milik genus betacoronavirus, yang meliputi SARS-CoV, yang menginfeksi manusia, kelelawar, dan hewan liar [25].