Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

MATA KULIAH: FILSAFAT ILMU


DOSEN PENGAMPU: DR. SURYO EDIYONO, M.HUM.

DISUSUN OLEH:
RAMADHAN KUSUMA YUDA
NIM: T841908008

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2019
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Dr. Suryo Ediyono, M.Hum.

Nama Mahasiswa : Ramadhan Kusuma Yuda

NIM : T841908009

Prodi : S3 Pendidikan Bahasa Indonesia

PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

Dari aspek etimologi, istilah filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata
falsafah (Arab), philosophy (Inggris), dan philosopia (Latin). Semua istilah tersebut merujuk
pada istilah Yunani, philosophia, yaitu philein yang berarti bijaksana, sedangkan philos
berarti teman. Merunut pada sejarah, Phitagoras adalah orang pertama yang memakai istilah
philosophia. Selanjutnya istilah sophos berarti bijaksana, sedangkan sophia berarti
kebijaksanaan. Ada dua arti secara etimologi dari filsafat yang sedikit berbeda. Pertama, jika
istilah filsafat mengacu pada kata philein dan sophos, dapat diartikan mencintai hal-hal yang
bersifat bijaksana (bijaksana dimaksudkan sebagai kata sifat). Kedua, jika filsafat mengacu
pada kata philos dan sophia, maka dapat diartikan adalah teman kebijaksanaan.
Kebijaksanaan ini dimaksudkan sebagai kata benda.

Selajutnya, filsafat dapat dimaknai sebagai suatu sikap. Seorang insan manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk-
makhluk lainnya, yang telah dibekali dengan akal dan pikiran diharapkan dapat menyikapi
setiap persoalan yang hadir dalam hidupnya dengan baik. Dalam setiap fase kehidupannya
manusia akan selalu berhadapan dengan tantangan, ujian, dan cobaan yang datang silih
berganti. Life is callenge and life is a competition yang berarti hidup adalah tantangan dan
hidup adalah kompetisi dapat menjadi jawaban bagaimana cara kita menyikapi setiap
tantangan, ujian, dan cobaan dalam hidup.

Dalam proses naik tingkat tentunya tantangan yang harus dihadapi seseorang dalam
hidupnya juga akan semakin berat. Misalnya ketika menjadi siswa taman kanak-kanak
maupun sekolah dasar, seseorang harus belajar membaca dan ketika menjadi calon Doktor
seseorang harus belajar mengembangkan teori tentang membaca. Proses menghadapi
tantangan demi tantangan dengan maksimal memungkinkan seorang pembelajar untuk
mengetahui banyak pesan cinta dan positif dalam hidupnya. Pembelajar juga akan bertemu
dengan banyak orang baru yang akan menjadi support system dalam proses menuju sukses
menaklukkan serta mengubah tantangan menjadi peluang.

Dalam proses naik tingkat seseorang juga harus berkompetisi dalam hidupnya.
Kompetisi yang dimaksudkan adalah bertanding melawan berbagai hal yang dapat menjadi
penghambat kesuksesan. Misalnya seorang pembelajar harus bisa melawan rasa malas,
mengantuk, dan kurangnya motivasi dalam proses menuntut ilmu pengetahuan. Kemudian
seorang pembelajar sejati juga dapat berkompetisi nyata dalam hidupnya, sebagai contoh
dengan mengikuti kompetisi dalam bidang ilmiah, penelitian, dan sebagainya. Dalam hal ini,
selalu ada dua kemungkinan yang dapat diperoleh oleh pembelajar tersebut yaitu berhasil
atau gagal. Jika berhasil maka seorang pembelajar harus siap rendah hati dan berbagi dengan
presatasi yang telah diraih, sedangkan jika gagal seorang pembelajar harus tetap berusaha
tegar dan berpikir kreatif atas kegagalan tersebut. Oleh karena itu plan A maupun plan B
harus selalu dipersiapkan sebelum berkompetisi dalam kehidupan. Seorang pembelajar juga
dapat menyadari pentingnya senantiasa beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa agar siap dengan kemungkinan berhasil atau gagal dalam berkompetisi, sehingga tidak
akan terlalu terlena jika sukses dan tidak akan menyerah jika gagal.

Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa filsafat adalah sikap bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan dan kompetisi
dalam kehidupan. Seorang calon doktor dalam proses belajar mengembangkan ilmu
pengetahuan tentu diharapkan dapat selalu bersikap patuh pada perintah agamanya, santun
terhadap orang tua; guru; dan dosennya, serta selalu menghargai pemikiran dan berusaha
memfasilitasi anak dan mahasiswanya menuju pada gerbang kesuksesan. Seorang calon
doktor juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, konsisten
menjadi dirinya sendiri, dan terus berupaya meningkatkan potensi dirinya serta bermanfaat
bagi lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai