BAHAN AJAR
(SAP)
Materi :
Struktur Portal Bidang (Plane Frame) dibentuk oleh batang-batang dengan sumbu
simetri yang terletak pada satu bidang (seperti pada kasus balok). Titik kumpul antara
bidang merupakan sambungan tegar. Gaya yang bekerja pada portal dan translasinya
terletak pada bidang struktur; vektor momen seluruh kopel luar yang bekerja pada portal
tegak lurus bidang tersebut. Resultan tegangan dalam (internal) di suatu penampang
batang portal bidang secara umum terdiri dari momen lentur, gaya geser, dan gaya aksial.
Setiap sambungan pada portal bidang adalah kaku, yaitu dapat meneruskan
momen ke batang lain dalam sambungan tersebut sesuai dengan kekakuan yang
dimiliknya. Suatu portal bidang yang kaku tetapi jika bentuk rangkanya terdiri atas bentuk-
bentuk segitiga tertutup dan dibebani pada titik sambungannya, maka perilakunya akan
seperti truss.
63
Pada umumnya, meski secara aktual konstruksi bangunan berbentuk ruang, tetapi
pada analisisnya dapat disederhanakan menjadi struktur portal bidang yang saling tegak
lurus satu sama lain. Struktur utama akan memikul struktur sekunder. Jika pelaksanaan
dimulai dari struktur utama dan dilanjutkan se strutur sekunder, proses perencanaan
sebaliknya. Struktur sekunder harus direncanakan terlebih dahulu. Setelah ditemukan
dimensi yang tepat dan reaksi-reaksi yang terjadi pada struktur sekunder, maka reaksi
tersebut akan menjadi aksi pada struktur utama.
Penjelasan Materi
Analisis Struktur Portal Beton Bertulang
Suatu model struktur portal dua dimensi dari beton bertulang, mempunyai
konfigurasi (ukuran struktur dan penempatan elemen balok/kolom) dan pembebanan,
seperti pada Gambar 5.2.
Karakteristik Bahan :
▪ Modulus elastisitas = 200.000 kg/cm2 = 2.000.000 ton/m2
▪ Angka poisson = 0,25
64
V1 V2 V1 V2 V1 V2 V1
q
H
Balok
30/45
cm
5m
3m 3m 3m
Tentukan :
Gaya-gaya dalam pada elemen struktur (momen lentur, gaya geser/ lintang, gaya normal),
deformasi struktur, dan reaksi-reaksi tumpuan dengan SAP2000.
Penyelesaian :
Memilih sistem satuan
Pada kotak sistem satuan yang tersedia, pilih sistem satuan yang akan digunakan
di dalam analisis struktur (untuk perhitungan digunakan ton-m).
Memilih Bentuk Struktur
Dari menu File, pilih New Model From Template. Pada kotak dialog Model
Template, pilih/ klik bentuk struktur yang diinginkan (pilih gambar struktur portal 2
dimensi).
65
Gambar 5.3. Beberapa bentuk Model Struktur
Pada kotak Portal Frame, ketikkan data-data dari konfigurasi struktur sbb :
Number of Stories =1
Number of Bays =3
Story Height =5
Bay Width =3
Klik OK.
Untuk mendefenisikan elemen kolom tepi (50/40 cm), dilakukan dengan cara sbb:
- Pada kotak dialog Frame Section, pilih Add I/ Wide Flange, kemudian klik Add
Rectangular. Pada kotak Rectangular Section, masukkan data-data untuk elemen
kolom tepi dari struktur sbb :
Section Nama : FSEC2
Dimension : - Depth = 0.50
: - Width = 0.40
Material : CONC
67
Klik OK.
Untuk mendefenisikan elemen kolom tengah (40/50 cm), dilakukan dengan cara sbb:
- Pada kotak dialog Frame Section, pilih Add I/ Wide Flange, kemudian klik Add
Rectangular. Pada kotak Rectangular Section, masukkan data-data untuk elemen
kolom tepi dari struktur sbb :
Section Nama : FSEC3
Dimension : - Depth = 0.40
: - Width = 0.50
Material : CONC
Klik OK.
68
Gambar 5.6. Data Masukan untuk Tumpuan Jepit
69
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Option : Add to existing Load
Pada Point Load pilih Absolute Distance from End I, kemudian masukkan data
untuk beban terpusat yang bekerja di tengah bentang balok, yaitu : Distance 1 = 1.5,
dan Load = -5. Untuk beban merata di balok, masukkan data : Uniform Load = -2.5,
kemudian klik OK.
b. Beban Pada Joint (Joint Load)
Klik joint-joint pada struktur yang akan dibebani. Pilih Menu Assign, kemudian
Joint Static Load, dan Forces. Pada kotak Joint Forces, masukkan data-data beban
sbb :
Load Case Name : LOAD1
Load : Forces Global Z = -6
Option : Add to existing Load
Kilik OK.
Untuk memasukkan data dari beban horizontal yang bekerja pada Joint, dilakukan
dengan cara yang sama, yaitu klik joint dimana beban akan bekerja. Pilih Menu
Assign, kemudian Joint Static Load, dan Forces. Pada kotak Joint Forces,
masukkan data-data beban sbb :
Load Case Name : LOAD1
Load : Forces Global X = 4
Option : Add to existing Load
Kilik OK.
Gambar 5.8. Data Masukan Untuk Beban Terpusat dan Beban Merata Pada Balok
70
Gambar 5.9. Data Masukan Untuk Beban Terpusat Vertikal
Gambar 5.10. Data Masukan Untuk Beban Terpusat Horizontal Pada Joint
Untuk menyimpan file data masukan dalam bentuk tulisan/text dapat dilakukan dengan
cara :
- Pilih Menu File, klik Export. Kemudian SAP2000.S2K
- Pada kotak dialog Save Export File As, ketikkan nama file, misal FRAME-2D,
kemudian klik Save. Dengan cara ini input file akan disimpan dalam bentuk tulisan/text
dengan nama FRAME-2D.S2K.
71
Melakukan Analisis
Untuk melakukan analisis struktur, pilih Menu Analyze, kemudian Run.
Tampilan dari hasil analisis struktur yang tersimpan pada file ANALISIS sbb :
Jur.Sipil - FT UNP
JOINT DISPLACEMENTS
JOINT LOAD U1 U2 U3 R1 R2 R3
72
3 LOAD1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,022E-03 0,0000
Jur.Sipil - FT UNP
JOINT REACTIONS
JOINT LOAD F1 F2 F3 M1 M2 M3
Jur.Sipil - FT UNP
73
FRAME ELEMENT FORCES
1 LOAD1
0,00 -10,04 9,568E-01 0,00 0,00 0,00 3,86
2,50 -10,04 9,568E-01 0,00 0,00 0,00 1,47
5,00 -10,04 9,568E-01 0,00 0,00 0,00 -9,260E-01
2 LOAD1
0,00 -20,42 4,431E-01 0,00 0,00 0,00 0,00
2,50 -20,42 4,431E-01 0,00 0,00 0,00 -1,11
5,00 -20,42 4,431E-01 0,00 0,00 0,00 -2,22
3 LOAD1
0,00 -17,87 3,680E-01 0,00 0,00 0,00 0,00
2,50 -17,87 3,680E-01 0,00 0,00 0,00 -9,199E-01
5,00 -17,87 3,680E-01 0,00 0,00 0,00 -1,84
4 LOAD1
0,00 -13,17 2,23 0,00 0,00 0,00 5,89
2,50 -13,17 2,23 0,00 0,00 0,00 3,129E-01
5,00 -13,17 2,23 0,00 0,00 0,00 -5,27
5 LOAD1
0,00 -3,04 -4,04 0,00 0,00 0,00 9,260E-01
7,5E-01 -3,04 -2,16 0,00 0,00 0,00 3,25
1,50 -3,04 -2,897E-01 0,00 0,00 0,00 4,17
2,25 -3,04 6,59 0,00 0,00 0,00 -6,282E-02
3,00 -3,04 8,46 0,00 0,00 0,00 -5,70
6 LOAD1
0,00 -2,60 -5,96 0,00 0,00 0,00 -3,49
7,5E-01 -2,60 -4,09 0,00 0,00 0,00 2,795E-01
1,50 -2,60 -2,21 0,00 0,00 0,00 2,64
2,25 -2,60 4,66 0,00 0,00 0,00 -1,515E-01
3,00 -2,60 6,54 0,00 0,00 0,00 -4,35
74
7 LOAD1
0,00 -2,23 -5,33 0,00 0,00 0,00 -2,51
7,5E-01 -2,23 -3,46 0,00 0,00 0,00 7,839E-01
1,50 -2,23 -1,58 0,00 0,00 0,00 2,67
2,25 -2,23 5,29 0,00 0,00 0,00 -5,941E-01
3,00 -2,23 7,17 0,00 0,00 0,00 -5,27
Tampilan dari data masukan untuk analisis struktur yang tersimpan pada file FRAME-
2D.S2K, sbb :
SYSTEM
DOF=UX,UY,UZ,RX,RY,RZ LENGTH=m FORCE=Ton PAGE=SECTIONS
JOINT
1 X=-4.5 Y=0 Z=0
2 X=-4.5 Y=0 Z=5
3 X=-1.5 Y=0 Z=0
4 X=-1.5 Y=0 Z=5
5 X=1.5 Y=0 Z=0
6 X=1.5 Y=0 Z=5
7 X=4.5 Y=0 Z=0
8 X=4.5 Y=0 Z=5
RESTRAINT
ADD=1 DOF=U1,U2,U3,R1,R2,R3
75
ADD=3 DOF=U1,U2,U3,R1,R2,R3
ADD=5 DOF=U1,U2,U3,R1,R2,R3
ADD=7 DOF=U1,U2,U3,R1,R2,R3
PATTERN
NAME=DEFAULT
MATERIAL
NAME=STEEL IDES=S M=.798142 W=7.833414
T=0 E=2.038902E+07 U=.3 A=.0000117 FY=25310.51
NAME=CONC IDES=C
T=0 E=2000000 U=.25 A=0
NAME=OTHER IDES=N M=.2448012 W=2.402616
T=0 E=2531051 U=.2 A=.0000099
FRAME SECTION
NAME=FSEC1 MAT=CONC SH=R T=.45,.3 A=.135 J=.002377 I=2.278125E-03,.0010125 AS=.1125,.1125
NAME=FSEC2 MAT=CONC SH=R T=.5,.4 A=.2 J=5.474167E-03 I=4.166667E-03,2.666667E-03
AS=.1666667,.1666667
NAME=FSEC3 MAT=CONC SH=R T=.4,.5 A=.2 J=5.474167E-03 I=2.666667E-03,4.166667E-03
AS=.1666667,.1666667
FRAME
1 J=1,2 SEC=FSEC2 NSEG=2 ANG=0
2 J=3,4 SEC=FSEC3 NSEG=2 ANG=0
3 J=5,6 SEC=FSEC3 NSEG=2 ANG=0
4 J=7,8 SEC=FSEC2 NSEG=2 ANG=0
5 J=2,4 SEC=FSEC1 NSEG=4 ANG=0
6 J=4,6 SEC=FSEC1 NSEG=4 ANG=0
7 J=6,8 SEC=FSEC1 NSEG=4 ANG=0
LOAD
NAME=LOAD1 SW=1 CSYS=0
TYPE=FORCE
ADD=2 UX=4 UZ=-6
ADD=4 UZ=-6
ADD=6 UZ=-6
ADD=8 UZ=-6
TYPE=CONCENTRATED SPAN
76
ADD=5 RD=.5 UZ=-5
ADD=6 RD=.5 UZ=-5
ADD=7 RD=.5 UZ=-5
TYPE=DISTRIBUTED SPAN
ADD=5 RD=0,1 UZ=-2.5,-2.5
ADD=6 RD=0,1 UZ=-2.5,-2.5
ADD=7 RD=0,1 UZ=-2.5,-2.5
OUTPUT
; No Output Requested
END
Untuk menampilkan beban yang bekerja pada elemen-elemen struktur dilakukan sbb :
- Pada menu Display, klik Show Loads, kemudian klik Frame
- Pada kotak Show Frame Loads, klik Show Loading Value, kemudian klik OK
Untuk menampilkan beban yang bekerja pada joint-joint struktur dilakukan sbb :
- Pada menu Display, klik Show Loads, kemudian klik Joint
- Pada kotak Show Joint Loads, klik Show Loading Value, kemudian klik OK
Untuk menampilkan perubahan bentuk atau deformasi yang terjadi pada struktur akibat
pembebanan, dilakukan sbb :
- Dari menu Display, klik Show Deformed Shape
77
- Pada kotak Deformed Shape, ketikkan data-data :
Load : LOAD1 Load Case
Scaling : Auto
Option : Wire Shadow
: Cubic Curve
Klik OK
Besarnya perpindahan (displacement) yang terjadi pada suatu joint, dapat diketahui
dengan cara :
- Klik kanan dari joint yang akan ditampilkan perpindahannya
- Besarnya perpindahan yang berupa translasi dan rotasi dari joint, akan ditampilkan
pada kotak Joint Displacement
Untuk menampilkan diagram momen lentur (Moment 3-3) yang terjadi pada elemen-
elemen struktur, dilakukan sbb :
- Dari menu Display, klik Show Element Forces/ Stresses, kemudian klik Frames
- Pada kotak Member Force Diagram for Frame, ketikkan :
Load : LOAD1 Load Case
Component : Moment 3-3
Scaling : Auto
78
- Pilih Fill Diagram untuk menampilkan diagram momen lentur, atau pilih Show Value
on Diagram untuk menampilkan harga-harga dari momen lentur pada diagram. Klik
OK
Besarnya momen lentur yang terjadi pada suatu elemen, dapat diketahui dengan cara:
- Klik kanan dari elemen yang akan ditampilkan detail diagram momen lenturnya
- Diagram momen lentur dari elemen, akan ditampilkan pada kotak Moment 3-3
Diagram.
- Besarnya momen lentur di sepanjang bentang elemen, dapat diketahui dengan
menggerakkan cursor pada diagram.
Untuk menampilkan diagram gaya geser (Shear 2-2), atau gaya normal (Axial Force) yang
terjadi pada elemen-elemen struktur, dapat dilakukan dengan cara yang sama, seperti
pada diagram momen lentur.
Gambar 5.13. Diagram Momen Struktur dan Momen Lentur Pada Elemen 5
79
Gambar 5.14. Diagram Gaya Geser dan Gaya Normal Pada Struktur
Untuk menampilkan reaksi-reaksi tumpuan, dilakukan sbb :
- Dari menu Display, klik Show Element Forces/ Stresses, kemudian klik Joints
- Pada kotak Joint Reaction Forces, klik Reaction, kemudian klik OK
- Klik kanan Joint 7, untuk menampilkan reaksi-reaksi tumpuan pada Joint 7
- Besarnya reaksi-reaksi tumpuan akan ditampilkan pada kotak Joint Reaction.
80
Gambar 5.16. Sumbu Lokal Elemen – Penomoran Joint dan Elemen Pada Struktur
Catatan :
Kita bisa mendefenisikan nama elemen (Section Name) dan jenis kondisi pembebanan
(Load Case Name) sesuai dengan yang diinginkan.
Contoh :
Section name FSEC1, bisa diganti dengan BALOK, FSEC2 bisa diganti dengan KOLOM
TEPI, dan seterusnya.
Kondisi pembebanan LOAD1 bisa diganti dengan nama DL, LOAD2 diganti dengan LL,
LOAD3 diganti dengan EQ, dst. Tergantung kondisi pembebanan yang terjadi pada
struktur.
P P
q q q
500 cm
81
Pembebanan Struktur :
Di atas bentang-bentang dari balok bekerja beban terbagi merata q = 25 kg/cm yang berbentuk
trapesium dan segitiga, serta beban terpusat P = 5000 kg. Beban-beban ini belum termasuk berat
sendiri dan profil baja.
Karakteristik Bahan Baja :
▪ Berat jenis = 7850 kg/m3 = 0.00785 kg/cm3
▪ Modulus elastisitas = 2.100.000 kg/cm2
▪ Angka poisson = 0,3
▪ Mutu baja profil = BJ.37, dengan tegangan leleh : fy = 2400 kg/cm 2
Karakteristik Penampang :
Elemen balok :
Elemen kolom :
Untuk profil W12x40 diimpor dari C:\computers and structures\sap2000\ section.pro
Tentukan :
Analisis Struktur :
Tentukan gaya-gaya dalam elemen struktur (momen lentur, gaya geser/ lintang, gaya normal),
deformasi struktur, dan reaksi-reaksi tumpuan dengan SAP2000.
Desain Struktur :
Periksa kekuatan dari profil baja yang digunakan
Penyelesaian :
82
Memilih sistem satuan
Pada kotak sistem satuan yang tersedia, pilih system satuan yang akan digunakan di
dalam analisis struktur (pada contoh ini digunakan system satuan : kg-cm).
Pada kotak Portal Frame, ketikkan data-data dari konfigurasi struktur sbb :
Number of Stories =1
Number of Bays = 3
Story Height = 500
Bay Width = 600
Klik OK.
83
Dengan prosedur di atas, akan didapatkan bentuk struktur portal dengan 3 bentang yang sama
panjang, yaitu 600 cm.
Untuk menampilkan nomor joint dan elemen dari struktur dilakukan sbb :
- Dari menu View, klik Set Element untuk menampilkan kotak Set Element
- Klik Labels pada kotak Joint, dan klik Labels pada kotak Frames, kemudian klik OK.
Gambar 6.4. Data Masukan untuk Menampilkan Nomor Joint dan Elemen
Karena bentang dari balok tengah adalah 300 cm, maka perlu diadakan perubahan
konfigurasi dari struktur untuk mendapatkan bentuk sesuai yang direncanakan.
84
Perubahan bentuk dari struktur dilakukan dengan cara merubah letak koordinat dari
beberapa joint, dan menghapus beberapa kolom struktur. Joint yang akan dirubah koordinatnya
adalah joint 5, 6, 7, dan 8. Perubahan koordinat joint dilakukan sbb :
- Pada joint 5, klik kanan untuk menampilkan kotak Joint Information.
- Pada kotak Identification and Location, rubah koordinat dari joint 5 menjadi X = 0, Y =
0, dan Z = 0, kemudian klik OK.
- Pada joint 6, klik kanan untuk menampilkan kotak Joint Information.
- Pada kotak Identification and Location, rubah koordinat dari joint 6 menjadi X = 0, Y =
0, dan Z = 500, kemudian klik OK.
- Pada joint 7, klik kanan untuk menampilkan kotak Joint Information.
- Pada kotak Identification and Location, rubah koordinat dari joint 7 menjadi X = 600, Y
= 0, dan Z = 0, kemudian klik OK.
- Pada joint 8, klik kanan untuk menampilkan kotak Joint Information.
- Pada kotak Identification and Location, rubah koordinat dari joint 8 menjadi X = 600, Y
= 0, dan Z = 500, kemudian klik OK.
85
Mendefenisikan Karakteristik Material
Untuk mendefenisikan karakteristik dan material baja yang digunakan, dilakukan sbb :
- Dari menu Define, pilih Material untuk menampilkan kotak dialog Define Material.
- Pilih STEEL, kemudian klik tombol Modify/Show Material.
- Pada kotak Material Property Data masukkan data-data dari material :
Mass per unit Volume =0
Weight per Unit Volume = 0.00785
Modulus of Elasticity = 2.100.000
Poisson ratio = 0.3
Steel yield stress, fy = 2400
Klik OK.
87
• Klik ganda pada W12x40, maka akan ditampilkan skema profil siku ganda yang
telah dipilih, dimensi potongan dan STEEL (baja) yang merupakan metrial default-
nya.
88
- Didalam kotak Joint Restraints, pada Fast Joint Restraints, klik tombol gambar tumpuan
sendi, kemudian klik OK.
- Klik joint 3 dan 5 yang merupakan tumpuan jepit pada struktur.
- Pilih menu Assign, kemudian Joint dan Restraints.
- Didalam kotak Joint Restraints, pada Fast Joint Restraints, klik tombol gambar tumpuan
jepit, kemudian klik OK.
- Klik joint 8 yang merupakan tumpuan rol pada struktur.
- Pilih menu Assign, kemudian Joint dan Restraints.
- Didalam kotak Joint Restraints, pada Fast Joint Restraints, klik tombol gambar tumpuan
rol, kemudian klik OK.
89
Gambar 6.11. Data Masukan Untuk Beban Trapesium
Beban Segitiga
Klik elemen yang akan dibebani beban segitiga (Elemen 6). Pilih Menu Assign,
kemudian Frame Static Load, dan Trapezoidal. Pada kotak Trapezoidal Uniform
Span Loads, masukkan data-data beban sbb :
Load Case Name : LOAD1
Load Type and Direction : Forces
Direction : Global Z
Pada kotak Trapezoidal Point Loads, masukkan data-data :
Distance 1 = 0 Load = 0
Distance 2 = 0.5 Load = -25
Distance 3 = 1 Load = 0
Distance 4 = 1 Load = 0
Klik OK.
90
Gambar 6.12. Data Masukan Untuk Beban Segitiga
Beban Terpusat
Klik joint-joint yang akan dibebani beban terpusat (joint 4 dan 6). Pilih Menu Assign,
kemudian Joint Static Load. Pada kotak Joint Forces, masukkan data-data beban
sbb:
Load Case Name : LOAD1
Option : Add to existing loads
Force Global Z : -5000
91
- Dari menu Define, klik Static Load Case
- Pada kotak Define Static Load Case Name ketikkan data :
Load : LOAD1
Type : DEAD
Self Weight Multiplier :1
Klik OK.
92
Gambar 6.16. Pembebanan Pada Portal Baja
Pada kotak Save Model File As ini, ketikkan nama File (misal : PORTAL-BAJA), kemudian klik
Save. Dengan cara ini data-data struktur akan disimpan pada file PORTAL-BAJA.SDB.
Gunakan ‘scroll bar’ pada window analisis untuk melihat kembali pesan-pesan dan untuk
mengontrol beberapa error (kesalahan) atau warning (peringatan), kalau ada. Pada contoh ini tidak
ada kesalahan, yang ditandai dengan pesan ANALYSIS COMPLETE pada akhir baris. Jika pada
analisis ditemui kesalahan, maka pada akhir baris akan ditampilkan pesan ANALYSIS
INCOMPLETE.
93
Gambar 6.17. Tampilan Setelah Selesai Analisis Model
94
Gambar 6.18. Deformasi Struktur, Diagram Momen Lentur, Gaya Lintang dan Gaya Normal
95
Gambar 6.19. Pemilihan Acuan Standard Untuk Desain
Hasil desain dari elemen-elemen struktur baja yang berupa nilai Rasio Tegangan (Stress
Ratio) dapat langsung ditampilkan di layar monitor. Rasio Tegangan adalah perbandingan antara
tegangan yang terjadi pada elemen akibat pembebanan pada struktur, dengan tegangan yang
diizinkan dari bahan yang digunakan.
96
Suatu elemen struktur baja dinyatakan kuat, jika mempunyai harga Rasio Tegangan 1
(tegangan yang terjadi pada elemen, lebih kecil dari tegangan yang diizinkan).
Suatu elemen struktur baja dinyatakan tidak kuat, jika mempunyai harga Rasio Tegangan
> 1 (tegangan yang terjadi pada elemen, lebih besar dari tegangan yang diizinkan).
Rasio Tegangan pada elemen-elemen portal baja yang didapat dari prosedur desain
dengan Metode Tegangan Izin (ASD), diperlihatkan pada Gambar 6.21.
97
Tampilan dari hasil desain struktur yang tersimpan pada file DESAIN sbb :
STEEL S 2400.000
98
TOP TOP BOTTOM BOTTOM
FSEC1 STEEL 50.000 30.000 0.000 0.000 0.000 0.000
IWF300 STEEL 30.000 20.000 1.200 0.800 20.000 1.200
W12X40 STEEL W12X40 30.328 20.333 1.308 0.749 20.333 1.308
99
Jur Sipil - FT UNP
S T E E L S T R E S S C H E C K E L E M E N T I N F O R M A T I O N (AISC-ASD89)
S T E E L S T R E S S C H E C K O U T P U T (AISC-ASD89)
100
DSTL1 (C) 0.482 = 0.209 + 0.273 + 0.000
3 W12X40 DSTL1 0.051 DSTL1 0.000
DSTL1 (C) 0.481 = 0.209 + 0.272 + 0.000
5 IWF300 DSTL1 0.309 DSTL1 0.000
DSTL1 (C) 0.725 = 0.000 + 0.725 + 0.000
6 IWF300 DSTL1 0.085 DSTL1 0.000
DSTL1 (T) 0.390 = 0.011 + 0.379 + 0.000
7 IWF300 DSTL1 0.308 DSTL1 0.000
DSTL1 (T) 0.725 = 0.000 + 0.725 + 0.000
Rangkuman
Struktur Portal Bidang (Plane Frame) dibentuk oleh batang-batang dengan sumbu
simetri yang terletak pada satu bidang (seperti pada kasus balok). Titik kumpul antara batang
merupakan sambungan tegar. Resultan tegangan dalam (internal) di suatu penampang batang
portal bidang secara umum terdiri dari momen lentur, gaya geser, dan gaya aksial.
Dalam menganailisis Portal bidang beton bertulang dengan program SAP2000
terdapat 3 tahapan, yaitu : Mempersiapkan data Input, Proses, dan output. Mempersiapkan
input sesuai dengan struktur dan pembebanan yang diketahui yaitu ; memilih sistem satuan,
memilih/membuat betuk struktur, mendifinisikan karakteristik material, Mendifinisikan elemen,
menempatkan elemen pada sistem struktur, mendifinisikan jenis tumpuan, mendefinisikan
beban pada struktur, dan menyimpan file data masukan. Proses dilakukan dengan menu
Analyze dan run. Hasil analisis (output) dapat disimpan, ditampilkan, dan dicetak/print. Hasil
tampilan antara lain ; input file, output file, beban yang bekerja, deformasi, momen lentur, gaya
lintang,gaya normal, dan reaksi tumpuan.
Daftar Pustaka
1. ------------, 1998, SAP2000 Integrated Finite Element Analysis and Design of Structure –
BASIC ANALYSIS REFERENCE, Computer and Structures, Inc.,
Berkeley, California, USA.
2. ------------, 1998, SAP2000 Integrated Finite Element Analysis and Design of Structure –
GRAPHIC USER INTERFACE MANUAL, Computer and Structures, Inc.,
Berkeley, California, USA.
3. ------------, 1998, SAP2000 Integrated Finite Element Analysis and Design of Structure –
TUTORIAL MANUAL, Computer and Structures, Inc., Berkeley, California,
USA.
4. ------------, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, Departemen
Pekerjaan Umum, Bandung Indonesia.
5. ------------, 1987, Pedoman dan Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan
Gedung – SKBI-1.3.53 1987, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Indonesia.
101
6. ------------, 1991, Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung –
SKSNI-T-15-1991-03, LPMB, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Indonesia.
7. ------------, 2000, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung – SNI
03 - 1729 – 2000, LPMB, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Indonesia.
8. Gunawan, R, 1987, Tabel Profil Konstruksi Baja, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
Indonesia.
9. Dewobroto, Wiryanto, 2004, Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000, Penerbit
PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, Indonesia.
10. Nasution, Amrinsyah, 2002, Analisis Struktur dengan Metode Matrik Kekakuan,
Penerbit ITB, Bandung, Indonesia.
11. Putri, Prima Yane, 2007, Analisis dan Desain Struktur Rangka dengan SAP2000 versi
Student, Penerbit UNP Press, Padang, Indonesia
12. Weaver Jr., W., dan Gere., J.M., 1989, Analisis Matriks Untuk Struktur Rangka, edisi
kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, Indonesia.
13. Wigroho, H.Y, 2004, Analisis dan Perancangan Struktur Frame Menggunakan
SAP2000, Penerbit Andi, Yogyakarta, Indonesia.
102