Disusun oleh :
A. HAKIKAT DEMOKRASI
Pengertian demokrasi dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu secara
bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi). Secara etimologis demokrasi berasal dari
bahasa Yunani, demos berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratien atau cratos
berarti pemerintahan, kekuasaan, atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demo-cratein atau
demo-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya
kedaulatan ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat,
rakyar berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.1
Sementara pengertian demokrasi secara istilah menunjukkan arti beragam
menurut para ahli. Joseph A. Schmeter menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu
perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana setiap individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
Sidney Hook menyatakan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dimana keputusan-
keputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. Phillippe C.
Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakn demokrassi sebagai suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka
di wilayah publik oleh warga negara yang bertindak secara tidak langsung melalui
kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang telah terpilih. Sedangkan
Hendri B. Mayo mendefinisikan demokrasi dengan pengertian sistem politik yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil
yang diawassi efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
1
Syafig Mughni A, Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi,Ham,Civil Society,dan Multikulturalisme.
(Yogyakarta : Pusapom )hlm.129
Dari berbagai pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa demokrasi sebagai sistem
bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan dan kedaulatan di tangan rakyat mengandung pengertian tiga
hal yaitu, pemerintahan dari rakyat (government of the people), pemerintahan oleh rakyat
(government by the people), dan pemerintahan untuk rakyat (government for the people).
Dengan demikian suatu pemerintahan akan dikatakan demokratis jika ketiga hal tersebut
dilakukan dan ditegakkan dalam sistem pemerintahan.
Pengertian pemerintahan dari rakyat berkaitan erat dengan pemberian legitimassi
kekuasaan. Berkaitan dengan pemberian pengakuan kekuasaan, posisi rakyat sangat
penting untuk mengakui ataupun tidak mengakui sebuah regm kekuasaan. Masalah
legitimasi kekuasaan dari rakyat sangat penting untuk memberikan jaminan terhadap
pemerintahan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Pemerintahan dari
rakyat memberikan pengertian bahwa pemegang kekuasaan harus menunaikan tugas
sebaik mungkin karena rakyat telah memberikan mandat kekuasaan kepadanya.
Sementara pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas dorongan diri ataupun golongan.
Maka suatu pemerintahan dalam menjalankan tugas-tugasnya harus dalam pengawasan
rakyat. Kontrol dan pengawasan rakyat dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat
maupun melalui para wakil terpilih dalam suatu lembaga resmi Dewan Prewakilan
Raktay (DPR). Dengan adanya pengawasan maka diharapkan akan terjadi check and
balance pemerintahan dan rakyat sehingga tumbuh kehidupan yang demokratis.
Sedangkan pemerintahan untuk rakyat mengandung pengertian bahwa kekuasaan
yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan
rakyat. Maka disini kepentingan rakyat harus lebih didahulukan diatas kepentingan
pribadi dan golongan. Karena itulah pemerintahan harus berpartisipasi aktif
mendengarkan suara rakyat dan kemudian mengakomodasikannya dalam berbagai
kebijakan atau program aksi yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh
rakyat. Maka berkenaan dengan ini kebebasan berpendapat dari rakyat untuk
menyampaikan aspirasinya harus dijamin oleh suatu peraturan perundanng-undangan.
Robert A. Dahl mencirikan sistem demokrasi dengan beberapa karakteristik.
Pertama, pengawasan atas kebijaksanaan pemerintah dilakukan secara konstitusional oleh
wakil-wakil yang dipilih. Kedua, para wakil rakyat dipilh dalam pemilihan yang
dilakukan secara jujur dan berkala, serta tanpa paksaan. Yang ketiga, semua orang
dewasa berhak memilih dan dipilih. Keempat, warga negara berhak menyatakan
pendapat mengenai berbagai masalah politik tanpa ancaman hukuman berat. Kelima,
warga negara berhak memperoleh sumber-sumber informasi alternatif yang ada dan
dilindungi oleh hukum. Serta yang terakhir yaitu warga negara berhak membentuk
perkumpulan atau organisasi yang independen, termasuk berbagai partai politik dan
kelompok kepentingan.
Dengan berbagai penjelasan tersebut, kiranya menjadi jelas bahwa demokrasi
merupakan sebuah konsep yang menuntut adanya semua unsur (kebebasan untuk
berpendapat, berserikat, serta pemilihan umum yang bebas dan terbuka) dapat dipenuhi.
Dengan kata lain sebuah sistem akan dikatakan demokratis jika ada padanya semua unsur
demokrasi.
Runtuhnya rezim otoriter Orde Baru telah membawa harapan baru bagi
tumbuhnya demokrasi di Indonesia. Bergulirnya reformasi yang mengiringi
keruntuhan rzim tersebyt menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi
Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis, karena
dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi yang akan dibangun.
Selain itu dalam fase ini pula bisa saja terjadi pengembalian arah perjalanan
bangsa dan negara yang akan menghantarkan Indonesia kembali memasuki
masa otoriter sebagaimana yang terjadi pada poriode orde lama dan orde
baru.
2. Masyarakat madani
3. Infrastruktur politik
Infrastruktur politik terdiri atas partai politik, kelompok gerakan dan
kelompok penekan. Partai politik merupakan struktur kelembagaan politik yang
anggota- anggotanya memiliki orientasi,nilai- nilai dan cita – cita yang sama yaitu
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam
mewujudkan kebijakan- kebijakannya.
3. Ketiga adalah perubahan transplacement yaitu negara kuat, tetapi kekuatan arus
bawah juga kuat. Sehingga terjadi semacam kebutuhan dan akhirnya kedua belah
pihak bersetuju untuk berkompromi dan melakukan pembauran-pembauran yang
lebih demokratis. Contohnya Panama.
5
Abdul Rozak,Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi,Ham,Dan Masyarakat Madani.(Jakarta:Puslit
IAIN:2000
BAB III
KESIMPULAN
1. Periode 1945-1959.
2. Periode 1959-1965.
3. Periode 1965-1998.
Menurut Inu Kencana, demokrasi terdiri dari dua model yaitu demokrasi langsung
(direct democracy) dan demokrasi tidak langsung (indirect democracy).
DAFTAR PUSTAKA