Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

CHOLELITHIASIS

Oleh :
NAMA : NEI THALIA LEREBULAN
NIM : 119391728

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA


MAKASSAR PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
CHOLELITHIASIS

A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
a. Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat  pada
saluran empedu (Duktus Koledocus ).
b. Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung
empedu.
c. Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung
empedu.
d. Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran
empedu.

2. ETIOLOGI
Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari
pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh
bilirubin, kalsium dan protein.
Macam-macam batu yang terbentuk antara lain:
a. Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi kolesterol
dan penurunan produksi empedu.
Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu:
- Infeksi kandung empedu
- Usia yang bertambah
- Obesitas
- Wanita
- Kurang makan sayur
- Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol
b. Batu pigmen empedu, ada dua macam:
- Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan
disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi
- Batu pigmen coklat  :  bentuk lebih besar , berlapis-lapis,
ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan
infeksi
c. Batu saluran empedu
Sering dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri.
Ada dugaan bahwa kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh
makanan akan menyebabkan obstruksi intermiten duktus koledokus
dan bendungan ini memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan
batu.

3. MANIFESTASI KLINIK
Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala
kronis dan akut.

GEJALA AKUT GEJALA KRONIS


TANDA : TANDA:
1. Epigastrium kanan terasa 1. Biasanya tak tampak gambaran pada
nyeri dan spasme abdomen
2. Usaha inspirasi dalam 2. Kadang terdapat nyeri di kwadran
waktu diraba pada kanan atas
kwadran kanan atas
3. Kandung empedu
membesar  dan nyeri
4. Ikterus ringan

GEJALA: GEJALA:
1. Rasa nyeri (kolik empedu) 1. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat:
yang Menetap abdomen bagian atas (mid
2. Mual dan epigastrium), Sifat : terpusat di
muntah                    epigastrium menyebar ke arah
3. Febris (38,5°°C) skapula kanan
2. Nausea dan muntah
3. Intoleransi dengan makanan
berlemak
4. Flatulensi
5. Eruktasi (bersendawa)

4. PATOFISIOLOGI & PHATWAY


Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan
jarang pada saluran empedu lainnya.
Faktor predisposisi yang penting adalah :
- Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan
empedu
- Statis empedu
- Infeksi kandung empedu
Perubahan susunan empedu mungkin merupakan faktor yang
paling penting  pada pembentukan batu empedu. Kolesterol yang
berlebihan akan mengendap dalam kandung empedu .
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan
supersaturasi  progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan
unsur tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu dapat
menyebabkan stasis. Faktor hormonal khususnya selama kehamilan dapat
dikaitkan dengan perlambatan pengosongan kandung empedu dan
merupakan insiden yang tinggi pada kelompok ini.
Infeksi bakteri dalam  saluran empedu dapat memegang peranan
sebagian  pada pembentukan batu dengan meningkatkan deskuamasi
seluler dan pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan
unsur seluler sebagai pusat presipitasi. Infeksi lebih sering sebagai akibat
pembentukan batu empedu dibanding infeksi yang menyebabkan
pembentukan batu.
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu
yang terbentuk di dalam kandung empedu. Pada keadaan normal, asam
empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam menjaga solubilitas
empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh
substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan
berkristalisasi dan membentuk nidus untuk pembentukan batu. Kristal
yang yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lama-kelamaan
kristal tersebut bertambah ukuran, melebur dan membentuk batu. Faktor
predisposisi merupakan pembentukan batu empedu :
1. Batu kolesterol
Untuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan 3 faktor utama :
a.       Supersaturasi atau penumpukan kolesterol didalam kantung
empedu
b.      Berkurangnya kemampuan kandung empedu
c.       Nukleasi atau pembentukan nidus cepat.
Khusus mengenai nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa
empedu pasien dengan kolelitiasis mempunyai zat yang
mempercepat waktu nukleasi kolesterol (promotor) sedangkan
empedu orang normal mengandung zat yang menghalangi terjadinya
nukleasi.
Proses degenerasi dan adanya penyakit hati

Penurunan fungsi hati

Penyakit gastrointestinal Gangguan metabolisme

Mal absorpsi garam empedu ¬ Penurunan sintesis (pembentukan)
asam empedu

Peningkatan sintesis kolesterol

Berperan sebagai penunjang
iritan pada kandung empedu ¬ Supersaturasi (kejenuhan) getah
empedu oleh kolesterol

Peradangan dalam Peningkatan sekresi kolesterol
kandung empedu

Kemudian kolesterol keluar dari getah empedu
Penyakit kandung

empedu (kolesistitis)
Pengendapan kolesterol

Batu empedu

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tes laboratorium :
a. Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000 - 10.000 iu).
b. Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl).
c. Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115 unit/100ml).
d. Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun
karena obstruksi  sehingga menyebabkan penurunan absorbsi
vitamin  K.(cara Kapilar : 2 - 6 mnt).
e. USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena
adanya batu empedu dan distensi saluran empedu  ( frekuensi sesuai
dengan prosedur diagnostik)
f. Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP),
bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga cabang saluran
empedu melalui ductus duodenum.
g. PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan
kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan pankreas.
h. Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya
batu di sistim billiar.
i. CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran
empedu, obstruksi/obstruksi joundice.
j. Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones,
pengapuran pada saluran atau pembesaran pada gallblader.

6. PENATALAKSANAAN
a. Diet
- Rendah lemak dalam usaha mencegah nyeri lebih lanjut.
- Bila batu menyebabkan pembuntuan dari aliran empedu
dilakuakn penggantian vitamin yang larut lemak (ADEK) dan
pemberian garam empedu untuk membantu pencernaan dan
absorbst vitamin.
- Infus cairan dan makanan bila ada masalah mual-mual dan
muntah .
b. Terapi Obat
- Analgesik/narkotik (meperidine hydrochloric/Demerol)
- Antispasme dan anti Colinergik (prophantheline bromide /
probanthine) untuk relaksasi otot polos dan menurunkan tonus
dan spasme saluran empedu.
- Antimuntah lentik mengontrol mual dan muntah.
- Terapi asam empedu untuk melarutkan batu empedu yang kecil
(chenodiol)
- Cholesteramine untuk menurunkan gatal yang sangat karena
penumpukan berlebihan empedu pada kulit.
c. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotherapy)
d. Colecystectomy: Bedah pengambilan batu empedu
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktifitas/ istirahat , gejala:  kelemahan . Tanda : gelisah
b. Sirkulasi, tanda : takikardia, berkeringat
c. Eliminasi, gejala: perubahan warna urine dan feses. Tanda: distensi
abdomen, teraba masa pada kuadran kanan atas, urine gelap,
pekat.Feses berwarna tanah liat, steatorea.
d. Makanan/ cairan, gejala: anoreksia, mual/ muntah. Tidak toleran
terhadap lemak dan makanan “pembentukan gas” regurgitasi
berulang, nyeri epigastrium, tidak dapat makan, dispepsia. Tanda :
kegemukan, adanya penurunan berat badan.
e. Nyeri/ kenyamanan,  gejala: nyeri abdomen atas berat,
dapat menyebar kepunggung atau bahu kanan. Kolik epigastrium
tengah sehubungan dengan makan. Nyeri mulai tiba-tiba dan
biasanya memuncak dalam 30 menit. Tanda: nyeri lepas, otot  tegang
atau kaku biala kuadran kanan atas ditekan; tanda murphy positif.
f. Pernapasan , tanda: peningkatan frekuensi pernapasan. Pernapasan
tertekan di tandai oleh napas pendek, dangkal.
g. Keamanan, tanda: demam, menggigil, ikterik, dengan kulit
berkeringat dan gatal (pruiritus). Kecenderungan perdarahan
(kekurangan vitamin k).

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Pre Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (obstruksi, proses
pembedahan)
b. Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan :
· Kehilangan cairan dari nasogastrik.
· Muntah.
· Pembatasan intake
· Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama.
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk ingesti dan absorbsi makanan
d. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan,
sehubugan dengan :
· Menanyakan kembali tentang imformasi.
· Mis Interpretasi imformasi.
· Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi.
Ditandai : 
· Pernyataan yang salah.
· Permintaan terhadap informasi.
· Tidak mengikuti instruksi.
Post Operasi
a. Polanafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot,
kelemahan/ kelelahan, ditandai dengan :
· Takipneu
· Perubahan pernafasan
· Penurunan vital kapasitas.
· Pernafasan tambahan
· Batuk terus menerus
b. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, kerusakan jaringan
(luka operasi)
c. Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan
· Pemasanagan drainase T Tube.
· Perubahan metabolisme.
· Pengaruh bahan kimia (empedu)
Ditandai dengan : adanya gangguan kulit.

4. Intervensi

Diagnosa
No keperawatan Tujuan Intervensi
Post operasi
1 Ketidakefektipan Setelah dilakukan 1.  Observasi
pola nafas tindakan frekuensi/kedalaman
berhubungan keperawatan pernapasan
dengan nyeri selama 2.  Auskultasi bunyi
dan kerusaka Criteria hasil: nafas
otot Ventilasi/oksigen 3.  Tinggikan kepala
asi adekuat untuk tempat tidur,pertahankan
kebutuhan posisi fowler rendah,
individu ambulasi.
4.  Kolaborasi dengan
tim medis
pemberian analgesik
sebelum pengobatan
pernapasan/ aktifitas
terapi
2 Kekurangan Setelah dilakukan 1.    Awasi tanda-tanda
volume cairan tindakan vital. Kaji membran
berhubungan keperawatan mukosa, turgor kulit ,
dengan selama nadi perifeer, dan
kehilangan dari Criteria hasil: pengisian kapiler
aspirasi menunjukan 2.    Gunakan jarum kecil
ngt,muntah keseimbangan untuk injeksi, dan
cairan adekuat lakukan penekanan lebih
dibuktikan lama dari biasnya pada
dengan tanda- bekas suntikan
tanda vital 3.    Anjurkan pasien
stabil,membran memiliki pembersihan
mukosa lembab, dari katun/spon dan
turgor pembersih mulut untuk
kulit/pengisian sikat gigi
kapiler baik, dan 4.    Kolaborasi dengan
haluaran urine tim medis pemberian
individu adekuat cairan iv.produk darah,
sesuai
indikasi;elektrolit, vitami
nk
3 Integritas Setelah dilakukan 1.      Observasi warna
kulit/jaringan, tindakan dan karakter drainase.
kerusakan keperawatan Gunakan kantong ostomi
berhubungan selama 1x 24 jam sekali pakai untuk
dengan Criteria hasil: menampung luka drein
substansi kimia pasien luka
(empedu) menunjukan 2.      Benamkan selang
perilaku untuk drainase,biarkan selang
meningkatan bebas bergerak, dan
penyebuhan/men hindari lipatan dan
cegah kerusakan terpelintir
kulit 3.      Ganti balutan
sesering mungkin bila
perlu. Bersihkan kulit
dengan sabun dan air.
Gunakan kassa
berminyak steril
sengoksida atau bedak
karaya sekitar insisi
4.      Kolaborasi dengan
tim medis pemberian
antibiotik sesuai indikasi.

5 Kurangnya Setelah dilakukan 1.    Kaji ulang proses


pengetahuan tindakan penyakit ,prosedur bedah
(kebutuhan keperawatan prognosis
belajartentang selama 2.    Tunjukan perawatan
kondissi, Criteria hasil: insisis/balutan dan drein
prognosis,dan pasien 3.    Kaji ulang
kebutuhan menyatakan pembatasan aktitas
pengobatans. pemahanan tergantung pada situasi
proses penyakit/ individu
prognosis dan
pengobatan
DAFTAR PUSTAKA

Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990, Jakarta.

Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih


Bahasa AdiDharma, Edisi II.

Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.

D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process


Approach, W. B. Saunders Company, Philadelpia, 1991.

Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI, Jakart..

Mackenna & R. Kallander, 1990, Illustrated Physiologi, fifth edition, Churchill


Livingstone, Melborne.

Anda mungkin juga menyukai