Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Senyawa Kovalen Print
Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Senyawa Kovalen Print
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah dapat mengetahui dan menjelaskan
pengaruh jenis ikatan suatu senyawa sifat fisis dan sifat kimia dari senyawa tersebut.
1
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
termometer, gelas piala, elektroda karbon, lampu spritus, sudip kaca dan pipet
tetes.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah urea, naftalena,
kristal NaCl, KI, MgSO4 dan isopropil alkohol.
2
3. Elektroda yang telah dihubungkan, dimasukkan kedalam
gelas piala berisi akuades dan diamati perubahan yang terjadi
4. Diulangi prosedur 1–3, dengan menambahkan beberapa tetes
isoprofil alkohol dan diamati perubahan yang terjadi
5. Dilakukan prosedur yang sama, masing-masing dengan
menambahkan urea, naftalena, NaCl, KI dan MgSO4.
2. Perbandingan Kelarutan
Kelarutan
Senyawa
Dalam air Dalam CCl4
Urea Larut Larut
Naftalena Tidak larut Larut
Isopropil alkohol Larut Larut
NaCl Larut Tidak larut
KI Larut Larut
MgSO4 Larut Tidak larut
3. Perbandingan Daya Hantar
No Senyawa Hasil Pengamatan
1 Akuades Tidak ada gelembung, lampu tidak menyala
2 Akuades + Urea Tidak ada gelembung, lampu tidak menyala
3
3 Akuades + Naftalena Tidak ada gelembung, lampu tidak menyala
4 Akuades + NaCl Ada banyak gelembung, lampu menyala
5 Akuades + KI Ada banyak gelembung, lampu menyala
6 Akuades + MgSO4 Ada sedikit gelembung, lampu tidak menyala
B. Pembahasan
1. Perbandingan Titik Leleh
Dalam percobaan ini terdapat perbedaan titik leleh antara yang
diperoleh dari buku referensi dengan hasil percobaan. Titik leleh untuk
setiap senyawa yang diketahui dari buku referensi adalah sebagai
berikut : Urea 1330C, Naftalena 800C, NaCl 8000C, KI 7230C dan MgSO4
11850C. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
pada Urea percobaan 1 dengan suhu awal 57 0C akan menghasilkan
kisaran titik leleh sebesar 65 0C. Untuk senyawa Naftalena pada
percobaan 1 suhu awal 39 0C akan menghasilkan kisaran titik leleh
sebesar 55 0C (Sukardjo,1990)
Dari data diatas perbedaan titik leleh setiap senyawa pada
buku referensi dengan hasil percobaan sangat berbeda jauh,
misalnya pada urea dimana hasil percobaan titik leleh yang diperoleh
dengan kisaran 65 0C sedangkan pada buku referensi titik lelehnya
sebesar 1330C. Hal ini berarti bahwa titik leleh suatu senyawa
dipengaruhi pada temperatur awal senyawa tersebut sebelum dipanaskan
dengan temperatur ruangan dan pada senyawa tersebut hanya mengalami
ikatan kovalen saja, dimana nilai kisaran yang diperoleh < 3500C.
Selain itu, perbedaan titik leleh pada tiap-tiap senyawa dikarenakan
diantara senyawa–senyawa tersebut ada yang hanya bisa mengalami ikatan
ion dimana jika senyawa itu memiliki nilai kisaran > 350 0C sampai 10000C
dan ada pula senyawa yang dapat mengalami ikatan kovalen dimana nilai
kisaran yang diperoleh < 3500C. Seperti halnya pada senyawa NaCl, KI
dan MgSO4 yang tidak dapat dilakukan secara langsung karena memiliki
titik leleh senyawa ion yang sangat tinggi dibandingkan titik leleh senyawa
kovalen yang ada pada senyawa urea dan naftalena.
2. Perbandingan Kelarutan
4
Pada percobaan ini kelarutan air dan karbon tetraklorida apabila
ditambahkan dengan beberapa senyawa seperti urea, naftalena, KI, MgSO 4-
, Isoprofil alkohol dan NaCl akan mengalami perbedaan . Hal ini dapat
dilihat pada urea dan isopropil alkohol akan larut jika diberi akuades dan
karbon tetraklorida. Sedangkan untuk senyawa KI, MgSO4 dan NaCl akan
larut jika diberi akuades, tapi jika diberi karbon tetraklorida hanya
senyawa KI yang larut sedangkan yang lainnya seperti MgSO 4 dan NaCl
tidak larut. Untuk Naftalena akan larut jika diberi karbon tetraklorida dan
tidak akan larut apabila diberi akudes. Seperti yang kita ketahui, bahwa
salah satu sifat senyawa ion adalah larut dalam larutan polar, pada
percobaan ini praktikan menggunakan air sebagai larutan polar tersebut.
Dari percobaan tersebut dapat dikatakan bahwa, senyawa ion akan larut
dalam air, karena ion – ion akan terpisah satu sama lain apabila dilarutkan
dalam air. Pada percobaan ini urea, NaCl, KI, MgSO4 dan isopropil
alkohol akan larut bila dilarutkan dalam air. Dalam percobaan ini senyawa
ion adalah NaCl, KI, dan MgSO4.
Senyawa yang dapat larut baik pada pelarut air maupun karbon
tetraklorida disebabkan karena senyawa tersebut menjadi bersifat ionik
terhadap pelarutnya dimana pelarut tersebut termasuk dalam pelarut polar.
Sedangkan senyawa yang tidak dapat larut dengan pelarut tersebut karena
senyawa tersebut menjadi bersifat kovalen sehingga sangat sulit untuk
senyawa tersebut berinteraksi dengan pelarut yang sifatnya polar. Jadi,
larut tidaknya suatu senyawa tergantung pada sifat dari senyawa yang akan
dilarutkan dengan sifat pelarutnya (polar dan non polar).
3. Perbandingan Daya Hantar
Dalam percobaan ini digunakan 6 senyawa sebagai bahan
percobaannya yaitu : senyawa KI, NaCl, MgSO4, Urea, Naftalena, dan
Isoprofil alkohol. Percobaan yang pertama dilakukan pada gelas piala yang
berisi akuades kemudian dimasukkan elektroda karbon yang telah
dihubungkan dengan listrik dan lampu. Akhirnya didapatkan data bahwa
lampu tidak menyala. Namun dalam percobaan ini urea dan naftalena
lampu tidak menyala, sedangkan pada NaCl lampu menyala, KI lampu
5
menyala dan MgSO4 tidak menyala tetapi ada sedikit gelembung udara.
Dari data perbandingan daya hantar listrik antara senyawa ion dengan
senyawa kovalen, diperoleh bahwa akuades tidak dapat menghantarkan
arus listrik sehingga lampu tidak menyala. Perlakuan diatas juga dilakukan
pada naftalena dan menghasilkan hasil yang sama yaitu lampu tidak
menyala. Hal ini menyatakan bahwa akuades adalah larutan non elektrolit.
Dari hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa larutan yang
termasuk elektrolit yaitu senyawa NaCl, KI dan MgSO4 karena zat-zat
tersebut terurai menjadi ion positif dan ion negatif sehingga dapat menjadi
penghantar yang baik. Sedangkan senyawa urea dan naftalena tidak dapat
dikatakan sebagai penghantar yang baik karena senyawa tersebut tidak
dapat terionisai secara sempurna.
VI. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Jenis ikatan yang dimiliki suatu senyawa akan mempengaruhi sifat fisis
dan kimia yang terjadi pada senyawa tersebut seperti titik leleh, larut-
tidaknya senyawa tersebut terhadap senyawa pelarutnya serta polar-
nonpolarnya senyawa tersebut.
2. Larut dan tidaknya suatu senyawa tergantung dengan sifat dari senyawa
yang akan dilarutkan tehadap pelarutnya.
3. Senyawa kovalen bukan merupakan penghantar yang baik dan sebagian
kecil saja yang dapat larut terhadap air. Sedangkan senyawa ionik
merupakan penghantar yang baik dan umum dapat larut dengan baik
terhadap air.
4. Urea, naftalena dan isopropril alokohol merupakan senyawa kovalen.
Sedangkan NaCl, KI, dan MgSO4 merupakan senyawa ion.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Penerbit : Bina rupa Aksara.
Jakarta Barat
6
Fahrurrozie, A. 2010. Efesiensi Inhibisi Cairan Ionik Turunan Imidazolin Sebagai
Inhibitor Korosi Baja Karbon Dalam Larutan Elektrolit Jenuh Karbon
Dioksida.
http://jurnal_sains_dan_teknologi_kimia.html
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2012
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
PERCOBAAN II
PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN
7
OLEH
2012