Kel 12 - BARU SETENGAH EDIT
Kel 12 - BARU SETENGAH EDIT
KELOMPOK 12 PALEMBANG
NAMA KELOMPOK :
DOSEN PENGAMPUH :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN
2021/2022
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Rumusah Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
A. Definisi Kurikulum...............................................................................................................5
B. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum....................................................................6
C. Pola Pengembangan Kurikulum 2013..................................................................................7
D. Analisis Filsafat Pendidikan sebagai Landasan Filosofis Kurikulum 2013...........................9
BAB III.............................................................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................................................11
Kesimpulan................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................12
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan
judul “filsafat pendidikan dalam kurikulum nasional (k13)".
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan.Dalam makalah ini membahas tentang Definisi Kurikulum, Landasan Filosofis
Pengembangan Kurikulum, Pola Pengembangan Kurikulum 2013, Analisis Filsafat
Pendidikan sebagai Landasan Filosofis Kurikulum 2013.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,
dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya
pembaca pada umumnya.Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran atau dalam kelas, akan
bisa berjalan dengan lancar, kondusif, dan interaktif apabila dilandasi oleh dasar
kurikulum yang baik dan benar. Pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika
kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum
mengandung sekian banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran terlaksana
dengan optimal. Baik buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulumnya,
apakah mampu membangun kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak.
Kurikulum merupakan program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang
berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam
masyarakat. Kurikulum berkaitan erat dengan proses pembelajaran sebagai ruang
beraktivitas belajar peserta didik supaya mereka mendapat bekal pengetahuan yang
baik dan mampu membangun kekuatan kecerdasan baik kognitif, afektif dan
psikomotorik. Untuk itu kurikulum harus dibangun dengan sedemikian cerdas,
mencakup segala kebutuhan peserta didik, dan meliputi segenap alat penggali dan
pengembangan potensi sekaligus bakat peserta didik sehingga mampu melakukan
pertunjukan diri terhadap bakat dan potensi yang dimiliki.
Salah satu landasan pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis,
yaitu filsafat-filsafat pendidikan yang sangat dibutuhkan dalam menentukan arah
dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah kemana peserta didik akan
dibawa. Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau
pandangan hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus
mencerminkan falsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut.
Oleh karena itu, terdapat hubungan yang erat antara kurikulum pendidikan si suatu
negara dengan filsafat negara yang dianutnya.
Adapun orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya
kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan,
disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Perubahan
yang paling berdasar adalah nantinya pendidikan akan berbasis science dan tidak
berbasis hafalan lagi.
4
B. Rumusah Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan
akan dirumuskan sebagai berikut :
C. Tujuan
Bertitik tolak dari masalah yang akan dibahas secara umum, makalah ini bertujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana aliran-aliran filsafat pendidikan
akan mempengaruhi kurikulum?.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi filsafat pendidikan pada
pengembangan kurikulum 2013.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere
(tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu
kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai
dari start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir
program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller berpendapat bahwa kurikulum
mencakup metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan semua
program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan
administrasi, dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan serta
memungkinkan memilih mata pelajaran. Pendapat senada dikemukan oleh Alice
Mikel yang menyatakan bahwa kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana
sekolah keinginan, keyakinan, pengetahuan, dan sikap orang-orang yang melayani
dan dilayani sekolah, yakni peserta didik, masyarakat, para pendidik dan
personalia (termasuk penjaga sekolah, pegawai administrasi, dan orang lain yang
memiliki hubungan dengan murid). Nasution memandang bahwa kurikulum adalah
suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya.
Di sistem pendidikan Indonesia ditegaskan defenisi kurikulum
sebagaimana dalam UU SPN No 20 Tahun 2003 pada bab I pasal 1 ayat 19, yaitu
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi kurikulum bukan hanya meliputi
semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi
di bawah pengawasan sekolah, selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan
yang tak formal yang terakhir ini sering disebut ekstrakurikuler.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan perangkat
perencanaan dan pengaturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil
6
belajar, serta penerapan pedoman pelaksanaan aktivitas belajar guna meraih
kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Dalam sejarah pendidikan Indonesia Tercatat sudah ada 9 kurikulum yang pernah
diterapkan; kurikulum pertama tahun 1947, kurikulum tahun 1964, kurikulum 1976,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, Kurikulum edisi revisi 1999 dan yang terbaru
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, yang dilanjut dengan lahirnya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, dan yang terakhir Kurikulum 2013. Masing-
masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap
kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang
paling sesuai dengan jamannya.
Mulai tahun ajaran 2013/2014 kurikulum 2013 telah dilaksanakan secara bertahap,
menggantikan kurikulum sebelumnya. Berkaitan dengan pentingnya penerapan
kurikulum 2013, berbagai latar belakang yang dikemukakan oleh pemerintah. Generasi
muda Indonesia perlu disiapkan dalam kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Muhammad Nuh juga menegaskan bahwa Dalam memenuhi kebutuhan
kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan
pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis
kompetensi.
Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia
seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi
himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seseorang
agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
2. Konsep dan Struktur Kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
8
dianutnya. Yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep
kurikulum. Hidayat dalam artikelnya tentang konsepsi kurikulum menjelaskan ada tiga
konsep tentang kurikulum 2013 yaitu : kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem,
dan sebagai bidang studi.
Konsep Pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum dipandang
sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada
suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-
mengajar, jadwal, dan evaluasi. Konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu
kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.
Konsep Kedua, adalah kurikulum 2013 sebagai suatu sistem, yaitu sistem
kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
Konsep Ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi
kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu
tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum,
mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan
berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang
dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Berubahnya kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 ini merupakan salah satu upaya
untuk memperbaharui setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan anak bangsa dan atau generasi muda. Inti dari Kurikulum
2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-integratif. Kurikulum
2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan
masa depan. Titik berat kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa
memiliki kemampuan yang lebih.
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
9
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.
Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
- Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan
pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
- Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka.
Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat bergantung pada landasan filsafat
mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan kurikulum.
Sebagai alasan mengapa kurikulum harus berubah adalah, untuk mempersiapkan
generasi sekarang agar mampu menjawab tantangan masa depan Indonesia.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu negara
dengan filsafat negara yang dianutnya. Kurikulum pada hakikatnya adalah alat
untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi
oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang
dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau pandangan hidup yang
dianut oleh bangsa tersebut.
2. Perumusan tujuan pendidikan, penyusunan program pendidikan, pemilihan dan
penggunaan pendekatan atau strategi pendidikan, peranan yang harus dilakukan
pendidik/peserta didik senantiasa harus sesuai dengan falsafah hidup bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila.
3. Terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam
landasan filosofis kurikulum 2013 yaitu : Perenialisme, Humanisme, Idealisme dan
Progresivisme. Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
DAFTAR PUSTAKA