Anda di halaman 1dari 13

Meringkas materi

masa stabilitasi ekonomi


Trio imam solihin
1900010308
F
Perekonomian Indonesia sejak pertengahan
tahun enampuluhan
• Pertengahan dasawarsa 60-an adalah masa suram bagi perekonomian Indonesia.
Tingkat produksi dan invetasi di berbagai sector menunjukkan kemunduran
semenjak 1950.
• Pendapatan riil per kapita dalam tahun 1966 sangat mungkin lenih rendah dari pada
tahun 1938.
• Di awal dasawarsa tersebut defisit anggaran belanja negara mencaoai 50 persen dari
pengeluaran total negara, penerimaan ekspor sangan menurun, dan selama tahun
1964-1966 hiperinflasi melanda negara ini dengan akibat lumpuhnya perekonomian.
• Menjelang tahun 1969 stabilitasi moneter sudah tercapai dengan cukup baik, dan
pada bulan april tahun itu repelita 1 di mulai.
• Perekonomian tumbuh menjadi lebih cepat dan lebih mantap dibandingkan dengan
tahun – tahun sebelumnya; pergeseran- pergeseram telah terjadi dalam struktur
perekonomian dan komposisi output nasional.
• Pendukung strategi pembangunan ekonomi pemerintah mengatakan bahwa dalam
sejarah republic Indonesia baru sekarang ini suatu tindakan menyelurh dan terpadu
betul- betul dilaksanakan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kepadatan
penduduk.
Pertumbuhan dan perubahan struktural
• Menurut istilah sekarang taksiran ini adalah taksiran untuk pendapatan nasional pada biaya
produksi (national income at factor cost).cost).
• Polak membagi pendapatan nasional Indonesia ke dalam tiga golongan utama: pendapatan yang
diterima penduduk Indonesia asli, pendapatan yang diterima penduduk bangsa asing Asia dan
pendapatan yang diterima penduduk bangsa Eropa.
• Taksiran mengenai pendapatan nasional yang kedua berasal dari perhitungan Neumark dan yang
kemudian dilanjutkan oleh pejabat-pejabat pada dewan Perancang Nasional untuk tahun 1951-
1954.
• Taksiran ketiga dihitung oleh Biro Pusat Statistik untuk tahun 1960-1970.
• Taksira keempat adalah kelanjutan dari taksiran ketiga dengan beberapa perbaikan. Taksiran ini
• dilakukan pula oleh BPS untuk tahun 1971 dan sesudahnya.
• Kebijakan pemerintah pada orde baru ,tekanan khusus diberikan pada produksi
pangan (terutama beras) dan sandang, sedang modal asing didorong, terutama di
sektor industri dan pertambangan.
• Dengan tekanan pemerintah padaa produksi beras, maka pertumbuhan yang sangat
menonjol di dalam sektor pertanian ini terlihat dalam produksi pangan.
• Masuknya modal asing telah mendorong pertumbuhan sektri industri dan
pertambangan, yang selanjutnya mengakibatkan kenaikan tajam dalam sektor
bangunan.
• Menjelang tahun 1977 perekonomian Indonesia telah mengalami perubahan
struktur secara cukup menyolok, sebagai akibat kebijaksanaan ekonomi
pemerintah bersama-sama dengan kenaikan harga minyak.
• Perubahan struktural perekonomian Indonesia yang cepat tersebut juga
mempunyaikonsekuensi pada pola pengeluran. Pengeluaran konsumsi rumah
tangga, yang di hitung atas dasar nilai sisa dari pengeluaran domestik kotor
setelah dikurangi komponen-komponennya yang lain, menunjukkan kenaikan
dari 80 ppersen untuk tahun 1966.
Beberapa perubahan semenjak 1966
• Teknologi Baru. Satu perubahan ekonomi yang sangat penting yang terjadi di
Indonesia selama sepuluh tahun belakangan ini adalah adanya penerapan teknologi
baru di berbagai bidang kegiatan ekonomi beserta akibat-akibat yang timbul darinya,
terutama yang terjadi di daerah pedesaan.
• Bidang pertanian di awal pemerintahan OrdeBaru,bersamaan dengan timbulnya
revolusi hijau, telah mengakibatkan banyak perubahan dalam tata cara penanaman
padi.
• Berbagai bidang diluar pertanian pedesaan, beberapa perubahan teknologi juga telah
merembes ke kegiatan masyarakat yang secara tradisional merupakan sumber
kesempatan kerja bagi penduduk desa.
• Perubahan Kelembagaan. Perubahan kelembagaan juga telah terjadi di berbagai bidang dan
menghasilkan akibat-akibat ekonomis yang penting.
• Perubahan kelembagaan ketiga yang perlu dicatat menyangkut perubahan suasan politik
secara umum. Kegiatan buruh dan serikat diawasi dengan ketat, kegiatan politik pada
umumnya juga mendapatkan pengawasan ketat melalui Organisasi Politik, Golkar, dan
system birokrasi Pemerintah menjadi makin kuat pula sebagai alat pengawasan Pemerintah.
• Sikap Terhadap Prioritas pembangunan.Sikap resmi pemerintah terhadap prioritas
pembangunan juga telah mengalami perubahan mennyolok. Antara tahun 1958 dan 1965,
pada waktu itu dilaksanakan sistem ekonomi terpimpin, golongan-golongan masyarakat yang
mendukung dihapusnya unsur-unsur kapitalisme dalam perekonomian mendapat angin.
• Aspek lain yang penting dari perubahan sikap Pemerintah ini menyangkut sikap
terhadap modal asing. Dalam tahun 1967 Hla Myint membedakan dua golongan
negara di Asia Tenggara, yaitu golongan yang melihat ke dalam (inward looking) dan
golongan yang melihat keluar (outward looking).
• Sejak tahun 1966 Indonesia telah meninggalkan sikap melihat kedalam
yangdigambarkan oleh Myint dan menganut kebijaksanaan terhadap usaha swasta
yang serupa dengan Thailand, Filipina dan Malaysia.
• Sebagai tambahan perlu pula dicatat bahwa Pemerintah Orde Baru telah berhasil
mengembalikan ketertiban administrasi pemerintahan dan kebijaksanaan ekonomi
pada tingkat yang dicapai Indonesia sekitar pertengahan tahun 50-an.
Masalah-masalah Pembangunan
yang Belum Teratasi
• Sejak jaman penjajahan sampai saat ini perekonomian Indonesia masih juga menunjukkan
ciri-ciri adanya dualisme, baik dualisme yang bersifat teknologis maupun yang bersifat
ekonomis, sosial dan kultural.
• Para pengamat umumnya berpendapat baha ciri-ciri dualistis perkonomian Indonesia seperti
digambarkan Boeke masih tetap nyata terlihat, dan dari berbagai segi ciri-ciri tersebut
menjadi semakin nyata akibat adanya perubahan teknologi
• Kemajuan teknologi itu sendiri adalah unsur dasar dari proses pembangunan ekonomi.
Sebaliknnya nampak akibat-akibat sosial dan kecenderungan lebih tajam ke arah dualisme
yang belum mendapat perhatian sepadan dari Pemerintah dan kebijaksanaan- kebijaksanaan
Pemerintah yang dilaksanakan belum mampu mengurangi beban mereka yang dirugikan
dalam proses pembangunan.
• Kewiraswastaan Golongan Pribumi. Menurut Van der Kroef, kemacetan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tahun-tahun silam disebabkan oleh
adanya ribuan perusahaan-perusahaan kecil yang berusaha di berbagai bidang
dan dijalankan oleh orang yang “enggan untuk melampaui batas-batas proses
ekonomi tradisional”.
• Sikap Melihat Kedalam dan Melihat Keluar. Sikap yang timbul di Indonesia
selama masa Orde Lama yang cenderung “melihat kedalam” daripada harus
tergantung kepada luar negeri masih kuat sampai sekarang.
• Banyak yang mengatakan bahwa sistem paling cocok bagi Indonesia adalah Ekonomi
Pancasila dimana koperasi dikembangkan dan peranan perusahaan negara diperluas, industri-
industri dalam negeri diberi perlindungan lebih besar, dan peranan Pemerintah dalam
mengatur perekonomian ditingkatkan.
• Peranan Pemerintah di Bidang Ekonomi. Sejak dilaksanakannya sistem Ekonomi Terpimpin,
perekonomian Indonesia menjadi semakin terkendali, dengan makin luasnya campur tangan
Pemerintah dan makin meningkatnya pengawasan administratif langsung.
• Pengangguran dan Kemiskinan. Masalah pengangguran, kemiskinan dan perasaan tidak-
tenteram secara ekonomis disebut diatas mempunyai pengaruh terhadap beberapa ciri
perekonomian lain yang tidak mengalami perubahan dan kemajuan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai