Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 9

“EKONOMIKA ENERGI”

Disusun oleh:

Nila Rizkiyani Safitri 1900010315


Resky Andriani 1900010316
Raditya Rafif Baratama 1900010317
 
Kelas: F
Tren Penggunaan
Energi Dunia

Ekonomi energi adalah cabang ilmu


yang mempelajari dan menganalisis
produksi, distribusi, dan konsumsi
energi.

Dalam dua dekade ini penggunaan


Energi Baru Terbarukan (EBT) di
dunia semakin meningkat.
Berdasarkan data International
Energy Agency (IEA), pada 2000,
hanya 18,7% EBT yang digunakan
sebagai sumber energi listrik dunia.
Pada 2018, presentasenya
meningkat menjadi 25,6%. Pada
2024 diperkirakan pembangkit
listrik dari EBT akan mencapai
30%.
Tahun 2000, 38,9% pembangkit listrik
dunia masih menggunakan batu bara.
Namun, pada 2018 proporsinya turun
menjadi 38,2%.

Penurunan yang lebih jauh terjadi pada


pembangkit listrik berbahan minyak
bumi. Dibanding tahun 2000, proporsi
pembangkit listrik berbahan minyak
bumi menurun 4,8 % dari 7,7% menjadi
2,9% pada 2018.
Kemajuan EBT juga ditandai dengan
pertumbuhan ragam energi yang
dikembangkan. Hingga saat ini, EBT
yang sudah dikembangkan terdiri
dari energi air, angin, sinar matahari,
panas matahari, panas bumi, dan
gelombang laut.

Namun diantara jenis EBT, energi air


dan angin paling banyak dan paling
lama digunakan.
Menurut International Energy
Agency (IEA), peningkatan EBT
didorong oleh peningkatan
kapasitas pembangkit listrik
tenaga surya. Peningkatannya
kapasitas panel surya cukup
besar yaitu 50% atau 74 gWH
(gigawatt hours) pada 2016.
EBT (Energi Baru Terbarukan) Indonesia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70
Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional,
Pemerintah merencanakan bauran energi baru dan
terbarukan di Indonesia tahun 2025 paling sedikit
23% dan 2050 sebesar 31%. Sementara
penggunaan EBT masih 9,15%.

Bauran EBT sebesar 23% harus dikejar setidaknya


dengan biaya $37 milyar AS. Jika kurs rupiah
terhadap dolar senilai Rp.14.000, maka total dana
yang dibutuhkan sekitar Rp.518 triliun. Nilai ini
lebih besar jika dibandingkan dengan nilai investasi
pembangunan infrastruktur nasional periode 2016-
2019 senilai Rp.390 triliun.

Referensi:
https://interaktif.kompas.id/baca/tantangan-dan-peluang-energi-baru-di-
masa-pandemi/
1. Sumber Energi Tak
Sumber-sumber energi Terbarukan

a. Energi hasil tambang bumi


Minyak bumi, gas, dan batu bara
merupakan bahan bakar fosil yang
berasal dari tumbuhan dan hewan-
hewan yang terkubur jutaan tahun di
dalam bumi.

b. Energi nuklir
Adalah energi potensial yang terdapat pada
partikel di dalam nukleus atom. Partikel nuklir,
seperti proton dan neutron tidak terpecah di
dalam proses reaksi fisi dan fusi. Namun,
kumpulan tersebut memiliki massa yang lebih
rendah dari pada ketika dalam posisi terpisah.
Adanya perbedaan massa ini maka dibebaskan
dalam bentuk energi panas melalui radiasi nuklir.
2. Sumber Energi
Terbarukan

a. Energi matahari
Energi matahari atau surya adalah energi yang
diperoleh dengan mengubah energi panas
matahari melalui alat tertentu (panel surya)
menjadi energi dalam bentuk lain. Matahari
merupakan sumber utama energi. Energi
matahari dapat digunakan secara langsung
maupun diubah ke bentuk energi lain.

b. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)


Komponen pembangkit listrik jenis ini adalah
generator yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh energi kinetik dari air.
Namun, secara luas pembangkit listrik tenaga
air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah
waduk atau air terjun, tetapi juga pembangkit
listrik yang menggunakan tenaga air dalam
bentuk ombak.
c. Energi angin
Energi angin memanfaatkan tenaga angin
dengan menggunakan kincir angin untuk
diubah menjadi energi listrik atau bentuk
energi lainnya. Umumnya, kincir angin
digunakan dalam ladang angin dalam skala
besar untuk menyediakan listrik di lokasi yang
terisolir.

d. Energi tidal
Keunggulan energi tidal, yaitu:
- Memiliki aliran energi yang lebih pasti atau mudah
diprediksi;
- Lebih hemat ruang;
- Tidak membutuhkan teknologi konversi yang rumit.
Sedangkan kelemahannya, yaitu: membutuhkan alat
konservasi mumpuni yang mampu bertahan dengan kondisi
lingkungan laut yang keras karena tingginya tingkat korosi
dan kuatnya arus.
Konservasi
Konservasi energi adalah penggunaan
Energi energi dengan efisiensi dan rasional
tanpa mengurangi penggunaan energi
yang memang benar-benar diperlukan.

Menurut UU No.30 Tahun 2007 tentang energi.


Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana
dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi
dalam negeri dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan
sumber daya energi. Pelaksanaan konservasi energi
dilakukan pada seluruh tahap pengelolaan energi yang
meliputi penyediaan energi, pengusahaan energi,
pemanfaatan energi, dan konservasi sumber daya
energi.
Tujuan Konservasi energi perlu dilakukan
bukan karena negara sekarang secara
financial mengalami kesulitan untuk
menyediakan energi secara murah, tapi
karena secara fundamental konservasi
energi akan membuat pola konsumsi
energi nasional menjadi lebih sehat.

Contoh konservasi energi:

 Mengganti lampu pijar (yang boros energi)


dengan lampu LED (lebih hemat energi)
merupakan kegiatan efisiensi energi, dan
 Memasang sensor on-off pada lampu jalan
sehingga hidup jika ada orang lewat dan mati
jika tidak ada pergerakkan, merupakan kegiatan
konservasi.

Anda mungkin juga menyukai