Anda di halaman 1dari 32

Beberapa Faktor Kritis Untuk Memulai Usaha Baru

1.      Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.


• Adanya ketidak puasan terhadap pekerjaan yang sekarang,
• Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK),
• Dorongan karena faktor usia,
• Keberanian menanggung resiko,
• Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis
2.      Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan famili
dsb.
• Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
• Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan.
• Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis.
• Kebijaksanaan pemerintah.

3.      Environmental, mengangkut hubungan dengan lingkungan.


• Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain
• Adanya tim yang dapat kerjasama dalam berusaha.
• Adanya dorongan dari orang tua untuk membuak usaha
• Adanya bantuan family dalam berbagai kemudahan.
• Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya.
Faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
2. Kurang berpengalaman: kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan
usaha, kemampuan mengorganisasikan, keterampilan mengelola sumberdaya
manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.
4. Gagal dalam perencanaan. Sekali gagal dalam melakukan perencanaan maka
akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai..
6. Kurangnya pengawasan.. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan tidak
efisien dan tidak efektif.
7. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam melaksanakan wirausaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahan. Wirausaha yang kurang siap dalam menghadapi dan
melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil.
Faktor penyebab kegagalan lainnya :

1. Pendapatan tidak menentu. Dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus
memperoleh pendapatan yang berkesinambungan. Dalam kewirausahaan,
sewaktu- waktu bisa rugi dan untung.
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Menurut Wirasasmita (1998),
tingkat kegagalan usaha kecil di indonesia mencapai 78%. Bagi seorang
wirausaha, kegagalan sebaiknya dipandang sebagai pelajaran berharga.
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja sendiri
mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan dan pembukuan. Waktu yang
lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha mengakibatkan orang
yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur. Wirausaha yang berhasil pada
umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi dan
ditekuni.
4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap. Kualitas
yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan seseorang
mundur dari kegiatan berwirausaha, misalnya pedagang yang kualitas
kehidupannya tidak meningkat, maka akan mundur dari usaha dagangnya dan
masuk keusaha lain.
Menentukan Peluang Usaha
1. Menemukan Peluang Usaha
Sumber : Kebutuhan dari individu atau masyarakat.

“Apakah yang menjadi kebutuhan masyarakat atau kebanyakan anggota


masyarakat saat ini atau di masa yang akan datang?”.
Untuk memahaminya diperlukan diagnosa terhadap lingkungan usaha secara
keseluruhan: faktor ekonomi, politik, pasar, persaingan, pemasok, teknologi, sosial dan
geografi. Dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan in-side-out (dari dalam ke luar) bahwa keberhasilan akan dapat diraih
dengan memenuhi kebutuhan yang ada saat ini.

b. Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat diraih
dengan menciptakan kebutuhan.
.
2. Memilih Lapangan Usaha dan Mengembangkan Gagasan
Dalam memilih lapangan usaha, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Lapangan usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita.
b. Lapangan usaha yang menguntungkan pada masa lalu, belum tentu pada
saat ini masih menguntungkan, atau lapangan usaha yang menguntungkan
saat ini belum tentu menguntungkan di masa yang akan datang.
c. Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat
berkembang dengan baik di daerah lain, dan sebaliknya.
d. Perlu mengkaji kondisi internal dan kondisi eksternal di mana usaha kita
jalankan. Faktor internal: penguasaan sumberdaya (lahan, bangunan,
peralatan dan finansial), penguasaan teknis atau keterampilan, penguasaan
manajemen dan jejaring sosial. Faktor eksternal: peraturan pemerintah,
tingkat permintaan dan penawaran, persaingan, resiko dan prospek
ekonomi baik lokal, regional, nasional maupun global.
Ketegasan Dalam Merencanakan Usaha

Merencanakan produksi merupakan salah satu tantangan bagi


seorang wirausaha. Diperlukan ketegasan dalam merencanakan.
Hal ini sangat penting karena ketegasan seorang wirausaha akan
menentukan kemampuan dirinya untuk mencapai cita-citanya
secara smart.
Ketegasan dalam Aspek Produksi
Sistem produksi harus mampu menghasilkan produk seperti yang diharapkan.
Sistem produksi diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah dan
kualitas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan konsumen, kemampuan
sumberdaya perusahaan serta harapan dari wirausahawan sebagai pemilik.
Proses produksi diawali dengan merencanakan produk. Jenis produk yang akan
dihasilkan perlu disesuaikan dengan potensi diri yang dimiliki, dan memiliki
potensi/prospek pasar. Gambaran mengenai karakteristik produk akan
memberikan kemudahan dalam menyusun kebutuhan bahan, tenaga kerja,
mesin/peralatan, lokasi produksi dan biaya yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Selain itu juga akan memudahkan dalam menetapkan sistem
produksi yang akan diterapkan dalam menghasilkan produk yang dimaksud.
Olehnya itu, dalam sistem produksi dikenal adanya 3 (tiga) komponen, yaitu
masukan (input), proses dan keluaran (output).
Proses Produksi
proses produksi dalam konteks kewirausahaan merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, bahan
baku dan dana, agar menghasilkan produk yang dibutuhkan dan sesuai
dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Kebutuhan Proses Produksi


Sebelum melaksanakan proses produksi, perlu dirancang kebutuhan sarana
dan prasarana yang akan digunakan dalam menghasilkan produk, sarana dan
prasarana inilah yang sering disebut sebagai input produksi yang meliputi
bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya (uang).
Bahan Baku
Penyusunan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi harus
mengacu pada karakteristik produk yang akan dihasilkan. Misalnya
saja, jika berdasarkan analisis pasar produk yang akan dihasilkan,
konsumen menginginkan produk yang rasanya manis dan berwarna
merah, maka bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi adalah
gula dan pewarna merah. Dengan demikian, kualitas produk yang akan
dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen, sangat ditentukan
oleh kualitas bahan baku yang digunakan. Ini yang menjadi alasan
mengapa perusahaan perlu melakukan penanganan bahan baku,
terutama dalam mengendalikan kualitas untuk menghasilkan produk
yang berkualitas.
Agar produksi berjalan lancar, bahan baku yang dipilih memenuhi syarat:
a. Kualitasnya Baik
• Untuk memperoleh kualitas produk yang baik, diperlukan bahan
yang berkualitas baik. Penggunaan bahan baku yang berkualitas
memungkinkan untuk melakukan penyimpanan dalam jangka waktu
yang lama. Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan
pembelian dalam yang besar, sehingga interval pembelian dapat
diperjarang yang berarti dapat menekan biaya pengangkutan.
• Perusahaan akan memilih harga bahan yang relatif rendah dari
pemasok, jika pembelian dilakukan dalam jumlah yang besar,
perusahaan dapat menekan biaya pembelian.
b. Mudah diperoleh
Selain aspek kualitas, kelancaran proses produksi juga sangat ditentukan oleh
ketersediaan bahan baku dari aspek kuantitas dan kontinyuitasnya. Ini
berartibahwa bahan baku yang dibutuhkan dalam berproduksi harus dapat
diperoleh setiap saat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

c. Mudah diolah
Bahan baku yang sulit diolah biasanya memiliki konsekuensi terhadap biaya
produksi dan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada harga jual produk.
Apabila bahan baku dapat diolah dengan mudah, kemungkinan biaya
produksi akan lebih ringan.
d. Harga yang relatif murah
• Bahan baku yang dibutuhkan harganya tidak melebihi harga yang
berlaku di pasaran secara umum. Keuntungannya: biaya produksi yang
rendah dan pada akhirnya harga jual dapat lebih rendah dibandingkan
dengan pesaing.
Pertimbangan sebelum membuat keputusan menghasilkan bahan baku
sendiri:
1. Bahan-bahan apa saja yang merupakan bagian dari komponen terbesar
produk yang dihasilkan?
2. Sampai sejauh mana ketersediaan bahan tersebut di pasaran dan
bagaimana keterandalam pemasok dalam menyediakannya?
3. Bagaimana ketersediaan bahan tersebut di masa yang akan datang?
4. Apakah dengan menyediakan sendiri bahan yang dibutuhkan lebih efisien
dibandingkan dengan pengadaan bahan yang bersumber dari pemasok?
5. Apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk menyediakannya?
Tenaga Kerja
1. Tenaga kerja tetap
Secara hukum memiliki kekuatan, Perusahaan tidak dapat berlaku
sewenang-wenang terhadapnya, misalnya (PHK) secara sepihak.
2. Tenaga kerja tidak tetap
Tidak memiliki hak dan kewajiban secara teratur, umumnya mereka akan
kehilangan hak tertentu apabila tidak bekerja.
3. Tenaga kerja borongan
Menjalankan pekerjaan tertentu atas perjanjian dengan ketentuan yang
jelas mengenai volume, waktu dan harga pekerjaan.
4. Tenaga kerja keluarga
Berasal dari lingkungan keluarga yang umumnya tidak diupah. Namun
banyak juga yang bekerja dengan mendapat upah.
Kebutuhan tenaga kerja yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan
keahlian yang kompeten adalah kebutuhan yang fundamental bagi
perusahaan. perusahaan perlu melakukan perencanaan tenaga kerja, agar
kebutuhan tenaga kerja perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan
datang sesuai dengan beban kerja yang ada.
Kelebihan dan kekurangan beban kerja bagi tenaga kerja perusahaan akan
berdampak pada biaya dan pada akhirnya akan berdampak pula pada
pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan.
Mesin/Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam suatu proses produksi memiliki
peran yang cukup besar di dalam keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan produksi, baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun
kontinyuitasnya.
Kebutuhan mesin dan peralatan produksi baik jumlah, jenis, kapasitas dan
spesifikasi lainnya seharusnya telah diidentifikasi saat gambaran produk yang
akan dihasilkan telah ditetapkan. Apabila perusahaan mengadakan
mesin/peralatan produksi yang tidak bermanfaat untuk menghasilkan
produk sesuai dengan yang direncanakan, maka sudah dapat dipastikan
mesin/peralatan produksi tersebut akan kurang berfungsi atau malah tidak
berfungsi.
Prinsip Dasar Penempatan Mesin/
Peralatan Produksi:
1. Prinsip integrasi.
2. Prinsip memperpendek gerak.
3. Prinsip memperlancar arus pekerjaan.
4. Prinsip penggunaan ruangan produksi yang efisien dan efektif,.
5. Prinsip keselamatan dan kepuasan kerja.
6. Prinsip keluwesan.
7. Prinsip berkesinambungan.
beberapa cara pemeliharaan mesin/peralatan produksi:

1. Pemeliharaan breakdown, yakni pemeliharaan yang dilakukan setelah


mesin/peralatan produksi mengalami kerusakan.
2. Pemeliharaan terencana, yakni pemeliharaan yang dilakukan secara
terjadwal.
3. Pemeliharaan pencegahan, yakni pemeliharaan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan masa pakai dari komponen pada mesin/peralatan
produksi.
Biaya produksi
1. Biaya menurut perilaku:
a. Biaya tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung
pada besar kecilnya produksi dan dalam periode tertentu jumlahnya
tetap. Misalnya biaya untuk gaji tenaga kerja tetap, penyusutan alat,
pajak lahan dan sebagainya.
b. Biaya tidak tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan
langsung dengan besarnya produksi. Misalnya biaya untuk pembelian
bahan baku, biaya upah tenaga kerja borongan, dan sebagainya.
2. Biaya menurut jenis yang terdiri dari:
a. Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang menjadi bagian pokok
dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini
adalah biaya bahan dan tenaga kerja.
b. Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang bukan menjadi bagian
pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis
ini adalah biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
c. Biaya administrasi/umum, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan administrasi kantor perusahaan dan umum. Misalnya biaya
untuk menggaji pimpinan dan pegawai, sewa kantor, perlengkapan
kantor dan sebagainya.
Penggolongan Proses Produksi
Penggolongan proses produksi berkaitan dengan sifat dan jenis
masukan yang digunakan dan produk yang dihasilkan:
1. Proses produksi berdasarkan wujudnya, terdiri atas:
a. Proses kimiawi.
b. Proses mengubah bentuk.
c. Proses perakitan.
d. Proses transportasi.
2. Proses produksi berdasarkan tipenya, terdiri atas:
e. Proses berkesinambungan,
f. Proses terputus-putus
Pengendalian Produksi
1. Pengendalian pembelian, agar pembelian yang terkait dengan proses
produksi lebih efisien (hemat biaya). Pembelian ini melibatkan beberapa
faktor yang saling terkait, yaitu kuantitas, kualitas, harga, waktu dan
pelayanan.
2. Pengendalian Persediaan, dilakukan agar biaya yang dikeluarkan untuk
penyimpanan dapat dikendalikan.
3. Pengendalian produksi, agar proses produksi dapat berjalan lancar, tepat
waktu dan menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang
sesuai dengan yang direncanakan.
4. Pengendalian Kualitas, yang dilakukan pada setiap tahapan proses yang
bertujuan untuk mencegah adanya penyimpangan terhadap standar
kualitas produk yang telah ditetapkan (quality control).
Komunikasi Bisnis
Komunikasi adalah Proses 2 arah
Keterampilan komunikasi meliputi:

 Mendengarkan orang lain (Menerima)


pesan
 Menegaskan / Mengekspresikan (Mengirim)
Persamaan Komunikasi
Apa yang kamu dengar
1. Nada suara
2. Kejelasan vokal
3. Ekspresi verbal
40% dari pesan

Apa yang Anda lihat atau rasakan


4. Raut Wajah
5. Dress dan dandanan (grooming)
6. Postur / Bahasa Tubuh (Body Language)
7. Kontak mata
8. Menyentuh
9. Gesture 50% dari pesan

KATA-KATA …… ..

HANYA 10% dari pesan!


Keterampilan Komunikasi Yang Efektif
Kontak mata & mulut terlihat
Beberapa Pertanyaan Bahasa Tubuh

Dorongan untuk Keterampilan


Melanjutkan Komunikasi
Diam
secara Efektif

Meringkas Apa yang


telah dikatakan Memeriksa pemahaman?
Wajah tersenyum
Hambatan Komunikasi Yang Efektif
Bahasa Kebisingan

           waktu Gangguan

              Hambatan
     Orang lain Putus Komunikasi Yang
Efektif
Terlalu banyak
Pertanyaan Kurang minat
                              
Jarak Cacat

                                     Tidak nyaman dengan topiknya


Cara Mendengarkan Pelanggan
Mendengarkan aktif = Menghadirkan keterampilan (siap)

Hadir untuk kebutuhan mendesak (jika Anda perlu


menyelesaikan sesuatu sebelum memberikan perhatian
penuh)
Tersedia / Being available
Kontak mata
Postur yang penuh perhatian
Konsentrasi
Keterampilan Berikutnya
Ini membuka pintu untuk komunikasi lebih lanjut

Undangan

Pertanyaan

Dorongan

Keheningan Empati
Keterampilan bertanya
Pertanyaan-pertanyaan terbuka

Pertanyaan Tertutup

Parafrase

Periksa Pemahaman
Pertanyaan Terbuka dan Tertutup

“Apakah kamu haus?" Jawabannya adalah "Ya" atau "Tidak";


"Dimana kamu tinggal?" Jawabannya adalah nama kota Anda atau alamat
Anda.
Pertanyaan terbuka dimulai dengan apa, mengapa, bagaimana.
Pertanyaan terbuka meminta responden untuk pengetahuan, pendapat atau
perasaannya. "Katakan padaku" dan "jelaskan“ :
    Apa yang terjadi pada pertemuan itu?
    Kenapa dia bereaksi seperti itu?
    Bagaimana pestanya?
    Katakan padaku apa yang terjadi selanjutnya.
    Jelaskan situasinya secara lebih rinci.
Keterampilan Reflektif
Menjaga pintu tetap terbuka untuk komunikasi lebih lanjut

1. Parafrase
2. Mencerminkan Fakta
3. Mencerminkan Perasaan
4. Mencerminkan Kesunyian
5. Meringkas
6. Memilih Kata-Kata Anda
7. Frase yang berguna
Menggunakan Suara Anda
Apakah kamu
Bicara keras saat marah atau kesal

Bicara lebih cepat saat gugup

Berbicaralah perlahan ketika lelah atau bosan

Memiliki suara yang ceria

Nada suara hangat dan penuh pengertian

Temukan kemudahan untuk berbicara dengan orang yang tidak Anda kenal

Kontrol nada Anda dalam sebagian besar situasi

Terdengar suka memerintah, lemah atau tidak yakin

Memiliki suara yang jelas dan mudah didengar

Berbicara dengan cara yang sangat formal atau sangat trendi?

Pikirkan tentang bagaimana Anda dapat memodifikasi suara Anda dalam situasi tertentu

Anda mungkin juga menyukai