KELOMPOK 2
TINGKAT 2 REGULER A
PRODI FARMASI
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. TujuanPraktikum
Praktikum Teknologi Sediaan Solid bertuhuan agar setiap mahasiswa dapat
mengetahui cara pembuatan sediaan kapsul bergranulasi basah yang dimulai dari
preformulasi, formulasi, perhitungan bahan, cara kerja dan evaluasi sediaan kapsul
bergranulasi basah.
B. Tinjauan Pustaka
Kata kapsul berasal dari bahasa latin, yaitu Capsula yang diterjemahkan
sebagai kotak kecil atau wadah kecil. Sekarang ini istilah kapsul dalam bidang
farmasi menggambarkan sediaan solida dosis oral yang terdiri dari wadah dan berisi
senyawa obat. Wadah yang dimaksud berupa cangkang dan biasanya terbuat dari
gelatin. Namun demikian, cangkang dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang
sesuai. Kapsul dapat juga diartikan sebagai sediaan padat yang terdiri dari satu
macam obat atau lebih atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang
kapsul gelatin keras atau lunak yang dapat larut.
Ukuran kapsul menunjukkan volume dari kapsul dan dikenal 8 macam
ukuran, yaitu 000,00,0,1,2,3,4,5. Ukuran 000 adalah ukuran kapsul untuk hewan,
sedangkan pasien ukuran terbesar adalah 00. Kebanyakan kapsul yang diedarkan
dipasaran biasanya digunakan sebagai obat dimana cara penggunaannya ditelan lewat
oral. Namun demikian, ada juga kapsul yang pengunaannya disisipkan ke dalam
rectum sehingga obat dilepaskan dan diabsorpsi ditempat tersebut. Contoh: Kapsul
Rectum.
Kapsul dibuat karena bentuknya menarik dan praktis; tidak berasa sehingga
bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak; mudah ditelan dan cepat
hancur/larut di dalam perut; dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari
bermacam – macam bahan obat dengan dosis yang berbeda menurut kebutuhan
pasien; dan kapsul dapat diisi cepat tidak memerlukan bahan penolong.
Kapsul harus memnuhi syarat sebagai berikut:
- Keseragaman bobot (bervariasi antara 7,5 – 20 %)
- Keseragaman isi zat yang berkhasiat
- Waktur hancur, yaitu tidak boleh lebih dari 15 menit
- Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
BAB II
ISI
A. PREFORMULASI
1. Rancangan Formula
NO. NAMA BAHAN JUMLAH FUNGSI BAHAN KONSENTRASI
1. Aminophilin 225 mg Obat asma
2. Sukrosa Qs Pengisi 50-67%
3. Amilum 10% Penghancur 5-10%
4. Mucilago amili 10% Pengikat 3-15%
5. Magnesium stearat 1% Pelicin 0,2-10%
6. Talk 2% Pelincir 1-10%
2. Data Preformulasi
Aminofilin
Sinonim : Aminophilina, Aminophillinum, Teofilina Etilendiamina
Struktur :
RM/BM : C16H24N10O4/420,43
Pemerian : Butir atau serbuk; putih agak kekuninga; bau lemah mirip
amoniak; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 5 bagian air, jika dibiarkan
mungkin menjadi keruh; praktis tidak larut dalam etanol
(95%) P dan dalam eter P.
Khasiat : Bronkodilator; antispasmodikum; diuretikum.
Inkompabilita : Tidak stabil terhadap larutan alkali
s
Stabilitas : -
Sukrosa
Sinonim : Sukrosa-fruktofuranosida
Struktur :
RM/BM : C12H22O11/-
Pemerian : Hablur tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus
atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil
diudara. Larutannya netral terhadap lakmus
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lenih mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter
Khasiat : -
Inkompabilita : Dengan asam askorbat
s
Stabilitas : Pada suhu ruang dan stabil pada kelembapan
Amilum
Sinonim : Starch
Struktur : -
RM/BM : (C6H10O5)n/-
Pemerian : Tidak berbau dan berasa, serbuk warna putih berupa granul –
granul kecil berbentuk sterik atau oval dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin
Khasiat : Pengisi tablet dan kapsul, pengikat dan penghancur
Inkompabilita : Dengan zat pengoksidasi kuat
s
Stabilitas : Stabil tetapi
Magnesium Stearat
Sinonim : Magnesii Stearas, Magnesium Stearat
Struktur :
RM/BM : -
Pemerian : Serbuk halus putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau
lemah khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan
dalama eter P
Khasiat : Sebagai bahan tambahan
Inkompabilita : Inkompabilitas dengan asam kuat, alkali dan garam basa.
s
Stabilitas : Stabil
Talkum
Sinonim : Talkum, Talk
Struktur : -
RM/BM : -
Pemerian : Serbuk halus, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit
bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua jenis pelarut
Khasiat : Sebagai bahan tambahan
Inkompabilita : Senyawa yang mengandung
s
Stabilitas :
3. Identifikasi Organoleptis
Nama Bahan Kriteria Organoleptis Berdasarkan Literatur
Aminofilin Bentuk Butir atau serbuk
Bau Lemah mirip amoniak
Warna Putih; agak kekuningan
Rasa Pahit
Sukrosa Bentuk Hablur
Bau Tidak berbau
Warna Tidak berwarna
Rasa Manis
Amilum Bentuk Granul – granul berbentu stik atau oval
Bau Tidak berbau
Warna Putih
Rasa Tidak berasa
Magnesium stearat Bentuk Serbuk halus
Bau Bau lemah, khas
Warna Putih
Rasa Tidak berasa
Talkum Bentuk Halu, serbuk halus
Bau Bau lemah
Warna Putih hingga putih kelabu
Rasa Tidak berasa
4. Identifikasi Kualitatif
NO NAMA BAHAN PROSEDUR UJI
.
1. Aminofilin - Uji pendahuluan
- Reaksi Bouchart yaitu zat uji ditambahkan dengan
HCl 0,5 N di tambah pereaksi Bouchart
- Reaksi Mayer yaitu zat uji ditambah HCl 0,5 N
ditambah dengan pereaksi Mayer
- Uji identitas
2. Amilum Uji iodine yaitu pereaksi Iodine ditambahkan denga
amilum menghasilkan warna biru kehitaman atau biru
pekat (positif)
3. Magnesium Panaskan 1 g dengan campuran 25mL dan 5 mL asam
Stearat klorida P, dinginkan minyak memadat pada suhu lebih
kurang 50 derajat Celcius dan lapisan air menunjukkan
reaksi Magnesium yang tertera pada reaksi identifikasi
4. Talkum Talkum ditambahkan NaOH ditambah etanol
kemudian dipanaskan dan saat menunjukkan bau
C. FORMULASI
1. Master Formula
Diproduksi Diperiksa
Tgl Formula Tgl Produksi Dibuat Oleh
Oleh Oleh
PT. Reagen 05 Maret 2020 PT. Reagen
Farma Farma
Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per Kapsul Per Batch
Aminofilin Sebagai obat 225 mg 11,25 g
asma
Amilum Penghancur 10% 2,42 g
Mucilago amili pengikat 10% 0,8 g
Sukrosa Pengisi qs 9,78 g
Magnesium Pelicin 1% 0,2 g
stearat
Talkum Pelincir 7% 0,41 g
2. Penimbangan
JUMLAH YANG
NAMA JUMLAH PER
NO DIHITUNG
BAHAN BATCH
(1 DOSIS)
1. 1. Aminofilim 225 mg 11,25 g
2. Amilum 10% 2,42 g
3. Mucilago amili 10% 0,8 g
4. Sukrosa qs 9,78 g
5. Mg stearat 1% 0,2 g
6. Talkum 7% 0,41 g
Perhitungan:
Zat aktif Aminofilin = 225 mg
Bobot 1 kapsul direncanakan = 500 mg
Jumlah yang dibuat = 50 kapsul
Bobot total yang direncanakan = 500 mg × 50 kapsul= 25000 mg=25 g
Fase dalam (97%)
97
×25 g=24,25 g
100
Aminofilin = 225 mg × 50 kapsul = 11250 mg = 11,25 g
10
Amilum = ×24,25 g=2,42 g
100
1 1
Mucilago amili = × FD= × 24,25 g=8,08 g
3 3
10
Setelah dikeringkan: × g=0,8 g
100
Sukrosa = 24,25 g - (11,25g + 2,42g + 0,8g) = 9,78 g
Misalnya : Granul FD yang diberoleh 20 g dengan kadar air 2%
Bobot granulnya = 0,98 × 20= 19,6g
Jumlah tablet ysng diperoleh: 19,6/20 × 50 tablet = 49 tablet.
3. Dosis
Dosis maksimum = 500mg/1,5g
Yang tersedia 500 mg, maka dosis maksimum
Sekali 500 mg
Sehari 1500 mg = 1,5g
5. Cara Kerja
N Kelas Kegiatan
o
1. Penimbangan Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang bahan sesuai jumlah yang telah dihitung
D. PENGEMASAN
1. Etiket
AMINOFILIN
Komposisi :
Indikasi :
Untuk meringankan dan mengatasi
serangan asma bronkial
Farmakologi :
Aminofilin merupakan turunan metilxantin
yang mempunyai efek bronkodilator
dengan jalan melemaskan otot polos
bronkus
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap aminofilin atau
komposisi obat. Penderita tukak lambung,
diabetes
Efek samping :
Gastrointestinal (mual, muntah, diare)
Susunan saraf pusat (sakit kepala,
insomnia)
Dosis:
Dewasa : 3 x 1 kapsul
Anak (6-12 tahun) : 2 x 1 kapsul
Perhatian :
Dewasa : Kontraindikasi :
3 X 1 kapsul
Hipersensitif
No Reg : GKL2000100201AI
Netto: 500 mg Netto: 500 mg
No Batch : 002001
Efek Samping :
Gastrointestinal (mual,
Exp : September 2022
Netto :500 mg muntah, diare) PT. REAGEN
PT. REAGEN Susunan saraf pusat (sakit
kepala, insomnia) KUPANG-NTT-
KUPANG-NTT-
PT. REAGEN INDONESIA
INDONESIA
E. EVALUASI
1) Uji organoleptis
(bau, warna, kelarutan, rasa )
2) Keseragaman bobot
Ditimbang 10 kapsul sekaligus dan ditimbang satu per satu isi tiap kapsul.
Kemudian timbang seluruh cangkang kosong dari 10 kapsul tersebut lalu hitung
bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul
3) Keseragaman kandungan
Ambil ± 30 satuan dan lakukan untuk sediaan padat, tetapkan kadar masing-
masing 10 satuan menggunakan metode analisis yang sesuai.
4) Waktu hancur
Tidak boleh lebih dari 15 menit dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas
waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi
Cara kerja :
1. Masukkan 6 kapsul ke dalam keranjang
2. Keranjang diturun naikkan secara teratur sebanyak 30 kali tiap menit
3. Kapsul dinyatakan hancur jika tidak ada bagian kapsul yang tertinggal diatas
kaca.
4. Jika ada 1 atau 2 kapsul yang hancur, ulangi dengan 12 kapsul tidak kurang
dari 16 dan 18 kapsul yang diuji harus hancur semua
5) Waktu Larut
1. Masukkan sejumlah volume pada media disolusi hingga suhu 37ͦ C ± 0,5.
Keluarkan termometer dari alat.
2. Masukkan 1 unit sediaan pada 6 silinder
3. Jalankan alat, seperti yang tertera pada monografi
4. Dalam selang waktu yang dinyatakan, ambil larutan uji
5. Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada masing-masing monografi
BAB III
Pada praktikum kali ini, praktikan membuat kapsul aminofilin dengan metode granulasi
basah. Granulasi basah merupakan suatu proses pencampuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambah cairan pengikat dengan jumlah yang
tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan
apabila zat aktif tahan terhadap panas dan lembab. Umumnya untuk zat aktif yang sulit
dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi massa tablet atau kapsul dengan larutan pengikat tertentu
sampai mendapatkan tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut
digranulasi (Anonim,2010).
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai
suatu pengompakan, dimana tekhnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke serbuk dan cairan dimasukan terpisah.
Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang
terbentuk diantara partikel dan kekuatan dan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan
yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiller paling penting
pada awal pembentukkan granul bila cairan sudah ditambahkan. Pencampuran dilanjutkan
sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah
diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan
dengan alat penggiling dengan tujuan agar terbentuk granul sehingga luas permukan
meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah pengeringan granul diayak
kembali dengan ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang digunakan dan ukuran
tablet atau kapsul yang akan dibuat.
A. Preformulasi
Alasan penggunaan aminofilin dalam formula ini adalah sebagai zat aktif karena
aminofilin memiliki khasiat mengatasi asma bronkial. Aminofilin termasuk dalam
golongan derivat xantin, dimana mekanisme kerjanya yaitu memblok reseptor
adenosin dan mencegah meningkatnya HRB sehingga berkhasiat profilaktif.
Penggunaan secara terus menerus pada terapi pemeliharaan ternyata efektif
mengurangi frekuensi serangan.
Alasan penggunaan bahan tambahan yaitu :
o Amilum sebagai bahan penghancur karena granulnya mampu mengembang
ketika kontak dengan udara
o Sukrosa sebagai bahan pengisi karena memiliki kompresibilitas yang baik
dan bersifat lembam (Lachman,1994)
o Mucilago Amili sebagai suspensi atau bubur untuk mengikat
o Mg Stearat sebagai lubrikan yang berfungsi sebagai eksipien untuk
menghilangkan gesekan
o Talk sebagai glidan yang berfungsi sebagai pelincir yang menunjang
karakteristik aliran granul atau mengikat aliran granul
B. Identifikasi
o Identifikasi organoleptis
Pada praktikum ini diperoleh hasil yang sesuai yang tertera pada Farmakope
Indonesia Edisi III tahun 1979.
C. Evaluasi
o Uji organoleptis
(bau, warna, kelarutan, rasa )
o Keseragaman bobot
Ditimbang 10 kapsul sekaligus dan ditimbang satu per satu isi tiap kapsul.
Kemudian timbang seluruh cangkang kosong dari 10 kapsul tersebut lalu hitung
bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul
o Keseragaman kandungan
Ambil ± 30 satuan dan lakukan untuk sediaan padat, tetapkan kadar masing-
masing 10 satuan menggunakan metode analisis yang sesuai.
Waktu hancur
Tidak boleh lebih dari 15 menit dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas
waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi
Cara kerja :
1. Masukkan 6 kapsul ke dalam keranjang
2. Keranjang diturun naikkan secara teratur sebanyak 30 kali tiap menit
3. Kapsul dinyatakan hancur jika tidak ada bagian kapsul yang tertinggal
diatas kaca.
4. Jika ada 1 atau 2 kapsul yang hancur, ulangi dengan 12 kapsul tidak
kurang dari 16 dan 18 kapsul yang diuji harus hancur semua
o Waktu Larut
1. Masukkan sejumlah volume pada media disolusi hingga suhu 37ͦ C ±
0,5. Keluarkan termometer dari alat.
2. Masukkan 1 unit sediaan pada 6 silinder
3. Jalankan alat, seperti yang tertera pada monografi
4. Dalam selang waktu yang dinyatakan, ambil larutan uji
5. Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada masing-masing
monografi
D. Label
DITOLAK
Nama Bahan/Produk :
No. Bets :
Tanggal Penolakan :
Petugas Berwenang :
PT SOLIDER FARMA
KOTOR
RUANGAN / MESIN / ALAT’
RUANGAN/MESIN/ALAT :
MASA PRODUK :
NO. BETS :
TANGGAL :
PEMERIKSAAN PENGAWAS :
TANGGAL :
PT SOLIDER FARMA
BERSIH
RUANGAN / MESIN / ALAT’
RUAHAN/MESIN/ALAT :
PRODUK SEBELUMNYA :
NO. BETS :
TANGGAL :
PELAKSANA : TANGGAL:
PENGAWAS : TANGGAL:
OLEH :
TANGGAL :
Tanggal : Tanggal :
Tanggal : Tanggal :
Catatan :
PT SOLIDER FARMA PT SOLIDER FARMA
BAGAN PEMASTIAN MUTU/BAGAN PENGAWASAN MUTU BAGAN PEMASTIAN MUTU/BAGAN PENGAWASAN MUTU
SAMPEL TELAH DIAMBIL SAMPEL TELAH DIAMBIL
No. Bets. / No. Wadah : dari: No. Bets. / No. Wadah : dari:
No. Bets. / No. Wadah : dari: No. Bets. / No. Wadah : dari:
No. Bets. / No. Wadah : dari: No. Bets. / No. Wadah : dari:
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam membuat suatu formula kapsul granulasi basah selain adanya zat aktif, juga
ditambahkan bahan tambahan seperti bahan pengisi (sukrosa), bahan lubrikan (Mg
stearat), bahan pengikat (Mucilago amili), bahan penghancur (Amilum), dan bahan
pelicin (talkum). Hal ini dilakukan agar kapsul yang akan dibuat menghasilkan hasil
yang baik dan dapat memenuhi kriteria kapsul seperti yang telah ditentukan
B. Saran
Dalam menentukan suatu formula hendaknya kita selalu memperhatikan fungsi
bahan, konsentrasi ,inkompabilitas dengan bahan lain, kelarutan serta stabilitas dari
bahan tersebut.