Proposal Penelitian
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Kependidikan Sebagai Salah Satu Syarat
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Tadris IPA
Konsentrasi Fisika
Oleh:
Iskandar Zulkarnain
1714080050
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Zulmuqim, MA
Dr. Hj. Prima Aswirna, S.Si, M.Sc
OUTLINE.................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................7
C. Batasan Masalah........................................................................................8
D. Rumusan Masalah.....................................................................................8
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................9
F. Manfaat Penelitian........................................................................................9
G. Defenisi Operasional...............................................................................10
A. Landasan Teori........................................................................................12
1. Pembelajaran IPA................................................................................12
2. Evaluasi Pembelajaran.........................................................................17
3. Instrumen tes........................................................................................20
5. Keterampilan Abad-21.........................................................................33
6. Gender..................................................................................................44
7. MacroMedia Flash...............................................................................49
8. Karakteristik Materi.............................................................................51
B. Penelitian Relavan...................................................................................61
C. Kerangka Berfikir....................................................................................62
D. Hipotesis..................................................................................................63
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian..............................................................................66
1. Jenis Penelitian....................................................................................66
2. Pendekatan Penelitian..........................................................................67
i. Populasi...................................................................................................67
D. Instrumen Penelitian................................................................................69
E. Analisis Data...........................................................................................70
1. Uji Normalitas.....................................................................................70
2. Uji homogenitas...................................................................................72
3. Uji Hipotesis........................................................................................72
F. Prosedur Penelitian.....................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
target untuk mengurangi jumlah penduduk miskin hingga 50% pada tahun
20151.
universal dalam dokumen Transforming Our World: the 2030 Agenda for
membangun dunia yang lebih makmur, adil, inklusif, dan damai berada di
pundak kaum muda2. Salah satu upaya pemerintah yang dapat dilakukan
1
Ishatono Ishatono and Santoso Tri Raharjo, “SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
(SDGs) DAN PENGENTASAN KEMISKINAN,” Share : Social Work Journal 6, no. 2
(December 24, 2016): 159, https://doi.org/10.24198/share.v6i2.13198.
2
Joe Harrianto Setiawan and Cintia Caroline, “DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN DIFUSI
INOVASI AGENDA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS UNTUK MEMBANGUN
KESADARAN PEMUDA MENGENAI MASALAH SAMPAH PLASTIK” 6, no. 2 (2020): 9.
1
adalah dengan meningkatakan sumber daya manusia karena sumber daya
secara verbal dan non verbal. Peserta didik juga memiliki kemampuan
dengan orang lain. Pembelajaran fisika yang ideal juga melatih peserta
2
mengevaluasi3. Ada empat soft skill yang harus dimiliki oleh peserta didik
akan berhasil dengan baik jika tidak diikuti oleh asesmen yang sesuai.
Menurut Rustaman (dalam Wulan et al., 2019) asesmen yang baik dapat
tinggi atau higher order thinking skills ( HOTS). Sehingga peserta didik
3
Andista Candra Yusro, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis SETS Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa,” Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan
(JPFK) 1, no. 2 (2017): 61–66.
4
Bernie Trilling and Charles Fadel, 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times (John
Wiley & Sons, 2009).
3
memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi dan
HOTS.
flash 8.
5
Patrick Griffin and Esther Care, Assessment and Teaching of 21st Century Skills: Methods and
Approach (Springer, 2014).
6
Ana Ratna Wulan, Aisah Isnaeni, and Rini Solihat, “Penggunaan Asesmen Elektronik Berbasis
Edmodo Sebagai Assessment for Learning Keterampilan Abad 21,” Indonesian Journal of
Educational Assesment 1, no. 2 (February 13, 2019): 1, https://doi.org/10.26499/ijea.v1i2.7.
4
macromedia flash yang menarik dan interaktif ini peserta didik diharapkan
hasil penting dari pendidikan tinggi dan di beberapa negara telah menjadi
Selain itu, prestasi belajar siswa cenderung menurun pada semua aspek
7
Putu Verawati et al., “The Effect of Scientific Creativity in Inquiry Learning to Promote Critical
Thinking Ability of Prospective Teachers.,” International Journal of Emerging Technologies in
Learning 14, no. 14 (2019).
8
Kusuma Merta Dhewa et al., “The Development of Higher Order Thinking Skill (Hots)
Instrument Assessment in Physics Study,” IOSR Journal of Research & Method in Education
(IOSR-JRME) 7, no. 1 (2017): 26–32.
5
penalaran dengan mengajarkan siswa untuk mengembangkan cara berpikir
tingkat tinggi.
yang belajar disekolah baik peserta didik laki-laki maupun peserta didik
belajar dengan bidang studi yang dipelajarinya, Baik dari segi metodenya,
rata-rata nilai peserta didik perempuan yang lebih tinggi daripada peserta
didik laki-laki.
hasil evaluasi siswa masih tetap rendah. Menurut peserta didik AY, DA
batas waktu tertentu jadi kadang peserta didik merasa kewalahan. Selai
6
itu, soal-soal diberikan dalam bentuk foto yang berisi soal yang ditulis
Valid (dari segi materi, media dan bahasa), praktis dan efektif. Peneliti
B. Identifikasi Masalah
2. Dari segi pengerjaan Soal fisika tentang HOTS siswa masih lemah
dalam menafsirkan maksud dari soal tersebut, hal ini disebabkan tingkat
9
Trisno Zal Afandi, “Pengembangan Assesment High Order Thinking Skill (HOTS) Berbantuan
Aplikasi Macromedia Flash Terhadap Keterampilan Abad 21 Peserta Didik,” 2020.
7
3. Peserta didik laki-laki dan perempuan masih kesulitan dalam penguasaan
materi terkait dengan Suhu, Kalor dan Sumber – sumber energi hal ini
jawaban.
C. Batasan Masalah
(HOTS) dalam pembelajaran Fisika. Selain itu materi pelajaran dalam media
sumber energi.
D. Rumusan Masalah
adalah:
dari gender?
8
2. Bagaimana pelaksanaan assesment HOTS berbantuan Aplikasi
dari gender?
dari gender?
E. Tujuan Penelitian
dari gender
dari gender
dari gender
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
9
abad 21 sebagai pembelajaran yang efektif , aktif dan sebagai bagian
2. Manfaat Praktis
pembelajaran fisika
5. Defenisi Operasional
data dan informasi secara sistematis tentang suatu atribut, orang atau
10
2. HOTS atau Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dalam upaya
Komunikasi.
11
BAB II
DESKRIPSI TEORI
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran IPA
investigating (cara untuk menyelidiki); (3) the way of thinking (cara untuk
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah, jika dikaji Secara umum IPA
meliputi tiga cabang ilmu dasar diantaranya biologi, fisika dan kimia.
12
dan memahami sehingga siswa dapat memahami alam sekitar secara
ilmiah10.
sehari-hari11.
sehari-hari.
alam akan terjadi jika memperhitungkan tiga aspek yaitu integrasi dan
10
FATWA SUCI KARUNIA, “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
MACROMEDIA FLASH 8 PELAJARAN IPA MATERI ENERGI LISTRIK KELAS VI DI SD,”
2017.
11
KARUNIA.
13
Sedangkan pendidikan IPA di Indonesia bertujuan agar siswa memiliki
ini menyiratkan aspek yang suci untuk mengejar pengetahuan ilmiah oleh
umat Islam, karena alam itu sendiri dilihat dalam al-Qur’an sebagai
nilai-nilai tauhid.
dengan teori agama sehingga akan terbangun teori yang kuat, saling
Nilai-nilai Islam suatu bahan ajar dalam IPA adalah kandungan nilai
12
Susilowati Susilowati, “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terintegrasi Nilai Islam Untuk
Meningkatkan Sikap Dan Prestasi Belajar IPA Siswa,” Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 3, no. 1
(2017): 78–88.
14
yang dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala hal yang terjadi mesti
berbunyi:
َس َو ْٱلقَ َم َر لَيَقُولُ َّن ٱهَّلل ُ ۖ فَأَنَّ ٰى ي ُْؤفَ ُكون َ ْت َوٱأْل َر
َ ض َو َس َّخ َر ٱل َّش ْم َ ََولَئِن َسأ َ ْلتَهُم َّم ْن خَ ل
ِ ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa Sains atau IPA merupakan cara
Contonya dengan adanya air, udara, dan api itu semua merupakan
penciptaan dari Allah Swt. Kebutuhan air bermanfaat bagi semua makhluk
untuk mnghangatkan tubuh dan dan dapat menerangi rumah. Itu semua
13
Ewita Cahaya Ramadanti, “INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBELAJARAN
IPA,” Jurnal Tawadhu 4, no. 1 (2020): 1053–62.
14
Ramadanti.
15
merupakan ciptakan dari Allah Swt tidak ada menandangi
penciptaanNya15.
Nilai-nilai Iman dan Taqwa dapat diajarkan kepada siswa antara lain
mulut untuk berbicara yang sopan tanpa menyakiti oranglain dan telinga
lautan. Dari semua itu, kita selalu mengingat bahwa yang demikian
merupakan ciptaan dari Allah Swt yang nantinya harus dijaga dan
2. Evaluasi Pembelajaran
evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga.Nilai
Evaluasi dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terus
a. Fungsi Evaluasi
lulus20.
19
Ina Magdalena, Alvi Ridwanita, and Bunga Aulia, “Evaluasi Belajar Peserta Didik,” PANDAWA
2, no. 1 (2020): 117–27.
20
Ewita Cahaya Ramadanti, “INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PEMBELAJARAN
IPA,” Jurnal Tawadhu 4, no. 1 (2020): 1053–62.
18
2) Evaluasi berfungsi diagnostik. Apabila alat yang digunkan dalam
b. jenis-Jenis Evaluasi
2) Evaluasi Sumatif
c. Metode Evaluasi
Teknik non tes adalah alat yang dilakukan tanpa melalui tes.
159)
3. Instrumen tes
instrumen tes (soal) dan instrumen non tes. Dalam bidang pendidikan
22
Fitri Mar’atus Solekhah, “Pengembangan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak,” 2018.
20
instrumen non tes. Instrumen tes ini dapat berupa pemberian soal kepada
tugas yang harus dilaksanakan oleh subjek yang akan dites. Penyusunan
menghasilkan suatu tes yang dapat mengukur hasil belajar peserta didik
yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil
belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh maisng-masing peserta didik
harus dilakukan adalah menetapkan tujuan tes. Setiap tes yang dibuat
b. Analisis kurikulum.
23
Solekhah.
24
Puji Djaali Dan Muljono, “Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan,” Program Pascasarjana
Universitas Negara Jakarta: Jakarta, 2004.
21
Analisis kurikulum memiliki tujuan untuk menentukan setiap bobot
butir soal untuk setiap pokok bahasan soal objektif atau bobot soal
menjamin sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua pokok
butir-butir tes.
22
f. Penulisan soal. Setelah kisi-kis dalam bentuk tabel-tabel spesifikasi
soal. Hal hal yang harus diperhatikan dalam membuat butir-butir sola
1) Soal yang dibuat harus valid (validitas konstruk) dalam arti mampu
sesungguhnya.
validitas soal.
23
kesalahan dalam pengetikan dan lain sebagainya. Untuk itu,
oleh ahli yang memahami materi tes maupun teknik penulisan soal
8) Reproduksi soal tes terbatas. Tes yang sudah jadi dan siap
9) Uji coba tes. Tes yang sudah diperbanyak akan diuji cobakan pada
10) Analisis hasil uji coba. Berdasarkan data hasil uji coba yang
24
yang valid belum memenuhi syarat berdasarkan hasil konfirmasi
yang diperlukan.
12) Merakit soal menjadi tes. Urutan soal dalam suatu tes dilakukan
menurut tingkat kesukaran soal, yaitu dari soal yang mudah hingga
yang di ambil tidak salah. Jika salah mengambil data, maka hasil
karena itu diperlukan adanya evaluasi melalui tes maupun non tes
25
Gaguk Margono Sudaryono and Wardani Rahayu, “Pengembangan Instrumen Penelitian
Pendidikan,” Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
26
Akhmad Sudrajat, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Dan Model
Pembelajaran,” Online)(Http://Smacepiring. Wordpress. Com), 2008.
25
kemampuan siswa secara menyeluruh sesuai dengan aspek yang
untuk mengukur27.
Ada empat cara dalam menilai instrumen (alat ukur) yaitu: (1)
yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun, sehingga
butir – butir tes (3) mengadakan uji validitas, (4) dengan mengadakan
27
Solekhah, “Pengembangan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Materi
Hukum Newton Tentang Gerak.”
28
Hadian Tanudjaja, “DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta,” n.d.
26
berdasarkan teori-teori dari para ahli), dan validitas empiris (validitas
konsistensi dari hasil tes sehingga dapat dipercaya sebagai alat ukur,
baik, yaitu sebagai berikut: (1) Valid atau sahih, yaitu tepat digunakan
untuk menilai; (2) Reliabel atau dapat dipercaya, yaitu data yang
dikatakan baik apabila soal tes tersebut memiliki minimal dua kriteria
dipertanggungjawabkan31.
era globalisasi dan disrupsi inovasi (Lin, Li, & Wu, 2018; Sing & Kong,
2017).
31
Solekhah, “Pengembangan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Materi
Hukum Newton Tentang Gerak.”
32
Mochammad Maulana Trianggono, “Analisis Kausalitas Pemahaman Konsep Dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pemecahan Masalah Fisika,” Jurnal Pendidikan Fisika
Dan Keilmuan (JPFK) 3, no. 1 (2017): 1–12.
28
mempersepsikan, sedangkan arti dari keterampilan, yaitu tindakan dari
kesimpulan.
berpikir kritis dan berpikir logis, (2) berpikir reflektif, (3) berpikir
33
Valerie Wilson, Education Forum on Teaching Thinking Skills: Report (Scottish Executive,
2000).
34
Adi W Gunawan, “Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated
Learning, Jakarta: PT,” Gramedia Pustaka Utama, 2003.
29
peserta didik dapat ditempuh dengan cara mengukur melalui beberapa
memberi alasan.
30
soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada
soal recall .
dengan level kemampuan C1,C2 dan C3. Salah satu penerapan untuk
35
Nusrotus Sa’idah, Hayu Dian Yulistianti, and Eka Megawati, “Analisis Instrumen Tes Higher
Order Thinking Matematika SMP,” Jurnal Pendidikan Matematika 13, no. 1 (2019): 41–54.
31
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom
5. Keterampilan Abad-21
keputusan 44.
40
Robert H Ennis, “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions
and Abilities,” University of Illinois 2, no. 4 (2011).
41
Ebiendele Ebosele Peter, “Critical Thinking: Essence for Teaching Mathematics and
Mathematics Problem Solving Skills,” African Journal of Mathematics and Computer Science
Research 5, no. 3 (2012): 39–43.
42
Siti Zubaidah, Aloysius Duran Corebima, and Susriyati Mahanal, “Revealing the Relationship
between Reading Interest and Critical Thinking Skills through Remap GI and Remap Jigsaw.,”
International Journal of Instruction 11, no. 2 (2018): 41–56.
43
Arthur L Costa and Bena Kallick, Dispositions: Reframing Teaching and Learning (Corwin
Press, 2013).
44
Michael S Carriger, “Problem-Based Learning and Management Development–Empirical and
Theoretical Considerations,” The International Journal of Management Education 13, no. 3
(2015): 249–59.
45
Hussain Ali Alkharusi, Humaira Al Sulaimani, and Otherine Neisler, “Predicting Critical
Thinking Ability of Sultan Qaboos University Students.,” International Journal of Instruction 12,
no. 2 (2019): 491–504.
34
keterampilan berpikir siswa (Vieira & Vieira, 2016)46. Siswa yang
berpikir kritisnya.
baru ditemukan dengan cara yang unik, baru dan berguna dan
tidak hanya dalam kuantitas, tetapi juga dalam diversi fi kasi (jenis)
dalam kuantitas, tetapi juga dalam diversi fi kasi (jenis) dan dalam
siswa. Hal ini penting dilakukan sebagai masukan bagi guru agar
49
Esmaeil Kazempour, “The Effects of Inquiry-Based Teaching on Critical Thinking of Students,”
Journal of Social Issues & Humanities 1, no. 3 (2013): 23–27.
50
S Patonah, “Elemen Bernalar Tujuan Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Metakognitif
Siswa SMP,” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 3, no. 2 (2014).
51
Nuryanti, Zubaidah, and Diantoro, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP.”
36
Berpikir kreatif adalah kelancaran, keluwesan, keaslian
terduga.
54
Pendapat lain diungkapkan oleh , yang menjelaskan
52
Arie Wahyuni and Prihadi Kurniawan, “Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa,” Matematika 17, no. 2 (2018).
53
Trianggono, “Analisis Kausalitas Pemahaman Konsep Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Pada Pemecahan Masalah Fisika.”
54
Debra McGregor, Developing Thinking; Developing Learning (McGraw-Hill Education (UK),
2007).
37
imajinasinya untuk menghasilkan ide-ide baru yang digunakan
kreatif55.
kehidupan sehari-hari56.
55
Trianggono, “Analisis Kausalitas Pemahaman Konsep Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Pada Pemecahan Masalah Fisika.”
56
Rahma Faelasofi, “Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Pokok Bahasan
Peluang,” JURNAL E-DuMath 3, no. 2 (2017).
57
Faelasofi.
38
memberikan kesempatan bagi mahasiswa sesuai dengan
Indikator Perilaku
Kelancaran Kemampuan menghasilkan banyak gagasan
Kerincian Kemampuan merinci detail, kemampuan
berbeda
Orisinalitas Kemampuan memberikan arah pemikiran yang
berbeda
c. Keterampilan Kolaborasi
pembelajaran.58
58
Adelina Sporea, Dan Sporea, and V Pais, “A Collaborative Platform for Science Teaching at
Elementary and Middle School Level,” International Journal of Elementary Education 4, no. 1
39
Kolaborasi merupakan jenis interaksi sosial dan proses
sebagainya60.
yang berbeda dalam latar budaya dan nilai yang dianutnya. Dalam
(2015): 1–7.
59
Dabae Lee, Yeol Huh, and Charles M Reigeluth, “Collaboration, Intragroup Conflict, and Social
Skills in Project-Based Learning,” Instructional Science 43, no. 5 (2015): 561–90.
60
Sitti Saenab, Sitti Rahma Yunus, and Husain Husain, “Pengaruh Penggunaan Model Project
Based Learning Terhadap Keterampilan Kolaborasi Mahasiswa Pendidikan IPA,” BIOSEL
(Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science Dan Pendidikan 8, no. 1 (2019): 29–
41.
61
Saenab, Yunus, and Husain.
40
yang berguna dalam melakukan kompromi untuk mencapai tujuan
d. Keterampilan Komunikasi
62
I Wayan Redhana, “Mengembangkan Keterampilan Abad Ke-21 Dalam Pembelajaran Kimia,”
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 13, no. 1 (2019).
63
Nicholas M Ponzio et al., “Learning Science Communication Skills Using Improvisation, Video
Recordings, and Practice, Practice, Practice,” Journal of Microbiology & Biology Education 19,
no. 1 (2018).
64
Christopher Emdin, “Dimensions of Communication in Urban Science Education: Interactions
and Transactions,” Science Education 95, no. 1 (2011): 1–20.
41
yang disampaikannya dapat diterima dengan baik, juga mudah
individu dan kelompok dalam tukar menukar data, fakta dan ide-
sebagainya 66.
65
Umi Kulsum and Sunyoto Eko Nugroho, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Problem
Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Ilmiah Siswa
Pada Mata Pelajaran Fisika,” UPEJ Unnes Physics Education Journal 3, no. 2 (2014).
66
Julie Torruellas Garcia, “Communicating Discovery-Based Research Results to the News: A
Real-World Lesson in Science Communication for Undergraduate Students,” Journal of
Microbiology & Biology Education 19, no. 1 (2018).
42
yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat
Kesetaraan (Equality68.
6. Gender
67
Ayu Noviana, “Pengembangan Perangkat Penilaian Keterampilan Kolaborasi Dan Komunikasi
Berbasis Project Based Learning,” 2019.
68
Noviana.
69
Mellyna Eka Yan Fitri and Lucy Chairoel, “Penggunaan Media Sosial Berdasarkan Gender
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa,” Jurnal Benefita: Ekonomi Pembangunan, Manajemen
Bisnis & Akuntansi 4, no. 1 (2019): 162–81.
70
Yanti Muchtar, “Pendidikan Berperspektif Keadilan Gender,” 2002.
43
kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran
biologis.
hal itu, seperti kultur masyarakat dan sistrem struktur sekolah yang
71
Syaefudin Achmad, “Membangun Pendidikan Berwawasan Gender,” Yinyang: Jurnal Studi
Islam Gender Dan Anak 14, no. 1 (2019): 70–91.
44
dalam bidang pendidikan, persoalan-persoalan seputar gender
sempat tidak seperti lelaki yang memiliki peluang yang besar untuk
itu, tulisan ini disusun oleh penulis dalam rangka menjelaskan tentang
Myers & Dyer ( 2006) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
metode yang tepat dalam hal membina pemikiran kritis, hal tersebut
media sosial74.
informasi dan komunikasi. Dengan kata lain tidak ada pengaruh antara
7. MacroMedia Flash
ini sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat
akan menjadi sarana atau alat dalam proses pembelajaran yang lebih
alokasi waktu dan tenaga. Namun saat ini belum banyak guru yang
komputer80.
pembelajaran.
79
Mellyna Eka Yan Fitri and Lucy Chairoel, “Penggunaan Media Sosial Berdasarkan Gender
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa,” Jurnal Benefita: Ekonomi Pembangunan, Manajemen
Bisnis & Akuntansi 4, no. 1 (2019): 162–81.
80
Riyana Fathiyati and Runtut Prih Utami, “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis
Macromedia Flash Sebagai Sumber Belajar Bagi Siswa SMA/MA Kelas XI Semester 2 Materi
Pokok Sistem Reproduksi Manusia,” vol. 9, 2012.
48
Media berbantuan komputer diharapkan dapat dijadikan sebagai
yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual dan tidak
8. Karakteristik Materi
Materi Pembahasan
Suhu A. Suhu
1. Pengertian Suhu
82
Fathiyati and Utami.
50
Alat untuk pengukur suhu disebut
3. Macam-macam Termometer
Six-Bellani.
a.Termometer Laboratorium
sedang dipanaskan.
b. Termometer Ruang
c.Termometer Klinis
51
d.Thermometer Six-Bellani
tertentu.
100o.
52
kemudian jarak anatara dua titik tetap tersebut
tersebut adalah
°C : °F : °R = 5 : 9 : 4.
i
°C °F °F = °C + 32
°F °C °C = (°F – 32)
°C °R °R = °C
°R °C °C = ° R
°R °F °F = °R + 32
°F °R °R = ° (°F – 32)
°K °C °C = °K – 273
°C °K °K = °C + 273
Kalor B. Kalor
53
1. Pengertian Kalor
2. Satuan kalor
54
batu. Cokelat yang kita genggam dengan
4. Persamaan Kalor
5. Perpindahan Kalor
55
Asas Black Ketika kita memasukkan es
b. Karakteristik Energi
1. Energi Kinetik
2. Energi Potensial
dan thermometer
4. Energi Nuklir
fenomena alam dan diri manusia, hal ini dapat berarti bahwa al-
sains yang premis dasarnya diambil langsung dari wahyu atau ayat-
ayat al-Qur’an83.
74,50 .
ُار ِة لَ َما يَتَفَ َّج ُر ِم ْن ‚ه َ ِت قُلُوبُ ُكم ِّم ۢن بَ ْع ِد ٰ َذل
َ ك فَ ِه َى َك ْٱل ِح َجا َر ِة أَوْ أَ َش ُّد قَ ْس َوةً ۚ َوإِ َّن ِمنَ ْٱل ِح َج ْ ثُ َّم قَ َس
ُ ق فَيَ ْخ ُر ُج ِم ْنهُ ْٱل َمٓا ُء ۚ َوإِ َّن ِم ْنهَ‚‚ا لَ َم‚‚ا يَ ْهبِ‚طُ ِم ْن خَ ْش‚يَ ِة ٱهَّلل ِ ۗ َو َم‚‚ا ٱهَّلل
ُ َّٱأْل َ ْن ٰهَ ُر ۚ َوإِ َّن ِم ْنهَا لَ َما يَ َّشق
83
Azaki Khoirudin, “Sains Islam Berbasis Nalar Ayat-Ayat Semesta,” At-Ta’dib 12, no. 1 (2017):
195–217.
84
Khoirudin.
58
Hubungan antara sains dengan agama adalah dua hal yang
tumbuhan yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah
masih sesuai dengan sains saat ini namun belum utuh karena
2017).
B. Penelitian Relavan
yang baik.
59
diketahui bahwa instrument HOTS dapat mengukur Keterampilan Berpikir
siswa
C. Kerangka Berfikir
yang baik akan mampu menjelaskan secara teoritis antar variabel yang
akan diteliti.
Capaian Solusi:
Meningkatkan Keterampilan abad 21
D. Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang masalah dan kajian teori yang telah
61
62
63
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
terhadap kondisi.
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis penelitiannya yaitu
Tabel 3.1
Kelas A X1 O1 X2 O2
Kelas B X2 O2 X1 O1
Keterangan:
X2 : Kelas konvensional
64
2. Pendekatan Penelitian
1. Populasi
65
2. Sampel
populasi yang diteliti”. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini haruslah
penelitian yang diteliti, maka dibutuhkan satu kelas yaitu kelas eksperimen.
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 madarasah aliyah swasta
andilan, kecamatan dua koto, kabupaten pasaman yang mana terdiri dari 2
siswa . hal ini sesuai dengan kebijakan sekolah dalam penetapan protokol
kesehatan dan pembatasan skala siswa yang belajar dalam setiap harinya
1. Variabel
66
Variabel merupakan titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini,
akibat, karena adanya variabel lain 85. Variabel terikat pada penelitian ini
c. Variabel Kontrol
faktor luar yang diteliti. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah kedua
kelas sampel yang mendapat penerapan dari pendidik dan bahan ajar
yang sama.
2. Data
a. Observasi
b. Tes
D. Instrumen Penelitian
1. Tes
2. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan oleh orang lain dengan
tujuan agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai
86
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
68
d. ST : Sangat Tidak Setuju Diberi skor 1
E. Analisis Data
1. Uji Normalitas
K = 1 +3,3 log n
P = r/k
bk−m
Z= l=|l 1−l 2|; E i=n x l
s
69
5. Mencari chi kuadrat ( x 2 ) dengan rumus:
2
2 ( f 0−f e )
( x )=∑
fe
F0 = frekuensi pengamatan
6. Penentuan normalitas
Jika:
2. Uji homogenitas
S2b
F=
S2k
Dengan:
70
Kebebasan (dk) = (ni-2)
3. Uji Hipotesis
M 1−M 2
t=
2 2
√{ ∑X ∑Y
N X + N Y −2 }{ 1
+
1
N X NY }
Dengan:
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua
b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu
71
F. Prosedur Penelitian
permasalahan
dukungan teori
populasi
pemberian perilaku
g. Merumuskan hipotesis
5. Melaksanakan penelitian
72
6. Memilih data sedemikian rupan
73
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak 14, no. 1 (2019): 70–91.
Bagarukayo, Emily, Theo Weide, Victor Mbarika, and Min Kim. “The Impact of
(2011): 1–20.
Fitri, Mellyna Eka Yan, and Lucy Chairoel. “Penggunaan Media Sosial
(2019): 162–81.
Griffin, Patrick, and Esther Care. Assessment and Teaching of 21st Century Skills:
Utama, 2003.
https://doi.org/10.24198/share.v6i2.13198.
(2013): 23–27.
King, FJ, L Goodson, and F Rohani. “Higher Order Thinking Skills: Definition,
Magdalena, Ina, Alvi Ridwanita, and Bunga Aulia. “Evaluasi Belajar Peserta
(2010).
(2006): 43.
(2014).
Ponzio, Nicholas M, Janet Alder, Mary Nucci, David Dannenfelser, Holly Hilton,
Rudd, Rick, Matt Baker, and Tracy Hoover. “Undergraduate Agriculture Student
Saenab, Sitti, Sitti Rahma Yunus, and Husain Husain. “Pengaruh Penggunaan
Sa’idah, Nusrotus, Hayu Dian Yulistianti, and Eka Megawati. “Analisis Instrumen
Singh, Supriya. “Gender and the Use of the Internet at Home.” New Media &
Com), 2008.
(2017).
1–12.
Trilling, Bernie, and Charles Fadel. 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Turiman, Punia, Jizah Omar, Adzliana Mohd Daud, and Kamisah Osman.
“Fostering the 21st Century Skills through Scientific Literacy and Science
16.
Verawati, Putu, Ni Nyoman Sri, Syahrial Ayub, and Saiful Prayogi. “The Effect
(HOTS),” 2017.
Executive, 2000.
Wulan, Ana Ratna, Aisah Isnaeni, and Rini Solihat. “Penggunaan Asesmen
Zohar, Anat, and Yehudit J Dori. “Higher Order Thinking Skills and Low-
Zubaidah, Siti, Aloysius Duran Corebima, and Susriyati Mahanal. “Revealing the